PENDAHULUAN PRINSIP KERJA SAMA DAN KESANTUNAN TUTURAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN Prinsip Kerja Sama dan Kesantunan Tuturan Perawat dalam Menghadapi Pasien yang Mengalami Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Surakarta.

3

B. METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa RSJ Surakarta. Waktu penelitian direncanakan pada bulan Desember 2014, yakni dari tanggal 18 Desember 2014 sampai dengan 19 Maret 2015.

2. Jenis dan Strategi Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang berbentuk kualitatif dengan menggunakan strategi penelitian analisis isi. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi. Analisis menekankan pada makna yang terkandung dalam bentuk pemakaian prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan untuk mendeskripsikan tuturan yang tersirat.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah prinsip kerjasama dan prinsip kesantunan dalam tuturan perawat saat menghadapi pasien gangguan jiwa di RSJ Surakarta. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah perawat yang menangani pasien gangguan jiwa di RSJ. Surakarta.

4. Sumber Data

Sumber data merupakan tempat ditemukannya data-data yang diteliti. Setiap sumber data harus mencerminan sebuah subjek sasaran dan konteks Sudaryanto, 1992: 36-37. Data dalam penelitian ini berupa dialog tuturan perawat dan pasien gangguan jiwa di RSJ Surakarta. Penelitian ini menggunakan sumber data primer. Sumber data primer penelitian ini adalah tuturan perawat dalam menghadapi pasien gangguan jiwa di RSJ Surakarta. Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini yakni penelitian-penelitian yang relevan seperti jurnal penelitian, skripsi, dan thesis.

5. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik rekam, simak, dan catat. Teknik rekam yaitu pemerolehan data dengan cara merekam tuturan dalam pemakaian bahasa lisan dengan alat tape recorder Subroto, 1992: 4 36-37. Metode simak adalah metode penyediaan data yang di lakukan dengan cara menyimak penggunaan bahasa Mahsun, 2012: 92.

6. Keabsahan Data

Dalam penelitian ini digunakan triangulasi teori, triangulasi teoritis dilakukan berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaan dengan satu atau lebih rinci, maka dalam penelitian ini dikumpulkan beberapa teori dari beberapa ahli untuk mengambil konteks yang bisa dikategorikan objek pragmatik.

7. Metode dan Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka setelah data diklasifikasikan, selanjutnya data akan dianalisis dengan menggunakan metode padan. Menurut Sudaryanto 1993: 13-14 metode padan alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa langue yang bersangkutan. Berdasarkan penjelasan di atas metode padan yang digunakan adalah metode padan pragmatis yang alat penentunya orang yang menjadi mitra wicara.

8. Metode Penyajian Data

Metode penyajian data yang digunakan yakni penyajian informal. Peneliti menyajikan data dengan menggunakan kata-kata biasa atau dengan kata lain peneliti mendeskripsikan hasil penelitian dengan menggunakan kata-kata tanpa menggunakan lambang-lambang seperti dalam penyajian data formal.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Temuan Bentuk Prinsip Kerja Sama

Berikut ini wujud prinsip kerja sama tuturan perawat dengan pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa RSJ Surakarta dijelaskan sebagai berikut.

a. Maksim Kuantitas The Maxim of Quantity

Berikut wujud maksim kualitas dalam tuturan perawat dan pasien gangguan jiwa. Tuturan 1 Perawat : “Selamat pagi.. nama saya Tomy Dadiyanto saya senang dipanggil Tomy nama Ibu siapa? Senang dipanggil apa?” Pasien : “Sutini.. panggil Tini.” 5 Informasi Indeksal Dituturkan oleh perawat kepada pasien gangguan jiwa ketika akan berkenelan diawal pertemuan di ruang arjuna. Tuturan 1 di atas dituturkan oleh perawat kepada salah satu pasien gangguan jiwa. Konteks situasi tutur pada saat itu yakni perawat hendak mengenalkan diri kepada pasien yang mengalami gangguan jiwa. Perawat menyebutkan namanya, dan ingin mengetahui atau mengenal pasien dengan berbalik menanyakan nama pasien. Perawat berusaha memberi tahu pasien bahwa kedatangannya kesini untuk merawat si pasien tersebut. Tuturan 1 tersebut merupakan tuturan yang sudah jelas dan sangat informatif isinya. Karena, tanpa harus ada tambahan informasi lain, tuturan tersebut sudah dapat dipahami maksudnya dengan baik oleh si mitra tutur. Pasien yang mengalami gangguan jiwa bisa menjawab dengan menyebutkan namanya. Mitra tutur yaitu pasien menjawab seinformatif mungkin, artinya jawaban yang diberikan sudah memadai atau relatif dengan pertanyaan yang diajukan oleh penutur sehingga tuturan di atas secara kuantitas telah memenuhi adanya maksim kuantitas.

b. Maksim Kualitas The Maxim of Quality

Berikut wujud maksim kualitas dalam tuturan perawat dan pasien gangguan jiwa. Tuturan 2 Perawat : “Apa yang Ibu lakukan untuk mengatasi rasa tidak nyaman selama ini?” Pasien : “Menyendiri” Perawat : “Apakah cara itu bisa mengatasi masalah Ibu? Ada cara yang bisa Ibu lakukan untuk mengatasi ketidaknyamanan yang Ibu alami akibat peristiwa trauma tersebut yaitu bercerita.” Informasi Indeksal Dituturkan oleh perawat kepada pasien pada saat perawat ingin mengetahui keadaan pasien yang sedang menyendiri di ruangannya tanpa ada suara. Tuturan 2 di atas menunjukkan adanya pemenuhan maksim kualitas. Tuturan tersebut dituturkan oleh perawat saat ingin melihat keadaan pasien. Perawat ingin memberitahu pasien dalam mengatasi masalahnya sendiri tanpa

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Sumatera Utara, Medan

0 69 9

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

3 61 149

EMPATI PERAWAT PASIEN GANGGUAN JIWA NASKAH PUBLIKASI Empati Perawat Pasien Gangguan Jiwa.

0 6 29

EMPATI PERAWAT PASIEN GANGGUAN JIWA SKRIPSI Empati Perawat Pasien Gangguan Jiwa.

0 8 17

PRINSIP KERJA SAMA DAN KESANTUNAN TUTURAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN Prinsip Kerja Sama dan Kesantunan Tuturan Perawat dalam Menghadapi Pasien yang Mengalami Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Surakarta.

0 3 13

PENDAHULUAN Prinsip Kerja Sama dan Kesantunan Tuturan Perawat dalam Menghadapi Pasien yang Mengalami Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Surakarta.

0 3 4

Perbedaan tingkat kecemasan perawat pria dan wanita menikah dalam menghadapi pasien di rumah sakit jiwa.

0 0 143

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

0 0 15

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

0 0 2

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

0 0 7