PEMANFAATAN ALAM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD CITRA ALAM CIGANJUR JAKARTA SELATAN
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: M TAUFIK NIM 809011000243
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2013
(2)
NIM : 809011000243
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Alamat : Jl. Damai no. 48 RT. 009 RW.002 Kel. Ciganjur, Kec. Jagakarsa,
Jakarta selatan
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pemanfaatan Alam Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur Jakarta Selatan adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing : Siti Khadijah M.A.
NIP : 19700727 199703 2 004
Jurusan/ Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 27 Juli 2013 Yang Menyatakan
(3)
Pendidikan Agama Islam di SD Citra AlamCiganjur Jakarta Selatan
disusun oleh M Taufik, NIM. 809011000243, Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 27 Juli 2013
Yang mengesahkan,
Pembimbing
Siti Khadijah, M.A. NIP
(4)
Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 11 November 2013 dihadapan dewan penguji.karena itu penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.PdI) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 11 November 2013 PanitiaUjianMunaqasah
KetuaPanitia (KetuaJurusan/Program Studi) Tanggal TandaTangan
Bahrissalim, M.Ag --- ---
NIP: 19680307 199803 1 002 Sekretaris (SekretarisJurusan/Prodi)
Drs. Sapiudin Shiddik, M.Ag --- ---
NIP: 19670328 200003 1 001 Penguji I
Dr. Zaimuddin, M.Ag --- ---
NIP: 19590705 199103 1 002 Penguji II
Drs. Sapiudin Shiddik, M.Ag --- ---
NIP: 19670328 200003 1 001
Mengetahui: Dekan,
Dra. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph.D NIP: 19591020 198603 2 001
(5)
Kata Kunci: Pemanfaatan alam, Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur. Penelitian ini bertujuanuntuk (1) mengetahui konsep pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran pendidikan agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur, (2) mendiskripsikan implementasi pendidikan Agama Islam dengan memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur, dan (3) mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam memanfatkan alam sebagai media pembelajaran PAI di SD Citra Alam Ciganjur.
Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Jenis penelitiannya termasuk jenis penelitian lapangan (Field
Research). Pendekatan penelitian ini adalah psikologis . Adapun subjek
penelitian ini adalah Kepala sekolah, Waka Kurikulum, guru PAI, dan peserta didik SD Citra Alam Ciganjur Jakarta Selatan. Dalam teknik analisis data
menggunakan teknik proportionate stratified random sampling untuk peserta
didik. Sedangkan untuk guru, kepala sekolah dan karyawan menggunakan
teknik purposive sampling, yaitu teknik yang digunakan sesuai dengan desain
penelitian. Karena objeknya tentang pendidikan maka subjek yang digunakan adalah orang yang memiliki data dan informasi akurat tentang desain penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) konsep implementasi alam sebagai media pembelajaran telah tertuang pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam silabus dan RPP 2) implementasi alam sebagai media pembelajaran dalam mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) dan mata pelajaran secara keseluruhan sudah terlaksana sesuai dengan silabus dan RPP. Media alam yang digunakan dalam proses pembelajaran PAI meliputi benda-benda alam yang alami dan buatan seperti tanah, air sungai, dedaunan, batu, hewan, masjid, pemandangan alam (sawah, kebun, sungai), kolam, museum, masjid, candi, keraton, pantai, laut, gunung, tempat dan benda-benda bersejarah, tempat bersuci/berwudhu, kedaan penduduk, kondisi suatu masyarakat tertentu dan sebagainya. 3) Faktor-faktor pendukung konsep pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran PAI adalah adanya program sekolah yang memprioritaskan alam sebagai media, ketersedian keanekaragaman hayati/ sumber daya alam, adanya kegiatan-kegiatan yang mendukung siswa untuk berinteraksi dengan alam dan adanya program pelatihan bagi guru untuk mengembangkan kompetensinya dalam memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran. Adapun faktor-faktor penghambatnya adalah kurang adanya kesadaran bagi guru untuk terus konsisten dalam memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran, keterbatasan waktu yang ada jika media yang dibutuhkan berada di luar lingkungan sekolah.
(6)
SAW, rasul di akhir zaman yang telah membimbing umatnya untuk menuju ke jalan yang benar. Dengan izin-Mu ya Allah hamba-Mu mampu menyelesaikan skripsi inisebagai tugas akhir dari serangkaian perkuliahan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis mengambil judul “Pemanfaatan alam sebagai media
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur Jakarta
Selatan”. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak sekali
bantuan-bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih:
1. Ibu Hj. Dra. Nurlena Rifa’I, M.A., Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan yang memberikan pengetahuan danarahan dalam menyelesaikan penelitian ini.
2. Bapak Bahrissalim, M.Ag., Kajur PAI dan Bapak Sapiudin Siddiq, M.Ag
Sekjur PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah menyetujui penelitian ini.
3. Ibu Siti Khadijah, M.A., yang telah membimbing dalam menyelesaikan
penelitian ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah ikhlas mengajar dan memberikan setitik
pencerahan dan ilmu pengetahuan.
5. M. Jamilun M.SM, Kepala SD Citra Alam Ciganjur, beserta stafnya yang
telah memberi izin serta menyediakan waktu dan membantu atas terlaksananya penelitian ini.
Kami sadar bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami mohon saran dan petunjuk untuk perbaikan penelitian ini. Semoga Allah SWT membalas semua amal dan jasa baik kepada semua pihak dengan balasan yang setimpal dan sebagai akhir penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan selalu mendapat ridho dari Allah SWT.
(7)
Halaman Pernyataan ... ii
Halaman Pengesahan Pembimbing ... iii
Halaman Pengesahan Penguji ... iv
Abstrak ... v
Kata Pengantar ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Kegunaan Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORI ... 6
A. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran ... 6
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 6
2. Tujuan Media Pembelajaran ... ... 8 3. Fungsi Media Pembelajaran ... Asas-asas CTL ... 8 4. Manfaat Media Pembelajaran ... Prinsip Dasar CTL ... 10 5. Kriteria Media Pembelajaran ... Peran Guru dalam CTL... 13 6. Jenis Media Pembelajaran ... Langkah Pembelajaran CTL ... 14 7. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 15
B. Tinjauan tentang Pendidikan Agama Islam ... Akhlak Siswa ... 18 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 18
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 19
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 20
4. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ... 21
(8)
1. Pengertian Pemanfaatan Alam Sebagai Media
Pembejalaran PAI ... 24
2. Alam Sebagai Media Pembelajaran PAI ... 25
3. Prosedur Penggunaan Alam Sebagai Media Pembelajaran ... 27
4. Tehnik Menggunakan Lingkungan Alam Sebagai Media Pembelajaran ... 29
5. Manfaat Lingkungan Alam Sebagai Media Pembelajaran ... 30
E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 32
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 35
C. Kehadiran Peneliti ... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ... 37
E. Teknik Analisis Data ... 38
F. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 41
A. Deskripsi Data ... 41
1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 41
a. Sejarah Berdirinya SD Citra Alam Ciganjur ... 41
b. Visi dan Misi SD Citra Alam Ciganjur ... 41
c. Tujuan Sekolah SD Citra Alam Ciganjur ... 42
d. Data Guru dan Siswa ... 42
2. Paparan Hasil Penelitian ... 42
a. Konsep Pemanfaatan Alam sebagai Media Pembelajaran PAI SD Citra Alam Ciganjur ... 42
(9)
Memanfaatkan Alam sebagai Media Pembelajaran
PAI di SD Citra Alam Ciganjur ... 53
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56
BAB V PENUTUP ... 60
A. Kesimpulan ... 60
B. Keterbatasan Penelitian ... 61
C. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA
(10)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritusl keagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dalam undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan “ Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk untk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan
Negara.1
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan diperlukan kurikulum yang sesuai dengan keadaan, kebutuhan lingkungan dan dapat mengantisipasi keadaan yang akan datang. Kurikulum diartikan sebagai program mengenai sejumlah pengalaman yangg ditaati melalui kegiatan pembelajaran. Kualitas proses pembelajaran sangat bergantung pada tiga unsur, yaitu kurikulum, guru dan siswa. Walaupun kurikulum tersebutt saling bergantung dan menentukan, namun unsur guru paling menentukan diantara ketiganya.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan harus lebih banyak dilakukan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik.Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas yang dilaksakannya. Untuk memenuhi hal tersebut diatas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga mau belajar karena memang siswa merupakan subyek utama dalam proses belajar. Salah satu
1
Abd. Rozak, dkk, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK Press Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h.4
(11)
upayauntukmengatasi keadaan demikian adalah penggunaan media pembelajaran secara terintegrasi dan efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar.
