BAB II KAJIAN TEORI
A.  Media Pembelajaran 1.  Pengertian Media Pembelajaran
Kata  media  berasal  dari  bahasa  latin  medius  yang  secara  hafal  berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara
atau pengantar dari pengirim kepada penerima pesan.
3
Menurut  Geanlach  dan  Ely  sebagaimana  yang  dikutip  Azhar  Arsyad menyatakan  bahwa  media  apabila  dipahami  secara  garis  besar  adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu  memperoleh  pengetahuan,  ketrampilan,  atau  sikap.  Dalam
pengetahuan  ini,  guru,  buku  teks  dan  lingkungan  sekolah  merupakan  media. Secara  lebih  khusus,  pengertian  media  dalam  proses  beljar  mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
4
Sedangkan  menurut  Association  Of  Education  and  Communication TechnologyAECT,  di  Amerika  seperti  yang  dikutip  oleh  Yudi  Munadi
memberi  pengertian,  yakni  “media  sebagai  segala  bentuk  dan  saluran  yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan informasi.
”
5
Heinich  dan  kawan-kawan  mengemukakan  istilah  medium  sebagai perantara  yang  mengantar  informasi  antara  sumber  dan  penerima.  Jadi
televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan- bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi.
Apabila  media  itu  membawa  pesan-pesan  atau  informasi  yang bertujuan  intruksional  atau  mengandung  maksud-maksud  pengajaran
makamedia  itu  disebut  media  pengajaran.  Sejalan  dengan  batasan  ini, Hamidjojo  dalam  Latuheru  memberi  batasan  media  sebagai  semua  bentuk
perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide,  gagasan  atau  pendapat  sehingga  ide.  Gagasan  atau  pendapat  yang
3
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, cet. 14, h. 6.
4
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, cet. 14, h. 3
5
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008, h. 8.
dikemukakan  itu  sampai  kepada  penerima  yang  dituju.  Apabila  kata  media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media
komunkasi  seperti  yang  dikemukakan  oleh  Hamalik  di  mana  ia  melihat bahwa  hubungan  komunikasi  akan  berjalan  lancer  dengan  hasil  yang
maksimal  apabila  menggunakan  alat  bantu  yang  disebut  media  komunikasi. Sementara  Gagne  dan  Briggs  secara  implisit  menyatakan  bahwa  media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari, antara lain buku, tape-recorder, kaset,
video camera, film, slide gambar bingkai, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.  Dengan  kata  lain  media  adalah  komponen  sumber  belajar  atau
wahana  fisik  yang  mengandung  materi  instruksional  di  lingkungan  siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
6
Banyak  batasan  atau  pengertian  yang  dikemukakan  para  ahli  tentang media,  Gagne    mengatakan  bahwa  media  adalah  berbagai  jenis  komponen
atau  sumber  belajar  dalam  lingkungan  pembelajar  yang  dapat  merangsang pembelajar  untuk  belajar.  Briggs    mengatakan  media  adalah  segala  wahana
atau  alat  fisik  yang  dapat  menyajikan  pesan  serta  merangsang  siswa  untuk belajar.
7
Asosiasi  Pendidikan  NasionalNational  Education  Assocition  NEA memiliki  pengertian  yang  berbeda.  media  adalah  bentuk-bentuk  komunikasi
baik  tercetak  maupun  audio  visual  serta  peralatan-peralatannya.  Media hendaknya  dapat  dimanipulasi,  dapat  dilihat,  didengar  dan  dibaca.  Apapun
batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari  pengirim  ke  penerima  sehingga  dapat  merangsang  pikiran,  perasaan, perhatian  dan  minat  serta  perhatian  siswa  sdemikian  rupa  sehingga  proses
belajar terjadi.
8
2.  Tujuan Media Pembelajaran Tujuan media pembelajaran adalah sebagai berikut:
6
Azhar Arsyad, op. cit., hal. 4
7
Arief S. Sadiman, dkk., loc. Cit.
8
Ibid. hal. 7
a.  Membantu pendidik untuk memfasilitasi proses belajar peserta didik b.  Mempermudah proses pembelajaran di kelas.
c.  Memperjelas materi pembelajaran dengaan beragam contoh yang kenkret melalui media.
d.  Memfasilitasi  interaksi  dan  member  kesempatan  praktik  kepada  peserta didik.
e.  Membantu peningkatan kualitas pembelajaran.
9
3.  Fungsi Media Pembelajaran Azhar  Arsyad  berpendapat  bahwa  fungsi  utama  media  pembelajaran
adalah  sebagai  alat  bantu  mengajar  yang  turut  mempengaruhi  iklim,  kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
10
Livie  dan  Lentz  1982  sebagaimana  yang  dikutip    Azhar  Arsyad  , mengemukakan  empat  fungsi  media  pembelajaran  yang  khususnya  pada
media  visual,  yaitu  fungsi  atensi,  fungsi  efektif,  fungsi  kognitif,  dan  fungsi kompensatoris.  Masing-masing  fungsi  tersebut  dapat  dijelaskan  sebagai
berikut: a.
Fungsi  atensi  berarti  media  visual  merupakan  inti,  menarik  dan mengarahkan  perhatian  pembelajar  untuk  berkonsentrasi  kepada  isi
pelajaran  yang  berkaitan  dengan  makna  visual  yang  ditampilkan  atau menyertai teks materi pelajaran.
b. Fungsi  afektif  maksudnya  media  visual  dapat  terlihat  dari  tingkat
kenikmatan pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar. Gambar atau lambing visual akan dapat menggugah emosi dan sikap pembelajar.
c. Fungsi kognitif bermakna media visual mengungkapkan bahwa lambing
visual memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mendengar informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi  kompensatoris  artinya  media  visual  memberikan  konteks  untuk
memahami  teks,  membantu  yang  lemah  dalam  membaca  untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkannya kembali.
9
Rayandra Asyhar., Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Peersada, 2011, hal. 29
10
Azhar Arsyad, op.cit., hal. 15
Dengan kata
lain media
pembelajaran berfungsi
untuk mengakomodasikan  siswa  yang  lemah  dan  lambat  menerima  dan
memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
11
Menurut Kemp dan Dayton sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad, ada tiga fungsi utama media pembelajaran adalah untuk:
a.  Memotivasi minat atau tindakan Untuk  memenuhi  fungsi  motivasi,  media  pengajaran  dapat
direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil  yang diharapkan adalah  melahirkan  minat  dan  merangsang  para  siswa  atau  pendengar
untuk bertindak.
12
b.  Menyajikan informasi Isi  dan  bentuk  penyajian  ini  bersifat  amat  umum,  berfungsi  sebagai
pengantar,  ringkasan  atau  pengetahuan  latar  belakang.  Penyajian  dapat pula  berbentuk  hiburan,  drama,  atau  teknik  motivasi.  Ketika  mendengar
atau  menonton  bahan  informasi,  para  siswa  bersifat  pasif.  Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidak
setujuan mereka secara  mental  atau terbatas pada perasaan tidak kurang senang, netral atau senang.
c.  Memberi intruksi Media  berfungsi  untuk  tujuan  intruksi  di  mana  informasi  yang
terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental  maupun  dalam  bentuk  aktivitas  yang  nyata  sehingga
pembelajaran dapat terjadi.
