Tingkat Pengetahuan Ibu Pada Masa Menopause Tentang Gejala Fisik Dan Psikologis Di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU PADA MASA

MENOPAUSE TENTANG GEJALA FISIK DAN PSIKOLOGIS DI

KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

Oleh Lisa Komalasari 081121028

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2010

\


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SIDANG SKRIPSI

N a m a : LISA KOMALASARI N I M : 081121028

Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mengalami Menopause Tentang Gejala Fisik dan Psikologis Di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

Telah memenuhi persyaratan penulisan skripsi sesuai dengan Pedoman Penulisan Proposal Skripsi Mahasiswa S I Keperawatan USU tahun 2010 dan dapat melaksanakan ujian sidang skripsi.

Medan, Juni 2010

Pembimbing Penelitian

(Nur Asiah, SKep, Ns)


(3)

KATA PEN GAN TAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, Puji Syukur kepada Allah SWT. atas keridhoan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan atas Rasulullah SAW. keluarganya, sahabat-sahabatnya dan umat yang istiqomah mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nurasiah, S.Kep, Ns selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan, Ibu Erniyati, SKp. MNS selaku Pembantu Dekan I yang sebelumnya sebagai Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran, Ibu Evi Karota Bukit, SKp. MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Bapak Ikhsanuddin Harahap, SKp. MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan seluruh Doen beserta staf pegawai Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan fasilitas, kesempatan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

Terimakasih kepada kepada kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Irawan dan Ibunda Zulina tersayang yang selalu memberikan do`a restu, nasehat serta


(4)

memberikan dorongan moril dan materil. Kepada adikku satu-satunya Yudhi Permana yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada saya agar dapat smenyelesaikan skripsi ini dan kepada yang terspesial dan tersayang Ahmad Surya Amzai.S.Pd.I terimakasih atas semangat, dukungan dan arahan serta kasiha sayang dan perhatiannya selama ini kepada saya agar saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Buat sahabat-sahabat saya Rispa, Eni, Bu Masita serta kak Rina dan terkhusus untuk kak Dede (Nurainun) yang banyak membantu saya dalam penyusunan skripsi ini saya ucapkan terimakasih banyak atas bantuannya, serta semua teman-teman di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara `08 yang tidak dapat saya sebukan namanya satu persatu, yang sama-sama berjuang menuntut ilmu di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan tak lupa juga kepada teman-teman sepermainanan ku Yeyen, Salawaty, Bg Ahda yang selalu memberikan semangat agar saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua dan terkhususnya bagi saya.

Medan, Juni 2010 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SKEMA ... vii

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 3

1.3. Pertanyaan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan ... 4

1.4.2 Bagi Pelayanan Kesehatan ... 4

1.4.3 Peneliti Selanjutnya ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengetahuan ... 5

2.1.1 Pengertian Pengetahuan ... 5

2.1.2. Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif ... 5

2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 6

2.2. Menopause ... 9

2.2.1. Definisi Menopause ... 9

2.2.2. Tahap terjadinya menopause ... 10


(6)

3.1. Kerangka Konseptual ... 21

3.2. Definisi Operasional ... 22

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian ... 23

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

4.2.1. Populasi ... 23

4.2.2. Sampel ... 23

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

4.4. Pertimbangan Etik ... 24

4.5 Instrumen Penelitian ... 24

4.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 25

4.7. Pengumpulan Data ... 26

4.8. Analisa Data ... 27

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 29

5.1.1. Karakteristik Responden ... 29

5.1.2. Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Mengalami Menopause Tentang Gejala Fisik dan Psikologis ... 30

5.2. Pembahasan ... 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 43

6.2. Pembahasan ... 44

6.2.1.Untuk Pendidikan Keperawatan ... 44

6.2.2.Untuk Pelayanan Kesehatan ... 44


(7)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

1. Lembar Informed Consent 2. Instrumen Penelitian

3. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian 4. Daftar Riwayat Hidup

5. Surat Pernyataan Ijin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

6. Surat Balasan dari Kantor Pemerintahan Kabupaten Langkat Kecamatan Binjai


(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 1.1 Kerangka konsep penelitian tingkat pengetahuan ibu yang mengalami


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Definisi Operasional ... 22 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden .... 30 Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pengetahuan Ibu

yang Mengalami Menopause Tentang Gejala Fisik dan

Psikologis ... 31

Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Menopause Tentang Gejala


(10)

Judul : Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Mengalami Menopause Tentang Gejala Fisik dan Psikologis Di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

Nama : Lisa Komalasari

Fakultas : Keperawatan

Tahun : 2010

Abstrak

Menopause merupakan fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur dan merupakan peristiwa alamiah pada setiap wanita tetapi banyak wanita yang merasa khawatir menghadapi menopause, karena mereka beranggapan bahwa wanita yang berusia lanjut atau yang akan mengalami menopause hidupnya akan kurang sehat, kurang bugar, tidak cantik lagi dan cepat marah. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 mencapai 203,46 juta orang dengan jumlah wanita 101,81 juta orang. Perempuan yang berusia diatas 50 tahun yang memasuki usia menopause sebanyak 15,5 juta orang. Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala menopause pada usai 40-an dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun. Kebanyakan mengalami gejala kurang dari 5 tahun dan sekitar 25% lebih dari 5 tahun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2010 dengan menggunakan metode desktiptif. Pemilihan sampel yang digunakan adalah total sampling, jumlah sampel 60 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi yang ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat adalah cukup baik sebanyak (80%).


(11)

Judul : Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Mengalami Menopause Tentang Gejala Fisik dan Psikologis Di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

Nama : Lisa Komalasari

Fakultas : Keperawatan

Tahun : 2010

Abstrak

Menopause merupakan fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur dan merupakan peristiwa alamiah pada setiap wanita tetapi banyak wanita yang merasa khawatir menghadapi menopause, karena mereka beranggapan bahwa wanita yang berusia lanjut atau yang akan mengalami menopause hidupnya akan kurang sehat, kurang bugar, tidak cantik lagi dan cepat marah. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 mencapai 203,46 juta orang dengan jumlah wanita 101,81 juta orang. Perempuan yang berusia diatas 50 tahun yang memasuki usia menopause sebanyak 15,5 juta orang. Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala menopause pada usai 40-an dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun. Kebanyakan mengalami gejala kurang dari 5 tahun dan sekitar 25% lebih dari 5 tahun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2010 dengan menggunakan metode desktiptif. Pemilihan sampel yang digunakan adalah total sampling, jumlah sampel 60 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi yang ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat adalah cukup baik sebanyak (80%).


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Menopause didefinisikan secara klinis sebagai waktu dimana seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama satu tahun, yang diawali dengan tidak teraturnya periode menstruasi dan diikuti dengan berhentinya periode menstruasi. Menopause merupakan fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur dan merupakan peristiwa alamiah pada setiap wanita. Banyak wanita yang merasa khawatir menghadapi menopause, karena mereka beranggapan bahwa wanita yang berusia lanjut atau yang akan mengalami menopause hidupnya akan kurang sehat, kurang bugar, tidak cantik lagi dan cepat marah (Northrup, 2006).

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1997 mencapai 201,4 juta dengan 100,9 juta orang wanita. Jumlah wanita berusia diatas 50 tahun mencapai 14,3 juta orang. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia mencapai 203,46 juta orang dengan jumlah wanita 101,81 juta orang. Jumlah perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan diperkirakan telah memasuki usia menopause sebanyak 15,5 juta orang. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah wanita yang hidup dalam usia menopause adalah 30,3 juta (Baziad, 2003). Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala menopause pada usai 40-an dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun. Kebanyakan mengalami gejala kurang dari 5 tahun dan sekitar 25% lebih dari 5 tahun. Namun bila diambil rata-ratanya, umumnya seorang wanita akan mengalami menopause sekitar usia 45-50 tahun (Rostiana, 2009). Di Indonesia sendiri, usia menopause bervariasi antara 45-50 tahun. Namun, proses perubahan kearah menopause itu sendiri sudah


(13)

dimulai sejak wanita berusia 40 tahun. Masa ini dikenal sebagai masa pra-menopause (Northrup,2006).

