Analisis Keuangan Pada Dinas Kesehatan Kota Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

ANALISIS ANGGARAN KEUANGAN PADA DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh: KHAIRUNNISA

112101088

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : KHAIRUNNISA

NIM : 112101088

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS ANGGARAN KEUANGAN PADA DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN

Tanggal : ... 2014 DOSEN PEMBIMBING

Liasta Ginting, SE, M.Si

NIP: 19590713 198703 1 003 Tanggal: ... 2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si.

NIP: 19741123 200012 2 001

Tanggal: ... 2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ac, Ak, CA. NIP: 19560407 198002 1 001


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, kasih sayang serta karunia-Nya atas ilmu dan waktu bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini serta shalawat beriring salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan suri tauladan yang baik kepada umat manusia dan semoga kita mendapat syafaatnya kelak di Yaumil Masyar. Amin…

Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut, maka penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan judul: “Analisis Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan Pada Dinas Kesehatan Kota Medan”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusrnya kepada kedua orang tua saya yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran selalu memberikan dorongan semangat yang sangat berarti buat penulis serta dengan ikhlas mengasuh, membesarkan, mendidik, serta mencukupi segala keperluan penulis baik secara materi maupun moril.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari banyak pihak. Untuk kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si. dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Drs. Mustafa Munar, selaku Kasubag. Keuangan & Perlengkapan di Dinas Kesehatan Kota Medan dan Bu Elfina Nasroen, S.Sos. Terima kasih telah bersedia berbagi ilmu dan informasi selama saya magang.

5. Buat orang yang terkasih Irwan Syahputera terimakasih atas dukungan, doa dan semangat selama ini. Dan buat tante saya, yang tak henti memberikan dukungan dan mendoakan saya dengan tulus agar menyelesaikan Tugas Akhir ini.

6. Terima kasih buat para sahabat yang sama-sama telah berjuang selama magang dan menyelesaikan Tugas Akhir ini (Minanda Annisa, Tisha Yulandri, Annisa Putri Utami, Sarah Chyntia, dan Indah Siregar). Dan juga kepada teman-teman Keuangan group B 2011, para senior dan alumni keuangan yang telah bersedia berbagi ilmu kepada penulis.

7. Buat para sahabat yang penulis sayangi, Ratu Nurhafiza, Rani Aqella, Dita Sabilla, Sarah Septia dan Nurul Adila. Terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini walaupun kita jauh.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang terdapat di dalamnya dan semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya dan terutama bagi penulis. Semoga senantiasa Allah SWT memberikan rahmat dan karunia-Nya bagi kita semua. Amiin….

Medan, 2014 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Manfaat Penelitian ... 2

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Kota Medan ... 4

B. Struktur Organisasi ... 7

C. Uraian Pekerjaan ... 8

D. Kinerja Terkini ... 11

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Kas ... 13


(6)

D. Jenis-jenis Penerimaan Dan Pengeluaran ... 26 E. Anggaran Dinas Kesehatan Kota Medan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 35 B. Saran ... 36


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman


(8)

Halaman


(9)

 

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dinas Kesehatan adalah instansi pemerintah yang bergerak dibidang kesehatan untuk memajukan program-program pemerintah, dimana program tersebut berhubungan untuk memajukan kesehatan khususnya kota Medan. sebagai instansi pemerintah, Dinas Kesehatan kota Medan juga memiliki laporan keuangan. Salah satu bentuk laporan keuangan tersebut adalah laporan arus kas dimana dalam laporan tersebut akan terlihat arus masuk dan arus keluar dari instansi tersebut.

Menurut PSAK No.2 adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas ( 1995:2.3) dimana arus kas masuk adalah arus kas yang masuk dari penjualan barang dan jasa, pendapatan dividen, pendapatan bunga, dan penerimaan operasi lainnya. dimana arus kas keluar adalah untuk pembayaran kepada pemasok barang dan jasa, pembayaran kepada karyawan, bunga yang dibayarkan atas hutang perusahaan, pembayaran pajak, pengeluaran operasi lainnya. Dinas Kesehatan kota Medan memiliki sumber dana dari PAD ( Pendapatan Asli Daerah ) yang mana PAD adalah dana yang diperoleh dari biaya pengobatan masyarakat yang tidak memiliki KTP kota Medan. Sedangkan yang termasuk didalam pengeluaran Dinas Kesehatan adalah belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal yang termasuk didalam APBD, DAK ( Dana Alokasi Khusus), BOK ( Biaya Operasional Kesehatan ).


(10)

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui kondisi laporan penerimaan dan pengeluaran Dinas Kesehatan Kota Medan dan mengetahui langkah-langkah penerimaan dan pengeluaran keuangan pada Dinas Kesehatan Kota Medan, sehingga penulis memilih judul “ANALISIS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KEUANGAN PADA DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN”.

B. Perumusan Masalah

Agar dalam pembahasan tidak terjadi kerancuan dan penyimpangan maka perlu adanya batasan perumusan masalah sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Adapun batasan permasalahan dalam tugas akhir ini adalah apakah laporan penerimaan dan pengeluran pada laporan keuangan pada Dinas Kesehatan Kota Medan sudah efektif

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran yang jelas sampai sejauh mana analisis laporan penerimaan dan pengeluaran pada Dinas Kesehatan Kota Medan 2. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program

Diploma III jurusan Keuangan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara


(11)

3

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Bagi Instansi

Penulisan ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam menyusun dan menganalisis laporan penerimaan dan pengeluaran pada suatu instansi pemerintah.

2. Bagi Penulis

Penulisan ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam menyusun dan menganalisis laporan penerimaan dan pengeluaran pada suatu instansi pemerintah

3. Bagi Pihak lainnya

Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang akan melakukan peneliti-penelitian lanjutan di masa yang akan datang


(12)

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN

A.Sejarah Singkat Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagaian urusan rumah tangga daerah dalam bidang kesehatan untuk menunjang tercapainya usaha kesejahteraan masyarakat di bidang Kesehatan dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.

Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan atau yang biasa disingkat DKK Medan terletak di Jalan Rotan No. 1 Komplek Petisah Medan. Dinas ini membawahi 39 Puskesmas Induk (13 Puskesmas Rawat Inap dan 26 Puskesmas Rawat Jalan) dan 41 Puskesmas Pembantu (Pustu) yang terletak di 21 Kecamatan se Kota Medan.

Disamping itu DKK Medan mempunyai Unit Pelayanan Teknis (UPT) yaitu Gudang Farmasi yang terletak di Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, Laboraturium Kesehatan Lingkungan yang terletak di Jalan Ibus Raya dan Klinik Spesialis Bestari yang juga terletak di Jalan Ibus Raya Medan.

Berikut ini akan dijelaskan visi, misi dan fungsi Dinas Kesehatan Kota Medan.