Faktanya, aktifitas pembelajaran masih banyak mengalami kendala,
yaituguru seringkali menemukan kesulitan dalam memberikan
materipembelajaran. Khususnya bagi guru pendidikan agama Islam, dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih menunjukkan kekurangan dan keterbatasan. Terutama dalam kualitas proses belajar mengajar yang dikembangkannya yang selanjutnya berakibat langsung kepada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh para siswa. Kondisi semacam ini akan terus terjadi selama guru pendidikan agama Islam masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa dan mengabaikan peran dan penggunaan media pembelajaran.
Media pembelajaran bukan sebagai alat bantu lagi, tetapi sudah merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran. Guru harus menyadari bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sulit untuk dicerna dan dipahami oleh siswa.
Ada banyak media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya memanfaatkan alam sebagai sumber dan media pembelajaran. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa guru belum maksimal dalam memanfaatkansumber-sumber yang tersedia di sekolah sebagai media pembelajaran PAI serta belum banyak memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber dan media pembelajaran. Gurubelum mengembangkan materi pembelajaran yang dikaitkan dengan pemanfaatan alam sekitar sebagai media pembelajaran dan belum banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif turut serta mencari sumber-sumber belajar yang dapat dimanfaatkan sehingga meningkatkan aktivitas belajar dan dapat memperkaya wawasan siswa. Siswa kurang dikenalkan dengan lingkungan alam sekitar yang kaya dengan sumber-sumber belajar yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran dan membantu pemahaman terhadap konsep-konsep materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
(12)
Alam diciptakan Tuhan untuk kepentingan manusia dan untuk dipelajari agar manusia dapat menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai pemanfaat
dan penjaga kelestarian alam di muka bumi ini.2
Firman Allah dalam Al Quran surat Al Mulk ayat 15:
“ ... Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya.
dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”.
Pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif turut serta mencari sumber-sumber belajar yang dapat dimanfaatkan sehingga meningkatkan aktivitas belajar dan dapat memperkaya wawasan siswa. Siswa juga harus dikenalkan dengan lingkungan alam sekitar yang kaya dengan sumber-sumber belajar yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran dan membantu pemahaman siswa terhadap konsep-konsep materi pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, alam merupakan media pembelajaran potensial terutama untuk memahami aspek-aspek pengetahuan agama dalam Pendidikan Agama Islam. Belajar dari alam bukan berarti kita hanya sibuk memperhatikan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh alam atau mengamati apa saja yang dihasilkan oleh alam. Belajar dari alam adalah alam digunakan sebagai tempat untuk melakukan proses belajar mengajar, dan apa yang bisa kita gunakan dari alam sebagai alat peraga atau pendukung dalam proses belajar. Agar siswa tidak hanya memahami materi yang diberikan oleh seorang guru sebatas pada alam ide, tetapi juga bisa dipelajari secara empiris.
2
(13)
Berangkat dari latar belakang itulah penulis tertarik untuk menelititentang ”Pemanfaatan Alam Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Merosotnya akhlak siswa, ini dikarenakan kurangnya proses internalisasi,
proses aktualisasi dan proses sosialisasi nilai-nilai agama dalam diri siswa.
2. Siswa kurang menyadari akan cinta alam, hal ini terjadi karena
kurangnya siswa berinteraksi dengan alam. Interaksi dengan alam dapat diperoleh siswa dengan menjadikan alam sebagai media pembelajaran.
3. Rendahnya kualitas minat belajar siswa, ini karena lemahnya para guru
dalam menggali potensi anak. Guru harus memperhatikan kebutuhan anak bukan memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu.
4. Guru belum maksimal dalam memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber
dan media pembelajaran PAI, hal ini terjadi karena kurangnya pelatihan-pelatihan yang menambah kompetensi guru untuk memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran.
5. Pengembangan materi pembelajaran yang dikaitkan dengan pemanfaatan
alam sekitar sebagai media pembelajaran PAI belum maksimal, hal ini terjadi karena tidak semua materi PAI dapat menggunakan alam sebagai media pembelajaran.
6. Tidak banyak sekolah yang memiliki lahan luas sehingga sedikit
kemungkinan sumber dan media pembelajaran yang berasal dari alam.
7. Konsep kurikulum sekolah belum menggambarkan sebuah rancangan
untuk memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran, padahal kurikulum KTSP memungkinkan setiap sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai karakteristik sekolah yang ingin dikembangkan.
(14)
C. Pembatasan Masalah
Pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran pendidikan agama Islam di SD Citra Alam yang dimaksud adalah pemanfaatan lingkungan alam yang alamiah dan buatan dalam pembelajaran PAI kelas 6 tahun ajaran 2012-2013. D. Perumusan Masalah
Mengacu pada apa yang telah diuraikan sebelumnya penulis menyusun suatu rumusan masalah penelitian, yaitu: Apakah SD Citra Alam Ciganjur sudah mengimplementasikan pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran Pendidikan Agama Islam?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran pendidikan agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur.
Secara rinci tujuan penelitian ini dibagi menjadi beberapa poin sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep pemanfaatan alam sebagai media
pembelajaran pendidikan agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur.
2. Untuk mendiskripsikan implementasi pendidikan Agama Islam dengan
memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam
memanfatkan alam sebagai media pembelajaran PAI di SD Citra Alam Ciganjur.
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan diharapkan bermanfaat antara lain:
1. Bagi guru pendidikan agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur dapat
mengefektifitaskan media pembelajaran dalam melaksanakan proses pembelajaran.
2. Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang ketepatan penggunaan
(15)
BAB II KAJIAN TEORI
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara hafal berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara
atau pengantar dari pengirim kepada penerima pesan.3
Menurut Geanlach dan Ely sebagaimana yang dikutip Azhar Arsyad menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengetahuan ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses beljar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.4
Sedangkan menurut Association Of Education and Communication Technology(AECT), di Amerika seperti yang dikutip oleh Yudi Munadi memberi pengertian, yakni “media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan/ informasi.”5
Heinich dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran makamedia itu disebut media pengajaran. Sejalan dengan batasan ini, Hamidjojo dalam Latuheru memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga ide. Gagasan atau pendapat yang
3
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), cet. 14, h. 6. 4
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), cet. 14, h. 3 5
(16)
dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Apabila kata media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunkasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik di mana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancer dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Sementara Gagne dan Briggs secara implisit menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari, antara lain buku, tape-recorder, kaset, video camera, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar.6
Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli tentang media, Gagne mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar. Briggs mengatakan media adalah segala wahana atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.7
Asosiasi Pendidikan Nasional(National Education Assocition/ NEA) memiliki pengertian yang berbeda. media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatan-peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sdemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.8
2. Tujuan Media Pembelajaran
Tujuan media pembelajaran adalah sebagai berikut:
6
Azhar Arsyad, op. cit., hal. 4 7
Arief S. Sadiman, dkk., loc. Cit.
