KAJIAN TEORI Kegunaan Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI

A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara hafal berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar dari pengirim kepada penerima pesan. 3 Menurut Geanlach dan Ely sebagaimana yang dikutip Azhar Arsyad menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengetahuan ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses beljar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. 4 Sedangkan menurut Association Of Education and Communication TechnologyAECT, di Amerika seperti yang dikutip oleh Yudi Munadi memberi pengertian, yakni “media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan informasi. ” 5 Heinich dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan- bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran makamedia itu disebut media pengajaran. Sejalan dengan batasan ini, Hamidjojo dalam Latuheru memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga ide. Gagasan atau pendapat yang 3 Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, cet. 14, h. 6. 4 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, cet. 14, h. 3 5 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008, h. 8. dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Apabila kata media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunkasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik di mana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancer dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Sementara Gagne dan Briggs secara implisit menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari, antara lain buku, tape-recorder, kaset, video camera, film, slide gambar bingkai, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. 6 Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli tentang media, Gagne mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar. Briggs mengatakan media adalah segala wahana atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. 7 Asosiasi Pendidikan NasionalNational Education Assocition NEA memiliki pengertian yang berbeda. media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatan-peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sdemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. 8 2. Tujuan Media Pembelajaran Tujuan media pembelajaran adalah sebagai berikut: 6 Azhar Arsyad, op. cit., hal. 4 7 Arief S. Sadiman, dkk., loc. Cit. 8 Ibid. hal. 7 a. Membantu pendidik untuk memfasilitasi proses belajar peserta didik b. Mempermudah proses pembelajaran di kelas. c. Memperjelas materi pembelajaran dengaan beragam contoh yang kenkret melalui media. d. Memfasilitasi interaksi dan member kesempatan praktik kepada peserta didik. e. Membantu peningkatan kualitas pembelajaran. 9 3. Fungsi Media Pembelajaran Azhar Arsyad berpendapat bahwa fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. 10 Livie dan Lentz 1982 sebagaimana yang dikutip Azhar Arsyad , mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yang khususnya pada media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi efektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Masing-masing fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Fungsi atensi berarti media visual merupakan inti, menarik dan mengarahkan perhatian pembelajar untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. b. Fungsi afektif maksudnya media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar. Gambar atau lambing visual akan dapat menggugah emosi dan sikap pembelajar. c. Fungsi kognitif bermakna media visual mengungkapkan bahwa lambing visual memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mendengar informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. d. Fungsi kompensatoris artinya media visual memberikan konteks untuk memahami teks, membantu yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkannya kembali. 9 Rayandra Asyhar., Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Peersada, 2011, hal. 29 10 Azhar Arsyad, op.cit., hal. 15 Dengan kata lain media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. 11 Menurut Kemp dan Dayton sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad, ada tiga fungsi utama media pembelajaran adalah untuk: a. Memotivasi minat atau tindakan Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pengajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak. 12 b. Menyajikan informasi Isi dan bentuk penyajian ini bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidak setujuan mereka secara mental atau terbatas pada perasaan tidak kurang senang, netral atau senang. c. Memberi intruksi Media berfungsi untuk tujuan intruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. 