2.13. Karakterisasi Polimer
Mengkarakterisasi polimer jauh lebih rumit daripada mengkarakterisasi senyawa- senyawa dengan berat molekul rendah. Fokus utama yang dilakukan kimiawan untuk
mengkarakterisasi senyawa polimer ditempatkan ke metode-metode spektroskopik dan termal karena paling sering dipakai oleh ilmuwan polimer. Disini juga akan
menyinggung analisis permukaan maupun pengujian mekanik dan elektrik. Karakterisasi yang dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa campuran
polimer. Karakterisasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan DSC Differential Scanning Calorimetry, FT-IR Faurier Transform Infrared
Spectroscopy, SEM Scanning Electron Microscopy dan uji tarik.
2.13.1. FT-IR Faurier Transform Infrared Spectroscopy
Dua variasi instrumental dari spektroskopi IR yaitu metode dispertif, dimana prisma atau kisi dipakai untuk mendispersikan radiasi IR dan metode Fourier Transform FT
yang lebih akhir, menggunakan prinsip interferometri. Spektroskopi inframerah merupakan metode yang sangat luas digunakan untuk
karakterisasi struktur molekul polimer, karena memberikan banyak informasi. Perbandingan posisi absorpsi dalam spektrum inframerah suatu sample polimer
dengan daerah absorpsi karakteristik, menunjukkan identifikasi pada keberadaan ikatan dan gugus fungsi dalam polimer Rabek, 1975.
Spektroskopi inframerah dapat digunakan untuk mengkarakterisasi panjang rantai polimer karena gugus aktif inframerah, adanya rantai polimer, mengabsorbsi
seperti jika masing-masing gugus ditempatkan dalam molekul sederhana. Identifikasi dari sampel polimer dapat dibuat dengan menggunakan daerah sidik jari, dimana
identifikasi sampel pada akhirnya mungkin untuk satu polimer untuk mempertunjukkan spektrum yang sama persis seperti yang lain. Daerah ini terletak
dalam jangka 6,67 sampai 12,50 µm Cowie, 1973. Skala pada dasar spektra adalah bilangan gelombang, yang berkurang dari
4000 cm
-1
ke sekitar 670 cm
-1
atau lebih rendah. Panjang-panjang gelombang
dicantumkan pada bagian atas. Panjang gelombang atau frekuensi titik minimum suatu pita absorpsi, digunakan untuk mengidentifikasi tiap pita. Titik ini lebih dapat
diperoleh-ulang reproduksibel daripada jarak suatu pita lebar, yang beraneka ragam menurut konsentrasi contoh maupun kepekaan instrument. Banyaknya gugus yang
identik. dalam sebuah molekul mengubah kuat relatif pita absorpsinya dalam suatu spektrum Fessenden, 1986.
Kelebihan-kelebihan FT-IR mencakup persyaratan ukuran sample yang kecil, perkembangan spektrum yang cepat, dan karena instrumen ini memiliki system
komputerisasi terdedikasi, kemampuan untuk menyimpan dan memanipulasi spektrum. FT-IR telah membawa tingkat kesebergunaan yang lebih besar ke
penelitian-penelitian struktur polimer. Karena spektrum-spektrum bias di-scan, di simpan, dan ditransformasikan dalam hitungan detik, tehnik ini memudahkan
penelitian reaksi-reaksi polimer seperti degradasi dan ikat silang Stevens, 2001.
2.13.2. SEM Scanning Electron Microscopy