(13)

5

1. Visi Dinas Kesehatan Kota Medan

Visi Dinas Kesehatan Kota Medan yang merupakan gambaran organisasi yang ingin diwujudkan di masa depan yaitu : “Kesehatan Mantap 2010 (Mandiri, Tanggap dan Profesional)”

2. Misi Dinas Kesehatan Kota Medan

a. Mendorong kemandirian masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

b. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.

c. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat agar hidup produktif secara optimal.

d. Mendukung pembangunan Kota Medan yang berwawasan kesehatan.

e. Menggalang potensi dan kepedulian masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

f. Menyediakan sistem informasi kesehatan yang baik. 3. Fungsi Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu :

a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang kesehatan;

b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan, pemberantasan, pengawasan penyakit menular dan penelitian kemungkinan terjadinya wabah penyakit;

c. Melaksanakan pelayanan umum bidang kesehatan; d. Melaksanakan pemberian perizinan bidang kesehatan;

e. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya;


(14)

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

B.Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu bagan yang menunjukkan hubungan pada suatu organisasi atau perusahaan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam melaksanakan fungsi dan tugas-tugas yang dibebankan terhadap suatu posisi/jabatan tertentu untuk menjamin kelancaran kerja. Oleh karena itu, struktur organisasi dilandasi dengan adanya pembagian tugas dari tiap satuan kerja pada organisasi tersebut. Adapun struktur organisasi terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Bentuk organisasi garis, pada organisasi ini semua kekuasaan berjalan dari atas ke bawah menurut garis lurus menuju ke bawah, sebaliknya garis tanggung jawab berjalan dari bawah ke atas.

2. Bentuk organisasi fungsional, pada organisasi ini kekuasaan tidak langsung, tiap atasan mempunyai bawahan masing-masing, bawahan di sini menunggu perintah atasan dan bertanggung jawab pada atasan tersebut.

3. Bentuk organisasi garis dan staf, pada organisasi ini merupakan golongan antara garis dan staf, dimana bawahan hanya menerima perintah dari atasan saja sehingga dengan demikian sangat diperlukan struktur organisasi.

Secara umum, struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan adalah organisasi garis, yaitu kekuasaan mengalir dari atas ke bawah. Pada pegawai bertanggung jawab langsung atas suatu kegiatan/pekerjaan yang telah ditetapkan dalam bidangnya masing-masing.


(15)

 


(16)

C.Uraian Pekerjaan

Adapun tugas dan tangggung jawab dari struktur organisasi di atas adalah: 1. Kepala Dinas Kesehatan

a) Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan

b) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan

c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas pokok di bidang kesehatan, dan

d) Pelaksanaan tugas pokok lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

2. Secretariat

a) Melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan, dan penyusunan program.

b) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas c) Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia,

pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan

d) Pelaksanaa monitoring, evaluasi pelaporan kesekretariatan 3. Sub Bagian Umum

a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum


(17)

9

c) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, penataan kearsipan, urusan rumahtangga, hukum, hubungan masyarakat

d) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian 4. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

a) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan, dan verifikasi

b) Penyiapan bahan / pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan

c) Penyusunan laporan keuangan Dinas d) Pelaksanaan pengelolaan perlengkapan 5. Sub Bagian Penyusunan Program

a) Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program Dinas

b) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Dinas c) Penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian 6. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan

a) Penyelenggaraan upaya kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut

b) Penyelenggaraan upaya kesehatan perkotaan, kesejahteraan indera, dan usia lanjut


(18)

7. Seksi Kesehatan Dasar

a) Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup kesehatan dasar sesuai urusan pemerintah kota

b) Penyiapan bahan pelaksanaan registrasi, akreditas, dan sertifikasi sarana pelayanan kesehatan dasar

c) Penyiapan bahan pembinaan upaya kesehatan dasar perkotaan 8. Seksi Kesehatan Rujukan

a) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup kesehatan rujukan b) Penyiapan bahan dan data pengelolaan upaya kesehatan

rujukan perkotaan

c) Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup kesehatan rujukan sesuai urusan pemerintahan kota

9. Seksi Kesehatan Khusus

a) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan upaya kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan indera, dan lanjut usia

b) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan upaya kesehatan pada daerah perbatasan dan kerjasama lintas batas

10.Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan

a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang pengendalian masalah kesehatan


(19)

11

b) Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengendalian dan pemberantasan penyakit, wabah, bencana, dan kesehatan lingkungan

11.Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit

a) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengendalian dan pemberantasan penyakit

b) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan pengendalian surveilans epidemiologi, pengendalian penyakit tidak menular, immunisasi, kesehatan mata, dan penyelidikan kejadian luar biasa (KLB)

12.Seksi Wabah Bencana

a) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengendalian wabah dan bencana

b) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan seksi wabah dan bencana

c) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan pengendalian wabah dan bencana meliputi kesiapsiagaan, mitigasi dan kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan

13.Seksi Kesehatan Lingkungan

a) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan pengendalian kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air, pengawasan kualitas lingkungan, penyehatan kawasan dan sanitasi darurat, sanitasi makanan dan bahan pangan serta pengamanan limbah


(20)

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengendalian kesehatan lingkungan

14.Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan

a) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan seksi perencanaan dan pendayagunaan

b) Penyiapan bahan dan data pemberian rekomendasi tenaga kesehatan strategis

15.Seksi Pendidikan dan Pelatihan

a) Penyiapan bahan dan data pelaksanaan registrasi dan akreditasi, pendidikan, dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan

b) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan

16.Seksi Registrasi dan Akreditas

a) Penyiapan bahan dan data proses penyelenggaraan registrasi dan skreditas serta perijinan lingkup tenaga medis, tenaga para medis, dan tenaga non medis / tradisional terlatih sesuai urusan pemerintahan kota

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup registrasi dan akreditas

17.Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan a) Penyelenggaraan jaminan kesehatan


(21)

13

c) Pelaksanaan proses pelayanan petijinan dan pelayanan lainnya lingkup kefarmasian, jaminan, sarana, dan peralatan kesehatan sesuai urusan pemerintahan kota

18.Seksi Kefarmasian

a) Penyediaan dan pengelolaan bufferstock obat, reagensia, vaksin, ketersediaan obat, dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT)

b) Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup kefarmasian sesuai urusan pemerintah kota

19.Seksi Jaminan Kesehatan

a) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan seksi jaminan kesehatan

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup jaminan kesehatan c) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan jaminan kesehatan

meliputi kepersertaan, pemeliharaan kesehatan, dan pembiayaan

20.Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan

a) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan registrasi, akreditas, dan peralatan kesehatan

b) Pelaksanaan proses rekomendasi ijin Pedagang Besar Alat Kesehatan (PBAK)

c) Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup sarana dan peralatan kesehatan


(22)

21.Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)

a) Pembentukan dan tugas pokok Unit Pelaksanaan Teknis akan ditentukan dan ditetapkan dengan peraturan Walikota

D.Kinerja Terkini

Pembangunan kesehatan di kota Medan pada tahun 2011 bila dibandingkan dengan pembangunan kesehatan tahun 2010 telah menunjukkan peningkatan, selain anggaran pemerintah daerah yang meningkat, bertambahnya anggaran untuk masyarakat tidak mampu melalui Jamkesmas dan Jamkesda telah berhasil meningkatkan upaya peningkatan pelayanan publik-publik disektor kesehatan mulai dari pelayanan dasar sampai dengan pelayanan rujukan.

Upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia kesehatan secara berkelanjutan terus dilakukan, diantaranya melalui kegiatan pelatihan dan workshop, dengan tujuan agar petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan dengan lebih professional dan sesuai dengan kompetensinya. Kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Hal ini harus terus kita jaga, mengingat penyebab penyakit yang disebabkan lingkungan dan pola hidup yang tidak sehat masih sangat dominan.

Pelayanan rujukan secara bertahap ditingkatkan kualitasnya melalui peningkatan kemampuan tenaga medis maupun non medis baik secara tekhnis maupun manajemen. Hal lain yang perlu disadari bahwa keberhasilan peningkatan kesehatan masyarakat juga dipengaruhi dari dukungan instansi-instansi pemerintah lainnya seperti Dinas Pendidikan, Badan Keluarga Berencana dan


(23)

15

Pemberdayaan Perempuan (BKBPP), Dinas Pekerja Umum, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD), dan lain-lain. Dengan adanya kerjasama semua instansi yang terkait, maka semakin mempercepat Visi Pembangunan Kota Medan, yaitu Kesehatan Mantap (Mandiri, Tanggap dan Profesional). Kondisi pembangunan kesehatan 2011 serta lintas program dijalankan dengan strategi dan perencanaan yang berpihak kepada masyarakat.