13 4. Manfaat media pembelajaran Menurut Kemp dan Dayton dalam bukunya Wina Sanjaya,beberapa manfaat penggunaan media dalam proses pembelajaran antara lain sebagai berikut: 14 11 Ibid. hal.17 12 Ibid. hal.20 13 Ibid. hal. 21 14 Wina Sanjaya., Media Komunikasi Pembelajaran, Jakarta: Kencana 2012 hal. 72 a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat diseragamkan. Setiap pelajar yang melihat atau mendengarpenyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda. Dengan penggunaan media ragam hasil penafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut. b. Pembelajaran dapat lebihmenarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memerhatikan . kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah —ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir. Yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat. c. Pembelajaran lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologi yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan. d. Waktu dan pelaksanaan pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa. e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas. f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan di mana pun diperlukan. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu. g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. h. Peran guru berubah kea rah yang positif. Beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga siswa dapat memusatkan di konsultan atau penasihat siswa. Menurut sudjana dan Rivai sebagaimana yang dikutip Azhar Arsyad, mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak samata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain. 15 Dari uraian dan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran sebagai berikut: a. Media pembelajaran dapat memperjelas peenyajian pesan dan informasi sehingga dapar memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar. b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih 15 Azhar Arsyad, op.cit., hal. 25 langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. c. Mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu: 1 Obyek atau benda yang terlalu besar dapat digantikan dengan realitas,gambar, film bingkai, film dan model. 2 Obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar. 3 Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman, video, film, foto, silde disamping secara verbal. 4 Obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi computer. 5 Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti computer, film dan video. 6 Peristiwa alam, seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan tehnik- tehnik rekaman seperti time-lapseuntuk film, video, slide, atau simulasi computer. d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkunganya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang. 16 5. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media, maka ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media yaitu : 16 Ibid, hal.26 a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif afektif dan psikomotor. b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. 17 c. Praktis, luwes dan bertahan. Jika tidak tersedia, waktu, dana atau sumber dana lainnya, untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu yang lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru atau instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh atau mudah dibuat sendiri oleh guru. d. Guru terampil menggunakannya . Ini merupakan salah satu kriteria. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. 18 e. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan, ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang maupun kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang maupun kelompok kecil atau perorangan. f. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar atau fotograf harus memenuhi persyaratan tehnis tertentu, misalnya visual pada slite harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang. 19 Dengan demikian keterkaitan antara media pembelajaran dengan tujuan, materi, metode dan kondisi pembelajar harus menjadi perhatian dan pertimbangan pengajar untuk memilih dan 17 Ibid. hal. 75 18 Ibid. hal. 76 19 Ibid. hal.76 menggunakan media dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga media yang digunakan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran, sebab media pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri, tetapi terkait dan memiliki hubungan secara timbal balik dengan empat aspek tersebut. 6. Jenis Media Pembelajaran Meskipun beragam jenis dan format media sudah dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran, namun pada dasarnya semua media tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu: a. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini, pengalaman belajar yang dialami peserta didik sangat tergantung pada kemampuan penglihatannya. Beberapa media visual antara lain: 1 media cetak seperti buku, modul, jurnal, peta, gambar dan poster, 2 model dan prototipe seperti globe bumi, dan 3 media realitas alam sekitar dan sebagainya. b. Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Contoh media audio yang umum digunakan adalahh tape recorder, radio, CD player. c. Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalan satu proses atau kegiatan. Beberapa contoh media audio-visual adalah film, video, program TV dan lain-lain. d. Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indera penglihatan dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak, dan audio serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan informasi. 