13
4.  Manfaat media pembelajaran Menurut  Kemp  dan  Dayton  dalam  bukunya  Wina  Sanjaya,beberapa
manfaat  penggunaan  media  dalam  proses  pembelajaran  antara  lain  sebagai berikut:
14
11
Ibid. hal.17
12
Ibid. hal.20
13
Ibid. hal. 21
14
Wina Sanjaya., Media Komunikasi Pembelajaran, Jakarta: Kencana 2012 hal. 72
a.  Penyampaian  pesan  pembelajaran  dapat  diseragamkan.  Setiap  pelajar yang  melihat  atau  mendengarpenyajian  melalui  media  menerima  pesan
yang  sama.  Meskipun  para  guru  menafsirkan  isi  pelajaran  dengan  cara yang  berbeda-beda.  Dengan  penggunaan  media  ragam  hasil  penafsiran
itu  dapat  dikurangi  sehingga  informasi  yang  sama  dapat  disampaikan kepada  siswa  sebagai  landasan  untuk  pengkajian,  latihan,  dan  aplikasi
lebih lanjut. b.  Pembelajaran  dapat  lebihmenarik.  Media  dapat  diasosiasikan  sebagai
penarik  perhatian  dan  membuat  siswa  tetap  terjaga  dan  memerhatikan  . kejelasan  dan  keruntutan  pesan,  daya  tarik  image  yang  berubah
—ubah, penggunaan  efek  khusus  yang  dapat  menimbulkan  keingintahuan
menyebabkan  siswa  tertawa  dan  berpikir.  Yang  kesemuanya menunjukkan  bahwa  media  memiliki  aspek  motivasi  dan  meningkatkan
minat. c.  Pembelajaran  lebih  interaktif  dengan  diterapkannya  teori  belajar  dan
prinsip-prinsip  psikologi  yang  diterima  dalam  hal  partisipasi  siswa, umpan balik dan penguatan.
d.  Waktu dan pelaksanaan pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena  kebanyakan  media  hanya  memerlukan  waktu  singkat  untuk
mengantarkan  pesan-pesan  dan  isi  pelajaran  dalam  jumlah  yang  cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
e.  Kualitas  pembelajaran  dapat  ditingkatkan.  Kualitas  hasil  belajar  dapat ditingkatkan  bilamana  integrasi  kata  dan  gambar  sebagai  media
pembelajaran  dapat  mengomunikasikan  elemen-elemen  pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.
f. Proses  pembelajaran  dapat  berlangsung  kapanpun  dan  di  mana  pun
diperlukan. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau  diperlukan  terutama  jika  media  pembelajaran  dirancang  untuk
penggunaan secara individu.
g.  Sikap  positif  siswa  terhadap  materi  pembelajaran  serta  proses pembelajaran  dapat  ditingkatkan.  Sikap  positif  siswa  terhadap  apa  yang
mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. h.  Peran  guru  berubah  kea  rah  yang  positif.  Beban  guru  untuk  penjelasan
yang  berulang-ulang  mengenai  isi  pelajaran  dapat  dikurangi  bahkan dihilangkan  sehingga  siswa  dapat  memusatkan  di  konsultan  atau
penasihat siswa. Menurut  sudjana  dan  Rivai  sebagaimana  yang  dikutip  Azhar  Arsyad,
mengemukakan  manfaat  media  pembelajaran  dalam  proses  belajar  siswa, yaitu:
a.  Pembelajaran  akan  lebih  menarik  perhatian  siswa  sehingga  dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b.  Bahan  pembelajaran  akan  lebih  jelas  maknanya  sehingga  dapat  lebih dipahami  oleh  siswa  dan  memungkinkannya  menguasai  dan  mencapai
tujuan pembelajaran. c.  Metode  mengajar  akan  lebih  bervariasi,  tidak  samata-mata  komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap
jam pelajaran. d.  Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan  uraian  guru,  tetapi  juga  aktivitas  lain  seperti  mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
15
Dari  uraian  dan  pendapat  beberapa  ahli  diatas,  dapat  disimpulkan beberapa  manfaat  praktis  dari  penggunaan  media  pembelajaran  sebagai
berikut: a.  Media  pembelajaran  dapat  memperjelas  peenyajian  pesan  dan  informasi
sehingga dapar memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar. b.  Media  pembelajaran  dapat  meningkatkan  dan  mengarahkan  perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi  yang lebih
15
Azhar Arsyad, op.cit., hal. 25
langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c.  Mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu: 1  Obyek  atau  benda  yang  terlalu  besar  dapat  digantikan  dengan
realitas,gambar, film bingkai, film dan model. 2  Obyek  atau  benda  yang  terlalu  kecil  yang  tidak  tampak  oleh  indera
dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar. 3  Kejadian  langka  yang  terjadi  di  masa  lalu  atau  terjadi  sekali  dalam
puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman, video, film, foto, silde disamping secara verbal.
4  Obyek  atau  proses  yang  amat  rumit  seperti  peredaran  darah  dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi
computer. 5  Kejadian  atau  percobaan  yang  dapat  membahayakan  dapat
disimulasikan dengan media seperti computer, film dan video. 6  Peristiwa alam, seperti terjadinya letusan  gunung berapi atau proses
yang  dalam  kenyataan  memakan  waktu  lama  seperti  proses kepompong  menjadi  kupu-kupu  dapat  disajikan  dengan  tehnik-
tehnik  rekaman  seperti  time-lapseuntuk  film,  video,  slide,  atau simulasi computer.
d.  Media  pembelajaran  dapat  memberikan  kesamaan  pengalaman  kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa
dilingkungan mereka,
serta memungkinkan  terjadinya  interaksi  langsung  dengan  guru,  masyarakat,
dan  lingkunganya  misalnya  melalui  karyawisata,  kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
16
5.  Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan belajar
mengajar.  Karena  beraneka  ragamnya  media,  maka  ada  beberapa  kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media yaitu :
16
Ibid, hal.26
a.  Sesuai  dengan  tujuan  yang  ingin  dicapai.  Media  dipilih  berdasarkan tujuan  instruksional  yang  telah  ditetapkan  yang  secara  umum  mengacu
kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif afektif dan psikomotor.
b.  Tepat  untuk  mendukung  isi  pelajaran  yang  sifatnya  fakta,  konsep, prinsip, atau generalisasi.
17
c.  Praktis, luwes dan bertahan. Jika tidak tersedia, waktu, dana atau sumber dana  lainnya,  untuk  memproduksi,  tidak  perlu  dipaksakan.  Media  yang
mahal dan memakan waktu yang lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru atau
instruktur  untuk  memilih  media  yang  ada,  mudah  diperoleh  atau  mudah dibuat sendiri oleh guru.
d.  Guru  terampil  menggunakannya  .  Ini  merupakan  salah  satu  kriteria. Apapun  media  itu,  guru  harus  mampu  menggunakannya  dalam  proses
pembelajaran.  Nilai  dan  manfaat  amat  ditentukan  oleh  guru  yang menggunakannya.
18
e.  Pengelompokan  sasaran.    Media  yang  efektif  untuk  kelompok  besar belum  tentu  sama  efektifnya  jika  digunakan  pada  kelompok  kecil  atau
perorangan, ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang maupun kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis
kelompok  besar,  kelompok  sedang  maupun  kelompok  kecil  atau perorangan.
f. Mutu  teknis.  Pengembangan  visual  baik  gambar  atau  fotograf  harus
memenuhi  persyaratan  tehnis  tertentu,  misalnya  visual  pada  slite  harus jelas  dan  informasi  atau  pesan  yang  ditonjolkan  dan  ingin  disampaikan
tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.