(24)

BAB III PEMBAHASAN

A.Pengertian Kas

Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap karena itu kas sangat penting dalam kelangsungan aktivitas perusahaan, sehingga memerlukan perhatian khusus, karena pengelolaan kas yang kurang efektif dapat menyebabkan kelebihan dalam kas. Manajemen harus mendayagunakan kas, khususnya kas atau uang yang sementara menganggur dan tidak digunakan untuk melaksanakan kegiatan normalnya, hal ini diperlukan untuk menghindari resiko rugi.

Kas merupakan aktiva yang paling lancar di dalam perusahaan yang memiliki peranan yang sangat besar dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Hal ini diseabkan baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi aktivitas keuangan perusahaan. Banyak para ahli memberi definisi kas yang berbeda, namun pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama. Berikut ini penulis mengutip pendapat beberapa para ahli :

a) Menurut Bastian (2002:58) mengemukakan: “Kas adalah uang tunai yang dipersembahkan dengan saldo rekening giro yang tidak dibatasi penggunaannya untuk membiayai kegiatan entitas pemerintah daerah.” b) Munawir (2002:103) Mengemukakan :


(25)

17

“ Kas dapat berupa uang logam atau uang kertas yang ada dalam perusahaan (Cash On Bank) misalnya: simpanan giro, tabungan yang bebas pengambilannya serta alat pembayaran lainnya.”

c) Menurut Soemarso (2004:296) bahwa kas adalah: “Segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yabg dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.”

Dari dfinisi diatas dapat disimpulkan kas sebagai harta paling lancar yang meliputi uang logam, uang kertas dan pos-pos lainnya dapat digunakan sebagai media tukar dan mempunyai pengukuran akuntansi. Sebagian besar instrument sebagai cek. Surat wesel bank, wesel pos dikualifikasikan menjadi uang logam atau uang kertas dimana dapat diterima sebagai setoran oleh bank menurut jumlah tertentu.

B. Laporan Arus Kas

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dilaporan keuangan untuk periode penyajian laporan keuangan. Agar menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas. Sehingga dengan demikian


(26)

perusahaan dapat mempunyai jumlah kas yang lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku.

Menurut Harahap (2000:92) memberikan pengertian Arus Kas sebagai berikut : “Arus kas merupakan suatu pergerakan dana tertentu dalam sistem usaha yang diakibatkan oleh keputusan sehari-hari yang menyangkut investasi, operasi dan pembiayaan”. Sedangkan menurut Simamora (2004:40) yaitu : “Laporan arus kas mengklasifikankan penerimaan kas dan pengeluaran kas berdasarkan aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas menurut 3 jenis aktivitas, yaitu :

1. Aktivitas Operasi

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi adalah seluruh transaksi penerimaan kas yang berkaitan dengan pendapatan penjualan dan kas keluar yang berkaitan dengan biaya operasi termasuk pembayaran kepada pemasok barang atau jasa, pembayaran upah, bunga, dan pajak. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.

Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi adalah : a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa

b. Penerimaan kas dari penagihan piutang dagang dan piutang lainnya c. Penerimaan kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi


(27)

19

d. Penerimaan kas dari royalti,komisi, dan pendapatan lain. Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas operasi adalah : a. Pembayaran untuk pembelian barang dan jasa

b. Bunga yang dibayar atas utang perusahaan c. Pembayaran pajak penghasilan

d. Pembayaran gaji

2. Aktivitas Investasi

Yang termasuk dalam arus kas investasi adalah menerima dan menagih pinjaman, hutang, surat-surat berharga atau modal, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya yang digunakan dalam proses produksi.

Arus kas masuk yang berasal dari aktivitas investasi adalah : a. Penjualan aktiva tetap

b. Penjualan surat berharga yang berupa investasi

c. Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk harga jika merupakan kegiatan investasi )

d. Penjualan aktiva lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi (tidak termasuk persediaan yang merupakan persediaan operasional)

Arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :

a. Pembayaran kas untuk membeli active tak terwujud dan aktiva jangka panjang lainnya

b. Investasi jangka panjang


(28)

d. Transaksi yan berkaitan dengan aktiva lain-lain juga dapat disamakan dengan aktiva tetap

3. Aktivitas Pendanaan

Yang termasuk pendanaan adalah kegiatan mendapatkan sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan membayar hutang kembali atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tertentu.

Arus kas masuk yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah : a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya

b. Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi, hutang hipotik dan hutang jangka lainnya.

Arus kas keluar yang berasal dari aktiva pendanaan adalah :

a. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan

b. Pelunasan peminjaman

c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (

Finance Lease )

Sehubungan dengan pengelolaan kas, ada hubungan kerjasama antara controller dan kepala bagian keuangan. Tugas dan tanggung jawab berbeda, tergantung dari jenis dan besarnya keuangan. Dalam keadaan biasa, staf Kepala Bagian Keuanganlah yang bertanggung jawab untuk memelihara hubungan yang


(29)

21

pokok pinjaman tepat pada waktunya dan menginvestasikan dana yang berlebihan serta mempunyai tanggung jawab utama untuk penerimaan dan pengeluaran kas.

Manajemen kas yang efisien mensyaratkan tersedianya kas yang terus bekerja dalam siklus operasi atau sebagai suatu investasi jangka pendek atau investasi jangka panjang. Dengan demikian kelancaran operasi perusahaan banyak tergantung kepada kemampuan manajemen didalam menilai kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas serta memenuhi kebutuhan operasi kas.

Menurut Adisaputro (2007:487) menyatakan bahwa fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah:

a) Fungsi skretariat

Yang bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan pemberithauan melalui pos yang mana dikirim oleh debitur perusahaan dimana fungsi ini bertugas untuk membuat daftar surat pemberitahuan atas dasar surat pemberitahuan. b) Fungsi penagihan

Yang bertanggungb jawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.

c) Fungsi kas

Yang bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretaris atau dari fungsi penagihan serta menyetorkan kas yang di terimaa dari berbagai fungsi dengan jumlah penuh ke bank.

d) Fungsi akuntansi


(30)

Sistem akuntansi penerimaan kas dirancang untuk menangani semua transaksi yang berhubung dengan penerimaan kas yang terjadi dalam perusahaan. Arus kas yang masuk diperusahaan berasal dari berbagai sumber, salah satunya adalah melalui penjualan tunai maupun penjulan kredit. Semua penerimaan yang ada diperusahaan harus dibuat bukti dan tanda tangani oleh yang berwenang. Dinas Kesehatan kota Medan sendiri adalah lembaga pemerintahan yang juga memiliki sistem penerimaan dan pengeluaran kas, hanya saja sistem penerimaan dan pengeluaran mereka tidak berbentuk seperti perusahaan, karena Dinas Kesehatan kota Medan tidak ada aktivitas jual beli melainkan lembaga pemerintah.

