commit to user
menunjukkan semakin meningkat tekanan pengepresan maka ikatan antar materialnya juga semakin meningkat Arofah, 2008.
Hasil pengujian menunjukkan nilai densitas, konduktivitas panas dan kekuatan bending komposit meningkat seiring bertambahnya tekanan
pengepresan. Densitas, konduktivitas panas dan bending mencapai nilai tertinggi pada tekanan pengepresan 88kgcm
2
, berturut-turut sebesar 1.57 grcm
3 ,
0.297 Wm
c dan 12.14 kgcm
2
. Permukaan patah uji bending komposit diamati menggunakan scanning electron microscope dan terlihat bahwa ikatan antarmuka
matrik dan filler mempunyai ikatan yang baik Indarto, 2010. Ariawan dkk, 2010 melakukan penelitian pengaruh kandungan CaCl
2
terhadap kekuatan bending komposit semen-aren. Dimana semakin tinggi kandungan CaCl
2
maka kekuatan bending, dan densitas komposit semen-aren juga semakin meningkat. Kekuatan bending tertinggi terdapat pada komposit dengan
kandungan 10 CaCl
2
sebesar 135 Mpa. Selain itu pengamatan SEM diketahui bahwa uji pada komposit dengan kandungan 10 CaCl
2
terjadi pemadatan matrik yang lebih tinggi dari pada kandungan 0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa densitas, kekuatan bending, dan kekuatan tarik paku komposit naik seiring dengan bertambahnya tekanan
pengepresan. Densitas, kekuatan bending dan kekuatan tarik paku mencapai nilai tertinggi pada tekanan pengepresan 88kgcm, berturut-turut sebesar 0.8805grcm,
15.97Mpa dan 370N, Hakim, 2008.
2.2. Dasar Teori
Schwartz 1984 mendefinisikan komposit sebagai sistem material yang terdiri dari gabungan dua atau lebih unsur pokok makro yang berbeda bentuk atau
komposisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jadi komposit adalah suatu bahan yang merupakan gabungan atau campuran dari dua material atau lebih pada
skala makroskopis untuk membentuk material ketiga yang lebih bermanfaat. Komposit dan alloy memiliki perbedaan dari cara penggabungannya yaitu apabila
komposit digabung secara makroskopis sehingga masih kelihatan serat maupun matriknya komposit serat sedangkan pada alloy paduan digabung secara
mikroskopis sehingga tidak kelihatan lagi unsur-unsur pendukungnya Jones, 1975.
commit to user
Komposit dibentuk dari dua jenis material yang berbeda, yaitu: 1.
Penguat reinforcement, yang mempunyai sifat sulit dibentuk tetapi lebih kaku serta lebih kuat.
2. Matrik, umumnya mudah dibentuk tetapi mempunyai kekuatan dan
kekakuan yang lebih rendah. Dikarenakan terdiri dari unsur yang berbeda dan digabung, maka tentu ada
daerah-daerah yang berbatasan. Daerah tersebut disebut dengan interface. Sedangkan interphase merupakan daerah ikatan antara material penyusun
komposit.
Gambar 2.1 Ikatan pada komposit George, dkk, 1995
Dari uraian tersebut di atas, maka aspek yang yang penting dalam penunjukan sifat-sifat mekanis dari komposit tersebut adalah optimasi dari ikatan
interfacial antara fiber dan polimer matrik yang digunakan Schwart, MH,1984.
Ikatan antara fiber dengan matriks dipengaruhi langsung oleh reaksi yang terjadi antara matrik dengan fiber. Dengan kata lain transfer beban tegangan
diantara dua fase yang berbeda ditentukan oleh derajat adhesi. Adhesi yang kuat diantara permukaan antara matriks dengan fiber, diperlukan untuk efektifnya
perpindahan dan distribusi beban melalui permukaan ikatan George, dkk. 1995. Berdasarkan bentuk komponen strukturalnya, bentuk-bentuk komponen
utama yang digunakan dalam material komposit dapat dibagi atas tiga kelas Schwartz, 1984, yaitu:
1. Fibrous Composites Komposit Serat
Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau satu lapisan yang menggunakan penguat berupa serat fiber. Fiber yang
digunakan bisa berupa glass fibers, carbon fibers, aramid fibers poly
INTERFACE MATRIKS
SERAT INTERPHASE
BONDING AGENT
commit to user
aramid dengan
kompl K
menjad diantar
a. C
b.
H compo
kompo terlebi
dipaka mudah
tarik d de,
dan se n orientasi
lek seperti an Kebutuhan
dikan komp ranya:
Continous fi
Gamba
Woven fiber
Gamba
Herakovich, osites
’ Komp osit tekstil,
ih dahulu m ai dalam apli
h dibuat kare dan kekakuan
a
Anyam
b
Anyam
Gam
a ebagainya. F
tertentu ba nyaman.
akan penem posit serat
iber composi
ar 2.2 continou
composite
ar 2.3. woven
1998, posit woven
adalah kom menjadi mats
ikasi. Hal in ena sudah te
n yang baik. man 2D
man 3D
mbar 2.4. a a
Fiber ini bi ahkan bisa
mpatan sera dibedakan
ite komposi
us fiber comp
komposit di
fiber compos
dalam bu fabrics
, ata mposit deng
s . Komposit
ni di sebabka ersedia mats
Variasi any
anyaman 2D
isa disusun juga dalam
at dan arah lagi menj
it diperkuat d
posie gibson,
iperkuat den
site gibson, 1
ukunya ‘Me au saat ini p
gan serat ya t jenis ini te
an karena ko s
-nya serta m yaman mats
b anyaman 3
b secara aca
m bentuk y h serat yan
jadi bebera dengan serat
1994
ngan serat an
1994
Mechanics o opuler deng
ang sudah ermasuk pal
omposit jeni memiliki sifa
s yang ada
3D
b
ak maupun yang lebih
ng berbeda apa bagian
t kontinyu
nyaman
of fibrous gan sebutan
direkayasa ling sering
s ini relatif at kekuatan
:
commit to user
c. C
d. H
2. Par
M pengua
3. Lam
M digabu
sendiri Chopped fib
Gambar
Hybrid comp
Gam
rticulate Com Merupakan
atnya dan te
minated Com Merupakan j
ung menjad i.
er composite
r 2.5. chopped
posite komp
mbar 2.6. Hyb
mposites K
komposit y erdistribusi s
Gambar 2.7.
mposites Ko
jenis kompo di satu dan
e komposit
d fiber compo
posit diperku
brid composite
Komposit Par yang mengg
ecara merata
. Particulate C
omposit Lam osit yang ter
setiap lapi diperkuat se
osite Gibson
uat serat kon
e Gibson 199
rtikel gunakan pa
a dalam matr
Composites
minat rdiri dari dua
snya memil erat pendek
1994
ntinyu dan se
94
artikel serbu riknya.
a lapis atau liki karakte
acak
erat acak.
uk sebagai
lebih yang eristik sifat
commit to user
Gambar 2.8. Laminated Composites
2.3. Komponen Penyusun Komposit