19
Dengan demikian
keterkaitan antara
media pembelajaran
dengan  tujuan,  materi,  metode  dan  kondisi  pembelajar  harus  menjadi perhatian
dan pertimbangan
pengajar untuk
memilih dan
17
Ibid. hal. 75
18
Ibid. hal. 76
19
Ibid. hal.76
menggunakan  media  dalam  proses  pembelajaran  dikelas,  sehingga media  yang  digunakan  lebih  efektif  dan  efisien  untuk  mencapai  tujuan
pembelajaran,  sebab  media  pembelajaran  tidak  dapat  berdiri  sendiri, tetapi  terkait  dan  memiliki  hubungan  secara  timbal  balik  dengan
empat aspek tersebut. 6.  Jenis Media Pembelajaran
Meskipun  beragam  jenis  dan  format  media  sudah  dikembangkan  dan digunakan dalam pembelajaran, namun  pada dasarnya semua media  tersebut
dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu: a.  Media  visual,  yaitu  jenis  media  yang  digunakan  hanya  mengandalkan
indera  penglihatan  semata-mata  dari  peserta  didik.  Dengan  media  ini, pengalaman  belajar  yang  dialami  peserta  didik  sangat  tergantung  pada
kemampuan penglihatannya. Beberapa media visual antara lain: 1 media cetak seperti buku, modul, jurnal, peta, gambar dan poster, 2 model dan
prototipe  seperti  globe  bumi,  dan  3  media  realitas  alam  sekitar  dan sebagainya.
b.  Media  audio  adalah  jenis  media  yang  digunakan  dalam  proses pembelajaran  dengan  hanya  melibatkan  indera  pendengaran  peserta
didik. Contoh media audio yang umum digunakan adalahh tape recorder, radio, CD player.
c.  Media  audio-visual,  adalah  jenis  media  yang  digunakan  dalam  kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus
dalan  satu  proses  atau  kegiatan.  Beberapa  contoh  media  audio-visual adalah film, video, program TV dan lain-lain.
d.  Multimedia,  yaitu  media  yang  melibatkan  beberapa  jenis  media  dan peralatan  secara  terintegrasi  dalam  suatu  proses  atau  kegiatan
pembelajaran.  Pembelajaran  multimedia  melibatkan  indera  penglihatan dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak, dan audio
serta  media  interaktif  berbasis  komputer  dan  teknologi  komunikasi  dan informasi.
20
7.  Klasifikasi Media Pembelajaran Menurut
Setyosari dan
Sihkabudden media
pembelajaran dikelompokkan dalam lima kategori, yaitu:
a.  Berdasarkan ciri fisik Berdasarkan  ciri  dan  bentuk  fisiknya,  media  pembelajaran  dapat
dikelompokkan ke dalam empat macam, yaitu: 1  Media pembelajaran dua dimensi
2  Media pembelajaran tiga dimensi 3  Media pandang diam still picture
4  Media pandang gerak motion picture Gerlach  dan  Ely  1996  mengelompokkan  media  berdasarkan  ciri
fisik ke dalam delapan tipe, yaitu: 1  Real  object  and  model,  yaitu  media  dari  benda  dan  model
sebenarnya. 2  Printed  verbal,  berupa  media  presentasi  tercetak  merupakan  kata-
kata  yang  dipreyeksikan  melalui  film  bingkai  slide,  transparansi, cetakan di papan tulis, majalah dan papan tempel.
3  Printed visuals, adalah media visual cetak. 4  Still  picture  yaitu  potret  yang  diambil  dari  berbagai  macam  objek
atau  peristiwa  yang  mungkin  dapat  dipresentasikan  melalui  buku, film rangkai, film bingkai, atau majalahsurat kabar.
5  Motion  picture  yaitu  film  atau  video  tape  dari  pemotretan perekaman  benda  atau  kejadian  sebenarnya  maupun  film  dari
permohonan gambar-gambar. 6  Audio recorder yaitu rekaman suara saja yang menggunakan bahasa
verbal maupun efek suara musik sound effect.
20
Rayandra Asyhar,op. cit., hal. 45
7  Programed  instruction,  yaitu  sekuen  dari  informasi  baik  verbal, visual, atau audio yang sengaja dirancang untuk merangsang adanya
respon dari pembelajar. 8  Simulation  adalah  peniruan  situasi  atau  proses  yang  sengaja
dirancang  untuk  mendekati  menyerupai  kejadian  atau  keadaan sebenarnya.
21
b.  Berdasarkan unsur pokoknya Menurut  Bretz  1971,  media  dibedakan  menjadi  delapan  macam:
media audio, media cetak, media visual diam, media visual gerak, media audio  semi  gerak,  media  visual  semi  gerak,  media  audio  visual  diam,
media audio visual gerak.
22
c.  Berdasarkan pengalaman belajar Menurut Edgar Dale dalam bukunya berjudul “Audio Visual Method
in  Teaching ”,  Edgar  Dale  mengelompokkan  media  pembelajaran
berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh pembelajar. Jenjang  pengalaman  itu  disusun  dalam  suatu  bagan  yang  dikenal
dengan  nama Dale’s  Cone  of  Experiences  Kerucut  Pengalaman  Dale.
Penggambaran  Dale  dalam  kerucutnya  itu,  jenjang  pengalaman  belajar disusun secara berurutan menurut  tingkat  kekongkretan dan keabstrakan
pengalaman.  Pengalaman  yang  paling  konkret  diletakkan  pada  dasar kerucut semakin ke puncak pengalaman yang diperoleh semakin abstrak
seperti terlihat pada gambar berikut
23
:
21
Ibid. hal. 47
22
Ibid. hal. 48
23
Ibid, hal. 49
Gambar 1 Dari gambar di atas tampak bahwa pengalaman belajar dengan hanya
menggunakan  simbol  verbal  saja,  tingkat  konkretisitasnya  lebih  tinggi dibandingkan  jika  menggunakan  simbol  visual.  Menurut  Dale,
pembelajaran  yang  paling  konkret  adalah  pengalaman  langsung  atau observasi  ke  lapangan  lokasi.  Artinya,  penggunaan  media  real  object
adalah paling efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
24
d.  Berdasarkan penggunaan Pengelompokan  media  pembelajaran  berdasarkan  penggunaannya
dapat  dibagi  dua  kelompok,  yaitu  media  yang  dikelompokkan berdasarkan jumlah pengguna dan berdasarkan cara penggunanya.
1  Berdasarkan jumlah pengguna Berdasarkan  jumlah  penggunanya,  media  pembelajaran  dapat
dibedakan ke dalam tiga macam: a  Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual oleh
peserta didik. b  Media  pembelajaran  yang  penggunaannya  secara  berkelompok
kelas.
24
Ibid, hal. 50
simbol verbal
simbol visual
Rekaman  Radio Film
Televisi Pameran
Darmawisata Demonstrasi
Pengalaman yang didramatisir pengalaman yang logis
Pengalaman langsung bertujuan
Abstrak
Kongkret
c  Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal. 2  Berdasarkan cara penggunaannya
Berdasarkan cara
penggunaannya, media
pembelajaran dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.  Media tradisional atau konvensional. b.  Media modern atau kompleks
e.  Berdasarkan Hirarki Manfaat Media Menurut Midun sebagaiimana yang dikutip Rayandra Asyhar, selain
jumlah  pengguna  dan  cara  penggunaannya,  media  pembelajaran  dapat pula
digolongkan berdasarkan
hirarki pemanfaatannya
dalam pembelajaran.  Hal  ini  diungkapkan  oleh  Duncan,  yang  ingin
mensejajarkan  biaya  investasi,  kelengkapan,  dan  keluasan  lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan serta penggunaan, keterbatasan
lingkup  sasaran  dan  rendahnya  biaya  di  pihak  lain  dengan  tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hirarki.