1. Pengertian Anggaran Kas

Anggaran kas atau budget kas adalah estimasi posisi kas untuk suatu periode tertentu di masa yang akan datang. Penyusunan anggaran kas bagi suatu perusahaan sangatlah penting artinya bagi penjagaan likuiditasnya. Dengan menyusun anggaran kas dapat diketahui kapan perusahaan dalam keadaan defisit kas atau surplus kas karena operasi perusahaan. Dengan mengetahui adanya defisit kas jauh sebelumnya, maka dapatlah direncanakan sebelumnya penentuan sumber dana yang akan digunakan untuk menutup defisit tersebut. Karena masih cukupnya waktu maka terdapat lebih banyak alternatif sumber dana dan makin banyaknya alternatif sumber dana berarti kita dapat mengadakan pemilihan sumber dana yang biayanya paling rendah. Sebaliknya dengan mengetahui jauh sebelumnya bahwa akan terdapat surplus kas yang besar, maka jauh sebelumnya sudah dapat direncanakan bagaimana menggunakan kelebihan dana tersebut secara efisien.


(31)

23

Periode penyusunan anggaran kas ini dapat disusun untuk periode waktu tahunan, triwulanan, bulanan, mingguan, atau bahkan harian. Namun pada umunya perusahaan menggunakan anggaran kas bulanan yang disusun untuk jangka waktu tiga bulan, enam bulan, sampai dua belas bulan. Anggaran kas untuk jangka waktu yang lebih panjang digunakan untuk perencanaan yang bersifat umum dan menyeluruh, sedangkan anggaran dalam jangka waktu yang lebih pendek biasanya untuk pengendalian kas yang lebih riil dan spesifik.

Dalam analisis Kritis atas Laporan keuangan arus kas diklasifikasikan dalam tiga bagian besar yaitu arus kas masuk dan keluar yang berasal dari transaksi :

a. Operasional yaitu selama transaksi kas yang berasal dari kegiatan utama perusahaan seperti penjualan, pembelian, dan pembayaran biaya-biaya. b. Investasikasi yaitu semua transaksi yang berasal dari kegiatan investasi

seperti pembelian aktiva tetap, mesin, penjualan aktiva dan lain sebagainya.

c. Pendanaan yaitu transaksi yang berasal dari kegiatan pembelian misalnya : setoran modal, pinjaman, pembayaran dividen dan lain sebagainya.

Selain itu, ada beberapa kegunaan spesifik dari anggaran kas yaitu :

a. Untuk menunjukkan fluktuasi yang paling tinggi atau musiman dalam kegiatan perusahaan yang memerlukan investasi yang lebih besar dalam persediaan dan piutang.


(32)

b. Untuk menunjukkan waktu dan jumlah yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, pembayaran pajak, dividen, dan bunga.

c. Untuk membantu perencanaan perrtumbuhan, termasuk dana yang diperlukan untuk perluasan perusahaan dan modal kerja.

d. Untuk menunjukkan jumlah di muka kebutuhan, jumlah dan lamanya dana yang diperlukan dari sumber luar agar memungkinkan disalaurkannya pinjaman yang paling menguntungkan.

e. Untuk membantu mendapatkan kredit bank dan memajukan kelayakan kredit perusahaan secara umum ini sangat berguna untuk mengendalikan arus kas dengan cara membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya dengan taksirannya.

2. Motif-motif Perusahaan Memiliki Kas

Pada dasarnya ada beberapa motif (dorongan) yang menyebabkan perusahaan perlu memiliki sejumlah kas. Motif-motif tersebut antara lain:

a. Motif Transaksi ( Transactions Motive )

Motif transaksi dimaksudkan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah uang tunai untuk membiayai kegiatan sehari-hari, seperti untuk membayar gaji dan upah, membeli barang, membayar tagihan dan pembayaran utang kepada kreditur apabila jatuh tempo.

b. Motif Spekulatif (Speculative Motive)

Motif spekulatif dimaksudkan untuk mengambil keuntungan kalau kesempatan itu ada, seperti perusahaan menggunakan kas yang


(33)

25

dimilikinya untuk di investasikan pada sekuritas (saham obligasi) dengan harapan setelah membeli sekuritas tersebut harganya akan naik. c. Motif Berjaga-jaga (Safety Motive)

Motif berjaga-jaga yang dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap kebutuhan yang mungkin terjadi tetapi tidak jelas kapan akan terjadinya. Seperti kerusakan mesin, perubahan harga bahan baku, kebakaran, dan kecelakaan.

d. Motive Compensating Balance

Motif ini sebenarnya lebih merupakan keterpaksaan perusahaan akibat meminjam sejumlah uang di bank, apabila perusahaan meminjam uang di bank, biasanya bank menghendaki agar perusahaan tersebut meninggalkan sejumlah uang di dalam rekeningnya

3. Persediaan Kas Minimal

Persediaan kas minimal kas pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan persediaan minimal pada perseduaan barang. Persediaan kas minimal ini bertujuan untuk menjaga agar kelangsungan operasional perusahaan tetap terjamin dan dapat memenuhi kewajiban finansial perusahaan apabila sewaktu-waktu harus dibayar. Kewajiban finansial ini dapat berupa hutang lancar maupun biaya-biaya baik biaya tetap maupun biaya variabel (variasi) yang harus segera dibayar untuk kelangsungan operasi perusahaan.

Jumlah uang kas minimal yang harus ada diperusahaan berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya. Hal ini sangat bergantung pada besar kecilnya perusahaan dan kemampuan perusahaan.


(34)

Disamping itu kas minimal tergantung pada prediksi besarnya aliran kas masuk dan kas keluar serta penyimpangannya. Prediksi aliran kas keluar perlu mempertimbangkan adanya biaya keluar secara tunai dan biaya yang tidak tunai. Dalam perencanaan kas, biaya yang tidak tunai seperti penyusutan tidak diperhitungkan dalam menentukan jumlah kas minimal perusahaan. Akhirnya hubungan baik dengan pihak perbankan,supplier, dan perantara juga akan mempengaruhi besarnya persediaan kas minimal yang harus dijaga oleh perusahaan.

Untuk menentukan jumlah kas yang sebaiknya harus dipertahankan oleh suatu perusahaan, belum ada standar ratio yang bersifat umum. Meskipun demikian ada beberapa standar tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman di dalam menentukan jumlah kas yang harus dipertahankan perusahaan. Likuiditas perusahaan secara umum dapat dilihat dari jumlah aktiva lancar yang tersedia. Aktiva lancar sebagai modal kerja akan dibandingkan dengan jumlah hutang lancar sebagai kewajiban finansial yang harus segera dipenuhi perusahaan. Likuiditas, khususnya dilihat dari kas yang tersedia dapat juga dibandingkan dengan hutang lancar yang ada. Perbandingan antara kas dengan hutang lancar disebut ratio kas (cash Ratio).

C. Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada Dinas Kesehatan Kota Medan Untuk dapat menentukan berapa jumlah kas yang dibutuhkan selaras dengan tujuan penggunaannya, maka perlu dibuat suatu perusahaan yang dituangkan dalam bentuk anggaran kas. Tujuan utama dari perencanaan kas


(35)

27

tersebut adalah untuk dapat menjalankan aktivitas perusahaan dan menjaga atau menghindari gangguan likuiditas perusahaan.

Perencanaan anggaran kas mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas yang diharapkan pada suatu waktu tertentu. Anggaran kas pada umumnya dimaksudkan untuk mengetahui posisi kas sebagai hasil rencana operasional perusahaan, yaitu kemungkinan adanya surplus atau defisit kas yang timbul dari rencana operasional perusahaan, besarnya dana dan waktu yang dibutuhkan untuk menutup defisit kas serta kapan diterima pelunasan piutang.