20 7. Klasifikasi Media Pembelajaran Menurut Setyosari dan Sihkabudden media pembelajaran dikelompokkan dalam lima kategori, yaitu: a. Berdasarkan ciri fisik Berdasarkan ciri dan bentuk fisiknya, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat macam, yaitu: 1 Media pembelajaran dua dimensi 2 Media pembelajaran tiga dimensi 3 Media pandang diam still picture 4 Media pandang gerak motion picture Gerlach dan Ely 1996 mengelompokkan media berdasarkan ciri fisik ke dalam delapan tipe, yaitu: 1 Real object and model, yaitu media dari benda dan model sebenarnya. 2 Printed verbal, berupa media presentasi tercetak merupakan kata- kata yang dipreyeksikan melalui film bingkai slide, transparansi, cetakan di papan tulis, majalah dan papan tempel. 3 Printed visuals, adalah media visual cetak. 4 Still picture yaitu potret yang diambil dari berbagai macam objek atau peristiwa yang mungkin dapat dipresentasikan melalui buku, film rangkai, film bingkai, atau majalahsurat kabar. 5 Motion picture yaitu film atau video tape dari pemotretan perekaman benda atau kejadian sebenarnya maupun film dari permohonan gambar-gambar. 6 Audio recorder yaitu rekaman suara saja yang menggunakan bahasa verbal maupun efek suara musik sound effect. 20 Rayandra Asyhar,op. cit., hal. 45 7 Programed instruction, yaitu sekuen dari informasi baik verbal, visual, atau audio yang sengaja dirancang untuk merangsang adanya respon dari pembelajar. 8 Simulation adalah peniruan situasi atau proses yang sengaja dirancang untuk mendekati menyerupai kejadian atau keadaan sebenarnya. 21 b. Berdasarkan unsur pokoknya Menurut Bretz 1971, media dibedakan menjadi delapan macam: media audio, media cetak, media visual diam, media visual gerak, media audio semi gerak, media visual semi gerak, media audio visual diam, media audio visual gerak. 22 c. Berdasarkan pengalaman belajar Menurut Edgar Dale dalam bukunya berjudul “Audio Visual Method in Teaching ”, Edgar Dale mengelompokkan media pembelajaran berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh pembelajar. Jenjang pengalaman itu disusun dalam suatu bagan yang dikenal dengan nama Dale’s Cone of Experiences Kerucut Pengalaman Dale. Penggambaran Dale dalam kerucutnya itu, jenjang pengalaman belajar disusun secara berurutan menurut tingkat kekongkretan dan keabstrakan pengalaman. Pengalaman yang paling konkret diletakkan pada dasar kerucut semakin ke puncak pengalaman yang diperoleh semakin abstrak seperti terlihat pada gambar berikut 23 : 21 Ibid. hal. 47 22 Ibid. hal. 48 23 Ibid, hal. 49 Gambar 1 Dari gambar di atas tampak bahwa pengalaman belajar dengan hanya menggunakan simbol verbal saja, tingkat konkretisitasnya lebih tinggi dibandingkan jika menggunakan simbol visual. Menurut Dale, pembelajaran yang paling konkret adalah pengalaman langsung atau observasi ke lapangan lokasi. Artinya, penggunaan media real object adalah paling efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. 24 d. Berdasarkan penggunaan Pengelompokan media pembelajaran berdasarkan penggunaannya dapat dibagi dua kelompok, yaitu media yang dikelompokkan berdasarkan jumlah pengguna dan berdasarkan cara penggunanya. 1 Berdasarkan jumlah pengguna Berdasarkan jumlah penggunanya, media pembelajaran dapat dibedakan ke dalam tiga macam: a Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual oleh peserta didik. b Media pembelajaran yang penggunaannya secara berkelompok kelas. 24 Ibid, hal. 50 simbol verbal simbol visual Rekaman Radio Film Televisi Pameran Darmawisata Demonstrasi Pengalaman yang didramatisir pengalaman yang logis Pengalaman langsung bertujuan Abstrak Kongkret c Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal. 2 Berdasarkan cara penggunaannya Berdasarkan cara penggunaannya, media pembelajaran dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Media tradisional atau konvensional. b. Media modern atau kompleks e. Berdasarkan Hirarki Manfaat Media Menurut Midun sebagaiimana yang dikutip Rayandra Asyhar, selain jumlah pengguna dan cara penggunaannya, media pembelajaran dapat pula digolongkan berdasarkan hirarki pemanfaatannya dalam pembelajaran. Hal ini diungkapkan oleh Duncan, yang ingin mensejajarkan biaya investasi, kelengkapan, dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di pihak lain dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hirarki. Dengan kata lain, semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya, semakin sederhana jenis perangkat medianya, semakin murah biayanya, semakin mudah pengadaannya, sifat penggunaannya, semakin khusus dan lingkup sasarannya semakin terbatas. 25 B. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Untuk membahas pengertian pendidikan agama Islam, kita perlu mengerti tentang pengertian pendidikan. Menurut UU No.20 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi 25 Ibid. hal. 52 peranannya di masa yang akan datang. KementrianPendidikan dan Kebudayaan. 