Dengan kata lain, semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin  mahal  biaya  investasinya,  semakin  susah  pengadaannya,  tetapi
juga  semakin  umum  penggunaannya  dan  semakin  luas  lingkup sasarannya.  Sebaliknya,  semakin  sederhana  jenis  perangkat  medianya,
semakin  murah  biayanya,  semakin  mudah  pengadaannya,  sifat penggunaannya,  semakin  khusus  dan  lingkup  sasarannya  semakin
terbatas.
25
B.  Pendidikan Agama Islam 1.  Pengertian Pendidikan Agama Islam
Untuk  membahas  pengertian  pendidikan  agama  Islam,  kita  perlu mengerti  tentang  pengertian  pendidikan.  Menurut  UU  No.20  tentang  sistem
pendidikan nasional pasal 1 pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta  didik  melalui  kegiatan  bimbingan,  pengajaran  dan  atau  latihan  bagi
25
Ibid. hal. 52
peranannya  di  masa  yang  akan  datang.  KementrianPendidikan  dan Kebudayaan.
26
Sedang  pengertian  pendidikan  agama  Islam  terdapat  beberapa  pendapat para ahli diantaranya sebagai berikut: .
a.  Di  dalam  GBPP  PAI  dijelaskan  bahwa  pendidikan  agama  Islam  adalah usaha  sadar  untuk  menyiapkan  siswa  dalam  meyakini,  memahami,
menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,  danatau  latihan  dengan  memperhatikan  tuntunan  untuk
menghormati  agama  lain  dalam  hubungan    kerukunan  antar  umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
27
b.  Menurut  Zakiyah  Daradjat  pendidikan  agama  Islam  adalah  pendidikan melalui ajaran-ajaran Islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap
anak  didik  agar  nantinya  setelah  selesai  dari  pendidikan  dia  dapat memahami,  menghayati  dan  mengamalkan  ajaran-ajaran  agama  Islam
yang  telah  diyakininya  secara  menyeluruh,  serta  menjadikan  ajaran agama  Islam  itu  sebagai  pandangan  hidupnya  way  of  life  demi
keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.
28
Dengan  memperhatikan  beberapa  pengertian  pendidikan  agama  Islam tersebut  diatas,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  pendidikan  agama  Islam
adalah usaha sadar dan terencana dari seseorang pendidik dalam menyiapkan peserta  didik  untuk  mengenal,  memahami,  menghayati  hingga  mengimani,
bertaqwa  dan  berakhlaq  mulia  sehingga  dapat  mengamalkan  ajaran  Islam  di dalam  perilaku  kehidupan  sehari-hari,  juga  dalam  mengembangkan  ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan berdasar utamanya kitab Al Qur’an dan Al
Hadits melalui
bimbingan, pengajaran
dan pelatihan
serta pengalamanpengalamannya.
26
Abd. Rozak, dkk, loc. cit.
27
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, cet. ke-2, hal. 75
28
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara, 2012, Cet.10, hal.86
2.  Tujuan Pendidikan Agama Islam Secara  umum,  pendidikan  agama  Islam  bertujuan  untuk  meningkatkan
keimanan,  pemahaman,  penghayatan  dan  pengalaman  peserta  didik  tentang agama  Islam sehingga menjadi  manusia muslim yang beriman dan bertaqwa
kepada  Allah  SWT  serta  berakhlaq  mulia  dalam  kehidupan  pribadi, bermasyarakat dan bangsa dan Negara. GBPP, PAI 1994.
Di dalam GBPP mata pelajaran pendidikan agama Islam kurikulum 1999, tujuan  pendidikan  agama  Islam  adalah  agar  siswa  memahami,  menghayati,
meyakini dan mengamalkan ajaran  Islam sehingga menjadi  manusia muslim yang beriman, bertakwa, kepada Allah swt dan berakhlak mulia.
29
Dengan  memperhatikan  dari  dua  tujuan  pendidikan  agama  Islam  dapat disimpulkan  bahwa  tujuan  dari  pendidikan  agama  Islam  khususnya  adalah
agar anak didik dapat memahami ajaran agama Islam secara sederhana dalam rangka untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pembinaan
dan  pemupukan  berbagai  ilmu  pengetahuan,  sehingga  dapat  berkembang dalam  hal  keimanannya  serta  berakhlak  mulia.  Selanjutnya  dapat
tercerminkan dalam bentuk tingkah laku kepribadiannya. 3.  Fungsi Pendidikan Agama Islam
Menurut Abdul Majid ada tujuh fungsi pendidikan agama Islam yaitu: a.  Pengembangan  yaitu  meningkatkan  keimanan  dan  ketaqwaan  peserta
didik  kepada  Allah  SWT  yang  telah  ditanamkan  dalam  lingkungan keluarga.  Pada  dasarnya  yang  pertama-tama  kewajiban  menanamkan
keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga.
b.  Penanaman  nilai  sebagai  pedoman  hidup  untuk  mencari  kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
c.  Penyesuaian  mental  yaitu  untuk  menyesuaikan  dirinya  dengan lingkungan  baik  lingkungan  fisik  maupun  lingkungan  sosial  dan  dapat
mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. d.  Perbaikan  yaitu  untuk  memperbaiki  kesalahan-kesalahan,  kekurangan-
kekurangan  dan  kelemahan-kelemahan  peserta  didik  dalam  keyakinan pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e.  Pencegahan  yaitu  untuk  menangkal  hal-hal  negatif  dan  lingkungannya atau  dari  budaya  lain  yang  dapat  membahayakan  dirinya  dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
29
Muhaimin, op. cit., hal. 78
f. Pengajaran  tentang  ilmu  pengetahuan  keagamaan  secara  umum,  sistem
dan fungsionalnya. g.  Penyaluran  yaitu  untuk  menyalurkan  anak-anak  yang  memiliki  bakat
khusus  di  bidang  agama  Islam  agar  bakat  tersebut  dapat  berkembang secara  optimal  sehingga  dapat  dimanfaatkan  untuk  dirinya  sendiri  dan
bagi orang lain.
30
Pendapat  lain  dikemukakan  oleh  ABD  Rachman  Shaleh  bahwa  fungsi pendidikan agama Islam adalah:
a.  Menumbuhkan habit
forming pembentukan
kebiasaan dalam
melakukan amal ibadah serta akhlak yang mulia. b.  Mendorong tumbuhnya iman yang kuat.
c.  Mendorong  tumbuhnya  semangat  untuk  mengolah  alam  sekitar  sebagai anugerah Allah SWT kepada manusia.
31
Dari  pengertian-pengertian  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  fungsi pendidikan agama Islam pada intinya adalah menyalurkan bakat-bakat peserta
didik yang telah dimiliki khususnya pendidikan agama Islam sehingga bakat tersebut  dapat  berkembang  secara  optimal  dan  dapat  diwujudkan  dalam
perilakunya,  sehingga  dapat  memperkuat  iman  dan  memiliki  akhlaq  yang mulia.
4.  Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah mempunyai dasar-dasar
yang  kuat.  Dasar  tersebut  menurut  Zuharini  dkk  Dalam  Abdul  Majid,  dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu:
a.  Yuridis atau Hukum Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu:
a.  Dasar  ideal,  yaitu  dasar  falsafal  negara  pancasila,  sila  pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Dasar  struktural  atau  konstitusional,  yaitu  UUD’45  dalam  Bab
XI pasal 29 ayat 1dan 2 yang berbunyi: i.
Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
30
Abdul  Majid  dan  Dian  Andayani,  Pendidikan  Agama  Islam  Berbasis  Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, hal. 134
31
Abdul Rachman Saleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Jakarta: Rajawali Pers, 2004, hal. 14
ii. Negara  menjamin  kemerdekaan  tiap-tiap  penduduk  untuk
memeluk  agama  masing-masing  dan  beribadah  menurut agama dan kepercayaannya itu.
c.  Dasar  operasional,  yaitu  terdapat  dalam  Tap  MPR  No IVMPR1993 yang kemudian di kokohkan dalam Tap MPR No
IV MPR 1987 jo. Kabupaten Np. IIMPR1983, diperkuat oleh Tap  MPR  No  IIMPR1988  dan  Tap  MPR  No  IIMPR  1993
tentang  garis-garis  besar  haluan  Negara  yang  padapokoknya menyatakan  bahwa  pelaksanaan  pendidikan  agama  secara
langsung  dimaksudkan  dalam  kurikulum  sekolah-sekolah formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
32
b.  Religius Yang  dimaksud  dengan  dasar  religius  adalah  dasar  yang  bersumber
dari  ajaran  Islam.  Menurut  ajaran  Islam,  pendidikan  agama  adalah perintah  Tuhan  dan  merupakan  perwujudan  ibadah  KepadaNya.  Dalam
Al Qur’an banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain: 1
Q.S.  Al  Ashr:  “orang-orang  yang  beriman  dan  mengerjakan  amal saleh  dan  nasehat  menasehati  supaya  mentaati  kebenaran  dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”
2  Q.S. Al I mron: 104: “ dan hendaklah diantara kamu ada segolongan
umat  yang  menyeru  kepada  kebajikan,  menyuruh  kepada  yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar…. ”
3 Al Hadits: “ sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya
sedikit ”
33
C.  Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1.  Pengertian Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Menurut  Zakiah  Daradjat,  alat  atau  media  pendidikan  meliputi  segala sesuatu  yang  dapat  membantu  proses  pencapaian  tujuan  pendidikan.  Oleh
karena  pendidikan  Islam  mengutamakan  pengajaran  ilmu  dan  pembentukan
32
Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit., hal. 132
33
Ibid. hal. 133
akhlak,  maka  alat  untuk  mencapai  ilmu  adalah  alat-alat  pendidikan  ilmu sedangkan alat untuk pembentukan akhlak adalah pergaulan.
34
2.  Jenis Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam  perspektif    Pendidikan  agama  Islam,  yang  mengutamakan  ilmu
pengetahuan  knowledge  dan  penanaman  nilai  value  sudah  barang  tentu memerlukan  media  pendidikan  yang  relevan.  Dengan  memahami  Al  Quran
sebagai sumber pendidikan agama Islam. Para  ahli  mengklasifikasi  media  pendidikan  agama  Islam  kepada  dua
bagian,yaitu  media  pendidikan  yang  bersifat  benda  materil  dan  media pendidikan yang bukan benda.
a.  Media yang bersifat benda Menurut  Zakiah  Daradjat,
35
media  pendidikan  yang  bersifat  benda adalah:
1  Media  tulis  atau  cetak  seperti  Al  Quran,  Hadits,  Tauhid,  Fiqh, sejarah dan sebagainya.
2  Benda-benda  alam  seperti  manusia,  hewan,  tumbuh-tumbuhan,  zat padat, zat cair, zat gas dan sebagainya.
3  Gambar-gambar, lukisan, diagram, peta dan grafik. 4  Gambar  yangg  dapat  diproyeksi,  baik  dengan  alat  atau  tanpa  suara
seperti foto, slide, film strip, televisi, video dan sebagainya. 5  Audio  recording  alat  untuk  didengar  seperti  kaset  tape,  radio,
piringan hitam dan lain-lain  yang semuanya diwarnai dengan ajaran agama.
b.  Media yang bukan benda Selain media berupa benda, terdapat pula media yang bukan berupa
benda. Diantara media pengajaran  yang bukan berupa benda adalah: 1 keteladanan, 2 perintahlarangan, 3 ganjaran dan hukuman.
36
34
Zakiah Daradjat, op. cit., hal.80
35
Ibid., hal. 81
36
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2010, Cet. ke-8, hal. 206
3.  Manfaat Media Dalam Pendidikan Agama Islam Abu  Bakar  Muhammad  berpendapat  bahwa  manfaat  media  adalah  1
mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit, 2 mampu mempermudah pemahaman dan menjadikan pelajaran lebih
hidup  dan  menarik,  3  merangsang  anak  untuk  bekerja  dan  menggerakkan naluri  kecintaan  menelaah  belajar  dan  menimbulkan  kemauan  keras  untuk
mempelajari  sesuatu,  4  membantu  pembentukan  kebiasaan,  melahirkan pendapat,  memperhatikan  dan  memikirkan  suatu  pelajaran,  serta  5
menimbulkan kekuatan perhatian ingatan mempertajam indera, melatihnya, memperhalus perasaan dan cepat belajar.
37
Begitu  pentingnya  arti  media  itu,  hingga  pendidikan  agama  Islam  juga perlu  dilengkapi  dengan  media,  tidak  hanya  diterangkan  saja.  Apabila
pendidikan  agama  Islam  memanfaatkan  dan  mengembangkan  media pengajaran  dalam  pelaksanaan  pendidikannya,  maka  peserta  didik  akan
memiliki  pemahaman  yang  bagus  tentang  materi  yang  didapatkan  dan  juga akan memiliki moral atau akhlak yang tinggi.
D.  Pemanfaatan Alam sebagai Media Pembelajaran PAI 1.  Pengertian Pemanfaatan Alam sebagai Media Pembelajaran PAI
Alam  dapat  didefinisikan  sebagai  segala  sesuatu  yang  dianggap  ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi serta energi.
38
Pemanfaatan  lingkungan  alam  sebagai  media  pembelajaran  adalah pemahaman  terhadap  gejala  atau  tingkah  laku  tertentu  dari  objek  atau
pengamatan  ilmiah  terhadap  sesuatu  yang  ada  di  sekitar  sebagai  bahan pengajaran peserta didik sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah
dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui di  lingkungan  peserta  didik.
39
Lingkungan  alam  sebagai  media  dan  sumber
37
Ibid. hal. 212 , data diakses pada tanggal 24 April 2013
http:id.wikipedia.orgwikiAlam_semesta
38 39
httpvariedzz.wordpress.com20110510lingkungan-sebagai-media- pembelajaranvariedzz.htm, data diakses pada 25 april 2013
belajar  peserta  didik  dapat  dioptimalkan  dalam  proses  pembelajaran  untuk memperkaya bahan dan kegiatan belajar peserta didik di sekolah.
40
2.  Alam sebagai Media Pembelajaran dalam PAI Pemanfataan  alam  sebagai    media  pembelajaran  sebenarnya  telah
diisyaratkan dalam Al Quran dan Hadits: a.  Surat Al Isra ayat 84
Dalam Al Quran surat Al Isra ayat 84, Allah SWT berfirman:
Katakanlah:  Tiap-tiap  orang  berbuat  menurut  keadaannya  masing- masing”.  Maka  Tuhanmu  lebih  mengetahui  siapa  yang  lebih  benar
jalannya.Q.S. Al Isra: 84 Katakanlah,  “Tiap-tiap  orang  di  antara  kami  dan  kalian  berbuat
menurut  keadaannya  masing-masing  yakni  menurut  caranya  sendiri- sendiri  Maka  Rabb  kalian  lebih  mengetahui  siapa  yang  lebih  benar
jalannya”  maka  Dia  akan  memberi  pahala  kepada  orang  yang  lebih benar jalannya.