1. Penerimaan Kas

Adapun prosedur akuntansi penerimaan kas pada Dinas Kesehatan Kota Medan yang dilaksanakan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) meliputi serangkaian proses pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas dalam mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi terkomputerisasi.

Adapun prosedur yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan terbagi menjadi 2 yaitu:

a. Langsung

Program kerja yang dilakukan tidak melibatkan orang ketiga ataupun pejabat lainnya. Adapun langkah-langkah tersebut secara rinci adalah sebagai berikut :

1. Usulan program kerja oleh tiap seksi-seksi yang ada di Dinas Kesehatan Kota Medan


(36)

2. Para seksi-seksi bidang tersebut melaporkan ke bagian kepala bidang tersebut

3. Kepala Bidang kemudian mengajukan laporan tersebut ke Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Medan yang kemudian dikerjakan oleh Sub Bagian Penyusunan Program

4. Seksi Penyusunan Program membuat Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan diajukan ke Pemerintah Kota Medan untuk di evaluasi

5. Setelah dievaluasi, akan diajukan ke DPRD kota Medan untuk segera disahkan

6. Setelah disahkan kembali lagi kepada Pemerintah Kota Medan dan diserahkan kepada pihak Dinas Kesehatan

7. Dinas Kesehatan Kota Medan segera menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

b. Tidak Langsung

Program kerja dilaksanakan oleh pihak ketiga atau tender. Dengan perlelangan program kerja ini dinas kesehatan akan mengikat kontrak bisnis dengan perusahaaan lelang tersebut untuk melakukan kerja sama. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan adalah :

1. Penerimaan uang / barang

2. Melampirkan dokumen bukti penerimaan uang

3. Memverifikasikan dokumen pendukung penerimaan uang 4. Membuat bukti penerimaan kas / bank dan mencetaknya


(37)

29

5. Memaraf / meminta tanda tangan pengesahan setuju penerimaan di bukti penerimaan kas / bank

6. Meminta pengesahan pejabat / pihak lelang yang berhak menyetujui penerimaan yang di bukti penerimaan kas / bank

7. Mencatat pada buku daftar kasir atau buku harian bank

8. Menyerahkan bukti penerimaan dan pendukungnya ke fungsi akuntansi pemerintah

Laporan yang dihasilkan dari prosedur penerimaan kas pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah, terdiri atas :

a) Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang menyajikan informasi realisasi, pendapatan, dan pembiayaan pemerintah daerah dalam suatu periode tertentu.

b) Neraca laporan yang menyajikan informasi tentang posisi keuangan pemerintah daerah yaitu aset, utang, dan ekuitas dana pada suatu tanggal tertentu.

c) Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan arus kas masuk selama satu periode, serta posisi kas pada tanggal pelaporan.

Dokumen-dokumen yang digunakan pada prosedur penerimaan kas yang dilaksanakan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah meliputi :

1. Surat ketetapan pajak Daerah yang merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat Keuangan Daerah untuk menetapkan pajak daerah atau wajib pajak.


(38)

2. Surat ketetapan Retribusi (SKR) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah untuk menetapkan retribusi atas Wajib Retribusi.

3. Surat Tanda Setoran (STS) merupakan dokumen yang diselenggarakan Bendahara Penerimaan atau Pejabat Penatausahaan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk menyetor penerimaan daerah

4. Bukti Transfer merupakan dokumen atau bukti transfer penerimaan daerah.

5. Nota Kredit Bank merupakan dokumen atas bukti dari bank yang menunjukkan adanya transfer uang masuk ke rekening kas umum daerah. 6. Buku Jurnal Penerimaan Kas merupakan catatan yang diselenggarakan

oleh fungsi akuntansi untuk mencatat atau menggolongkan semua transaksi atas kejadian yang berhubungan dengan penerimaan kas.

7. Buku Besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat peringkasan semua transaksi atau kejadian selain kas dari Jurnal Penerimaan Kas kedalam Buku Besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, belanja, pendapatan atau pembiayaan.

8. Buku Besar Pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat transaksi-transaksi dan kejadian yang berisi rincian item buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

2. Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai pencatatan,


(39)

31

penggolongan, peringkasan, transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD).

Dinas Kesehatan Kota Medan memberikan dokumen Laporan Pengeluaran setiap periodenya. Pencatatan Laporan Pengeluaran yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan meliputi laporan pengeluaran per bulan, per tigabulan, per semester, dan juga pertahunnya.

Dokumen-dokumen yang telah dikerjakan oleh Dinas kesehatan Kota Medan akan dievaluasi oleh Walikota Medan untuk dilihat bagaimana anggaran yang telah dialokasikan saat ini. Dalam hal ini Walikota berperan langsung kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mengevaluasi keadaan manajemen kas. Sebelumnya segala manajemen kas dalam Dinas Kesehatan Kota Medan dilakukan oleh Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah dan kemudian ditanggungjawabi langsung oleh Satuan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Adapun Dokumen-dokumen yang digunakan pada prosedur akuntansi pengeluaran kas pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah, terdiri atas :

1. Surat Penyediaan Dana (SPD) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah sebagai media atau surat yang menunjukkan tersediannya dana untuk diserap.

2. Surat Perintah Membayar (SPM) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pengguna Anggaran untuk mengajukan surat perintah pencairan dana yang akan diterbitkan oleh bendahara umum daerah.


(40)

3. Kuitansi pembayaran dan bukti penerimaan lainnya merupakan dokumen sebagai tanda bukti pembayaran.

4. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang diterbitkan oleh bendahara umum daerah untuk mencairkan uang dari bank yang telah ditunjuk.

5. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran daerah

6. Nota Debet Bank merupakan dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah. 7. Buku Jurnal Pengeluaran Kas merupakan catatan yang diselenggarakan

oleh fungsi akuntansi untuk mencatat atau menggolongkan semua transaksi atas kejadian yang berhubungan dengan pengeluaran kas.

8. Buku Besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat peringkasan semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal pengeluaran kas kedalam Buku Besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas, dana, belanja, pendapatan atau pembiayaan.

9. Buku Besar Pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat transaksi-transaksi dan kejadian yang berisi rincian item buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

Laporan yang dihasilkan dari prosedur pengeluaran kas pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah, terdiri atas :

a. Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang menyajikan informasi realisasi, belanja, dan pembiayaan pemerintah daerah dalam suatu periode tertentu.


(41)

33

b. Neraca Laporan yang menyajikan informasi tentang posisi keuangan pemerintah daerah yaitu aset, utang, dan ekuitas dana pada suatu tanggal tertentu.

c. Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan arus kas selama suatu periode, serta posisi kas pada tanggal pelaporan.

D. Jenis-jenis Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Dinas Kesehatan Kota Medan

1. Jenis-jenis Penerimaan Kas

Penerimaan-penerimaan kas diperoleh dari pendapatan nasional yang dikelompokkan atas :

A.Pendapatan asli daerah

Pendapatan asli daerah dibagi menurut jenis : a) Retribusi daerah

b) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan c) Lain-lain pendapatan asli daerah

B.Dana perimbangan

C.Pendapatan lain-lain yang sah

Dana yang disediakan untuk menanggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, Retribusi daerah, dan hasil pengelola kekayaan daerah yang dipisahkan.