8
(17)
a. Membantu pendidik untuk memfasilitasi proses belajar peserta didik
b. Mempermudah proses pembelajaran di kelas.
c. Memperjelas materi pembelajaran dengaan beragam contoh yang kenkret
melalui media.
d. Memfasilitasi interaksi dan member kesempatan praktik kepada peserta
didik.
e. Membantu peningkatan kualitas pembelajaran.9
3. Fungsi Media Pembelajaran
Azhar Arsyad berpendapat bahwa fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi
dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.10
Livie dan Lentz (1982) sebagaimana yang dikutip Azhar Arsyad , mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yang khususnya pada media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi efektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Masing-masing fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Fungsi atensi berarti media visual merupakan inti, menarik dan
mengarahkan perhatian pembelajar untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
b. Fungsi afektif maksudnya media visual dapat terlihat dari tingkat
kenikmatan pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar. Gambar atau lambing visual akan dapat menggugah emosi dan sikap pembelajar.
c. Fungsi kognitif bermakna media visual mengungkapkan bahwa lambing
visual memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mendengar informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris artinya media visual memberikan konteks untuk
memahami teks, membantu yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkannya kembali.
9
Rayandra Asyhar., Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Peersada, 2011), hal. 29
10
(18)
Dengan kata lain media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.11
Menurut Kemp dan Dayton sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad, ada tiga fungsi utama media pembelajaran adalah untuk:
a. Memotivasi minat atau tindakan
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pengajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar
untuk bertindak.12
b. Menyajikan informasi
Isi dan bentuk penyajian ini bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidak setujuan mereka secara mental atau terbatas pada perasaan tidak kurang senang, netral atau senang.
c. Memberi intruksi
Media berfungsi untuk tujuan intruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga
pembelajaran dapat terjadi.13
4. Manfaat media pembelajaran
Menurut Kemp dan Dayton dalam bukunya Wina Sanjaya,beberapa manfaat penggunaan media dalam proses pembelajaran antara lain sebagai berikut:14
11
Ibid. hal.17 12
Ibid. hal.20 13
Ibid. hal. 21 14
(19)
a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat diseragamkan. Setiap pelajar yang melihat atau mendengarpenyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda. Dengan penggunaan media ragam hasil penafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.
b. Pembelajaran dapat lebihmenarik. Media dapat diasosiasikan sebagai
penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memerhatikan .
kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah—ubah,
penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir. Yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.
c. Pembelajaran lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan
prinsip-prinsip psikologi yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan.
d. Waktu dan pelaksanaan pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat
karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. Kualitas hasil belajar dapat
ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.
f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan di mana pun
diperlukan. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
(20)
g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
h. Peran guru berubah kea rah yang positif. Beban guru untuk penjelasan
yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga siswa dapat memusatkan di konsultan atau penasihat siswa.
Menurut sudjana dan Rivai sebagaimana yang dikutip Azhar Arsyad, mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak samata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.15
Dari uraian dan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran sebagai berikut:
a. Media pembelajaran dapat memperjelas peenyajian pesan dan informasi
sehingga dapar memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
15
(21)
langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c. Mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu:
1) Obyek atau benda yang terlalu besar dapat digantikan dengan
realitas,gambar, film bingkai, film dan model.
2) Obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera
dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.
3) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam
puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman, video, film, foto, silde disamping secara verbal.
4) Obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat
ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi computer.
5) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat
disimulasikan dengan media seperti computer, film dan video.
6) Peristiwa alam, seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses
yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan
tehnik-tehnik rekaman seperti time-lapseuntuk film, video, slide, atau
simulasi computer.
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkunganya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan
ke museum atau kebun binatang.16
5. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media, maka ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media yaitu :
16
(22)
a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif afektif dan psikomotor.
b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi.17
c. Praktis, luwes dan bertahan. Jika tidak tersedia, waktu, dana atau sumber
dana lainnya, untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu yang lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru atau instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh atau mudah dibuat sendiri oleh guru.
d. Guru terampil menggunakannya . Ini merupakan salah satu kriteria.
Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat amat ditentukan oleh guru yang
menggunakannya.18
e. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar
belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan, ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang maupun kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang maupun kelompok kecil atau perorangan.
f. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar atau fotograf harus
memenuhi persyaratan tehnis tertentu, misalnya visual pada slite harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan
tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.19
Dengan demikian keterkaitan antara media pembelajaran
dengan tujuan, materi, metode dan kondisi pembelajar harus menjadi
perhatian dan pertimbangan pengajar untuk memilih dan
17
Ibid. hal. 75 18
Ibid. hal. 76 19
(23)
menggunakan media dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga media yang digunakan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran, sebab media pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri, tetapi terkait dan memiliki hubungan secara timbal balik dengan empat aspek tersebut.
6. Jenis Media Pembelajaran
Meskipun beragam jenis dan format media sudah dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran, namun pada dasarnya semua media tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:
a. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan
indera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini, pengalaman belajar yang dialami peserta didik sangat tergantung pada kemampuan penglihatannya. Beberapa media visual antara lain: 1) media cetak seperti buku, modul, jurnal, peta, gambar dan poster, 2) model dan prototipe seperti globe bumi, dan 3) media realitas alam sekitar dan sebagainya.
b. Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses
pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Contoh media audio yang umum digunakan adalahh tape recorder, radio, CD player.
c. Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalan satu proses atau kegiatan. Beberapa contoh media audio-visual adalah film, video, program TV dan lain-lain.
d. Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan
peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indera penglihatan dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak, dan audio
(24)
serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan
informasi.20
7. Klasifikasi Media Pembelajaran
Menurut Setyosari dan Sihkabudden media pembelajaran
dikelompokkan dalam lima kategori, yaitu:
a. Berdasarkan ciri fisik
Berdasarkan ciri dan bentuk fisiknya, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat macam, yaitu:
1) Media pembelajaran dua dimensi
2) Media pembelajaran tiga dimensi
3) Media pandang diam (still picture)
4) Media pandang gerak (motion picture)
Gerlach dan Ely (1996) mengelompokkan media berdasarkan ciri fisik ke dalam delapan tipe, yaitu:
1) Real object and model, yaitu media dari benda dan model
sebenarnya.
2) Printed verbal, berupa media presentasi tercetak merupakan
kata-kata yang dipreyeksikan melalui film bingkai (slide), transparansi, cetakan di papan tulis, majalah dan papan tempel.
3) Printed visuals, adalah media visual cetak.
4) Still picture yaitu potret yang diambil dari berbagai macam objek
atau peristiwa yang mungkin dapat dipresentasikan melalui buku, film rangkai, film bingkai, atau majalah/surat kabar.
5) Motion picture yaitu film atau video tape dari pemotretan/
perekaman benda atau kejadian sebenarnya maupun film dari permohonan gambar-gambar.
6) Audio recorder yaitu rekaman suara saja yang menggunakan bahasa
verbal maupun efek suara musik (sound effect).
