dicantumkan pada bagian atas. Panjang gelombang atau frekuensi titik minimum suatu pita absorpsi, digunakan untuk mengidentifikasi tiap pita. Titik ini lebih dapat
diperoleh-ulang reproduksibel daripada jarak suatu pita lebar, yang beraneka ragam menurut konsentrasi contoh maupun kepekaan instrument. Banyaknya gugus yang
identik. dalam sebuah molekul mengubah kuat relatif pita absorpsinya dalam suatu spektrum Fessenden, 1986.
Kelebihan-kelebihan FT-IR mencakup persyaratan ukuran sample yang kecil, perkembangan spektrum yang cepat, dan karena instrumen ini memiliki system
komputerisasi terdedikasi, kemampuan untuk menyimpan dan memanipulasi spektrum. FT-IR telah membawa tingkat kesebergunaan yang lebih besar ke
penelitian-penelitian struktur polimer. Karena spektrum-spektrum bias di-scan, di simpan, dan ditransformasikan dalam hitungan detik, tehnik ini memudahkan
penelitian reaksi-reaksi polimer seperti degradasi dan ikat silang Stevens, 2001.
2.13.2. SEM Scanning Electron Microscopy
Skanning Elektron Miskroskopi SEM merupakan alat yang dapat membentuk bayangan permukaan. Struktur permukaan suatu benda uji dapat dipelajari dengan
mikroskop elektron pancaran karena jauh lebih mudah mempelajari struktur permukaan itu secara langsung Nur, 1997.
Pada SEM suatu berkas elektron yang sangat halus di-scan menyilangi permukaan sampel dalam sinkronisasi dengan berkas tersebut dalam tabung sinar
katoda. Elektron-elektron yang akan terhambur digunakan untuk memproduksi sinyal yang memodulasi berkas dalam tabung sinar katoda, yang memprodukasi suatu citra
dengan kedalaman medan yang besar dan penampakan yang hampir tiga dimensi. SEM memberikan informasi yang bermanfaat mengenai topologi permukaan dengan
resolusi sekitar 100 Å. Aplikasi yang khas mencakup penelitian dispersi-dispersi pigmen dalam cat,
pelepuhan atau peretakan koting, batas-batas fasa dalam polipaduan yang tak dapat bercampur, struktur sel busa-busa polimer, dan kerusakan bahan perekat Stevens,
2001.
2.13.3. Uji Kekuatan Tarik
Sifat mekanik biasanya dipelajari dengan mengamati sifat kekuatan tarik σ
t
menggunakan alat pengukur tensometer dan dinamometer, bila terhadap bahan diberikan tegangan. Kekuatan tarik mengacu pada ketahanan terhadap tarikan.
Kekuatan tarik diukur dengan menarik sekeping polimer dengan dimensi yang seragam. Kekuatan tarik diartikan diartikan sebagai besarnya beban maksimum
Fmaks yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan, dibagi dengan luas penampang bahan. Karena selama di bawah pengaruh tegangan, spesimen mengalami
perubahan bentuk deformasi maka definisi kekuatan tarik dinyatakan dengan luas penampang semula Ao Wirjosentono, 1995.
�
�
= �����
� dalam satuan dyne per sentimeter kuadrat CGS atau Newton per meter kuadarat
MKS atau pound per inchi kuadrat, psi, dalam satuan Bristish Stevens,2001. Selama deformasi, dapat diasumsikan bahwa volume spesimen tidak berubah
sehingga perbandingan luas penampang semula dengan penampang setiap saat. Kemuluran ε sebagai nisbah pertambahan panjang terhadap panjang spesimen
semula. Tekanan tarik tensile stress sebagai rasio dari gaya observasi ke area perpotongan silang dari spesimen yang tidak meregang. Kemuluran dapat dihitung
dengan persamaan : ��������� =
� − �� ��
� 100 Dimana L merupakan panjang spesimen setelah diuji kemulurannya dan Lo
merupakan panjang mula-mula spesimen sebelum dilakukan uji kemulurannya dengan satuan milimeter mm. Kecepatan standar untuk uji-tegang dari karet mesin adalah
500 ± 50 mm 20 ± 2 inch per menit. Kekuatan tarik dari karet alam, turun secara drastis pada suhu kristis antara 40
o
C dan 130
o
C. Hal ini dihubungkan ke ukuran dari retakan yang terjadi secara alami Morton, 1987.
Hasil pengamatan sifat kekuatan tarik ini dinya takan dalam bentuk kurva tegangan, yaitu grafik antara beban dengan luas penampang terhadap perpanjangan
bahan regangan, yang disebut kurva regangan-tegangan. Bentuk kurva regangan
tegangan ini merupakan karakteristik yang menunjukkan indikasi sifat mekanik bahan yang lunak, keras, kuat, lemah, rapuh atau liat Wirjosentono, 1995.
Beberapa sifat-sifat mekanik dari homopolimer umum dapat dilihat dari tabel 2.3 dibawah ini :
Tabel 2.3 Sifat-sifat Mekanik Beberapa Homopolimer Umum
Polimer Sifat-sifat tarik patahan
Kekuatan Tarik
MPa Modulus
MPa Perpanjangan
LDPE Low Density Polyethylene 8,3–31
172-283 100-650
HDPE High Density Polyethylene 22–31
1070-1090 10-1200
Polipropilena 31-41
1170-1720 100-600
Polistirena 36-52
2280-3280 1,2-2,5
Stevens, 2001
2.13.4. Derajat Ikat Silang