26 Sedang pengertian pendidikan agama Islam terdapat beberapa pendapat para ahli diantaranya sebagai berikut: . a. Di dalam GBPP PAI dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, danatau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 27 b. Menurut Zakiyah Daradjat pendidikan agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran Islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai pandangan hidupnya way of life demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak. 28 Dengan memperhatikan beberapa pengertian pendidikan agama Islam tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dari seseorang pendidik dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlaq mulia sehingga dapat mengamalkan ajaran Islam di dalam perilaku kehidupan sehari-hari, juga dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berdasar utamanya kitab Al Qur’an dan Al Hadits melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan serta pengalamanpengalamannya. 26 Abd. Rozak, dkk, loc. cit. 27 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, cet. ke-2, hal. 75 28 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara, 2012, Cet.10, hal.86 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bangsa dan Negara. GBPP, PAI 1994. Di dalam GBPP mata pelajaran pendidikan agama Islam kurikulum 1999, tujuan pendidikan agama Islam adalah agar siswa memahami, menghayati, meyakini dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, bertakwa, kepada Allah swt dan berakhlak mulia. 29 Dengan memperhatikan dari dua tujuan pendidikan agama Islam dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan agama Islam khususnya adalah agar anak didik dapat memahami ajaran agama Islam secara sederhana dalam rangka untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pembinaan dan pemupukan berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat berkembang dalam hal keimanannya serta berakhlak mulia. Selanjutnya dapat tercerminkan dalam bentuk tingkah laku kepribadiannya. 3. Fungsi Pendidikan Agama Islam Menurut Abdul Majid ada tujuh fungsi pendidikan agama Islam yaitu: a. Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya yang pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. c. Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. d. Perbaikan yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan- kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. e. Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dan lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. 29 Muhaimin, op. cit., hal. 78 f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem dan fungsionalnya. g. Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain. 30 Pendapat lain dikemukakan oleh ABD Rachman Shaleh bahwa fungsi pendidikan agama Islam adalah: a. Menumbuhkan habit forming pembentukan kebiasaan dalam melakukan amal ibadah serta akhlak yang mulia. b. Mendorong tumbuhnya iman yang kuat. c. Mendorong tumbuhnya semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugerah Allah SWT kepada manusia. 31 Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan agama Islam pada intinya adalah menyalurkan bakat-bakat peserta didik yang telah dimiliki khususnya pendidikan agama Islam sehingga bakat tersebut dapat berkembang secara optimal dan dapat diwujudkan dalam perilakunya, sehingga dapat memperkuat iman dan memiliki akhlaq yang mulia. 4. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah mempunyai dasar-dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuharini dkk Dalam Abdul Majid, dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu: a. Yuridis atau Hukum Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu: a. Dasar ideal, yaitu dasar falsafal negara pancasila, sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa. b. Dasar struktural atau konstitusional, yaitu UUD’45 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1dan 2 yang berbunyi: i. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. 30 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, hal. 134 31 Abdul Rachman Saleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Jakarta: Rajawali Pers, 2004, hal. 14 ii. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu. c. Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No IVMPR1993 yang kemudian di kokohkan dalam Tap MPR No IV MPR 1987 jo. Kabupaten Np. IIMPR1983, diperkuat oleh Tap MPR No IIMPR1988 dan Tap MPR No IIMPR 1993 tentang garis-garis besar haluan Negara yang padapokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. 32 b. Religius Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam, pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah KepadaNya. Dalam Al Qur’an banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain: 1 Q.S. Al Ashr: “orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” 2 Q.S. Al I mron: 104: “ dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar…. ” 3 Al Hadits: “ sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya sedikit ” 33 C. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Menurut Zakiah Daradjat, alat atau media pendidikan meliputi segala sesuatu yang dapat membantu proses pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena pendidikan Islam mengutamakan pengajaran ilmu dan pembentukan 32 Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit., hal. 132 33 Ibid. hal. 133 akhlak, maka alat untuk mencapai ilmu adalah alat-alat pendidikan ilmu sedangkan alat untuk pembentukan akhlak adalah pergaulan. 