commit to user
Jenis I : Semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-
jenis lain. Jenis
II : Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
Jenis III : Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan kekuatan awal yang tinggi setelah pengikatan terjadi.
Jenis IV : Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan panas hidrasi yang rendah.
Jenis V : Portland yang dalam penggunaannya memerlukan keta- hanan tinggi terhadap sulfat
2.3.2 Serat Alam
Komposit yang mengunakan semen memiliki beberapa kelemahan yaitu mudah patahrapuh dan memiliki kekutan tarik yang lemah. Untuk
mengatasi kelamahan yaitu dengan menambahkan serat sebagai filler atau pengisi dalam campuran semen. Dengan penambahan serat alam pada
komposit semen dapat meningkatkan kekuatan tarik, keuletan dan ketangguhan. Karakteristik mekanik maupun fisik material komposit semen
dengan penguat serat alam tergantung pada beberapa faktor antaralin: sifat matrik, perbandingan komposisi matrik dan material pengisinya, ukuran
serat, jenis serat dan penyebaran serat Balaguru, 1992. Menurut Rowell dkk 2000, secara umum serat tumbuhan hampir
sama atau mirip dimana tersusun dari tiga komponen utama, yaitu selulosa, hemiselulosa, lignin
ditambah bahan-bahan lain. Dalam penelitian ini menggunakan dua serat alam yaitu.
a. Serat cantula
Serat cantula diperoleh lewat ekstrasi daun tanaman agave cantula Roxb.
Tanaman cantula tidak memiliki batang yang jelas, dan memiliki daun yang kaku dengan panjang 100-175 cm dengan duri
disepanjang tepi daunnya.
commit to user
Saat ini, serat alam mulai mendaptkan perhatian yang serius dari para ahli material komposit karena:
a Serat alam memiliki kekutan spesifik yang tinggi karena serat alam
memiliki berat jenis yang rendah. b
Serat alam mudah diperoleh dan merupakan sumber daya alam yang dapat diolah kembali, harganya relatif murah, dan tidak
beracun. Dari hasil penelitian badan penelitian dan pengembangan industri
Departemen Perindustrian Yogyakarta diketahui kandungan atau komposisi rata- rata serat cantula sebagaimana data dalam tabel 2.2
Tabel 2.2. sifat serat cantula Komposisi Kadar
Hemiselulosa 9,45
A-selulosa 64,23
Lignin 5,91
Abu 4.98
Ekstrakting Alkohol Benzena 3.38
Kadar Air Alkohol Benzena 11,95
Tanaman Cantula meliliki kandungan selulosa yang cukup tingi, yakni 64,23 hal ini menunjukkan bahwa serat ini berpotensi sebagai bahan
penguat komposit. b.
Serat Aren Aren atau enau Arenga pinnata adalah palma yang terpenting setelah
kelapa karena merupakan tanaman serba guna. Pohon aren merupakan tanaman daerah tropis, dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah
hingga ketinggian 1.400 m di atas permukaan air laut dan tersebar di India, Malaysia, Indonesia, Filipina. Luas lahan aren di Indonesia
pada tahun 2002 adalah sekitar 47.730 ha, yang terdapat di daerah Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat,
Bengkulu, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, dan
commit to user
Sulawesi Selatan Warta penelitian dan pengembangan pertanian, 2009.
Dari seluruh bagian pohon aren dapat dimanfaatkan baik dari buah, daun, nira, dan batangnya dapat diambil sari patinya untuk dijadikan
tepung aren. Salah satu pusat Industri yang mengolah pohon aren menjadi tepung aren terdapat di Desa Daleman, Kecamatan Tulung,
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Dari pengolahan tepung aren menghasilkan limbah padat yang dimanfaatkan sebagai media untuk
menanam jamur dan pakan ternak, sedangkan yang berbentuk serat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak dan selebihnya
dibuang Mayriana, dkk, 2005.
2.3.3 Air