20
(25)
7) Programed instruction, yaitu sekuen dari informasi baik verbal, visual, atau audio yang sengaja dirancang untuk merangsang adanya respon dari pembelajar.
8) Simulation adalah peniruan situasi atau proses yang sengaja
dirancang untuk mendekati/ menyerupai kejadian atau keadaan
sebenarnya.21
b. Berdasarkan unsur pokoknya
Menurut Bretz (1971), media dibedakan menjadi delapan macam: media audio, media cetak, media visual diam, media visual gerak, media audio semi gerak, media visual semi gerak, media audio visual diam,
media audio visual gerak.22
c. Berdasarkan pengalaman belajar
Menurut Edgar Dale dalam bukunya berjudul “Audio Visual Method
in Teaching”, Edgar Dale mengelompokkan media pembelajaran
berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh pembelajar.
Jenjang pengalaman itu disusun dalam suatu bagan yang dikenal
dengan nama Dale’s Cone of Experiences (Kerucut Pengalaman Dale).
Penggambaran Dale dalam kerucutnya itu, jenjang pengalaman belajar disusun secara berurutan menurut tingkat kekongkretan dan keabstrakan pengalaman. Pengalaman yang paling konkret diletakkan pada dasar kerucut semakin ke puncak pengalaman yang diperoleh semakin abstrak
seperti terlihat pada gambar berikut23:
21
Ibid. hal. 47 22
Ibid. hal. 48 23
(26)
Gambar 1
Dari gambar di atas tampak bahwa pengalaman belajar dengan hanya menggunakan simbol verbal saja, tingkat konkretisitasnya lebih tinggi dibandingkan jika menggunakan simbol visual. Menurut Dale, pembelajaran yang paling konkret adalah pengalaman langsung atau
observasi ke lapangan/ lokasi. Artinya, penggunaan media real object
adalah paling efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.24
d. Berdasarkan penggunaan
Pengelompokan media pembelajaran berdasarkan penggunaannya dapat dibagi dua kelompok, yaitu media yang dikelompokkan berdasarkan jumlah pengguna dan berdasarkan cara penggunanya.
1) Berdasarkan jumlah pengguna
Berdasarkan jumlah penggunanya, media pembelajaran dapat dibedakan ke dalam tiga macam:
a) Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual oleh
peserta didik.
b) Media pembelajaran yang penggunaannya secara berkelompok/
kelas.
24
Ibid, hal. 50
simbol verbal simbol visual Rekaman Radio
Film
Televisi
Pameran
Darmawisata
Demonstrasi
Pengalaman yang didramatisir
pengalaman yang logis
Pengalaman langsung bertujuan
Abstrak
(27)
c) Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal.
2) Berdasarkan cara penggunaannya
Berdasarkan cara penggunaannya, media pembelajaran
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Media tradisional atau konvensional.
b. Media modern atau kompleks
e. Berdasarkan Hirarki Manfaat Media
Menurut Midun sebagaiimana yang dikutip Rayandra Asyhar, selain jumlah pengguna dan cara penggunaannya, media pembelajaran dapat
pula digolongkan berdasarkan hirarki pemanfaatannya dalam
pembelajaran. Hal ini diungkapkan oleh Duncan, yang ingin mensejajarkan biaya investasi, kelengkapan, dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di pihak lain dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hirarki.
Dengan kata lain, semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya, semakin sederhana jenis perangkat medianya, semakin murah biayanya, semakin mudah pengadaannya, sifat penggunaannya, semakin khusus dan lingkup sasarannya semakin terbatas.25
B. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Untuk membahas pengertian pendidikan agama Islam, kita perlu mengerti tentang pengertian pendidikan. Menurut UU No.20 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi
25
(28)
peranannya di masa yang akan datang. (KementrianPendidikan dan
Kebudayaan).26
Sedang pengertian pendidikan agama Islam terdapat beberapa pendapat para ahli diantaranya sebagai berikut: .
a. Di dalam GBPP PAI dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah
usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.27
b. Menurut Zakiyah Daradjat pendidikan agama Islam adalah pendidikan
melalui ajaran-ajaran Islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai pandangan hidupnya (way of life) demi
keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.28
Dengan memperhatikan beberapa pengertian pendidikan agama Islam tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dari seseorang pendidik dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlaq mulia sehingga dapat mengamalkan ajaran Islam di dalam perilaku kehidupan sehari-hari, juga dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan berdasar utamanya kitab Al Qur’an dan Al
Hadits melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan serta
pengalamanpengalamannya.
26
Abd. Rozak, dkk, loc. cit. 27
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet. ke-2, hal. 75
28
(29)
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bangsa dan Negara. (GBPP, PAI 1994).
Di dalam GBPP mata pelajaran pendidikan agama Islam kurikulum 1999, tujuan pendidikan agama Islam adalah agar siswa memahami, menghayati, meyakini dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim
yang beriman, bertakwa, kepada Allah swt dan berakhlak mulia.29
Dengan memperhatikan dari dua tujuan pendidikan agama Islam dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan agama Islam khususnya adalah agar anak didik dapat memahami ajaran agama Islam secara sederhana dalam rangka untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pembinaan dan pemupukan berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat berkembang dalam hal keimanannya serta berakhlak mulia. Selanjutnya dapat tercerminkan dalam bentuk tingkah laku kepribadiannya.
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Menurut Abdul Majid ada tujuh fungsi pendidikan agama Islam yaitu:
a. Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta
didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya yang pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga.
b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
c. Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
d. Perbaikan yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dan lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
29
(30)
f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem dan fungsionalnya.
g. Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan
bagi orang lain.30
Pendapat lain dikemukakan oleh ABD Rachman Shaleh bahwa fungsi pendidikan agama Islam adalah:
a. Menumbuhkan habit forming (pembentukan kebiasaan) dalam
melakukan amal ibadah serta akhlak yang mulia.
b. Mendorong tumbuhnya iman yang kuat.
c. Mendorong tumbuhnya semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai
anugerah Allah SWT kepada manusia.31
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan agama Islam pada intinya adalah menyalurkan bakat-bakat peserta didik yang telah dimiliki khususnya pendidikan agama Islam sehingga bakat tersebut dapat berkembang secara optimal dan dapat diwujudkan dalam perilakunya, sehingga dapat memperkuat iman dan memiliki akhlaq yang mulia.
4. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah mempunyai dasar-dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuharini dkk Dalam Abdul Majid, dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu:
a. Yuridis atau Hukum
Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu:
a. Dasar ideal, yaitu dasar falsafal negara pancasila, sila pertama:
Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Dasar struktural atau konstitusional, yaitu UUD’45 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1dan 2 yang berbunyi:
i. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
30
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 134 31
Abdul Rachman Saleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004), hal. 14
(31)
ii. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.
c. Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No
IV/MPR/1993 yang kemudian di kokohkan dalam Tap MPR No IV /MPR 1987 jo. Kabupaten Np. II/MPR/1983, diperkuat oleh Tap MPR No II/MPR/1988 dan Tap MPR No II/MPR 1993 tentang garis-garis besar haluan Negara yang padapokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah
formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.32
b. Religius
Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam, pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah KepadaNya. Dalam Al Qur’an banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain: 1) Q.S. Al Ashr: “orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”
2) Q.S. Al Imron: 104: “ dan hendaklah diantara kamu ada segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar…. ”
3) Al Hadits: “ sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya sedikit ”33
C. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Menurut Zakiah Daradjat, alat atau media pendidikan meliputi segala sesuatu yang dapat membantu proses pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena pendidikan Islam mengutamakan pengajaran ilmu dan pembentukan
32
Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit., hal. 132 33
(32)
akhlak, maka alat untuk mencapai ilmu adalah alat-alat pendidikan ilmu
sedangkan alat untuk pembentukan akhlak adalah pergaulan.34
2. Jenis Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Dalam perspektif Pendidikan agama Islam, yang mengutamakan ilmu pengetahuan (knowledge) dan penanaman nilai (value) sudah barang tentu memerlukan media pendidikan yang relevan. Dengan memahami Al Quran sebagai sumber pendidikan agama Islam.