41
Ayat  diatas  mengatakan  bahwa  setiap  orang  yang  melakukan  suatu perbuatan,  mereka  akan  melakukan  sesuai  keadaannya  termasuk  di
dalamnya keadaan alam sekitarnya masing-masing. Hal ini menjelaskan bahwa  dalam  melakukan  suatu  perbuatan  memerlukan  media  agar  hal
yang dimaksud dapat tercapai. Dalam  dunia  pendidikan,  seorang  guru  yang  hendak  mengajarkan
suatu  materi  kepada  muridnya  dituntut  menggunakan  media  sebagai pembantu  sampainya  materi  tersebut.  Media  yang  dipergunakan  tidak
harus  berupa  media  yang  mahal,  melainkan  media  yang  benar-benar efisien dan mampu manjadi alat penghubung antara seorang guru dengan
murid  agar  materi  yang  diajarkan  dapat  diterima  dan  dipahami  secara
40
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran,Bandung: Sinar Baru Algesindo, hal.217
41
Jalaluddin  As  Syuyuthi,  Jalaluddin  Muhammad  Ibnu  Ahmad  Al  Mahally,  Tafsir Jalalain,t.t.hal. 234
maksimal. Ayat ini juga memberikan keterangan bahwa media juga bisa berasal dari alam sekitar atau lingkungan tempat seseorang berada.Hal ini
sesuai kata
َ ش َ كا
َ لَ ت َ ه
sesuai keadaannya pada ayat diatas. Sedangkan kalimat
َ  فَ رَ ب َ ك
َ مَ َ أَ ع
َ لَ م ََ ب
َ مَ ن ََ ه
َ وََ أَ ه
َ د َ سَى
َ بَ ي َال
dalam ayat diatas jika dikaitkan  dengan  media  pendidikan.  Secara  tersirat,  kalimat  diatas
bermakna  bahwa  seorang  guru  hendaklah  mendiskusikan  dengan  orang- orang yang lebih mengetahui dalam ayat tersebut Allah berperan sebagai
Dzat yang maha mengetahui tentang media apa yang akan digunakannya ketika ia mengajar.
b.  Hadits riwayat Bukhari dan Turmudzi berikut:
ُُدْوُع مِم ََِِْمْلا  ِِ اْوَرَ تْما ْدَقَو ِيِدِعاَسلا ديعس نب لهس اْوَ تَا ًاَاجِر نَا ٍرَا يِد نب مِزاَح  َِِا ْنَع ُوُلَََسََ
ََ َكِلَذ نَع ُلْوُسَر ِْيَلَع َسَلَج ٍمْوَ ي َلوَاَو َعِضُو ٍمْوَ ي  َلوَا ُُتْ يَاَر ْدَقلَو َوُ اِِ ُفِرعَأ َ ِِِا ِهاَو َلَاق
ها ْهَس َا اََ ْدَق ِراَصْنَاْا َنِم ٍةَأَرْما ِةَنَاَُ  ََِا ملسو  يلع ها ىلص ها ُلْوُسَر َلَسْرَا ملسو  يلع ها ىلص
ٌل َلِمَعَ َ ُْتَرَمََََ َسا لا ُتْملَك َاذِا نِهْيَلَع ُسِلْجَا اًداَوْعَا ِِْ َلَمْعَ ي ْنَا َراج لا ِكَمَاُغ يِرُم
ِءَاَْرَط ْنِم اَه ْتَعِضُوَ َ اَِِ َرَمََََ ملسو  يلع ها ىلص ها  ِلْوُسَر ََِا ْتَلَسْرََََ اَِِ َءاَج ُُ ِةَباَغْلا
ُتْيَأَر ُُ َا ُ َا َوَُو َعَكَر ُُ اَهْ يَلَع َوَُو َعَكَر ُُ اَهْ يَلَع َوَُو َر بَكَو اَهْ يَلَع ىلَص ملسو  يلع ها ىلص ها َلْوُسَر
ُُ اَهْ يَلَع َلَبْ قَا َغَرَ َ امَلَ َ َداَع ُُ ََِِْمْلا ِلْصَا  ِِ َدَجَسََ ىَرَقْهَقْلا َلَزَ ن
ُتْعَ َص اََِا ُسا لا اَه يَا َلاَقَ َ ِسا لا ىَلَع َملسمو يراخبلا  جرخاُ  َِِاَص اوُملَعَ تِلَو اْوََََْتِل اَذَ
Dari  Abu  Hazim  r.a.  ada  beberapa  orang  datang  menemui  Sahal  bin Sa’ad  r.a.  memperdebatkan  mimbar  Rasulullah  SAW  dari  kayu  apa
dibuatnya?  Mereka  bertanya  kepadanya  tentang  hal  itu.  Sahal  berkata: “Demi  Allah  sungguh  saya  mengetahui  dari  kayu  apakah  mimbar  itu
dibuat?  Saya  melihat  hari  pertama  mimbar  itu  diletakkan  dan  aku  juga melihat  hari  pertama  Rasulullah  SAW  mengutus  seseorang  untuk
menemui  seorang  perempuan  dari  sahabat  Anshar  yang  disebut namanya  oleh  Sahal,  perintahlah  budakmu  tukang  kayu  itu  untuk
membuatkan  aku  mimbar  dari  kayu  yang  akan  aku  pakai  duduk  di atasnya  untuk  berbicara  di  hadapan  manusia  .  wanita  itu  perintah
kepadanya dan dikerjakan tugas itu dengan mengambil kayu yang lurus dari hutan kemudian ia datang membawanya.
42
Hadits  ini  menunjukkan  bahwa  sesuatu  yang  menjadi  bagian  dari alam  dapat  dimanfaatkan  sebagai  media  pengajaran  dan  pemanfaatan
alam  sebagai  media  pembelajaran  dalam  hadits  di  atas  dicontohkan dengan  penggunaan  kayu  menjadi  mimbar  sebagai  media  dakwah
Rasulullah dalam menyampaikan ajaran-ajaran Islam. Dari penjelasan  ayat al  Quran dan Hadits  diatas penulis mengambil
sebuah  kesimpulan  bahwa  media  yang  baik  dan  benar  akan  mewakili sampainya  materi  yang  di  ajarkan,  sedangkan  media  yang  kurang  tepat
tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Pemanfaatan  alam  sebagai  media  dalam  pendidikan  agama  Islam
juga  ditegaskan  oleh  Zakiah  Daradjat,  bahwa  salah  satu  jenis  media pembelajaran pendidikan agama Islam yang berupa benda adalah benda-
benda  alam  seperti  manusia,  hewan,  tumbuh-tumbuhan,  zat  padat,  zat cair, zat gas dan sebagainya.
43
3.  Prosedur Penggunaan Lingkungan Alam sebagai Media Pembelajaran Ada  prosedur  yang  harus  ditempuh  dalam  pemanfaatan  alam  sebagai
media pembelajaran, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
44
a.  Langkah persiapan 1  Dalam  hubungannya  dengan  pembahasan  bidang  studi,  guru  dan
siswa  menentukan  tujuan  belajar  yang  diharapkan  diperoleh  para siswa  berkaitan  dengan  penggunaan  lingkungan  sebagai  media
belajar  misalnya  siswa  dapat  mengidentifikasi  berbagai  jenis tumbuhan dan hewan di sekitarnya.
2  Tentukan  objek  yang  harus  dipelajari  dan  dikunjungi  dalam  hal tersebut  hendaknya  diperhatikan  relevansi  dengan  tujuan  belajar,
kemudahan  menjangkaunya,  misalnya  cukup  dekat  dan  murah
42
Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi: Hadis-Hadis Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2012 hal. 356
43
Zakiah Daradjat. loc. cit
44
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, op. cit., hal. 214,
perjalannya,  tidak  memerlukan  waktu  yang  lama,  tersedianya sumber-sumber belajar, keamanan bagi siswa dalam mempelajarinya
serta memungkinkan untuk dikunjungi dan dipelajari siswa. 3  Menentukan  cara  belajar  pada  saat  kunjungan  dilakukan.  Misalnya
mencatat  apa  yang  terjadi,  mengamati  suatu  proses,  bertanya  dan wawancara  dengan  petugas  dan  apa  yang  harus  ditanyakannya,
melukiskan  situasi  baik  berupa  peta,  sketsa,  dan  lain-lain,  kalau mungkin  mencobanya  dan  kegiatan  lain  yang  dianggap  perlu.  Di
samping  itu,  ada  baiknya  siswa  dibagi  menjadi  beberapa  kelompok dan setiap kelompok diberi tugas dalam kegiatan belajarnya.
4  Guru  dan  siswa  mempersiapkan  perizinan  jika  diperlukan  misalnya membuat  dan  mengirimkan  surat  permohonan  untuk  mengunjungi
objek tersebut agar mereka dapat mempersiapkannya. 5  Persiapan tehnis yang diperlukan untuk kegiatan belajar, seperti tata
tertib di perjalanan dan di tempat tujuan, perlengkapan belajar harus dibawa, dan menyusun pertanyaan yang akan diajukan.
b.  Langkah persiapan Pada langkah ini adalah melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan
sesuai  dengan  rencana  yang  dipersiapkan.  Biasanya  kegiatan  belajar diawali  dengan  penjelasan  petugas  mengenai  objek  yang  dikunjungi
sesuai  dengan  permintaan  yang  telah  disampaikan  sebelumnya.  Dalam penjelasan  tersebut,  para  siswa  bisa  mengajukan  beberapa  pertanyaan.
Catatlah  semua  informasi  yang  diperoleh  dari  penjelasan  tersebut. Setelah informasi diberikan petugas, maka para siswa dengan bimbingan
petugas melihat dan mengamati objek  yang diipelajari dalam proses ini, petugas  memberi  penjelasan  berkenaan  dengan  cara  kerja  atau  proses
kerja,  mekanismenya,  atau  hal  lain  sesuai  dengan  objek  yang dipelajarinya.  Siswa  bisa  bertanya  atau  juga  mempraktekkan  jika
dimungkinkan  serta  mencatatnya.  Berikutnya  para  siswa  dengan kelompoknya  mendiskusikan  hasil-hasil  belajarnya,  untuk  lebih
melengkapi  dan  memahami  materi  yang  dipelajarinya.  Akhir  kunjungan
dengan ucapan terima kasih kepada petugas dan pimpinan objek tersebut. Apabila  objek  kunjungan  bersifat  bebas  seperti  kemah,  mempelari
lingkungan  sosial,  maka  para  siswa  langsung  mempelajari  objek  studi, mencatat  dan  mengamatinya  atau  mengadakan  wawancara  dengan  siapa
saja yang menguasai persoalan. c.  Tindak lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan belajar di atas adalah keggiatan belajar di kelas  untuk  membahas  dan  mendiskusikan  hasil  belajar  dari  lingkungan
alam. Setiap kelompok diminta melaporkan hasil-hasilnya untuk dibahas bersama.  Guru  dapat  meminta  kesan-kesan  yang  diperoleh  siswa  serta
menyimpulkan  materi.  Di  lain  pihak,  guru  juga  memberikan  penilaian terhadap  kegiatan  belajar  siswa  dan  hasil-hasil  yang  dicapainya.  Tugas
lanjutan dari kegiatan belajar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah. Misalnya menyusun laporan yang lengkap, membuat pertanyaan-
pertanyaan  berkenaan  dengan  hasil  kunjungan,  atau  membuat  karangan berkenaan  dengan  kesan-kesan  yang  diperoleh  siswa  dari  kegiatan
belajarnya. 4.  Tehnik Menggunakan Lingkungan Alam sebagai Media Pembelajaran
Ada  beberapa  cara  bagaimana  mempelajari  lingkungan  sebagai  media dan sumber belajar.
45
a.  Survey,  yakni  siswa  mengunjungi  lingkungan  seperti  masyarakat setempat  untuk  mempelajari  proses  sosial,  budaya,  ekonomi  dann
kependudukan. Kegiatan belajar dilakukan dengan observasi, wawancara, mempelajari data atau dokumen yang ada dan lain-lain. Hasilnya dicatat
dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama untuk disimpulkan guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran.
b.  Camping  berkemah.  Kemah  memerlukan  waktu  yang  cukup,  sebab siswa  harus  bisa  menghayati  bagaimana  kehidupan  alam  seperti  suhu,
iklim dan suasana.
45
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, op. cit., hal.210
c.  Fieldtripkarya  wisata.  Peserta  didik  melakukan  kunjungan  keluar  kelas untuk  mempelajari  objek  tertentu  sebagai  bagian  integral  dari  kegiatan
kurikuler  di  sekolah.  Objek  karya  wisata  harus  relevan  dengan  bahan pengajaran.  Karya  wisata  di  samping  untuk  tujuan  kegiatan  belajar
sekaligus untuk rekreasi yang mengandung nilai edukatif. d.  Praktek  lapangan.  Praktek  lapangan  dilakukan  oleh  peserta  didik  untuk
memperoleh dan kecakapan khusus. e.  Mengundang  manusia  sumber  atau  nara  sumber.  Dalam  kegiatan  ini,
pihak  sekolah  mengunfang  nara  sumber  untuk  memberikan  penjelasan mengenai  keahliannya  di  hadapan  peserta  didik,  misalnya  mengundang
dokter  untuk  menjelaskan  berbagai  macam  penyakit,  petugas  pertanian untuk menjelaskan cara bercocok tanam dan lain-lain. Nara sumber yang
diundang  harus  relevan  dengan  kebutuhan  belajar  sehingga  apa  yang diberikan  oleh  nara  sumber  dapat  memperkaya  materi  yang  diberikan
guru di sekolah. f.
Proyek pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Cara ini dilakukan apabila sekolah bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan
kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, dan partisipasi dalam kegiatan masyarakat.
5.  Manfaat Lingkungan Alam sebagai Media Pembelajaran Manfaat penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar dapat
dilihat  dari  segi  motivasi  belajar,  aktifitas  belajar  siswa,  kekayaan  informasi yang  diperoleh  siswa,  hubungan  sosial  siswa,  pengenalan  lingkungan,  serta
sikap  dan  apresiasi  para  siswa  terhadap  kondisi  sosial  yang  ada  di sekitarnya.
46
Berikut ini merupakan manfaat-manfaat penggunaan lingkungan alam sebagai media pembelajaran:
a.  Media pembelajaran  yang tersedia dilingkungan  alam tidak terbatas, hal ini memungknkan siswa dapat  memperkaya pengetahuan tanpa terbatasi
oleh tempat dan waktu.