Masa klimakterium atau menopause berlangsung secara bertahap yaitu pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak, dan kadang-kadang disertai nyeri haid (dismenorea). Pada wanita tertentu telah timbul keluhan vasomotorik dan keluhan sindrom prahaid atau sindrom premenstrual (Baziad, 2003). Sedangkan menurut Nirmala, (2003) pramenopause adalah rentang waktu dimana seorang wanita dapat hamil, mulai dari pubertas hingga menopause. Menopause adalah masa yang ditandai dengan berhentinya haid. Postmenopause adalah masa sesudah menopause yang terakhir. Sedangkan menurut (Nirmala, 2003) postmenopause adalah tahap atau sebagian besar gejala pada masa perimenopause telah menghilang.

Ketika seseorang memasuki masa menopause, akan mengalami gejala fisik dan psikologis. Perubahan pada fisik yang terjadi adalah ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher dan dada bagian atas. Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar (Hurlock, 1992).

Menurut Rebecca (2006), beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung, depresi, cemas, suasana hati (mood), sering lupa, susah berkonsentrasi. Gejala psikologis yang terjadi menurut Blackburn and Davidson (1990) adalah suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan


(14)

ketidaktenangan psikis, mudah marah, perasaan sangat tegang.. Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering.

Menurut data yang didapat peneliti dari Kepala Desa Sidomulyo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat terdapat 60 orang ibu yang mengalami menopause di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, 57 orang diantaranya tidak mengetahui tentang menopause atau sekitar 95% dan 3 orang diantaranya cukup mengetahui atau sekitar 5% dan keluhan fisik yang sering terjadi adala nyeri otot dan pinggang hal ini terjadi kartena kurangnya pengetahuan tentang menopause tersebut serta di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat ini pernah melakukan penelitian tentang keluhan fisik selama menopause tetapi belum pernah yang meneliti tentang gejala fisik dan psikologis.

Dari tulisan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis dan masih banyak ibu atau wanita yang belum mengetahuai tentang arti menopause tersebut.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis.


(15)

1.3. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian adalah bagaimana tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi bagi tenaga pendidik keperawatan khususnya dalam bidang keperawatan maternitas dan dapat memberikan pengajaran kepada mahasiswa keperawatan untuk membuat asuhan keperawatan yang komprehensif pada ibu yang mengalami menopause.

1.4.2. Bagi pelayanan Kesehatan

Dari hasil penelitian ini diharapkan perawat maternitas dan perawat komunitas yang ada di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien, serta memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu yang yang berumur diatas 40 tahun.

1.4.3. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber data untuk penelitian selanjutnya.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Sedangkan secara terminology menurut Gazalba (1992) pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil dari pekerjaan tahu. Pekerjaan tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu (Bakhtiar, 2004).

2.1.2. Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif

Pengetahuan yang tercangkup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan (Notoadmojo, 2003) yaitu :

Tahu. Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Memahami. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

Aplikasi. Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi


(17)

diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

Analisis. Analisis adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian dalam suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Sintesis. Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian- bagian dalam suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-fornulasi yang ada.

Evaluasi. Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang sudah ada.

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Umur. Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang

maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu Ahmadi, (2001) juga mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada bertambahnya pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tetentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.


(18)

Intelegensi. Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan

berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan (Khayan, 1997).

Lingkungan. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang (Nasution, 1999).

Sosial budaya. Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.

Pendidikan. Menurut Notoadmojo (1999) pendidikan adalah suatu kegiatan

atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Menurut Wied Hary A.(1996), menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuannya.


(19)

Informasi. Menurut Wied Hary A (1996) informasi akan memberikan

pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

Pengalaman. Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut

dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoadmojo 1997).

Masukan sumber informasi. Menurut Notoadmojo (1997) masukan sumber

informasi mempengaruhi pengetahuan baik dari orang maupun media. Didalam kelompok, manusia memberikan kemungkinan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota kelompok.

Slanet (1995) juga menekankan kalau sumber informasi dari orang itu mempengarui pengetahuan, yang dipengaruhi antara lain : keluarga, orangtua, dan masyarakat baik teman maupun tim kesehatan.

Didalam komunitas, proses pendidikan dapat diperoleh melalui berbagai macam media atau alat bantu yaitu :

Media cetak.Yaitu sarana komunikasi dengan tulisan terdiri dari leaflet, rubrik di


(20)

Media elektronik. Yaitu sarana komunikasi dengan elektronik terdiri dari televisi,

radio, video, slide.

Media papan. Yaitu papan yang dipasang ditempat-tempat umum diisi dengan

pesan-pesan atau informasi kesehatan.

Arikunto, (1998) mengemukakan bahwa untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat dibagi menjadi empat tingkatan yaitu : tingkat pengetahuan baik, tingkat pengetahuan cukup, tingkat pengetahuan kurang.

2.2. Menopause

2.2.1. Defenisi menopause.

Kata menopause berasal dari dua kata Yunani yang berarti bulan dan perhentian sementara yang secara linguistik lebih tepat disebut menocease. Secara medis istilah menopause berarti menocease, yang berdasarkan defenisinya berarti berhentinya masa menstruasi (Reitz, 1993). Menopause didefinisikan secara klinis sebagai waktu dimana seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama satu tahun, yang diawali dengan tidak teraturnya periode menstruasi dan diikuti dengan berhentinya periode menstruasi. Menopause merupakan fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur. Di Indonesia, usia menopause bervariasi antara 45-50 tahun. Namun, proses perubahan kearah menopause itu sendiri sudah dimulai sejak wanita berusia 40 tahun. Masa ini dikenal sebagai masa pra-menopause (Northrup,2006).


(21)

2.2.2. Tahap Terjadinya Menopause

Pramenopause yaitu masa di mana tubuh mulai bertransisi menuju

menopause. Masa ini bisa terjadi selama dua hingga delapan tahun, ditambah satu tahun di akhir periode menuju menopause. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa reproduksi. Pada periode ini, umumnya tingkat produksi hormon estrogen dan progesteron berfluktuasi, naik dan turun tak beraturan. Siklus menstruasi pun bisa tiba-tiba memanjang atau memendek. Biasanya, masa pramenopause ini terjadi di usia 40-an, tapi banyak juga yang mengalami perubahan ini saat usianya masih di pertengahan 30-an (Rahmi, 2008).

Menurut Bambang (2003) masa tiga hingga sepuluh tahun sebelum datangnya menopause, pada masa ini seorang wanita akan mengalami gejala-gejala yaitu datangnya haid tidak teratur, suasana hati berubah-ubah, gejolak rasa panas selama waktu haid. Pada tahap ini produksi hormon indung telur (ovarium) menurun dan berfluktuasi menyebabkan munculnya berbagai gejala. Gejala-gejala ini lebih banyak dialami wanita pada tahap pramenopause dari pada tahap sesudahnya. Namun, karena hal ini terjadinya pada saat wanita berusia antara 35-45 tahun, maka gejala-gejala ini banyak yang terabaikan atau tidak diperdulikan.

Menurut Madjid (2009) gejala fisik dari pramenopause adalah perubahan pola haid yaitu jumlah haid menjadi sedikit (oligomenore) atau sangat banyak (menoragi), atau perdarahan haid tidak teratur (metroragi), daur haid hilang (amenore)selang seling, daur tidak teratur, daur menjadi singkat atau memanjang.


(22)

Gejala vasomotor (hotflashes, flushes) atau gejolak rasa panas disertai keringat malam (diaphoresis) dengan frekuensi dan intensitas yang beragam. Tujuh puluh lima persen wanita mengalaminya, 10-15 % merasakan gejala flushes berat. Polanya berbeda untuk setiap wanita. Menurut Rahmi (2008) sekitar 75-85 persen wanita mengalami hot flashes selama pramenopause. Hot flashes adalah gelombang panas tubuh yang datang tiba-tiba, akibat perubahan kadar estrogen yang menyerang tubuh bagian atas dan muka. Serangan ini ditandai dengan munculnya kulit yang memerah di sekitar muka, leher dan dada bagian atas, detak jantung yang kencang, badan bagian atas berkeringat, termasuk gangguan tidur. Insomia yaitu mungkin ada hubungannya dengan hotflushes, terbangun pada tengah malam dan sukar kembali, mudah bangun tapi sulit untuk tidur lagi.