Para ahli mengklasifikasi media pendidikan agama Islam kepada dua bagian,yaitu media pendidikan yang bersifat benda (materil) dan media pendidikan yang bukan benda.
a. Media yang bersifat benda
Menurut Zakiah Daradjat,35 media pendidikan yang bersifat benda
adalah:
1) Media tulis atau cetak seperti Al Quran, Hadits, Tauhid, Fiqh,
sejarah dan sebagainya.
2) Benda-benda alam seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, zat
padat, zat cair, zat gas dan sebagainya.
3) Gambar-gambar, lukisan, diagram, peta dan grafik.
4) Gambar yangg dapat diproyeksi, baik dengan alat atau tanpa suara
seperti foto, slide, film strip, televisi, video dan sebagainya.
5) Audio recording (alat untuk didengar) seperti kaset tape, radio,
piringan hitam dan lain-lain yang semuanya diwarnai dengan ajaran agama.
b. Media yang bukan benda
Selain media berupa benda, terdapat pula media yang bukan berupa benda. Diantara media pengajaran yang bukan berupa benda adalah: (1)
keteladanan, (2) perintah/larangan, (3) ganjaran dan hukuman.36
34
Zakiah Daradjat, op. cit., hal.80 35
Ibid., hal. 81 36
(33)
3. Manfaat Media Dalam Pendidikan Agama Islam
Abu Bakar Muhammad berpendapat bahwa manfaat media adalah (1) mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit, (2) mampu mempermudah pemahaman dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan menarik, (3) merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan menelaah (belajar) dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari sesuatu, (4) membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan memikirkan suatu pelajaran, serta (5) menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan) mempertajam indera, melatihnya,
memperhalus perasaan dan cepat belajar.37
Begitu pentingnya arti media itu, hingga pendidikan agama Islam juga perlu dilengkapi dengan media, tidak hanya diterangkan saja. Apabila pendidikan agama Islam memanfaatkan dan mengembangkan media pengajaran dalam pelaksanaan pendidikannya, maka peserta didik akan memiliki pemahaman yang bagus tentang materi yang didapatkan dan juga akan memiliki moral atau akhlak yang tinggi.
D. Pemanfaatan Alam sebagai Media Pembelajaran PAI
1. Pengertian Pemanfaatan Alam sebagai Media Pembelajaran PAI
Alam dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dianggap ada
secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi serta energi.38
Pemanfaatan lingkungan alam sebagai media pembelajaran adalah pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari objek atau pengamatan ilmiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai bahan pengajaran peserta didik sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui
di lingkungan peserta didik.39 Lingkungan alam sebagai media dan sumber
37
Ibid. hal. 212
, data diakses pada tanggal 24 April 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Alam_semesta
38 39
http//variedzz.wordpress.com/2011/05/10/lingkungan-sebagai-media-pembelajaran/variedzz.htm, data diakses pada 25 april 2013
(34)
belajar peserta didik dapat dioptimalkan dalam proses pembelajaran untuk
memperkaya bahan dan kegiatan belajar peserta didik di sekolah.40
2. Alam sebagai Media Pembelajaran dalam PAI
Pemanfataan alam sebagai media pembelajaran sebenarnya telah diisyaratkan dalam Al Quran dan Hadits:
a. Surat Al Isra ayat 84
Dalam Al Quran surat Al Isra ayat 84, Allah SWT berfirman:
Katakanlah: Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar
jalannya.(Q.S. Al Isra: 84)
(Katakanlah, “Tiap-tiap orang) di antara kami dan kalian (berbuat menurut keadaannya masing-masing) yakni menurut caranya sendiri-sendiri (Maka Rabb kalian lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya”) maka Dia akan memberi pahala kepada orang yang lebih
benar jalannya.41
Ayat diatas mengatakan bahwa setiap orang yang melakukan suatu perbuatan, mereka akan melakukan sesuai keadaannya (termasuk di dalamnya keadaan alam sekitarnya) masing-masing. Hal ini menjelaskan bahwa dalam melakukan suatu perbuatan memerlukan media agar hal yang dimaksud dapat tercapai.
Dalam dunia pendidikan, seorang guru yang hendak mengajarkan suatu materi kepada muridnya dituntut menggunakan media sebagai pembantu sampainya materi tersebut. Media yang dipergunakan tidak harus berupa media yang mahal, melainkan media yang benar-benar efisien dan mampu manjadi alat penghubung antara seorang guru dengan murid agar materi yang diajarkan dapat diterima dan dipahami secara
40
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran,(Bandung: Sinar Baru Algesindo), hal.217
41
Jalaluddin As Syuyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al Mahally, Tafsir Jalalain,t.t.hal. 234
(35)
maksimal. Ayat ini juga memberikan keterangan bahwa media juga bisa berasal dari alam sekitar atau lingkungan tempat seseorang berada.Hal ini sesuai kata
َ ه
َ لَ ت
َ كا
َ ش
(sesuai keadaannya) pada ayat diatas.Sedangkan kalimat
َال
َ بَ ي
َ سَى
َ د
أَ ه
َ وََ
ََ ه
َ مَ ن
ََ ب
َ لَ م
َ أَ ع
َ مَ
َ ك
َ فَ رَ ب
dalam ayat diatas jika dikaitkan dengan media pendidikan. Secara tersirat, kalimat diatas bermakna bahwa seorang guru hendaklah mendiskusikan dengan orang-orang yang lebih mengetahui (dalam ayat tersebut Allah berperan sebagai Dzat yang maha mengetahui) tentang media apa yang akan digunakannya ketika ia mengajar.b. Hadits riwayat Bukhari dan Turmudzi berikut:
ُُدْوُع مِم ََِِْمْلا ِِ اْوَرَ تْما ْدَقَو ِيِدِعاَسلا ديعس نب لهس اْوَ تَا ًاَاجِر نَا ٍرَا يِد نب مِزاَح َِِا ْنَع
ُوُلَََسََ
ََ َكِلَذ نَع
ُلْوُسَر ِْيَلَع َسَلَج ٍمْوَ ي َلوَاَو َعِضُو ٍمْوَ ي َلوَا ُُتْ يَاَر ْدَقلَو َوُ اِِ ُفِرعَأ َ ِِِا ِهاَو َلَاق
ها
ْهَس َا اََ ْدَق ِراَصْنَاْا َنِم ٍةَأَرْما ِةَنَاَُ ََِا ملسو يلع ها ىلص ها ُلْوُسَر َلَسْرَا ملسو يلع ها ىلص
ٌل
َلِمَعَ َ ُْتَرَمََََ َسا لا ُتْملَك َاذِا نِهْيَلَع ُسِلْجَا اًداَوْعَا ِِْ َلَمْعَ ي ْنَا َراج لا ِكَمَاُغ يِرُم
ِءَاَْرَط ْنِم اَه
ْتَعِضُوَ َ اَِِ َرَمََََ ملسو يلع ها ىلص ها ِلْوُسَر ََِا ْتَلَسْرََََ اَِِ َءاَج ُُ ِةَباَغْلا
ُتْيَأَر ُُ َا ُ َا
َوَُو َعَكَر ُُ اَهْ يَلَع َوَُو َعَكَر ُُ اَهْ يَلَع َوَُو َر بَكَو اَهْ يَلَع ىلَص ملسو يلع ها ىلص ها َلْوُسَر
ُُ اَهْ يَلَع
َلَبْ قَا َغَرَ َ امَلَ َ َداَع ُُ ََِِْمْلا ِلْصَا ِِ َدَجَسََ ىَرَقْهَقْلا َلَزَ ن
ُتْعَ َص اََِا ُسا لا اَه يَا َلاَقَ َ ِسا لا ىَلَع
َملسمو يراخبلا جرخاُ َِِاَص اوُملَعَ تِلَو اْوََََْتِل اَذَ
Dari Abu Hazim r.a. ada beberapa orang datang menemui Sahal bin Sa’ad r.a. memperdebatkan mimbar Rasulullah SAW dari kayu apa dibuatnya? Mereka bertanya kepadanya tentang hal itu. Sahal berkata: “Demi Allah sungguh saya mengetahui dari kayu apakah mimbar itu dibuat? Saya melihat hari pertama mimbar itu diletakkan dan aku juga melihat hari pertama Rasulullah SAW mengutus seseorang untuk menemui seorang perempuan dari sahabat Anshar yang disebut namanya oleh Sahal, perintahlah budakmu tukang kayu itu untuk membuatkan aku mimbar dari kayu yang akan aku pakai duduk di atasnya untuk berbicara di hadapan manusia . wanita itu perintah
(36)
kepadanya dan dikerjakan tugas itu dengan mengambil kayu yang lurus
dari hutan kemudian ia datang membawanya.42
Hadits ini menunjukkan bahwa sesuatu yang menjadi bagian dari alam dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran dan pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran dalam hadits di atas dicontohkan dengan penggunaan kayu menjadi mimbar sebagai media dakwah Rasulullah dalam menyampaikan ajaran-ajaran Islam.