34 2. Jenis Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam perspektif Pendidikan agama Islam, yang mengutamakan ilmu pengetahuan knowledge dan penanaman nilai value sudah barang tentu memerlukan media pendidikan yang relevan. Dengan memahami Al Quran sebagai sumber pendidikan agama Islam. Para ahli mengklasifikasi media pendidikan agama Islam kepada dua bagian,yaitu media pendidikan yang bersifat benda materil dan media pendidikan yang bukan benda. a. Media yang bersifat benda Menurut Zakiah Daradjat, 35 media pendidikan yang bersifat benda adalah: 1 Media tulis atau cetak seperti Al Quran, Hadits, Tauhid, Fiqh, sejarah dan sebagainya. 2 Benda-benda alam seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, zat padat, zat cair, zat gas dan sebagainya. 3 Gambar-gambar, lukisan, diagram, peta dan grafik. 4 Gambar yangg dapat diproyeksi, baik dengan alat atau tanpa suara seperti foto, slide, film strip, televisi, video dan sebagainya. 5 Audio recording alat untuk didengar seperti kaset tape, radio, piringan hitam dan lain-lain yang semuanya diwarnai dengan ajaran agama. b. Media yang bukan benda Selain media berupa benda, terdapat pula media yang bukan berupa benda. Diantara media pengajaran yang bukan berupa benda adalah: 1 keteladanan, 2 perintahlarangan, 3 ganjaran dan hukuman. 36 34 Zakiah Daradjat, op. cit., hal.80 35 Ibid., hal. 81 36 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2010, Cet. ke-8, hal. 206 3. Manfaat Media Dalam Pendidikan Agama Islam Abu Bakar Muhammad berpendapat bahwa manfaat media adalah 1 mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit, 2 mampu mempermudah pemahaman dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan menarik, 3 merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan menelaah belajar dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari sesuatu, 4 membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan memikirkan suatu pelajaran, serta 5 menimbulkan kekuatan perhatian ingatan mempertajam indera, melatihnya, memperhalus perasaan dan cepat belajar. 37 Begitu pentingnya arti media itu, hingga pendidikan agama Islam juga perlu dilengkapi dengan media, tidak hanya diterangkan saja. Apabila pendidikan agama Islam memanfaatkan dan mengembangkan media pengajaran dalam pelaksanaan pendidikannya, maka peserta didik akan memiliki pemahaman yang bagus tentang materi yang didapatkan dan juga akan memiliki moral atau akhlak yang tinggi. D. Pemanfaatan Alam sebagai Media Pembelajaran PAI 1. Pengertian Pemanfaatan Alam sebagai Media Pembelajaran PAI Alam dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi serta energi. 38 Pemanfaatan lingkungan alam sebagai media pembelajaran adalah pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari objek atau pengamatan ilmiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai bahan pengajaran peserta didik sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui di lingkungan peserta didik. 39 Lingkungan alam sebagai media dan sumber 37 Ibid. hal. 212 , data diakses pada tanggal 24 April 2013 http:id.wikipedia.orgwikiAlam_semesta 38 39 httpvariedzz.wordpress.com20110510lingkungan-sebagai-media- pembelajaranvariedzz.htm, data diakses pada 25 april 2013 belajar peserta didik dapat dioptimalkan dalam proses pembelajaran untuk memperkaya bahan dan kegiatan belajar peserta didik di sekolah. 40 2. Alam sebagai Media Pembelajaran dalam PAI Pemanfataan alam sebagai media pembelajaran sebenarnya telah diisyaratkan dalam Al Quran dan Hadits: a. Surat Al Isra ayat 84 Dalam Al Quran surat Al Isra ayat 84, Allah SWT berfirman:  Katakanlah: Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing- masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.Q.S. Al Isra: 84 Katakanlah, “Tiap-tiap orang di antara kami dan kalian berbuat menurut keadaannya masing-masing yakni menurut caranya sendiri- sendiri Maka Rabb kalian lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya” maka Dia akan memberi pahala kepada orang yang lebih benar jalannya. 41 Ayat diatas mengatakan bahwa setiap orang yang melakukan suatu perbuatan, mereka akan melakukan sesuai keadaannya termasuk di dalamnya keadaan alam sekitarnya masing-masing. Hal ini menjelaskan bahwa dalam melakukan suatu perbuatan memerlukan media agar hal yang dimaksud dapat tercapai. Dalam dunia pendidikan, seorang guru yang hendak mengajarkan suatu materi kepada muridnya dituntut menggunakan media sebagai pembantu sampainya materi tersebut. Media yang dipergunakan tidak harus berupa media yang mahal, melainkan media yang benar-benar efisien dan mampu manjadi alat penghubung antara seorang guru dengan murid agar materi yang diajarkan dapat diterima dan dipahami secara 40 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran,Bandung: Sinar Baru Algesindo, hal.217 41 Jalaluddin As Syuyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al Mahally, Tafsir Jalalain,t.t.hal. 234 maksimal. Ayat ini juga memberikan keterangan bahwa media juga bisa berasal dari alam sekitar atau lingkungan