Perubahan urogenital yaitu jaringan menjadi atrofi, mudah mengalami vaginitis karena perubahan hormon yang mengakibatkan fungsi imunitas menurun, atrofi vagina, rasa kering pada vagina, iritasi dan gatal pada vagina. Vagina mulai mengalami kekurangan cairan dan elastisitas, sehingga hubungan intim dapat menyakitkan. Kesuburan berkurang yaitu ovulasi atau pelepasan sel telur menjadi tidak teratur, sehingga kemungkinan bertemunya sel telur dengan sperma menjadi lebih rendah walau masih mungkin untuk hamil (Rahmi, 2008).

Perubahan kulit yaitu menurunnya elastisitas kulit, kulit menjadi kering dan perasaan menjalar pada kulit. Perubahan rambut yaitu kulit dan rambut kepala menjadi tipis Perubahan mata yaitu menurunnya ketajaman visus, penglihatan kabur, mata lelah dan sensitif terhadap cahaya. Menurunnya fertilitas, tapi bukan infertil,


(23)

kehamilan yang tidak diinginkan bisa terjadi. Dianjurkan wanita memakai pil KB dosis rendah sampai menopause.

Gejala psikologis dari pramenopause adalah perubahan mental dan emosi yaitu mudah depresi, perasaan cemas meningkat, mungkin dipicu oleh perasaan takut, mudah panik. Perubahan kognitif yaitu ingatan menurun. Gejala ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat (Kuntjoro, 2002). Menurut Baziad, (2003) menurunnya ingatan dikarenakan kurangnya aliran darah ke otak menyebabkan sulit berkonsentrasi dan mudah lupa.

Gejala-gejala ini tidak selalu sama pada setiap wanita. Sebagian wanita mengaku mengalami pusing selama tahap ini. Namun, banyak pula yang mengeluh mengalami kerontokan rambut, sulit tidur, atau tidak lagi menikmati berhubungan seksual, dan lainya.

Menopause. Menopause berasal dari bahasa Latin yaitu mensis yang berarti

bulan dan bahasa Yunani pausis yang berarti berhenti, jadi jika digabungkan menopause ini dapat diartikan sebagai titik dimana menstruasi berhenti. Usia rata-rata menopause ialah 51 tahun, tetapi 10% wanita berhenti menstruasi pada usia 40 tahun dan 5% tidak berhenti menstruasi sampai usia 60 tahun (Bobak, 2005). Tetapi menurut Rahmi (2008) umur rata-rata menopause adalah 51 tahun. Tetapi tidak ada cara untuk memprediksi kapan seorang wanita akan memasuki masa menopause. Umur dimana wanita mulai memasuki periode menstruasi juga tidak berhubungan dengan awal terjadinya menopause. Kebanyakan wanita mencapai menopause antara


(24)

umur 45 dan 55, tetapi menopause mungkin terjadi lebih awal pada 30-40an atau mungkin tidak terjadi sampai wanita mencapai umur 60an. Hal ini disebabkan tubuh sudah kehabisan sel telur dan penurunan hormon estrogen. Proses semakin berkurangnya produksi hormon estrogen berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama. Tanggal dari haid terakhir itu yang disebut sebagai masa menopause . Pada masa ini wanita mengalami berbagai gejala fisik antara lain ketidakteraturan siklus haid ini adalah tanda paling umum terjadi yaitu fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal. Keadaan ini sering mengesalkan wanita karena ia harus beberapa kali mengganti pembalut yang dipakainya. Normalnya haid akan berakhir setelah tiga sampai empat hari, namun pada keadaan ini haid baru dapat berakhir setelah satu minggu atau lebih (Kuntjoro, 2002).

Intervalnya dapat memanjang atau memendek, sedikit dan berlimpah, bahkan mungkin akan melewatkan beberapa periode menstruasi. Ovulasi menjadi tidak teratur, rendahnya kadar progesteron dapat membuat Anda mengalami periode menstruasi yang lebih panjang (Widiastuti, 2009).

Gejolak rasa panas, gejolak rasa panas ini bisa sangat ringan atau sangat berat sehingga mengakibatkan kurang tidur dan depresi. Itu dimulai dengan sensasi hangat yang muncul tiba-tiba dan selintas, yang kemudian dapat menjadi sangat panas di wajah, kulit, kepala dan area dada, kadang-kadang disertai dengan kulit kemerahan dan keringat. Kadang-kadang juga disertai frekuensi jantung yang menungkat dan mual. Gejolak panas ini biasanya lenyap satu atau dua tahun setelah menopause yang


(25)

sebenarnya meskipun dalam beberapa kasus yang relatif jarang itu mungkin berlanjut selama bertahun-tahun (Northrup, 2006). Arus panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Arus panas ini disertai oleh rasa menggelitik disekitar jari-jari, kaki maupun tangan serta pada kepala, atau bahkan timbul secara menyeluruh. Munculnya hot flashes ini sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung selama dua sampai tiga menit yang disertai pula oleh keringat yang banyak. Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat menggangu tidur dan bila hal ini sering terjadi akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan menjadi depresi (Kuntjoro, 2002).

Hot flashes umum terjadi pada wanita menopause, berlangsung selama 30 detik sampai beberapa menit, dan kadang diikuti dengan berkeringat terutama malam hari. Lingkungan panas, makan makanan atau minuman panas atau makanan pedas, alkohol, kafein, dan stress dapat menyebabkan terjadinya hot flashes. Modifikasi gaya hidup, olahraga teratur, dan meredakan kecemasan dapat menurunkan gejala ini. Hubungi dokter bila memerlukan obat-obat antidepresi atau terapi hormonal (Depkes, 2009). Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, Liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing. Keadaan ini membuat hubungan seksual akan terasa sakit. Keadaan ini sering kali menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi


(26)

buang air kecilnya meningkat dan tidak dapat menahan kencing terutama pada saat batuk, bersin, tertawa atau orgasme (Kuntjoro, 2002).

Gejala pada kekeringan vagina dikarenakan vagina yang menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastik berkaitan dengan turunnya kadar hormon estrogen. Gejalanya adalah kering dan gatal pada vagina atau iritasi dan atau nyeri saat bersenggama. Dapat menggunakan pelumas vagina yang dijual bebas atau krim pengganti estrogen yang digunakan dengan mengusapkannya pada vagina. Apabila terjadi perdarahan setelah menggunakan krim estrogen segera pergi ke dokter (Depkes, 2008).

Perubahan Kulit. Proses penuaan pada kulit merupakan proses yang kompleks. Kulit menjadi tua disebabkan oleh kerusakan kumulatif oleh sinar ultraviolet dan kekurangan estrogen. Sinar ultraviolet A dan B dapat mengganggu kesehatan kulit. Sinar ultraviolet A dengan gelombang yang lebih panjang dapat terserap kulit bagian dalam sehingga dapat menyebabkan kerusakan sel-sel kulit, sedangkan ultraviolet B menyebabkan kulit terbakar. Kulit kehilangan elastisitasnya, atopik, tipis, kering, dan berlipat-lipat. Kulit mudah cedera dan penyembuhan luka menjadi terganggu.estrogen mempengaruhi aktivitas metabolik sel-sel epidermis dan fibroblas, serta aliran darah. Kekurangan estrogen dapat menurunkan mitosis kulit sampai atropi, menyebabkan kekurangan sintesis kolagen, dan meningkatkan penghancuran kolagen (Baziad, 2003). Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan. Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung seperti kantung, dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas (Kuntjoro, 2002).


(27)

Keringat di Malam Hari. Berkeringat di malam hari merupakan suatu kesatuan gengan gejolak rasa panas. Gejala karakteristik berikutnya adalah berkeringat pada malam hari, yaitu bersimbah peluh sewaktu bangun pada malam hari, sehingga perlu berganti pakaian dimalam hari. Hal ini tentu saja mengganggu si penderita. Akibatnya mereka merasa lelah dan lebih mudah tersinggung setelah selama beberapa minggu tidak dapat tidur nyenyak (Purwoastuti, 2008).

Menurut Kuntjoro (2002), berkeringat malam hari, bangun bersimbah peluh. Sehingga perlu mengganti pakaian dimalam hari. Berkeringat malam hari tidak saja menggangu tidur melainkan juga teman atau pasangan tidur. Akibatnya diantara keduanya merasa lelah dan lebih mudah tersinggung, karena tidak dapat tidur nyenyak.

Sulit Tidur. Menurut Hawari (1990) insomnia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain fisik dan psikis, faktor fisik misalnya terserang flu sehingga sulit untuk tidur, sedangkan faktor gangguan psikis adalah stres, cemas, depresi ialah satu proses atau tahap perkembangan manusia yang berkaitan dengan perubahan fisik dan psikis yaitu menopause.

Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain (Purwoastuti, 2008).

Perubahan Pada Mulut. Pada saat mengalami menopause kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal (Kuntjoro, 2002). Bagi beberapa wanita, rasa mulut yang seperti tembaga ini hanya masalah yang bersifat


(28)

sementara. Keadan ini akan berlalu, meskipun bagi wanita yang profesinya tergantung pada kepekaan lidahnya misalnya yang bekerja sebagai juru masak, kadang-kadang mengatakan bahwa mereka kehilangan kepekaan lidahnya. Wanita yang lain mungkin mempunyai masalah dengan gusinya, kadang-kadang gigi menjadi lebih mudah tanggal, terutama jika tulangnya lepas dari rahangnya (Purwoastuti, 2008).

Badan Menjadi Gemuk. Banyak wanita yang menjadi gemuk selama

menopause. Rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan. Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada masa menopause, hal ini disebabkan oleh faktor makanan ditambah lagi karena kurang berolahraga (Kuntjoro, 2002).

Menurut Purwoastuti (2008). Ada sekitar 29% wanita menopause yang mengalami sedikit kenaikan berat badan yang mencolok dan 20% yang mengalami kenaikan yang mencolok. Hal ini diduga ada hubungannya dengan turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak.

Gejala psikologis dari menopause adalah gangguan suasana hati. Sebagian orang melihat adanya hubungan antara siklus hormon dan suasana hati. Namun, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa fluktuasi hormon memang benar mempunyai efek terhadap emosi kita. Beberapa wanita mengatakan suasana hati tertentu terjadi dalam suatu putaran meskipun haid mereka sudah berhenti. Suasana hati terus-menerus berlangsung ada waktu-waktu tertentu dalam satu bulan (Purwoastuti, 2008). Banyak wanita merasakan bahwa perubahan suasana hati mereka lebih parah banding sebelumnya menjelang haid mereka datang. Sebagian


(29)

alasan dari semakin parahnya keadaan ini atau meningkatnya suasana hati yang negative dan gelap, bersifat hormonal (Northrup, 2006).

Depresi. Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan 9% s/d 26% wanita dan 5% s/d 12% pria pernah menderita penyakit depresi yang gawat di dalam kehidupan mereka. Setiap saat, diperkirakan bahwa 4,5% s/d 9,3% wanita dan 2,3% s/d 3,2% pria akan menderita karena gangguan ini. Dengan demikian secara kasar dapat dikatakan bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita depresi daripada pria. Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya. Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi merupakan respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam fase kehidupan tertentu, akan tetapi beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam yang tidak sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit dihindarkan. Simptom-simptom psikologis adanya depresi bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Blakburn dan Davidson (1990) adalah: Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah. Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam berpikir, menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah. Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari kegiatan kerja dan sosial, ingin melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain. Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering


(30)

mondar-mandir, menangis, mengeluh. Simptom biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan bertambah, hilang hasrat sesksual, tidur terganggu, gelisah (Kuntjoro, 2002).

Depresi, kekhawatiran, perasaan ingin menangis, dan mudah tersinggung dianggap sebagai masalah besar oleh para wanita, dan semua gejala tersebut dapat mempengaruhi kemampuan kerja mereka sehari-hari. Kadang-kadang depresi merupakan respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam fase kehidupan tertentu (Purwoastuti, 2008).

Menurut Kartono (1992) perubahan psikis yang terjadi pada masa menopause dapat menimbulkan sikap yang berbeda-beda, di antaranya yaitu adanya suatu krisis yang dimanifestasikan dalam simptom-simptom psikologis seperti depresi, mudah tersinggung, mudah menjadi marah, mudah curiga, diliputi banyak kecemasan, insomnia atau tidak bisa tidur, karena sangat bingung dan gelisah.

Pascamenopause adalah tahap atau sebagian besar penderitaan akibat

menopause telah menghilang. Gejala fisik pascamenopause adalah hot flushes telah mereda atau tidak sesering sebelumnya, sedangkan gejala psikologis dari pascamenopause sudah tidak tidak terlihat lagi. Sebagian para ahli percaya bahwa fase pascamenopause berawal setelah berlalunya waktu 12 bulan penuh sejak terjadinya haid terakhir (Nirmala, 2003).

Pascamenopause adalah masa setelah mengalami menopause 12 bulan. usia wanita yang mengalami pascamenopause > 65 tahun (Badziad, 2003).


(31)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka konseptual

Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause dapat dipengaruhi faktor internal seperti pendidikan, pengalaman, dan persepsi juga faktor eksternal seperti lingkungan dan informasi. Peneliti hanya akan meneliti variabel tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikoilogis yang akan digambarkan kedalam kategori baik, cukup dan kurang.

Skema I : Kerangka penelitian tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis.

Pengetahuan ibu menopause

Gejala :

• Fisik

• Psikologis

- Baik - Cukup - Kurang Faktor internal

- Pendidikan - Pengalaman - Persepsi

Faktor eksternal - Lingkungan - Informasi


(32)

Keterangan :

= variable yang diteliti = variable yang tidak diteliti

3.2. Definisi Operasional.

No Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Skala Hasil

ukur 1 Pengetahuan

ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis

Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu yang mengalami menopause di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat tentang gejala fisik dan gejala psikologis yang terjadi pada masa menopause

Kuesioner sebanyak 12 pernyataan dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Untuk jawaban ya bernilai 1 dan jawaban tidak

bernilai 0.

Ordinal Kurang = 0-6 Cukup = 7-12 Baik = 12-18


(33)

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi.pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2005).

4.2. Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. (Notoatmodjo, 2005). Populasi pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang mengalami menopause di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dengan jumlah populasi sebanyak 60 orang.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti (Notoatmodjo,2005). Sampel dalam penelitian ini ibu yang mengalami menopause berjumlah 60 orang. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan Total sampling dimana semua populasi dijadikan sebagai sampel.


(34)

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat pada bulan Februari 2009.

4.4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari Dekan Fakultas Keperawatan USU, selanjutnya mengirim surat permohonan untuk mendapat izin pengumpulan data dari Kantor Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. Kemudian peneliti akan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Peneliti juga menjelaskan bahwa partisipasi responden sebagai subjek penelitian ini bersifat sukarela jika responden menolak, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya. Selanjutnya untuk menjaga kerahasiaan identitas responden maka pada lembar pengumpulan data (kuisioner) hanya diberi kode yang akan digunakan sehingga kerahasiaan identitas semua informasi tetap terjaga.

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah kuisioner. Kuisioner ini terdiri dari dua bagian yang pertama kuisioner data demografi berisi tentang data pribadi yang berisi pernyataan mengenai data umum responden meliputi umur, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, dan yang kedua kuisioner pengetahuan ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis yang berisi 12 pertanyaan tertutup dengan pilihan “ya” dan “tidak” yang disusun sendiri


(35)

oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Jika jawaban ya diberi nilai 1 dan jika jawaban tidak diberi nilai 0. maka akan didapat nilai tertinggi 18 dan terendah 0.

4.6. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006).

Kuisioner pada penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada tinjauan pustaka. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten terhadap sasaran yang akan diukur.

Untuk menguji validitas pengukuran pada penelitian ini menggunakan validitas internal rasional yaitu content validity yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan pada tinjuan pustaka. Dan selanjutnya uji validitas ini akan dilakukan oleh Dosen Keperawatan Maternitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2006). Uji reabilitas akan dilakukan sebelum pengumpulan data kepada sampel yang memenuhi kriteria seperti sampel sebanyak 10 orang. Uji reabilitas ini menggunakan rumus KR 21 dengan jumlah


(36)

pertanyaan dalam kuisioner ganjil sebanyak 12 pertanyaan. Polit dan Hungler (1999) mengatakan suatu instrumen akan reliabel jika memiliki reabilitas lebih dari 0,07.

4.7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari Dekan Fakultas Keperawatan USU dan pihak Kantor Camat di Kecamatan Binjai, peneliti akan mengadakan pendekatan kepada calon responden untuk mendapatkan persetujuan sebagai sampel penelitian. Setelah mendapat responden, peneliti menjelaskan pada responden tentang tujuan, manfaat, dan cara pengisian kuesioner, kemudian responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan ataupun memberikan persetujuan secara lisan. Selanjutnya responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti dan diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada yang tidak dimengerti. Setelah semua responden mengisi kuesioner yang diberikan, maka peneliti mengumpulkan data untuk dianalisis.

Pengumpulan data dalam penelitian deskriptif ini akan dilakukan dengan cara pemberian angket atau kuisioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dan tentang data pribadinya. Dalam hal ini kuisioner yang dipakai adalah kuisioner tertutup yaitu pertanyaan yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2006).

4.8. Analisa Data.

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul melalui beberapa tahap dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas dan data responden serta


(37)

memastikan bahwa semua jawaban telah diisi, kemudian data diberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data. Setelah pertanyaan dijawab semua oleh responden maka peneliti mulai memeriksa jawaban responden, apabila jawaban responden benar maka diberi nilai 1, apabila jawaban responden salah atau tidak tahu maka diberi nilai 0. Selanjutnya setelah semua data terkumpul dan telah dihitung maka peneliti memasukkan data ke dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi.

Metode stastistika data untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistika univariat yaitu suatu prosedur untuk menganalisa data dari satu variabel yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatua hasil penelitian (Polit & Hunger, 2002). Pada penelitian ini, analisa data dengan metode statistika univariat digunakan untuk menganalisa variabel independent yaitu pengetahuan ibu yang menglami menopause tentang gejala fisik dan psikologis. Untuk menganalisa variabel pengetahuan ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis dengan menggunakan skala ordinal.

Data pengetahuan ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis dikategorikan atas 3 kelas interval. Nilai terendah adalah 0 dan nilai tetinggi adalah 12.

Berdasarkan rumus statistika p=

kelas banyak

kelas g ren tan


(38)

dimana p = panjang kelas, dengan rentang (nilai tertinggi dikurang nilai terendah) dibagi atas tiga kategori kelas yaitu pengetahuan kurang, pengetahuan sedang dan pengetahuan baik.

Berdasarkan rumus diatas maka didapatkan : P = 18

3 = 6

Dengan p = 4, dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas pertama, pengetahuan dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut :

0 - 6= pengetahuan kurang 7- 12= pengetahuan cukup 13 -18 = pengetahuan baik.


(39)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian setelah pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal 22 sampai dengan 27 Februari 2010 di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. Hasil penelitian ini menggambarkan tentang tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.

1.1. Karakteristik Responden

Dari hasil pengumpulan data dan pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti terhadap ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis, menunjukkan gambaran hasil penelitian tentang deskripsi data demografi karakteristik responden yang mencakup umur, pendidikan, pekerjaan (tabel 5.1).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur 45 -55tahun sebanyak 25 orang (37,3%), berpendidikan SMP sebanyak 23 orang (34,3%), bekerja sebagai petani sebanyak 30 orang (44,8%)


(40)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden (N=60)

Karateristik Responden Frekwensi Persentase (%) Umur

- 30 Thn S/D 44 Thn - 45 Thn S/D 55 Thn - 56 Thn S/D 65 Thn - > 65 Thn

Pendidikan

- SD - SMP - SMA

- Tidak Sekolah

Pekerjaan

- PNS

- Wiraswasta - Petani

- Ibu Rumah Tangga

20 25 11 4 11 23 22 4 2 9 30 19 29,9 37,3 16,4 6,0 16,4 34,3 32,8 6,0 3,0 13,4 44,8 28,4

1.2. Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mengalami Menopause Tentang Gejala Fisik dan Psikologis

Dari keseluruhan responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat cukup baik sebanyak 48 orang (80%), yang diperoleh melalui data kuisioner yang disebarkan kepada ibu-ibu yang mengalami menopause.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mengalami Menopause Tentang Gejala Fisik dan Psikologis (N=60)


(41)

Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mengalami Menopause Tentang Gejala Fisik dan Psikologis

Persentase (%)

1. Baik 7%

2. Cukup Baik 80%

3. Kurang Baik 13%

Pada pernyataan mengenai pramenopause di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, hasil penelitian menunjukkan bahwa 70% responden menjawab ya bahwa mereka mengetahui pernyataan mengenai defenisi dari pramenopause, 60% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui usia dari pramenopause berkisar antara 30-40an tahun, 88,3% responden menjawab ya bahwa mereka mengetahui mengenai gejala fisik dari pramenopause adalah perubahan pola haid menjadi sedikit atau sangat banyak atau perdahan dan siklus haid yang tidak teratur, 73,3% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui mengenai gejala fisik dari pramenopause tentang perubahan pola mata yang menjadi kabur dan mudah lelah apabila terkena cahaya, 85% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui mengenai gejala fisik dari pramenopause tentang gejolak rasa panas yang ditandai dengan munculnya kulit yang memerah disekitar muka, leher, dan dada bagian atas, 95% responden menjawab ya bahwa mereka mengetahui mengenai gejala psikologis dari pramenopause tentang perubahan mental dan emosi yaitu mudah marah, perasaan cemas yang meningkat dan ingatan menurun, 98,3% responden menjawab ya bahwa mereka mengetahui mengenai gejala psikologis tentang ingatan menurun yang sering ditandai dengan sering lupa pada hal-hal yang sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan 98,3% responden menjawab ya bahwa mereka mengetahui mengenai defenisi dari menopause, 50% responden menjawab ya bahwa


(42)

mereka mengetahui usia wanita yang mengalami menopause adalah 45-55 tahun, 66,7% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui gejala fisik dari menopause adalah gejolak rasa panas, vagina menjadi kering dan kurang elastis, kulit menjadi lebih tipis dan kering, sulit tidur, badan menjadi gemuk, perubahan pada kulit yaitu gigi dan gusi menjadi mudah tanggal, 80% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui gejolak rasa panas yang terjadi pada masa menopause ini bisa sangat ringan atau sangat berat sehingga mengakibatkan kurang tidur dan mudah marah, 90% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui pada saat mengalami mengalami menopause kemampuan mengecap pada lidah berkurang, 51,7% responden menjawab ya bahwa mereka mengetahui pada masa menopause banyak wanita yang bertambah berat badanya, hal ini disebabkan oleh bertambahnya selera makan dan kurangnya berolahraga, 90% responden menjawab ya bahwa mereka mengetahui mengenai gejala psikologis dari menopause adalah gangguan suasana hati yaitu mudah marah, mudah tersinggung, perasaan sedih yang berlebihan.

Hasil penelitian menunjukkan 51,7% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui mengenai defenisi dari pascamenopause adalah tahap atau sebagaian besar gejala yang berlangsung pada masa menopause telah menghilang hal ini terjadi 12 bulan sejak terjadinya haid terakhir, 56,7% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui usia wanita yang mengalami pascamenopause lebih dari 65 tahun, 86,7% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui gejala fisik dari pascamenopause adalah gejolak rasa panas tetapi gejolak rasa panas itu telah mereda atau tidak sesering sebelumnya,


(43)

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Menopause Tentang Gejala Fisik dan Psikologis (N=60)

No Penyataan Ya Tidak

N % N %

1. Pramenopause yaitu masa di mana tubuh mulai berubah menuju ke fase menopause

42 70 18 30

2. Usia wanita yang mengalami masa

pramenopause berkisar antara 30-40an tahun

24 40 36 60

3. Gejala fisik dari pramenopause adalah perubahan pola haid yaitu jumlah haid menjadi sedikit atau sangat banyak, atau perdarahan haid tidak teratur, siklus haid yang tidak teratur

53 88,3 7 11,7

4. Salah satu gejala fisik dari pramenopause adalah perubahan pada mata, hal ini ditandai dengan penglihatan menjadi kabur dan mata mudah lelah apabila terkena cahaya

16 26,7 44 73,3

5 Salah satu gejala fisik dari pramenopause adalah gejolak rasa panas yang ditandai dengan munculnya kulit yang memerah di sekitar muka, leher dan dada bagian atas

9 15 51 85

6. Gejala psikologis dari pramenopause adalah perubahan mental dan emosi yaitu mudah marah, perasaan cemas yang meningkat dan ingatan menurun.

57 95 3 5

7 Salah satu gejala psikologis dari

pramenopause adalah ingatan menurun, hal ini sering ditandai dengan sering lupa pada hal-hal yang yang sederhana.

59 98,3 1 1,7

8. Menopause yaitu masa dimana menstruasi berhenti

59 98,3 1 1,7

9. Menopause yaitu masa dimana menstruasi berhenti

30 50 30 50

10. Gejala fisik dari menopause adalah gejolak rasa panas, vagina menjadi kering dan kurang elastis,kulit menjadi lebih tipis dan kering, sulit tidur, badan menjadi


(44)

gemuk, perubahan pada kulit yaitu gigi dan gusi menjadi mudah tanggal.

11. Gejolak rasa panas yang terjadi pada masa menopause ini bisa sangat ringan atau sangat berat sehingga mengakibatkan kurang tidur dan mudah marah.

12 20 48 80

12. Pada saat mengalami menopause kemampuan mengecap pada lidah berkurang

6 10 54 90

13. Pada masa menopause banyak wanita yang bertambah berat badannya, hal ini disebabkan oleh bertambahnya selera makan dan kurangnya berolahraga

31 51,7 29 48,3

14. Gejala psikologis dari menopause adalah

gangguan suasana hati yaitu mudah marah, mudah tersinggung, perasaan sedih yang berlebihan

54 90 6 10

15. Pascamenopause adalah tahap atau sebagian besar gejala yang berlangsung pada masa menopause telah menghilang hal ini terjadi 12 bulan sejak terjadinya haid terakhir.

29 48,3 31 51,7

16. Usia wanita yang mengalami

pascamenopause lebih dari 65 tahun

26 43,3 34 56,7

17. Gejala fisik dari pascamenopause adalah

gejolak rasa panas tetapi gejolak rasa panas itu telah mereda atau tidak sesering sebelumnya

8 13,3 52 86,7

18. Pada masa pascamenopause gejala

psikologis sudah menghilang yang ditandai emosi sudah mulai stabil


(45)

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat mayoritas usia responden 45 – 55 tahun sebanyak 25 orang (37,3%) dan usia 30 – 44 tahun sebanyak 20 orang (29,9%), hal ini sesuai dengan data di Indonesia, usia menopause bervariasi antara 45-50 tahun. Namun, proses perubahan kearah menopause itu sendiri sudah dimulai sejak wanita berusia 40 tahun. Masa ini dikenal sebagai masa pra-menopause (Northrup,2006).

Kemudian mayoriras pendidikan responden adalah SMP sebanyak 23 orang (34,3%) dan SMU sebanyak 22 orang (32,8%) hal ini sesuai dengan faktor – faktor yang mempengaruhi pendidikan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuannya (Hary,1996). Mayoritas pekerjaan responden adalah petani (44,8%) karena lingkungan di Kecamatan Binjai kabupaten Langkat itu adalah daerah persawahan dan sebagian masyarakat di sana bermata pencaharian sebagai petani.

Tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat hasilnya cukup baik (80%) sebanyak 48 orang, karena ibu- ibu yang mengalami menopause di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat ini mayoritas berpendidikan hanya sampai SMP dan sebagian masyarakat tidak mengetahui tentang menopause, fase-fase menopause beserta gejala-gejalanya.


(46)

Pengetahuan ibu-ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis dari fase pramenopause di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, hal ini dilihat jawaban responden yaitu 70% responden menjawab ya bahwa mereka mengetahui pernyataan mengenai defenisi dari pramenopause yaitu masa dimana tubuh menuju ke fase menopause. Dan sekitar 60% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui usia dari pramenopause berkisar antara 30-40an tahun. Dan sekitar 88,3% responden menjawab ya bahwa mereka mengetahui mengenai gejala fisik dari pramenopause adalah perubahan pola haid menjadi sedikit atau sangat banyak atau perdarahan dan siklus haid yang tidak teratur. Dan sekitar 73,3% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui mengenai gejala fisik dari pramenopause tentang perubahan pola mata yang menjadi kabur dan mudah lelah apabila terkena cahaya. Dan sekitar 85% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui mengenai gejala fisik dari pramenopause tentang gejolak rasa panas yang ditandai dengan munculnya kulit yang memerah disekitar muka, leher, dan dada bagian atas. Dan sekitar 95% responden menjawab ya bahwa mereka mengetahui mengenai gejala psikologis dari pramenopause tentang perubahan mental dan emosi yaitu mudah marah, perasaan cemas yang meningkat dan ingatan menurun. Dan sekitar 98,3% responden menjawab ya bahwa mereka mengetahui mengenai gejala psikologis tentang ingatan menurun yang sering ditandai dengan sering lupa pada hal-hal yang sederhana. Menurut (Rahmi, 2008) pramenopause yaitu masa dimana tubuh mulai bertransisi menuju menopause. Masa ini bias terjadi selama dua hingga delapan tahun, ditambah satu tahun di akhir periode menuju menopause. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa reproduksi. Pada periode ini,


(47)

umumnya tingkat produksi hormon estrogen dan progresteron berfluktuasi, naik turun dan tak beraturan. Siklus menstruasi pun bias tiba-tiba memanjang atau memendek. Biasanya, masa pramenopause ini terjadi di usia 40an, tapi banyak juga yang mengalami perubahan ini saat usianya masih dipertengahan 30an.

Pengetahuan ibu-ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis dari fase menopause di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, hal ini dilihat dari jawaban yaitu 98,3% responden menjawab ya bahwa mereka mengetahui mengenai defenisi dari menopause. Dan sekitar 50% responden menjawab ya bahwa mereka mengetahui usia wanita yang mengalami menopause adalah 45-55 tahun. Dan sekitar 66,7% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui gejala fisik dari menopause adalah gejolak rasa panas, vagina menjadi kering dan kurang elastis, kulit menjadi lebih tipis dan kering, sulit tidur, badan menjadi gemuk, perubahan pada kulit yaitu gigi dan gusi menjadi mudah tanggal. Dan sekitar 80% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui gejolak rasa panas yang terjadi pada masa menopause ini bisa sangat ringan atau sangat berat sehingga mengakibatkan kurang tidur dan mudah marah, 90% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui pada saat mengalami mengalami menopause kemampuan mengecap pada lidah berkurang. Dan sekitar 51,7% responden menjawab ya bahwa mereka mengetahui pada masa menopause banyak wanita yang bertambah berat badanya, hal ini disebabkan oleh bertambahnya selera makan dan kurangnya berolahraga. Dan sekitar 90% responden menjawab ya bahwa mereka mengetahui mengenai gejala psikologis dari menopause adalah gangguan suasana hati yaitu mudah marah, mudah tersinggung, perasaan sedih yang berlebihan. Usia rata-rata menopause ialah 51


(48)

tahun, tetapi 10% wanita berhenti menstruasi pada usia 40 tahun dan 5% tidak berhenti menstruasi sampai usia 60 tahun (Bobak, 2005). Tetapi kebanyakan wanita mencapai menopause antara umur 45 dan 55, tetapi menopause mungkin terjadi lebih awal pada 30-40an atau mungkin tidak terjadi sampai wanita mencapai umur 60an. Hal ini disebabkan tubuh sudah kehabisan sel telur dan penurunan hormon estrogen. Proses semakin berkurangnya produksi hormon estrogen berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama. Tanggal dari haid terakhir itu yang disebut sebagai masa menopause . Pada masa ini wanita mengalami berbagai gejala fisik antara lain ketidakteraturan siklus haid ini adalah tanda paling umum terjadi yaitu fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal. Keadaan ini sering mengesalkan wanita karena ia harus beberapa kali mengganti pembalut yang dipakainya. Normalnya haid akan berakhir setelah tiga sampai empat hari, namun pada keadaan ini haid baru dapat berakhir setelah satu minggu atau lebih (Kuntjoro, 2002).

Pengetahuan ibu-ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis dari fase pascamenopause di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, hal ini dilihat jawaban yaitu 51,7% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui mengenai defenisi dari pascamenopause adalah tahap atau sebagaian besar gejala yang berlangsung pada masa menopause telah menghilang hal ini terjadi 12 bulan sejak terjadinya haid terakhir. Dan sekitar 56,7% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui usia wanita yang mengalami pascamenopause lebih


(49)

dari 65 tahun. Dan sekitar 86,7% responden menjawab tidak bahwa mereka tidak mengetahui gejala fisik dari pascamenopause adalah gejolak rasa panas tetapi gejolak rasa panas itu telah mereda atau tidak sesering sebelumnya. Pascamenopause adalah masa setelah mengalami menopause 12 bulan. Usia wanita yang mengalami pascamenopause > 65 tahun (Badziad, 2003). Hot flushes telah mereda atau tidak sesering sebelumnya, sedangkan gejala psikologis dari pascamenopause sudah tidak tidak terlihat lagi. Sebagian para ahli percaya bahwa fase pascamenopause berawal setelah berlalunya waktu 12 bulan penuh sejak terjadinya haid terakhir (Nirmala, 2003).


(50)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian yang dilakukan mengenai tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat menghasilkan kesimpulan dan saran sebagai berikut :

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 22 sampai 27 Februari 2010 pada masyarakat Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat , diperoleh dari demografi mayoritas responden berumur 45 -55tahun sebanyak 25 orang (37,3%), berpendidikan SMP sebanyak 23 orang (34,3%), bekerja sebagai petani sebanyak 30 orang (44,8%). Dari hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis di Kecamatan Binjai Kabuapaten Langkat hasilnya cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban dari setiap responden pada pernyataan tentang pramenopause, menopause, dan pascamenopause yang menunjukkan nilai cukup baik, dengan skor 80%, hal ini sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan udah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin baik pula pengetahuannya (Hary, 1996)


(51)

2. Saran

2.1. Untuk Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini merupakan fakta di masyarakat tentang tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause dengan hasil yang cukup baik sehingga dapat dijadikan sebagai masukan atau pedoman pembelajaran. Institusi Keperawatan khususnya Kererawatan Maternitas dan Komunitas diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, terutama kesehatan lingkungan yang menyangkut masyarakat luas.

2.2. Untuk Pelayanan Kesehatan

Sebaiknya perlu dilakukan upaya-upaya dari petugas kesehatan yang ada di kecamatan binjai kabupaten langkat untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu yang mengalami menopause, dengan cara mengadakan penyuluhan yang berkala.

2.3. Untuk Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau referensi untuk penelitian selanjutnya dalam tatanan dan ruang lingkup yang sama, dan untuk mengetahui tentang aspek atau hal-hal apa saja yang belum dapat diteliti atau dikaji dalam penelitian ini serta dalam pemilihan kata-kata dalam instrumen penelitian dipergunakan kata-kata yang dapat dimengerti masyarakat.


(52)

RELIABILITY

/VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR COV /SUMMARY=TOTAL MEANS VARIANCE COV CORR .

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excluded(

a) 0 .0

Total 10 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta : Asdi Mahasatya

Ahmadi. (2001). Pengetahuan. Diambil dari http://www.pengetahuan.com. Bakhtiar, A. (2004). Filsafat Ilmu. Edisi 1. jakarta : Raja Grafindo Persada.

Black and Davidson. (1990). Menopause. Diambil dari

Gazalba. (1992). Pengetahuan. Diambil da

Ishak. (2009). Pengetahuan. Diambil da

Kuntjoro, Zainuddin. S. (2002). Menopause. Diambil dari

Northrup, Christine. (2006). Bijak Disaat Menopause. Jakarta : Pustaka Hidayah. Notoatmodjo, s. (2005). Metotologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, s. (2003). Ilmu Pengetahuan Masyarakat dan Prinsip-Prinsip Dasar.

Jakarta : Rineka Cipta.

Polit, D. F & Hungler, B.P. (1999). Nursing Reseach : Principle and Methods. Philadelphia : J.B. Lippincett Company.

Purwoastuti, endang. (2008). Menopause, Siapa Takut?. Yogyakarta : Kanisius. Rebecca. (2006). Menopause. Jakarta : Erlangga.

Roitz, rosseta. (1993). Menopause Suatu Pendekatan Positif. Jakarta : Bumi Aksara. Sudjana. (2002). Metode Statistik. Edisi revisi. Bandung : tasito.


(54)

Widiastuti, Purwati. (2009). Apakah Aku Sedang Mengalami Perimenopause?.

Diambil dari http://www.purwatiwiastuti.woordpress.com/2009/08/31/menopause.


(55)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Mengalami Menopause Tentang Gejala Fisik Dan Psikologis Di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.

Oleh : Lisa Komalasari

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis.

Saya berharap kesediaan anda untuk menjawab pertanyaan yang saya berikan sesuai dengan pendapat anda dan tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasian pendapat dan identitas anda dan informasi yang anda berikan hanya digunakan untuk mengembangkan ilmu keperawatan dan tidak digunakan untuk maksud-maksud lain. Anda berhak untuk menolak dijadikan responden dalam penelitian ini tanpa ada sanksi apapun dikemudian hari. Jika anda bersedia menjadi responden, silahkan anda menandatangani kolom dibawah ini.

Medan


(56)

KUISIONER DATA DEMOGRAFI 1. Pengkajian Data Demografi

Petunjuk Pengisian :

a. Gunakan tanda checklist (√). Pada kolom untuk menjawab pernyataan yang dianggap sesuai kondisi ibu.

b. Jika kurang jelas silahkan bertanya kepada peneliti. 1. Data Demografi

Umur : Tahun

Pendidikan : ( ) SD

( ) SMP ( ) SMA

( ) Tidak sekolah

Pekerjaan : ( ) PNS

( ) Wiraswasta ( ) Petani

( ) Ibu Rumah tangga ( ) Dll.


(57)

2. Kuisioner tingkat pengetahuan ibu yang mengalami menopause tentang gejala fisik dan psikologis.

No Pernyataan Ya Tidak

1. Pramenopause yaitu masa di mana tubuh mulai berubah menuju ke fase menopause

2. Usia wanita yang mengalami masa pramenopause berkisar antara 35-40an tahun

3. Gejala fisik dari pramenopause adalah perubahan pola haid yaitu jumlah haid menjadi sedikit atau sangat banyak, atau perdarahan haid tidak teratur, siklus haid yang tidak teratur

4. Salah satu gejala fisik dari pramenopause adalah perubahan pada mata, hal ini ditandai dengan penglihatan menjadi kabur dan mata mudah lelah apabila terkena cahaya

5. Salah satu gejala fisik dari pramenopause adalah gejolak rasa panas yang ditandai dengan munculnya kulit yang memerah di sekitar muka, leher dan dada bagian atas 6. Gejala psikologis dari pramenopause adalah perubahan

mental dan emosi yaitu mudah marah, perasaan cemas yang meningkat dan ingatan menurun.


(58)

7. Salah satu gejala psikologis dari pramenopause adalah ingatan menurun, hal ini sering ditandai dengan sering lupa pada hal-hal yang yang sederhana.

8. Menopause yaitu masa dimana menstruasi berhenti.

9. Usia wanita yang mengalami menopause adalah antara umur 45-55 tahun.

10. Gejala fisik dari menopause adalah gejolak rasa panas, vagina menjadi kering dan kurang elastis,kulit menjadi lebih tipis dan kering, sulit tidur, badan menjadi gemuk, perubahan pada kulit yaitu gigi dan gusi menjadi mudah tanggal.

11. Gejolak rasa panas yang terjadi pada masa menopause ini bisa sangat ringan atau sangat berat sehingga mengakibatkan kurang tidur dan mudah marah.

12. Pada saat mengalami menopause kemampuan mengecap pada lidah berkurang

13. Pada masa menopause banyak wanita yang bertambah berat badannya, hal ini disebabkan oleh bertambahnya selera makan dan kurangnya berolahraga


(59)

suasana hati yaitu mudah marah, mudah tersinggung, perasaan sedih yang berlebihan.

15. Pascamenopause adalah tahap atau sebagian besar gejala yang berlangsung pada masa menopause telah menghilang hal ini terjadi 12 bulan sejak terjadinya haid terakhir.

16. Usia wanita yang mengalami pascamenopause lebih dari 65 tahun

17. Gejala fisik dari pascamenopause adalah gejolak rasa panas tetapi gejolak rasa panas itu telah mereda atau tidak sesering sebelumnya

18. Pada masa pascamenopause gejala psikologis sudah menghilang yang ditandai emosi sudah mulai labil


(60)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lisa Komalasari

Tempat Tanggal Lahir : Medan, 27 Juli 1987

Agama : Islam

Alamat : Jalan Bakti Pasar 8 Desa Sidomulyo Kecamatan

Binjai Kabupaten Langkat

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 1993 – 1999 : SD Muhammadiyah 30 2. Tahun 1999– 2002 : SLTP YPIS MAJU Binjai 3. Tahun 2002– 2005 : SMU Tamansiswa Binjai 4. Tahun 2005 – 2008 : D III Keperawatan USU


(61)

FREQUENCIES

VARIABLES=Umur Pendidikan Pekerjaan

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE /ORDER= ANALYSIS .

Frequencies

Statistics

Umur Pendidikan Pekerjaan

N Valid 60 60 60

Missing 7 7 7

Mean 1.9833 2.3167 3.1000

Median 2.0000 2.0000 3.0000

Mode 2.00 2.00 3.00

Std. Deviation .89237 .85354 .77460

Variance .796 .729 .600

Range 3.00 3.00 3.00

Minimum 1.00 1.00 1.00

Maximum 4.00 4.00 4.00

Frequency Table

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 30 th - 44 th 20 29.9 33.3 33.3

45 th - 55 th 25 37.3 41.7 75.0

56 th - 65 th 11 16.4 18.3 93.3

> 65 th 4 6.0 6.7 100.0

Total 60 89.6 100.0

Missing System 7 10.4

Total 67 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 11 16.4 18.3 18.3

SMP 23 34.3 38.3 56.7

SMA 22 32.8 36.7 93.3

Tidak Sekolah 4 6.0 6.7 100.0

Total 60 89.6 100.0

Missing System 7 10.4


(62)

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PNS 2 3.0 3.3 3.3

Wiraswasta 9 13.4 15.0 18.3

Petani 30 44.8 50.0 68.3

Ibu Rumah Tangga 19 28.4 31.7 100.0

Total 60 89.6 100.0

Missing System 7 10.4

Total 67 100.0

DESCRIPTIVES

VARIABLES=Umur Pendidikan Pekerjaan /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX .

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Umur 60 1.00 4.00 1.9833 .89237

Pendidikan 60 1.00 4.00 2.3167 .85354

Pekerjaan 60 1.00 4.00 3.1000 .77460

Valid N (listwise) 60

SAVE OUTFILE='D:\DATA DEMOGRAFI LISA.sav' /COMPRESSED.


(63)

Frequency Table

R1

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 8.00 1 100.0 100.0 100.0

R2

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 10.00 1 100.0 100.0 100.0

R3

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 8.00 1 100.0 100.0 100.0

R4

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 8.00 1 100.0 100.0 100.0

R5

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 11.00 1 100.0 100.0 100.0

R6

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 11.00 1 100.0 100.0 100.0

R7

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 8.00 1 100.0 100.0 100.0

R8

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 12.00 1 100.0 100.0 100.0

R9

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 12.00 1 100.0 100.0 100.0

R10

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 8.00 1 100.0 100.0 100.0


(64)

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 8.00 1 100.0 100.0 100.0

R12

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 8.00 1 100.0 100.0 100.0

R13

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 8.00 1 100.0 100.0 100.0

R14

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 8.00 1 100.0 100.0 100.0

R15

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 12.00 1 100.0 100.0 100.0

R16

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 8.00 1 100.0 100.0 100.0

R17

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 6.00 1 100.0 100.0 100.0

R18

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 9.00 1 100.0 100.0 100.0

R19

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 9.00 1 100.0 100.0 100.0

R20

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 10.00 1 100.0 100.0 100.0

R21


(65)

Frequency percent Valid Percent Percent

Valid 7.00 1 100.0 100.0 100.0

R22

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 7.00 1 100.0 100.0 100.0

R23

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 6.00 1 100.0 100.0 100.0

R24

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 8.00 1 100.0 100.0 100.0

R25

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 9.00 1 100.0 100.0 100.0

R26

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 10.00 1 100.0 100.0 100.0

R27

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 7.00 1 100.0 100.0 100.0

R28

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 11.00 1 100.0 100.0 100.0

R29

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 8.00 1 100.0 100.0 100.0

R30

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 5.00 1 100.0 100.0 100.0

R31

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent


(1)

Valid 7.00 1 100.0 100.0 100.0 R32

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 7.00 1 100.0 100.0 100.0

R33

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 7.00 1 100.0 100.0 100.0

R34

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 10.00 1 100.0 100.0 100.0

R35

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 4.00 1 100.0 100.0 100.0

R36

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 6.00 1 100.0 100.0 100.0

R37

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 7.00 1 100.0 100.0 100.0

R38

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 8.00 1 100.0 100.0 100.0

R39

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 7.00 1 100.0 100.0 100.0

R40

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 11.00 1 100.0 100.0 100.0

R41

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent


(2)

R42

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 18.00 1 100.0 100.0 100.0

R43

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 16.00 1 100.0 100.0 100.0

R44

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 7.00 1 100.0 100.0 100.0

R45

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 7.00 1 100.0 100.0 100.0

R46

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 16.00 1 100.0 100.0 100.0

R47

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 6.00 1 100.0 100.0 100.0

R48

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 6.00 1 100.0 100.0 100.0

R49

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 6.00 1 100.0 100.0 100.0

R50

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 7.00 1 100.0 100.0 100.0

R51

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 11.00 1 100.0 100.0 100.0


(3)

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 12.00 1 100.0 100.0 100.0

R53

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 12.00 1 100.0 100.0 100.0

R54

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 11.00 1 100.0 100.0 100.0

R55

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 11.00 1 100.0 100.0 100.0

R56

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 12.00 1 100.0 100.0 100.0

R57

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 13.00 1 100.0 100.0 100.0

R58

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 12.00 1 100.0 100.0 100.0

R59

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 12.00 1 100.0 100.0 100.0

R60

Frequency percent Valid Percent

Cumulative Percent


(4)

Frequency Table

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

Ya total

18 42 60

30.0 70.0 100.0

30.0 70.0 100.0

30.0 100.0 P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

Ya total

36 24 60

60.0 40.0 100.0

60.0 40.0 100.0

60.0 100.0 P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

Ya total

7 53 60

11.7 88.3 100.0

11.7 88.3 100.0

11.7 100.0 P4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

Ya total

44 16 60

73.3 26.7 100.0

73.3 26.7 100.0

73.3 100.0 P5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

Ya total

51 9 60

85.0 15.0 100.0

85.0 15.0 100.0

85.0 100.0 P6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

Ya total

3 57 60

5.0 95.0 100.0

5.0 95.0 100.0

5.0 100.0

P7


(5)

Frequency Percent Valid Percent Percent Valid tidak

Ya total 1 59 60 1.7 98.3 100.0 1.7 98.3 100.0 1.7 100.0 P8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

Ya total 1 59 60 1.7 98.3 100.0 1.7 98.3 100.0 1.7 100.0 P9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

Ya total 30 30 60 50.0 50.0 100.0 50.0 50.0 100.0 50.0 100.0 P10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

Ya total 40 20 60 66.7 33.3 100.0 66.7 33.3 100.0 66.7 100.0 P11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

Ya total 48 12 60 80.0 20.0 100.0 80.0 20.0 100.0 80.0 100.0 P12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

Ya total 54 6 60 90.0 10.0 100.0 90.0 10.0 100.0 90.0 100.0 P13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

Ya total 29 31 60 48.3 51.7 100.0 48.3 51.7 100.0 48.3 100.0


(6)

P14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

Ya total

6 54 60

10.0 90.0 100.0

10.0 90.0 100.0

10.0 100.0 P15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

Ya total

31 29 60

51.7 48.3 100.0

51.7 48.3 100.0

51.7 100.0 P16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

Ya total

34 26 60

56.7 43.3 100.0

56.7 43.3 100.0

56.7 100.0 P17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

Ya total

52 8 60

86.7 13.3 100.0

86.7 13.3 100.0

86.7 100.0 P18

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak

Ya total

49 11 60

81.7 18.3 100.0

81.7 18.3 100.0

81.7 100.0