(42)

Penerimaan kas yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan pemerintah daerah yaitu :

a) Potongan Tespen b) Potongan Askes c) Potongan PPh d) Potongan PPN

2. Jenis-jenis Pengeluaran Kas

Pengeluaran-pengeluaran kas digunakan untuk : a) Belanja pegawai

b) Belanja barang c) Belanja modal d) Belanja bunga e) Belanja subsidi f) Belanja hibah

g) Belanja bantuan sosial h) Belanja bagi hasil

i) Belanja bantuan keuangan j) Belanja tidak terduga

Pengeluaran kas yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan pemerintah daerah meliputi :

a. Penyetoran Taspen b. Penyetoran Askes


(43)

35

c. Penyetoran PPh d. Penyetoran PPN

e. Pengembalian uang titipan muka f. Pengembalian uang jaminan g. Pengeluaran lain yang sejenisnya

E. Anggaran Dinas Kesehatan Kota Medan

Tabel 3.1

DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN Laporan Anggaran Keuangan

Periode 2013

Uraian Anggaran Realisasi Sisa

1. Belanja Pegawai 138.496.090.000 123.719.774.439 14.776.315.561 a. Biaya Gaji dan Tunjangan 97.924.600.000 86.055.544.439 11.869.055.561 b. Biaya Tambahan

Penghasilan PNS

32.323.120.000 31.457.245.000 865.875.000

c. Biaya Insentif Pajak dan Retribusi Daerah

65.000.000 0 65.000.000

d. Biaya Honoranium PNS 5.179.870.000 3.677.210.000 1.502.660.000 e. Biaya Honoranium non PNS 3.003.500.000 2.529.775.000 473.725.000 2. Belanja Barang dan Jasa 73.921.057.600 50.277.360.421 23.643.697.179 a. Biaya Bahan Pakai Habis 1.203.038.244 495.427.470 707.610.774


(44)

b. Biaya Bahan/Material 10.237.337.800 5.760.542.000 4.476.795.800 c. Biaya Jasa Kantor 1.528.661.000 964.409.809 564.251.191 d. Biaya Perawatan Kendaraan

Bermotor

283.404.800 107.931.800 175.473.000

e. Biaya Cetak dan Penggandaan

628.421.000 372.581.000 255.840.000

f. Biaya Sewa

Rumah/Gedung/Gudang/Par kir

22.100.000 0 22.100.000

g. Biaya Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor

44.800.000 0 44.800.000

h. Biaya Makanan dan Minuman

1.126.015.000 398.513.350 727.501.650

i. Biaya Pakaian Dinas dan Atributnya

841.500.000 0 841.500.000

j. Biaya Perjalanan Dinas 61.530.000 0 61.530.000 k. Biaya Kursus, Pelatihan,

Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS

22.470.000 0 22.470.000

l. Biaya Pemeliharaan 53.750.500 53.750.500 0 m.Biaya Jasa Konsultasi 614.567.400 468.725.000 145.842.400 n. Biaya Pengganti Transport 3.473.470.000 2.725.850.000 747.620.000 o. Biaya Jasa Pihak Ketiga 53.779.991.856 38.929.629.492 14.850.362.364 3. Belanja Modal Pengadaan 5.976.752.400 1.620.089.500 4.356.662.900


(45)

37

a. Biaya Modal Pengadaan Peralatan Kantor

219.025.000 219.025.000 0

b. Biaya Modal Pengadaan Komputer

213.000.000 196.900.000 16.100.000

c. Biaya Modal Pengadaan Peralatan Dapur

114.785.000 114.785.000 0

d. Biaya Modal Pengadaan Penghias Ruangan Rumah Tangga

199.000.000 196.043.000 2.957.000

e. Biaya Modal Pengadaan Alat-alat Ukur

199.600.000 199.600.000 0

f. Biaya Modal Pengadaan Alat-alat Kedokteran

4.398.978.977 219.959.000 4.179.019.977

g. Biaya Modal Pengadaan Alat-alat Laboraturium

306.213.423 147.627.500 158.585.923

h. Biaya Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan

326.150.000 326.150.000 0

Total Biaya 218.393.900.000 175.617.224.360 42.776.675.640 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Medan, 2013


(46)

Anggaran pada Dinas Kesehatan Kota Medan berupa biaya belanja. Belanja terbagi atas dua jenis yaitu belanja tidak langsung dan belanja langsung. 1. Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung adalah belanja yang tidak secara langsung terkait dengan produktivitas atau tujuan organisasi. Contohnya : Biaya Gaji dan Tunjangan, Biaya Tambahan Penghasilan PNS dan Biaya Insentif Pajak dan Retribusi Daerah.

a. Biaya Gaji dan Tunjangan

Pada biaya ini jumlah yang terealisasikan sebesar Rp. 86.055.544.439,- sementara yang dianggarkan sebesar Rp. 97.924.600.000,- ini memiliki sisa sebesar Rp. 11.869. 055.561,- yang disebabkan karena adanya pegawai yang pindah tugas, pensiun, meninggal dunia serta adanya anak pegawai yang keluar dari tanggungan, sehingga sisa anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.

b. Biaya Tambahan Penghasilan PNS

Biaya Tambahan Penghasilan PNS meliputi tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja dan tambahan penghasilan berdasarkan pertimbangan objektif. Pada biaya ini jumlah yang terealisasikan sebesar Rp. 31.457.245.000,- sementara yang dianggarkan sebesar Rp. 32.323.120.000,- maka sisanya sebesar Rp. 865.875.000,- yang disebabkan karena adanya pegawai yang pensiun, pindah tugas dan meninggal dunia, sehingga sisa anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.


(47)

39

c. Biaya Insentif Pajak dan Retribusi Daerah

Pada biaya ini jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 65.000.000,- tidak direalisasikan karena pada tahun 2013 Dinas Kesehatan belum mencapai target kinerja yang ditentukan, tetapi dibayarkan pada periode berikutnya apabila telah mencapai target yang ditentukan. (PP No. 65 Tahun 2010 pasal 4 ayat 4)

2. Belanja Langsung

Belanja langsung adalah belanja yang terkait langsung dengan produktivitas kegiatan atau terkait langsung dengan tujuan organisasi. Contohnya : Biaya Honoranium PNS dan non PNS, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal Pengadaan.

a. Biaya Honoranium PNS

Yang termasuk ke dalam biaya ini seperti Honoranium Panitia Pelaksana Kegiatan, Tim Pengadaan Barang dan Jasa, Pengelola Barang, Pelayanan Medik. Pada biaya ini jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 5.179.870.000,- yang terealisasi sebesar Rp. 3.677.210.000,- sehingga memiliki sisa sebesar Rp. 1.502.660.000,- yang disebabkan karena ada beberapa pegawai yang tidak ikut berpartisipasi menjadi panitia pelaksana kegiatan, tim pengadaan barang dan jasa, dan lainnya. Selain itu karena adanya pegawai yang pindah tugas, pensiun dan meninggal dunia. Sisa anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.