tempat seseorang berada.Hal ini sesuai kata َ ش َ كا َ لَ ت َ ه sesuai keadaannya pada ayat diatas. Sedangkan kalimat َ فَ رَ ب َ ك َ مَ َ أَ ع َ لَ م ََ ب َ مَ ن ََ ه َ وََ أَ ه َ د َ سَى َ بَ ي َال dalam ayat diatas jika dikaitkan dengan media pendidikan. Secara tersirat, kalimat diatas bermakna bahwa seorang guru hendaklah mendiskusikan dengan orang- orang yang lebih mengetahui dalam ayat tersebut Allah berperan sebagai Dzat yang maha mengetahui tentang media apa yang akan digunakannya ketika ia mengajar. b. Hadits riwayat Bukhari dan Turmudzi berikut: ُُدْوُع مِم ََِِْمْلا ِِ اْوَرَ تْما ْدَقَو ِيِدِعاَسلا ديعس نب لهس اْوَ تَا ًاَاجِر نَا ٍرَا يِد نب مِزاَح َِِا ْنَع ُوُلَََسََ ََ َكِلَذ نَع ُلْوُسَر ِْيَلَع َسَلَج ٍمْوَ ي َلوَاَو َعِضُو ٍمْوَ ي َلوَا ُُتْ يَاَر ْدَقلَو َوُ اِِ ُفِرعَأ َ ِِِا ِهاَو َلَاق ها ْهَس َا اََ ْدَق ِراَصْنَاْا َنِم ٍةَأَرْما ِةَنَاَُ ََِا ملسو يلع ها ىلص ها ُلْوُسَر َلَسْرَا ملسو يلع ها ىلص ٌل َلِمَعَ َ ُْتَرَمََََ َسا لا ُتْملَك َاذِا نِهْيَلَع ُسِلْجَا اًداَوْعَا ِِْ َلَمْعَ ي ْنَا َراج لا ِكَمَاُغ يِرُم ِءَاَْرَط ْنِم اَه ْتَعِضُوَ َ اَِِ َرَمََََ ملسو يلع ها ىلص ها ِلْوُسَر ََِا ْتَلَسْرََََ اَِِ َءاَج ُُ ِةَباَغْلا ُتْيَأَر ُُ َا ُ َا َوَُو َعَكَر ُُ اَهْ يَلَع َوَُو َعَكَر ُُ اَهْ يَلَع َوَُو َر بَكَو اَهْ يَلَع ىلَص ملسو يلع ها ىلص ها َلْوُسَر ُُ اَهْ يَلَع َلَبْ قَا َغَرَ َ امَلَ َ َداَع ُُ ََِِْمْلا ِلْصَا ِِ َدَجَسََ ىَرَقْهَقْلا َلَزَ ن ُتْعَ َص اََِا ُسا لا اَه يَا َلاَقَ َ ِسا لا ىَلَع َملسمو يراخبلا جرخاُ َِِاَص اوُملَعَ تِلَو اْوََََْتِل اَذَ Dari Abu Hazim r.a. ada beberapa orang datang menemui Sahal bin Sa’ad r.a. memperdebatkan mimbar Rasulullah SAW dari kayu apa dibuatnya? Mereka bertanya kepadanya tentang hal itu. Sahal berkata: “Demi Allah sungguh saya mengetahui dari kayu apakah mimbar itu dibuat? Saya melihat hari pertama mimbar itu diletakkan dan aku juga melihat hari pertama Rasulullah SAW mengutus seseorang untuk menemui seorang perempuan dari sahabat Anshar yang disebut namanya oleh Sahal, perintahlah budakmu tukang kayu itu untuk membuatkan aku mimbar dari kayu yang akan aku pakai duduk di atasnya untuk berbicara di hadapan manusia . wanita itu perintah kepadanya dan dikerjakan tugas itu dengan mengambil kayu yang lurus dari hutan kemudian ia datang membawanya. 42 Hadits ini menunjukkan bahwa sesuatu yang menjadi bagian dari alam dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran dan pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran dalam hadits di atas dicontohkan dengan penggunaan kayu menjadi mimbar sebagai media dakwah Rasulullah dalam menyampaikan ajaran-ajaran Islam. Dari penjelasan ayat al Quran dan Hadits diatas penulis mengambil sebuah kesimpulan bahwa media yang baik dan benar akan mewakili sampainya materi yang di ajarkan, sedangkan media yang kurang tepat tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Pemanfaatan alam sebagai media dalam pendidikan agama Islam juga ditegaskan oleh Zakiah Daradjat, bahwa salah satu jenis media pembelajaran pendidikan agama Islam yang berupa benda adalah benda- benda alam seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, zat padat, zat cair, zat gas dan sebagainya. 43 3. Prosedur Penggunaan Lingkungan Alam sebagai Media Pembelajaran Ada prosedur yang harus ditempuh dalam pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. 44 a. Langkah persiapan 1 Dalam hubungannya dengan pembahasan bidang studi, guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh para siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media belajar misalnya siswa dapat mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan dan hewan di sekitarnya. 2 Tentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi dalam hal tersebut hendaknya diperhatikan relevansi dengan tujuan belajar, kemudahan menjangkaunya, misalnya cukup dekat dan murah 42 Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi: Hadis-Hadis Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2012 hal. 356 43 Zakiah Daradjat. loc. cit 44 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, op. cit., hal. 214, perjalannya, tidak memerlukan waktu yang lama, tersedianya sumber-sumber belajar, keamanan bagi siswa dalam mempelajarinya serta memungkinkan untuk dikunjungi dan dipelajari siswa. 3 Menentukan cara belajar pada saat kunjungan dilakukan. Misalnya mencatat apa yang terjadi, mengamati suatu proses, bertanya dan wawancara dengan petugas dan apa yang harus ditanyakannya, melukiskan situasi baik berupa peta, sketsa, dan lain-lain, kalau mungkin mencobanya dan kegiatan lain yang dianggap perlu. Di samping itu, ada baiknya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi tugas dalam kegiatan belajarnya. 4 Guru dan siswa mempersiapkan perizinan jika diperlukan misalnya membuat dan mengirimkan surat permohonan untuk mengunjungi objek tersebut agar mereka dapat mempersiapkannya. 