dan pemeliharaan daftar umum pendaftaran tanah.
35
9. Para pihak adalah perorangan atau badan hukum yang melakukan perbuatan hukum tertentu dihadapan PPAT, mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas
Satuan Rumah Susun.
36
G. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang terdapat dari literature buku-buku maupun ilmu teknologi. Hal
ini disebabkan, oleh karena penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematika, metodologis, dan konsisten. Melalui proses penelitian
tersebut dilakukan analisa dan konstruksi terhadap data yang dikumpulkan dan diolah.
37
1. Spesifikasi Penelitian
“Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif, artinya penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara cermat karakteristik dari fakta-fakta individu,
kelompok atau keadaan, dan untuk menentukan frekuensi sesuatu yang terjadi”.
38
Dengan penelitian yang bersifat deskriptif dimaksudkan untuk melukiskan keadaan objek atau peristiwanya, kemudian menelaah dan menjelaskan serta menganalisa data
35
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Pasal 1 angka 23.
36
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat
Akta Tanah, Pasal 1 ayat 9.
37
Soejono Soekanto dan Sri Mulyadji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tujuan Singkat, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1995, hal. 7.
38
Rianto Adi, Metode Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta, Garanit, 2004, hal. 58.
Universitas Sumatera Utara
secara mendalam dengan mengujinya dari berbagai peraturan perundangan yang berlaku maupun dari berbagai pendapat ahli hukum sehingga dapat diperoleh
gambaran tentang data faktual yang berhubungan dengan pembuatan akta jual beli tanah bersertipikat yang tidak sesuai dengan tata cara pembuatan akta PPAT.
2. Metode Pendekatan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang bersifat yuridis empiris. Metode yuridis empiris dipergunakan untuk mendapatkan jawaban
dari permasalahan dengan melihat berbagai aspek yang terdapat dalam pembuatan akta jual beli tanah bersertipikat yang dibuat oleh PPAT, sehingga akan diketahui
akibat hukum pembuatan akta jual beli tanah bersertipikat yang tidak sesuai dengan tata cara pembuatan akta PPAT.
3. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Populasi, adalah seluruh obyek atau seluruh individu atau seluruh, gejala
kejadian atau seluruh unit yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah Pejabat Pembuat Akta Tanah di Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.
Populasi adalah seluruh PPAT di Kabupaten Langkat yang pada saat ini berjumlah sebanyak 20 PPAT, karena untuk mengambil data tidak harus seluruh
populasi, maka ditetapkan hanya kepada sebanyak 10 PPAT. Penetapan sampel dilakukan berdasarkan purposive sampling, yang artinya sampel telah ditentukan
dahulu berdasar objek yang diteliti. Teknik ini dipakai karena didasarkan pada
Universitas Sumatera Utara
banyaknya akta yang dibuat oleh PPAT tersebut pada setiap bulannya dan selain itu, karena alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Selanjutnya data yang diambil
dalam penelitian ini adalah pada 10 PPAT yang dijadikan sampel tersebut.
4. Sumber Data