(48)

b. Biaya Honoranium non PNS

Yang termsuk ke dalam biaya ini seperti Honoranium Tenaga Ahli / Instruktur / Narasumber, Honoranium Pegawai Honorer / Tidak Tetap / Peserta. Pada biaya ini jumlah yang direalisasikan sebesar Rp. 2.529.775.000,- sementara yang dianggarkan sebesar Rp. 3.003.500.000,- ini menunjukkan sisa sebesar Rp. 473.725.000,- yang disebabkan karena pada tahun 2013 Dinas Kesehatan tidak banyak mengundang tenaga ahli instruktur / narasumber untuk mengisi acara yang diadakan instansi. Selain itu sebab lain karena ada beberapa pegawai honorer yang meninggal dunia dan berhenti bekerja.

c. Biaya Barang dan Jasa

Yang termasuk ke dalam biaya ini seperti Belanja Bahan Habis Pakai, Bahan Material, Jasa Kantor, Perawatan Kendaraan Bermotor, Cetak dan Penggandaan, Sewa Rumah / Gedung / Gudang / Parkir, Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor, Makanan dan Minuman, Pakaian Dinas dan Atributnya, Perjalanan Dinas, Pemeliharaan, Jasa Konsultasi, Pengganti Transport, Jasa Pihak Ketiga. Pada biaya ini jumlah yang direalisasikan sebesar Rp. 50.277.360.421,- sementara yang dianggarkan sebesar Rp. 73.921.057.600,- sehingga memiliki sisa sebesar Rp. 23.643.697.179,-. Hal ini disebabkan karena pada beberapa jenis biaya yang anggarannya tidak dapat direalisasikan seperti pada pos biaya :

1) Biaya Sewa Rumah / Gedung / Gudang / Parkir, jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 22.100.000,- sementara anggaran tersebut tidak dapat direalisasikan karena adanya Undang-Undang yang mengatur


(49)

41

Dinas Kesehatan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan rapat atau pertemuan di luar gedung instansi tersebut dan hanya menggunakan fasilitas yang tersedia saja, sehingga anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.

2) Biaya Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor, jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 44.800.000,- sementara anggaran tersebut tidak terealisasikan karena tidak adanya kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan yang mengharuskan untuk menyewa tenda, meja, kursi, pakaian adat / tradisional maupun menyewa perlengkapan dan peralatan yang lainnya, sehingga anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah. 3) Biaya Pakaian Dinas dan Atributnya, jumlah yang dianggarkan sebesar

Rp. 841.500.000,- sementara anggaran tersebut tidak direalisasikan karena pada tahun 2013 Dinas Kesehatan tidak membutuhkan pakaian dinas harian yang baru sehingga anggaran tersebut tidak terealisasikan dan dikembalikan ke kas daerah.

4) Biaya Perjalanan Dinas, jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 61.530.000,- sementara pada tahun 2013 Dinas Kesehatan tidak ada melakukan perjalanan dinas dalam daerah maupun ke luar daerah sehingga anggaran tersebut tidak terealisasikan dan dikembalikan ke kas daerah.

5) Biaya Kursus, Pelatihan, Sosialisasi, dan Bimbingan Teknis PNS, jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 22.470.000,- sementara pegawai Dinas Kesehatan tidak ada mengikuti kursus-kursus singkat / pelatihan, tidak


(50)

ada mengikuti sosialisasi maupun bimbingan teknis / workshop, sehingga anggaran tersebut tidak terealisasikan dan dikembalikan ke kas daerah.

d. Biaya Modal Pengadaan

Yang termasuk ke dalam biaya ini seperti Biaya Modal Pengadaaan Peralatan Kantor, Pengadaan Komputer, Pengadaan Peralatan Dapur, Pengadaan Penghias Ruangan Rumah Tangga, Pengadaan Alat-alat Ukur, Pengadaan Alat-alat Laboraturium, Pengadaan Konstruksi / Pembelian Bangunan. Pada biaya ini jumlah anggarannya sebesar Rp. 5.976.752.400,- sementara jumlah yang direalisasikan sebesar Rp. 1.620.089.500,- ini menunjukkan sisa sebesar Rp. 4.356.662.900,-. Hal ini disebabkan karena pada beberapa jenis biaya yang anggarannya tidak terealisasi seperti:

1) Biaya Modal Pengadaan Komputer, pada rincian ini jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 198.000.000,- sementara yang terealisasi hanya sebesar Rp. 196.900.000,- dengan sisa sebesar Rp. 1.100.000,- yang disebabkan karena penawaran harga yang terjadi antara Dinas Kesehatan dengan pihak yang mengadakan barang tersebut, sehingga sisa anggaran dikembalikan ke kas daerah.

2) Biaya Modal Pengadaan Alat-alat Kedokteran, pada biaya ini jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 4.398.978.977,- sementara anggaran tersebut hanya digunakan sebesar Rp. 219.959.000,- yaitu pada uraian biaya modal pengadaan alat-alat kedokteran umum. Sedangkan pada uraian biaya modal pengadaan alat-alat kedokteran gigi jumlah yang telah dianggarkan sebesar Rp. 3.290.935.808,- dan pada biaya modal pengadaan alat-alat


(51)

43

kedokteran kebidanan dan penyakit kandungan sebesar Rp. 40.000.000,- anggaran tersebut sama sekali tidak digunakan karena tidak ada yang perlu dibeli sehingga anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.

3) Biaya Modal Pengadaan Alat-alat Laboraturim, pada biaya ini jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 306.213.423,- dan jumlah realisasinya sebesar Rp. 147.627.500,-. Anggaran tersebut hanya direalisasikan untuk uraian biaya modal pengadaan alat-alat laboraturim lingkungan hidup saja sebesar Rp. 147.627.500,- sementara anggaran untuk uraian biaya modal pengadaan alat-alat laboraturim kimia sebesar Rp. 106.213.423,- tidak direalisasikan karena tidak ada yang perlu dibeli atau diperbaharui pada laboraturium kimia, sehingga sisa anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.

Dari uraian di atas, banyak mata anggaran yang mengalami kelebihan anggaran. Kelebihan atau sisa anggaran tersebut seluruhnya dikembalikan ke dalam kas daerah. Tetapi ada beberapa jenis biaya yang merealisasikan anggarannya sesuai dengan yang telah dianggarkan, tidak mengalami kekurangan anggaran atau kelebihan anggaran yaitu :

1) Biaya Modal Pengadaan Peralatan Kantor

Pada biaya ini jumlah anggarannya sesuai dengan yang direalisasikan yaitu sebesar Rp. 219.025.000,-

2) Biaya Modal Pengadaan Peralatan Dapur

Pada biaya ini jumlah anggaran yang terealisasi sama dengan jumlah yang dianggarkan yaitu sebesar Rp. 114.785.000,-


(52)

Pada biaya ini jumlah yang direalisasi sebesar Rp. 199.600.000,- sama dengan jumlah yang dianggarkan.

4) Biaya Modal Pengadaan Konstruksi / Pembelian Bangunan

Yang termasuk ke dalam jenis biaya ini adalah Biaya Modal Pengadaan Konstruksi / Pembelian Gedung Kantor dan Biaya Modal Pengadaan Konstruksi / Pembelian Rumah Dinas. Pada biaya ini jumlah yang dianggarkan sesuai dengan jumlah yang terealisasikan yaitu sebesar Rp. 326.150.000,-


(53)

 

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Dinas Kesehatan kota Medan merupakan suatu instansi pemerintah yang bergerak di bidang kesehatan, yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada wali kota

2. Penyusunan anggaran dimulai dari setiap seksi bidang melaporkan kepada masing-masing Kabid berapa besar anggaran yang diperlukan setiap bidang. Kemudian diserahkan kepada secretariat untuk membuat RKA dan kemudian diteruskan ke Pemko. Lalu Pemko menyerahkan RKA tersebut kepada DPRD untuk disahkan. Setelah disahkan, dikemnbalikan ke Pemko dan Pemko menyerahkan DPA untuk dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. 3. Sumber penerimaan Dinas Kesehatan kota Medan berasal dari pendapatan

asli daerah (PAD). Hasil retribusi daerah meliputi : retribusi pelayanan kesehatan dan retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran.

4. Pengeluaran anggaran pada Dinas Kesehatankota Medan yaitu biaya belanja. Belanja terbagi dua yaitu, belanja tidak langsung dan belanja langsung.

5. Belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai yang berupa : gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan PNS, insentif pajak dan retribusi daerah. Sedangkan nelanja langsung terdiri dari biaya honoranium PNS, biaya honoranium non PNS, biaya barang dan jasa, dan biaya modal pengadaan.


(54)

B. Saran

Saran untuk Dinas Kesehatan Kota Medan adalah kegiatan ekonomi dariDinas Kesehatan Kota Medan sudah cukup baik. Penggunaan dana juga sudah cukup jelas, teratur dan transparan. Hanya saja penulis berharap Dinas Kesehatan Kota Medan berperan sesuai dengan fungsi sebagai lembaganya. Penulis sangat berharap masyarakat kota Medan dapat merasakan fungsi dan menggunakan atau memanfaatkan secara efektif dan efisien peran Dinas Kesehatan Kota Medan


(55)

47

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2002. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat: Jakarta Harahap, Sofyan Safri. 2001. Sistem Pengawasan Manajemen. Quantum: Jakarta Munawir, S. 2002. Laporan Keuangan, Liberty: Yogyakarta

S, R, Soemarsono. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar 1 edisi 5 revisi. Salemba Empat: Jakarta


(1)

42

 

ada mengikuti sosialisasi maupun bimbingan teknis / workshop, sehingga anggaran tersebut tidak terealisasikan dan dikembalikan ke kas daerah.

d. Biaya Modal Pengadaan

Yang termasuk ke dalam biaya ini seperti Biaya Modal Pengadaaan Peralatan Kantor, Pengadaan Komputer, Pengadaan Peralatan Dapur, Pengadaan Penghias Ruangan Rumah Tangga, Pengadaan Alat-alat Ukur, Pengadaan Alat-alat Laboraturium, Pengadaan Konstruksi / Pembelian Bangunan. Pada biaya ini jumlah anggarannya sebesar Rp. 5.976.752.400,- sementara jumlah yang direalisasikan sebesar Rp. 1.620.089.500,- ini menunjukkan sisa sebesar Rp. 4.356.662.900,-. Hal ini disebabkan karena pada beberapa jenis biaya yang anggarannya tidak terealisasi seperti:

1) Biaya Modal Pengadaan Komputer, pada rincian ini jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 198.000.000,- sementara yang terealisasi hanya sebesar Rp. 196.900.000,- dengan sisa sebesar Rp. 1.100.000,- yang disebabkan karena penawaran harga yang terjadi antara Dinas Kesehatan dengan pihak yang mengadakan barang tersebut, sehingga sisa anggaran dikembalikan ke kas daerah.

2) Biaya Modal Pengadaan Alat-alat Kedokteran, pada biaya ini jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 4.398.978.977,- sementara anggaran tersebut hanya digunakan sebesar Rp. 219.959.000,- yaitu pada uraian biaya modal pengadaan alat-alat kedokteran umum. Sedangkan pada uraian biaya modal pengadaan alat-alat kedokteran gigi jumlah yang telah dianggarkan sebesar Rp. 3.290.935.808,- dan pada biaya modal pengadaan alat-alat


(2)

 

kedokteran kebidanan dan penyakit kandungan sebesar Rp. 40.000.000,- anggaran tersebut sama sekali tidak digunakan karena tidak ada yang perlu dibeli sehingga anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.

3) Biaya Modal Pengadaan Alat-alat Laboraturim, pada biaya ini jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 306.213.423,- dan jumlah realisasinya sebesar Rp. 147.627.500,-. Anggaran tersebut hanya direalisasikan untuk uraian biaya modal pengadaan alat-alat laboraturim lingkungan hidup saja sebesar Rp. 147.627.500,- sementara anggaran untuk uraian biaya modal pengadaan alat-alat laboraturim kimia sebesar Rp. 106.213.423,- tidak direalisasikan karena tidak ada yang perlu dibeli atau diperbaharui pada laboraturium kimia, sehingga sisa anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.

Dari uraian di atas, banyak mata anggaran yang mengalami kelebihan anggaran. Kelebihan atau sisa anggaran tersebut seluruhnya dikembalikan ke dalam kas daerah. Tetapi ada beberapa jenis biaya yang merealisasikan anggarannya sesuai dengan yang telah dianggarkan, tidak mengalami kekurangan anggaran atau kelebihan anggaran yaitu :

1) Biaya Modal Pengadaan Peralatan Kantor

Pada biaya ini jumlah anggarannya sesuai dengan yang direalisasikan yaitu sebesar Rp. 219.025.000,-

2) Biaya Modal Pengadaan Peralatan Dapur

Pada biaya ini jumlah anggaran yang terealisasi sama dengan jumlah yang dianggarkan yaitu sebesar Rp. 114.785.000,-

3) Biaya Modal Pengadaan Alat-alat Ukur


(3)

44

 

Pada biaya ini jumlah yang direalisasi sebesar Rp. 199.600.000,- sama dengan jumlah yang dianggarkan.

4) Biaya Modal Pengadaan Konstruksi / Pembelian Bangunan

Yang termasuk ke dalam jenis biaya ini adalah Biaya Modal Pengadaan Konstruksi / Pembelian Gedung Kantor dan Biaya Modal Pengadaan Konstruksi / Pembelian Rumah Dinas. Pada biaya ini jumlah yang dianggarkan sesuai dengan jumlah yang terealisasikan yaitu sebesar Rp. 326.150.000,-


(4)

45 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Dinas Kesehatan kota Medan merupakan suatu instansi pemerintah yang bergerak di bidang kesehatan, yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada wali kota

2. Penyusunan anggaran dimulai dari setiap seksi bidang melaporkan kepada masing-masing Kabid berapa besar anggaran yang diperlukan setiap bidang. Kemudian diserahkan kepada secretariat untuk membuat RKA dan kemudian diteruskan ke Pemko. Lalu Pemko menyerahkan RKA tersebut kepada DPRD untuk disahkan. Setelah disahkan, dikemnbalikan ke Pemko dan Pemko menyerahkan DPA untuk dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. 3. Sumber penerimaan Dinas Kesehatan kota Medan berasal dari pendapatan

asli daerah (PAD). Hasil retribusi daerah meliputi : retribusi pelayanan kesehatan dan retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran.

4. Pengeluaran anggaran pada Dinas Kesehatankota Medan yaitu biaya belanja. Belanja terbagi dua yaitu, belanja tidak langsung dan belanja langsung.

5. Belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai yang berupa : gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan PNS, insentif pajak dan retribusi daerah. Sedangkan nelanja langsung terdiri dari biaya honoranium PNS, biaya honoranium non PNS, biaya barang dan jasa, dan biaya modal pengadaan.


(5)

46

 

B. Saran

Saran untuk Dinas Kesehatan Kota Medan adalah kegiatan ekonomi dariDinas Kesehatan Kota Medan sudah cukup baik. Penggunaan dana juga sudah cukup jelas, teratur dan transparan. Hanya saja penulis berharap Dinas Kesehatan Kota Medan berperan sesuai dengan fungsi sebagai lembaganya. Penulis sangat berharap masyarakat kota Medan dapat merasakan fungsi dan menggunakan atau memanfaatkan secara efektif dan efisien peran Dinas Kesehatan Kota Medan


(6)

 

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2002. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat: Jakarta

Harahap, Sofyan Safri. 2001. Sistem Pengawasan Manajemen. Quantum: Jakarta

Munawir, S. 2002. Laporan Keuangan, Liberty: Yogyakarta

S, R, Soemarsono. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar 1 edisi 5 revisi. Salemba Empat: Jakarta