5 Persiapan tehnis yang diperlukan untuk kegiatan belajar, seperti tata tertib di perjalanan dan di tempat tujuan, perlengkapan belajar harus dibawa, dan menyusun pertanyaan yang akan diajukan. b. Langkah persiapan Pada langkah ini adalah melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang dipersiapkan. Biasanya kegiatan belajar diawali dengan penjelasan petugas mengenai objek yang dikunjungi sesuai dengan permintaan yang telah disampaikan sebelumnya. Dalam penjelasan tersebut, para siswa bisa mengajukan beberapa pertanyaan. Catatlah semua informasi yang diperoleh dari penjelasan tersebut. Setelah informasi diberikan petugas, maka para siswa dengan bimbingan petugas melihat dan mengamati objek yang diipelajari dalam proses ini, petugas memberi penjelasan berkenaan dengan cara kerja atau proses kerja, mekanismenya, atau hal lain sesuai dengan objek yang dipelajarinya. Siswa bisa bertanya atau juga mempraktekkan jika dimungkinkan serta mencatatnya. Berikutnya para siswa dengan kelompoknya mendiskusikan hasil-hasil belajarnya, untuk lebih melengkapi dan memahami materi yang dipelajarinya. Akhir kunjungan dengan ucapan terima kasih kepada petugas dan pimpinan objek tersebut. Apabila objek kunjungan bersifat bebas seperti kemah, mempelari lingkungan sosial, maka para siswa langsung mempelajari objek studi, mencatat dan mengamatinya atau mengadakan wawancara dengan siapa saja yang menguasai persoalan. c. Tindak lanjut Tindak lanjut dari kegiatan belajar di atas adalah keggiatan belajar di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan alam. Setiap kelompok diminta melaporkan hasil-hasilnya untuk dibahas bersama. Guru dapat meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa serta menyimpulkan materi. Di lain pihak, guru juga memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yang dicapainya. Tugas lanjutan dari kegiatan belajar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah. Misalnya menyusun laporan yang lengkap, membuat pertanyaan- pertanyaan berkenaan dengan hasil kunjungan, atau membuat karangan berkenaan dengan kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajarnya. 4. Tehnik Menggunakan Lingkungan Alam sebagai Media Pembelajaran Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar. 45 a. Survey, yakni siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi dann kependudukan. Kegiatan belajar dilakukan dengan observasi, wawancara, mempelajari data atau dokumen yang ada dan lain-lain. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama untuk disimpulkan guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran. b. Camping berkemah. Kemah memerlukan waktu yang cukup, sebab siswa harus bisa menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim dan suasana. 45 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, op. cit., hal.210 c. Fieldtripkarya wisata. Peserta didik melakukan kunjungan keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Objek karya wisata harus relevan dengan bahan pengajaran. Karya wisata di samping untuk tujuan kegiatan belajar sekaligus untuk rekreasi yang mengandung nilai edukatif. d. Praktek lapangan. Praktek lapangan dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh dan kecakapan khusus. e. Mengundang manusia sumber atau nara sumber. Dalam kegiatan ini, pihak sekolah mengunfang nara sumber untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya di hadapan peserta didik, misalnya mengundang dokter untuk menjelaskan berbagai macam penyakit, petugas pertanian untuk menjelaskan cara bercocok tanam dan lain-lain. Nara sumber yang diundang harus relevan dengan kebutuhan belajar sehingga apa yang diberikan oleh nara sumber dapat memperkaya materi yang diberikan guru di sekolah. f. Proyek pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Cara ini dilakukan apabila sekolah bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, dan partisipasi dalam kegiatan masyarakat. 5. Manfaat Lingkungan Alam sebagai Media Pembelajaran Manfaat penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar dapat dilihat dari segi motivasi belajar, aktifitas belajar siswa, kekayaan informasi yang diperoleh siswa, hubungan sosial siswa, pengenalan lingkungan, serta sikap dan apresiasi para siswa terhadap kondisi sosial yang ada di sekitarnya. 46 Berikut ini merupakan manfaat-manfaat penggunaan lingkungan alam sebagai media pembelajaran: a. Media pembelajaran yang tersedia dilingkungan alam tidak terbatas, hal ini memungknkan siswa dapat memperkaya pengetahuan tanpa terbatasi oleh tempat dan waktu. 46 Ibid. hal.217 b. Memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna, sebab siswa dihadapkan dengan keadaan dan peristiwa yang sebenarnya yang akan memenuhi prinsip kekongkritan dalam belajar. c. Memungkinkan terjadinya proses pembentukan kepribadian siswa kearah yang lebih baik, seperti kecintaan siswa kepada lingkungan, menjaga kebersihan dan tidak merusak lingkungan. d. Memungkinkan kegiatan belajar akan lebih menarik serta menumbuhkan antusiasme siswa untuk lebih giat dan gemar belajar dengan begitu proses pembelajaran tidak akan membosankan bagi siswa. e. Pemanfaatan lingkungan alam akan menumbuhkan aktivitas belajar siswayang lebih meningkat dengan penggunaan berbagai cara atau metode pembelajaran yang bervariasi seperti proses pengamatan, pembuktian sesuatu, dsb. Pengalaman langsung ke alam akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman dan peraba. Hal ini dikenal dengan learning by doing misalnya keikutsertaan dalam kegiatan pengelolaan zakat, penyembelihan hewan kurban dan salat berjamaah. Pengalaman tersebut memberikan dampak langsung terhadap pemerolehan dan pertumbuhan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. 