46
Ibid. hal.217
b.  Memungkinkan  terjadinya  proses  belajar  yang  lebih  bermakna,  sebab siswa  dihadapkan  dengan  keadaan  dan  peristiwa  yang  sebenarnya  yang
akan memenuhi prinsip kekongkritan dalam belajar. c.  Memungkinkan terjadinya proses pembentukan kepribadian siswa kearah
yang  lebih  baik,  seperti  kecintaan  siswa  kepada  lingkungan,  menjaga kebersihan dan tidak merusak lingkungan.
d.  Memungkinkan kegiatan belajar akan lebih menarik serta menumbuhkan antusiasme  siswa  untuk  lebih  giat  dan  gemar  belajar  dengan  begitu
proses pembelajaran tidak akan membosankan bagi siswa. e.  Pemanfaatan  lingkungan  alam  akan  menumbuhkan  aktivitas  belajar
siswayang  lebih  meningkat  dengan  penggunaan  berbagai  cara  atau metode  pembelajaran  yang  bervariasi  seperti  proses  pengamatan,
pembuktian sesuatu, dsb. Pengalaman  langsung  ke  alam  akan  memberikan  kesan  paling  utuh  dan
paling  bermakna  mengenai  informasi  dan  gagasan  yang  terkandung  dalam pengalaman  itu,  oleh  karena  ia  melibatkan  indera  penglihatan,  pendengaran,
perasaan,  penciuman  dan  peraba.  Hal  ini  dikenal  dengan  learning  by  doing misalnya  keikutsertaan  dalam  kegiatan  pengelolaan  zakat,  penyembelihan
hewan kurban dan salat berjamaah. Pengalaman tersebut memberikan dampak langsung terhadap pemerolehan dan pertumbuhan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.
47
Adelia Vera mengemukakan bahwa belajar langsung kepada alam dapat mendekatkan  hubungan  emosional  antara  guru  dan  peserta  didik  dan  dapat
mendorong  menguasai  keterampilan  inteketual,  dengan  tuntutan  untuk mendefinisikan dan mengidentifikasikan berbagai hal dan persoalan berkaitan
dengan  mata  pelajaran.  Selain  itu  alam  mampu  mendorong  menguasai keterampilan studi, membuat peserta didik menekuni budaya kerja kersa serta
memunculkan  rasa  kepekaan  sosial.  Dengan  bertemu  banyak  hal,  membuat anak  memiliki  pengalaman  sosial,  dimana  anak  mempunyai  kesempatan
47
doeache.blogspot.com201211manfaat-lingkungan-sebagai-media.html,  data  diakses  pada 26 april 2013
untuk  menciptakan  sesuatu  secara  koolaboratif  dan  untuk  berbagi pengalaman-pengalaman kreatif mereka. Perkembangan fisik, emosional dan
kognitif  terhubung  erat  dengan  ketika  anak-anak  mengekspresikan  perasaan mereka, merespon pengalaman, dan mendiskusikan ide-ide mereka.
48
E.  Hasil Penelitian yang Relevan 1.  Penelitian yang dilakukan oleh Dian Nurlaily Amarullah, Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007 dengan judul “Pengaruh Sistem Pembelajaran Kembali ke
Alam  terhadap  Motivasi  Belajar  Anak;  Perbandingan  Bidang  Studi Gardening dengan Pembelajara di dalam Kelas, di SD Citra Alam Ciganjur,
Jakarta  Selatan ”.  Penelitian  ini  lebih  memfokuskan  pada  kajian  pengaruh
pembelajaran kembali ke alam terhadap motivasi belajar anak, namun dalam hal ini motivasi pembelajaran di kelaslah yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan motivasi bidang gardening. 2.  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Muhammad  Jamaludin,  Jurusan  Pendidikan
Agama  Islam  Fakultas  Tarbiyah  dan  Keguruan  UIN  Sunan  Kalijaga Yogyakarta tahun 2011 dengan judul “Strategi Pembelajaran PAI di Sekolah
Alam  Studi  Kasus  di  SDIT  Alam  Nurul  Islam  Yogyakarta.  Skripsi  ini mengkaji tentang strategi dan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Rumusan masalahnya berkisar  antara strategi  pembelajaran  apa  yang  diterapkan  di  SDIT  Alam  Nurul  Islam
Yogyakarta  serta  bagaimana  metode  yang  diterapkan  dalam  proses pembelajaran.  Jadi,  obyek  yang  diteliti  dari  skripsi  ini  adalah  fokus  pada
strategi  dan  metode  pembelajaran  yang  diterapkan  dalam  pembelajaran klasikal  di  SDIT  Alam  Nurul  Islam  Yogyakarta.  Dengan  demikian,  objek
yang diteliti dalam skripsi Muhammad Jamaludin berbeda dengan objek yang diteliti dalam skripsi ini.
3.  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Ani  Musfiroh,  Jurusan  Pendidikan  Agama Islam  Fakultas  Tarbiyah  dan  Keguruan  UIN  Sunan  Kalijaga  Yogyakarta
48
Adelia Vera. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas: Outdor Study, Yogyakarta: Diva Press, 2012, hal. 83
tahun  2010  dengan  judul  “Konsep  dan  Implementasi  Sekolah  Kehidupan  di Sekolah  Dasar  Sanggar  Anak  Alam  SALAM  Nitiprayan  Kasihan  Bantul
Yogyakarta  Dalam  Perspektif  Islam ”.  Skripsi  ini  mengkaji  tentang
pelaksanaan  konsep  dan  implementasi  sekolah  kehidupan  dalam  perspektif Islam.  Adapun  yang  dibahas  dalam  konsep  tersebut  adalah  kurikulum
pendidikan  yang  didesain  sendiri  yang  menyesuaikan  dengan  kebutuhan peserta didik. Kurikulum tersebut terdiri dari bagaimana metode pebelajaran,
tujuan  pendidikan,  isi  atau  materi  pembelajaran  serta  evaluasi  proses pembelajaran,  sedangkan  pembahasan  tentang  konsep  dan  implementasi
sekolah kehidupan dalam perspektif Islam menekankan pada nilai-nilai Islam yang  terdapat  dalam  keseluruhan  proses  pembelajaran  sehari-hari.  Fokus
penelitian  yang  dilakukan  oleh  Ani  Musfiroh  tidak  ada  kaitannya  dengan media  pembelajaran  yang  berbasis  lingkungan  alam  sesuai  dengan  objek
penelitian ini. Dengan  melihat  beberapa  hasil  penelitian  di  atas,  dapat  disimpulkan
bahwa penelitian yang dilakukan oleh Dian Nurlaily Amarullah, Muhammad Jamaludin  dan  Ani  Musfiroh  adalah  sama-sama  mengkaji  tentang  sekolah
alam,  namun  penelitian  ini  memiliki  fokus  yang  berbeda  dengan  penelitian- penelitian  tersebut.  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Dian  Nurlaily  Amarullah
memfokuskan  kajiannya  tentang  model  pembelajaran  kembali  ke  alam. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Muhammad  Jamaludin  memfokuskan
kajiannya  tentang  strategi  dan  metode  yang  diterapkan  dalam  proses pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Musfiroh berkaitan dengan
kurikulum  pendidikan  yang  didesain  sendiri  yang  menyesuaikan  dengan kebutuhan  peserta  didik.  Sedangkan  penelitian  ini  memfokuskan  pada
pemanfaatan  lingkungan  alam  sebagai  media  pembelajaran  PAIdi  SD  Citra Alam.
Kajian tentang pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran PAI di SD Citra  Alam  menjadi  penting,  mengingat  bahwa  pemanfaatan  alam  sebagai
media  pembelajaran  PAI  merupakan  salah  satu  usaha  yang  saat  ini  menjadi fokus  utama  lembaga-lembaga  pendidikan  yang  bermunculan  di  Indonesia.
SD  Citra  Alam  muncul  dengan  membawa  inovasi  baru  dalam  sistem pendidikannya,  termasuk  konsep  pemanfaatan  alam  sebagai  media
pembelajaran pendidikan agama Islam.
BAB III METODE PENELITIAN