Dari penjelasan ayat al Quran dan Hadits diatas penulis mengambil sebuah kesimpulan bahwa media yang baik dan benar akan mewakili sampainya materi yang di ajarkan, sedangkan media yang kurang tepat tidak akan mencapai hasil yang maksimal.
Pemanfaatan alam sebagai media dalam pendidikan agama Islam juga ditegaskan oleh Zakiah Daradjat, bahwa salah satu jenis media pembelajaran pendidikan agama Islam yang berupa benda adalah benda-benda alam seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, zat padat, zat
cair, zat gas dan sebagainya.43
3. Prosedur Penggunaan Lingkungan Alam sebagai Media Pembelajaran
Ada prosedur yang harus ditempuh dalam pemanfaatan alam sebagai
media pembelajaran, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.44
a. Langkah persiapan
1) Dalam hubungannya dengan pembahasan bidang studi, guru dan
siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh para siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media belajar misalnya siswa dapat mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan dan hewan di sekitarnya.
2) Tentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi dalam hal
tersebut hendaknya diperhatikan relevansi dengan tujuan belajar, kemudahan menjangkaunya, misalnya cukup dekat dan murah
42
Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi: Hadis-Hadis Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012) hal. 356
43
Zakiah Daradjat. loc. cit
44
(37)
perjalannya, tidak memerlukan waktu yang lama, tersedianya sumber-sumber belajar, keamanan bagi siswa dalam mempelajarinya serta memungkinkan untuk dikunjungi dan dipelajari siswa.
3) Menentukan cara belajar pada saat kunjungan dilakukan. Misalnya
mencatat apa yang terjadi, mengamati suatu proses, bertanya dan wawancara dengan petugas dan apa yang harus ditanyakannya, melukiskan situasi baik berupa peta, sketsa, dan lain-lain, kalau mungkin mencobanya dan kegiatan lain yang dianggap perlu. Di samping itu, ada baiknya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi tugas dalam kegiatan belajarnya.
4) Guru dan siswa mempersiapkan perizinan jika diperlukan misalnya
membuat dan mengirimkan surat permohonan untuk mengunjungi objek tersebut agar mereka dapat mempersiapkannya.
5) Persiapan tehnis yang diperlukan untuk kegiatan belajar, seperti tata
tertib di perjalanan dan di tempat tujuan, perlengkapan belajar harus dibawa, dan menyusun pertanyaan yang akan diajukan.
b. Langkah persiapan
Pada langkah ini adalah melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang dipersiapkan. Biasanya kegiatan belajar diawali dengan penjelasan petugas mengenai objek yang dikunjungi sesuai dengan permintaan yang telah disampaikan sebelumnya. Dalam penjelasan tersebut, para siswa bisa mengajukan beberapa pertanyaan. Catatlah semua informasi yang diperoleh dari penjelasan tersebut. Setelah informasi diberikan petugas, maka para siswa dengan bimbingan petugas melihat dan mengamati objek yang diipelajari dalam proses ini, petugas memberi penjelasan berkenaan dengan cara kerja atau proses kerja, mekanismenya, atau hal lain sesuai dengan objek yang dipelajarinya. Siswa bisa bertanya atau juga mempraktekkan jika dimungkinkan serta mencatatnya. Berikutnya para siswa dengan kelompoknya mendiskusikan hasil-hasil belajarnya, untuk lebih melengkapi dan memahami materi yang dipelajarinya. Akhir kunjungan
(38)
dengan ucapan terima kasih kepada petugas dan pimpinan objek tersebut. Apabila objek kunjungan bersifat bebas seperti kemah, mempelari lingkungan sosial, maka para siswa langsung mempelajari objek studi, mencatat dan mengamatinya atau mengadakan wawancara dengan siapa saja yang menguasai persoalan.
c. Tindak lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan belajar di atas adalah keggiatan belajar di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan alam. Setiap kelompok diminta melaporkan hasil-hasilnya untuk dibahas bersama. Guru dapat meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa serta menyimpulkan materi. Di lain pihak, guru juga memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yang dicapainya. Tugas lanjutan dari kegiatan belajar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah. Misalnya menyusun laporan yang lengkap, membuat pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan hasil kunjungan, atau membuat karangan berkenaan dengan kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajarnya.
4. Tehnik Menggunakan Lingkungan Alam sebagai Media Pembelajaran
Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media
dan sumber belajar.45
a. Survey, yakni siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat
setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi dann kependudukan. Kegiatan belajar dilakukan dengan observasi, wawancara, mempelajari data atau dokumen yang ada dan lain-lain. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama untuk disimpulkan guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran.
b. Camping/ berkemah. Kemah memerlukan waktu yang cukup, sebab
siswa harus bisa menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim dan suasana.
45
(39)
c. Fieldtrip/karya wisata. Peserta didik melakukan kunjungan keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Objek karya wisata harus relevan dengan bahan pengajaran. Karya wisata di samping untuk tujuan kegiatan belajar sekaligus untuk rekreasi yang mengandung nilai edukatif.
d. Praktek lapangan. Praktek lapangan dilakukan oleh peserta didik untuk
memperoleh dan kecakapan khusus.
e. Mengundang manusia sumber atau nara sumber. Dalam kegiatan ini,
pihak sekolah mengunfang nara sumber untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya di hadapan peserta didik, misalnya mengundang dokter untuk menjelaskan berbagai macam penyakit, petugas pertanian untuk menjelaskan cara bercocok tanam dan lain-lain. Nara sumber yang diundang harus relevan dengan kebutuhan belajar sehingga apa yang diberikan oleh nara sumber dapat memperkaya materi yang diberikan guru di sekolah.
f. Proyek pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Cara ini dilakukan
apabila sekolah bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, dan partisipasi dalam kegiatan masyarakat.
5. Manfaat Lingkungan Alam sebagai Media Pembelajaran
Manfaat penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar dapat dilihat dari segi motivasi belajar, aktifitas belajar siswa, kekayaan informasi yang diperoleh siswa, hubungan sosial siswa, pengenalan lingkungan, serta sikap dan apresiasi para siswa terhadap kondisi sosial yang ada di
sekitarnya.46Berikut ini merupakan manfaat-manfaat penggunaan lingkungan
alam sebagai media pembelajaran:
a. Media pembelajaran yang tersedia dilingkungan alam tidak terbatas, hal
ini memungknkan siswa dapat memperkaya pengetahuan tanpa terbatasi oleh tempat dan waktu.
46
(40)
b. Memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna, sebab siswa dihadapkan dengan keadaan dan peristiwa yang sebenarnya yang akan memenuhi prinsip kekongkritan dalam belajar.
c. Memungkinkan terjadinya proses pembentukan kepribadian siswa kearah
yang lebih baik, seperti kecintaan siswa kepada lingkungan, menjaga kebersihan dan tidak merusak lingkungan.
d. Memungkinkan kegiatan belajar akan lebih menarik serta menumbuhkan
antusiasme siswa untuk lebih giat dan gemar belajar dengan begitu proses pembelajaran tidak akan membosankan bagi siswa.
e. Pemanfaatan lingkungan alam akan menumbuhkan aktivitas belajar
siswayang lebih meningkat dengan penggunaan berbagai cara atau metode pembelajaran yang bervariasi seperti proses pengamatan, pembuktian sesuatu, dsb.
Pengalaman langsung ke alam akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman dan peraba. Hal ini dikenal dengan learning by doing misalnya keikutsertaan dalam kegiatan pengelolaan zakat, penyembelihan hewan kurban dan salat berjamaah. Pengalaman tersebut memberikan dampak langsung terhadap pemerolehan dan pertumbuhan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.47
Adelia Vera mengemukakan bahwa belajar langsung kepada alam dapat mendekatkan hubungan emosional antara guru dan peserta didik dan dapat mendorong menguasai keterampilan inteketual, dengan tuntutan untuk mendefinisikan dan mengidentifikasikan berbagai hal dan persoalan berkaitan dengan mata pelajaran. Selain itu alam mampu mendorong menguasai keterampilan studi, membuat peserta didik menekuni budaya kerja kersa serta memunculkan rasa kepekaan sosial. Dengan bertemu banyak hal, membuat anak memiliki pengalaman sosial, dimana anak mempunyai kesempatan
47
doeache.blogspot.com/2012/11/manfaat-lingkungan-sebagai-media.html, data diakses pada 26 april 2013
(41)
untuk menciptakan sesuatu secara koolaboratif dan untuk berbagi pengalaman-pengalaman kreatif mereka. Perkembangan fisik, emosional dan kognitif terhubung erat dengan ketika anak-anak mengekspresikan perasaan
mereka, merespon pengalaman, dan mendiskusikan ide-ide mereka.48
E. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Nurlaily Amarullah, Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007 dengan judul “Pengaruh Sistem Pembelajaran Kembali ke Alam terhadap Motivasi Belajar Anak; Perbandingan Bidang Studi Gardening dengan Pembelajara di dalam Kelas, di SD Citra Alam Ciganjur,
Jakarta Selatan”. Penelitian ini lebih memfokuskan pada kajian pengaruh
pembelajaran kembali ke alam terhadap motivasi belajar anak, namun dalam hal ini motivasi pembelajaran di kelaslah yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan motivasi bidang gardening.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Jamaludin, Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2011 dengan judul “Strategi Pembelajaran PAI di Sekolah Alam (Studi Kasus di SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta). Skripsi ini mengkaji tentang strategi dan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Rumusan masalahnya berkisar antara
strategi pembelajaran apa yang diterapkan di SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta serta bagaimana metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Jadi, obyek yang diteliti dari skripsi ini adalah fokus pada strategi dan metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran klasikal di SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Dengan demikian, objek yang diteliti dalam skripsi Muhammad Jamaludin berbeda dengan objek yang diteliti dalam skripsi ini.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Musfiroh, Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
48
Adelia Vera. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas: Outdor Study, (Yogyakarta: Diva Press, 2012), hal. 83
(42)
tahun 2010 dengan judul “Konsep dan Implementasi Sekolah Kehidupan di Sekolah Dasar Sanggar Anak Alam (SALAM) Nitiprayan Kasihan Bantul
Yogyakarta Dalam Perspektif Islam”. Skripsi ini mengkaji tentang
pelaksanaan konsep dan implementasi sekolah kehidupan dalam perspektif Islam. Adapun yang dibahas dalam konsep tersebut adalah kurikulum pendidikan yang didesain sendiri yang menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Kurikulum tersebut terdiri dari bagaimana metode pebelajaran, tujuan pendidikan, isi atau materi pembelajaran serta evaluasi proses pembelajaran, sedangkan pembahasan tentang konsep dan implementasi sekolah kehidupan dalam perspektif Islam menekankan pada nilai-nilai Islam yang terdapat dalam keseluruhan proses pembelajaran sehari-hari. Fokus penelitian yang dilakukan oleh Ani Musfiroh tidak ada kaitannya dengan media pembelajaran yang berbasis lingkungan alam sesuai dengan objek penelitian ini.
Dengan melihat beberapa hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Dian Nurlaily Amarullah, Muhammad Jamaludin dan Ani Musfiroh adalah sama-sama mengkaji tentang sekolah alam, namun penelitian ini memiliki fokus yang berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Nurlaily Amarullah memfokuskan kajiannya tentang model pembelajaran kembali ke alam. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Jamaludin memfokuskan kajiannya tentang strategi dan metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Musfiroh berkaitan dengan kurikulum pendidikan yang didesain sendiri yang menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Sedangkan penelitian ini memfokuskan pada pemanfaatan lingkungan alam sebagai media pembelajaran PAIdi SD Citra Alam.
Kajian tentang pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran PAI di SD Citra Alam menjadi penting, mengingat bahwa pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran PAI merupakan salah satu usaha yang saat ini menjadi fokus utama lembaga-lembaga pendidikan yang bermunculan di Indonesia.
(43)
SD Citra Alam muncul dengan membawa inovasi baru dalam sistem pendidikannya, termasuk konsep pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran pendidikan agama Islam.
(44)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Citra Alam Ciganjur Kecamatan Jagakarsa Kotamadya Jakarta Selatan tahun ajaran 2012-2013 pada tanggal 1 Maret 2013 s.d 14 Juni 2013. Peneliti memilih sekolah tersebut menjadi lokasi penelitian didasarkan beberapa alasan. Pertama, mengambil lokasi terdekat. Kedua, SD Citra Alam merupakan sekolah yang memanfaatkan lingkungan alam sebagai media pembelajaran.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan atau masalah yang ada.
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, karena data-data yang dipaparkan secara analisis deskriptif. Metode penelitian kualitatif sering digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara puposive dan snowbaal, tehnik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.49
Untuk memperoleh gambaran mengenai metode kualitatif, ada beberapa karakteristik penelitian kualitatif. Karakteristik penelitian kualitatif menurut
Bogdan dan Biklen adalah sebagai berikut.50
1. Qualitative research has the natural setting as the direct source of data
and researcher is the key instrument
2. Qualitative research is descriptive. The data collected is in the form of
words of ppictures rather than number
49
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2010) hal.15
50
(45)
3. Qualitative research are concerned with process rather than simply with outcomes or products
4. Qualitative research tend to analyze their data inductively
5. “Meaning” is of essential to the qualitative approach
Berdasarkan karakteristik tersebut dapat dikemukakan di sini bahwa penelitian kualitatif itu:
1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.
2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul
berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.
3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau
outcome.
4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang
teramati).
Jadi dalam penelitian ini, peneliti berusaha meneliti mengenai bagaimana pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran pendidikan agama Islam. Dengan tujuan peneliti nantinya akan memberikan pandangan yang jelas dan benar mengenai subyek yang diteliti.
C. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, “yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri”.51 Peneliti sangat berperan sebagai penentu
keseluruhan skenario, sehingga data lebih banyak bergantung pada peneliti. Kehadiran peneliti dapat dimaksudkan supaya mampu memahami kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan, terkait dengan obyek penelitian, sebab peneliti sekaligus perencana, pelaksana pengumpul data, analis penafsir data dan pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil penelitiannya.
51
(46)
D. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data.52Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dapat dilakukan pada
natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data dan tehnik pengumpulan
data lebih banyak pada observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.53
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang komples, suatu proses tersusun dari berbagai hal biologis dan psikologis. Dalam observasi ini peneliti tidak terlibat langsung dengan berbagai objek yang diamati melainkan berkedudukan sebagai pengamat independen.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses Tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
keterangan-keterangan.54
Dengan demikian berarti bahwa metode wawancara merupakan metode dimana dua orang atau lebih terjadi wawancara secara langsung atau sepihak untuk memperoleh data.
Metode ini mencakup cara yang dipergunakan seseorang untuk suatu tujuan tertentu, mencoba untuk mendapatkan keterangan atau pendapat secara lisan langsung dari seorang responden atau informan. Jadi metode ini digunakan untuk memperoleh data yang ada kaitannya dengan latar belakang objek dan mengenai bagaimanakah pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran pendidikan agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur.
3. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data, kemudian peneliti menyalin isi dokumen yang berhubungan dengan masalah pada
52
Ibid, hal.308 53
Ibid, hal.309 54
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian.(Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal.83
(47)
penelitian ini yang berupa dokumen resmi yang internal seperti memo, pengumuman dan arsip yang berhubungan dengan pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran pendidikan agama Islam.
Jika dilihat dari pengertian, dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya menumental dari seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan, sejarah kehidupan (life histories),
cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen berbentuk gambar
misalnya foto, gambar hidup55
E. Tehnik Analisis Data
Dalam hal analisis data kualitatif Bogdan menyatakan bahwa “Data
analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcript, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to anable you to present what
you have discovered to others”Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilah mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.56
Dari penjelasan tersebut maka untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan, penulis menggunakan tehnik analisa data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berupa informasi atau lampiran dari observasi, juga uraian dalam bentuk bahasa yang kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya.
55
Sugiyono, op. cit., hal.329 56
(48)
Analisa data dalam penulisan ini dilakukan secara bertahap, setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengkategorian data secara rinci, sehingga data yang telah ada bisa dipilih-pilihkan. Analisa ini dilakukan pada saat dan setelah di lapangan, analisa dan pengumpulan data dilakukan secara berulang-ulang.
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk menguji data yang dikumpulkan, maka peneliti memerlukan keabsahan data, yaitu untuk membuktikan bahwa apa yang sudah berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Untuk memenuhi keabsahan data mengenai pemanfaatan alam sebagai media pembelajaran pendidikan agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur dengan menggunakan tehnik pemeriksaan keabsahan data sebagai berikut:
1. Perpanjangan kehadiran peneliti
Perpanjangan kehadiran peneliti akan memungkinkan derajat
kepercayaan data yang dikumpulkan. Selain itu, menurut peneliti untuk tujuan ke dalam lokasi penelitian yang cukup panjang guna mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data. Di pihak lain, perpanjangan kehadiran peneliti juga dimaksudkan untuk membangun kepercayaan pada subyek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri. Jadi bukan hanya menetapkan tehnik yang menjamin untuk mengatasinya, tetapi kepercayaan subyek dan kepercayaan diri merupakan proses pengembangan yang berlangsung setiap hari dan mencegah usaha coba-coba dari pihak subyek.
2. Observasi yang diperdalam
Dalam penelitian ini, memperdalam observasi dimaksudkan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol kemudian menelaah kembali secara rinci sampai pada suatu titik sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor yang ditelaah sudah dipahami dengan cara yang biasa. Untuk keperluan
(1)
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
: M Taufik
NIM
: 809011000243
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: Pemanfaatan Alam Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SD Citra Alam Ciganjur Jakarta Selatan
No Judul dan Halaman Buku/ Referensi Paraf Pembimbing
1.
2.
BAB I
Abd. Rozak, dkk, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK Press Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h.4
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Tabel I
Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2012-2013Kelas Jumlah Siswa Jumlah
Lk Pr
Kelas 1 SD 25 20 45
Kelas 2 SD 22 18 40
Kelas 3 SD 20 15 35
Kelas 4 SD 22 20 42
Kelas 5 SD 19 25 44
Kelas 6 SD 27 15 42
JUMLAH SISWA 135 113 248
Tabel II
Data Guru dan StafNo NAMA JABATAN
1 M. Jamilun Kepala Sekolah SD
2 Arini Guru Kelas 1
3 Azizah Ramadani Guru Kelas 1
4 Hesty Rosidah Guru Agama dan Tahfidz kelas 1 5 Nuris Andri Anata Kusuma Guru Assisten Kelas 1
6 Hanistya Eka Damiati Guru Kelas 2 7 Farida Ariyani Guru Kelas 2
8 A. Hantoro Guru Agama dan Tahfidz Kelas 2 9 Wulan Destanti Guru Assisten Kelas 2
10 Rahmi Dewi Guru Kelas 3
11 Ratih Erviasti Guru Kelas 3
12 Nadia Ulfah Guru Assisten Kelas 3 13 Nurkholis Madjid Guru Assisten Kelas 3 14 Indra Setiawan Guru Kelas 4
15 Ika Nurhayati Guru Kelas 4
16 Desi Arti Guru Assisten Kelas 4 17 Abd Azis Guru Assisten Kelas 4 18 Fahrul Sani Guru Kelas 5
19 Jamila Afnita Guru Kelas 5
20 M Arif Nurul Huda Guru Assisten Kelas 5 21 Dika Apriliani Guru Assisten Kelas 5 22 Wawan Fahmi Guru Kelas 6
23 Martina Guru Kelas 6
24 Nur Rahmi Hidayati Guru Assisten Kelas 6 25 Ratna Chrisnawati Guru Komputer
26 Fitri Eka Puspitasari Guru Gardening SD/SMP
27 Sahroni Guru Agama dan Tahfidz Kelas 5 28 Ary Okta Guru Bid. Studi Seni SD
(6)
2
29 Mukhamad Mundir Ka. Tata Usaha SD
30 Fahrul Rizal Guru Bid Studi Mendongeng 31 Siti Hamimah Guru Agama dan Tahfidz kelas 3
32 Madanih Guru Gardening SD
33 M. Arif Marhaban Guru Musik
34 Abdullah Penjaga Sekolah
35 Wawan Office Boy
36 Hermin Office Boy
37 Ridwan Office Boy
38 A Munirul Hakim Bag. Perpustakaan
39 Ato Sugiarto Guru Agama dan Tahfidz 6 40 Eva Febriyani Bag. Keuangan