47 Adelia Vera mengemukakan bahwa belajar langsung kepada alam dapat mendekatkan hubungan emosional antara guru dan peserta didik dan dapat mendorong menguasai keterampilan inteketual, dengan tuntutan untuk mendefinisikan dan mengidentifikasikan berbagai hal dan persoalan berkaitan dengan mata pelajaran. Selain itu alam mampu mendorong menguasai keterampilan studi, membuat peserta didik menekuni budaya kerja kersa serta memunculkan rasa kepekaan sosial. Dengan bertemu banyak hal, membuat anak memiliki pengalaman sosial, dimana anak mempunyai kesempatan 47 doeache.blogspot.com201211manfaat-lingkungan-sebagai-media.html, data diakses pada 26 april 2013 untuk menciptakan sesuatu secara koolaboratif dan untuk berbagi pengalaman-pengalaman kreatif mereka. Perkembangan fisik, emosional dan kognitif terhubung erat dengan ketika anak-anak mengekspresikan perasaan mereka, merespon pengalaman, dan mendiskusikan ide-ide mereka. 48 E. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Nurlaily Amarullah, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007 dengan judul “Pengaruh Sistem Pembelajaran Kembali ke Alam terhadap Motivasi Belajar Anak; Perbandingan Bidang Studi Gardening dengan Pembelajara di dalam Kelas, di SD Citra Alam Ciganjur, Jakarta Selatan ”. Penelitian ini lebih memfokuskan pada kajian pengaruh pembelajaran kembali ke alam terhadap motivasi belajar anak, namun dalam hal ini motivasi pembelajaran di kelaslah yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan motivasi bidang gardening. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Jamaludin, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2011 dengan judul “Strategi Pembelajaran PAI di Sekolah Alam Studi Kasus di SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Skripsi ini mengkaji tentang strategi dan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Rumusan masalahnya berkisar antara strategi pembelajaran apa yang diterapkan di SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta serta bagaimana metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Jadi, obyek yang diteliti dari skripsi ini adalah fokus pada strategi dan metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran klasikal di SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Dengan demikian, objek yang diteliti dalam skripsi Muhammad Jamaludin berbeda dengan objek yang diteliti dalam skripsi ini. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Musfiroh, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 48 Adelia Vera. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas: Outdor Study, Yogyakarta: Diva Press, 2012, hal. 83 tahun 2010 dengan judul “Konsep dan Implementasi Sekolah Kehidupan di Sekolah Dasar Sanggar Anak Alam SALAM Nitiprayan Kasihan Bantul Yogyakarta Dalam Perspektif Islam ”. Skripsi ini mengkaji tentang pelaksanaan konsep dan implementasi sekolah kehidupan dalam perspektif Islam. Adapun yang dibahas dalam konsep tersebut adalah kurikulum pendidikan yang didesain sendiri yang menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Kurikulum tersebut terdiri dari bagaimana metode pebelajaran, tujuan pendidikan, isi atau materi pembelajaran serta evaluasi proses pembelajaran, sedangkan pembahasan tentang konsep dan implementasi sekolah kehidupan dalam perspektif Islam menekankan pada nilai-nilai Islam yang terdapat dalam keseluruhan proses pembelajaran sehari-hari. Fokus penelitian yang dilakukan oleh Ani Musfiroh tidak ada kaitannya dengan media pembelajaran yang berbasis lingkungan alam sesuai dengan objek penelitian ini. Dengan melihat beberapa hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Dian Nurlaily Amarullah, Muhammad Jamaludin dan Ani Musfiroh adalah sama-sama mengkaji tentang sekolah alam, namun penelitian ini memiliki fokus yang berbeda dengan penelitian- penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Nurlaily Amarullah memfokuskan kajiannya tentang model pembelajaran kembali ke alam. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Jamaludin memfokuskan kajiannya tentang strategi dan metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Musfiroh berkaitan dengan kurikulum pendidikan yang didesain sendiri yang menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Sedangkan penelitian ini memfokuskan pada pemanfaatan lingkungan alam sebagai media pembelajaran PAIdi SD Citra Alam. Kajian tentang pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran PAI di SD Citra Alam menjadi penting, mengingat bahwa pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran PAI merupakan salah satu usaha yang saat ini menjadi fokus utama lembaga-lembaga pendidikan yang bermunculan di Indonesia. SD Citra Alam muncul dengan membawa inovasi baru dalam sistem pendidikannya, termasuk konsep pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran pendidikan agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN