Pelaksanaan pembelajaran IPS tingkat SMP pada Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Jakarta Selatan

(1)

PELAKSANAAN PEBELAJARAN IPS TINGKAT SMP

PADA SEKOLAH ALAM INDONESIA CIGANJUR

JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh: PUJI SANTOSO NIM. 106015000469

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIFHIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M


(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TINGKAT SMP

PADA SEKOLAH ALAM INDONESIA CIGANJUR

JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH Puji Santoso NIM : 106015000469

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Muhamad Arif, M. Pd NIP : 19700606199702 1 002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: ”Pelaksanaan Pembelajaran IPS Tingkat SMP pada Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Jakarta Selatan” Nama: Puji Santoso Nim. 106015000469 diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah, 28 April 2011 dihadapan dewan penguaji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan IPS.

Jakarta, 28 April 2011 Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPS) Drs. H.Nurochim, M.M.

NIP. 19590715 198403 1 003 ... ... Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi Pendidikan IPS)

Dr. Iwan Purwanto, M.Pd

NIP. 19730424 200801 1 012 ………… ……….

Penguji I

Dr. Nurlena Rifai, MA,Ph.D

NIP. 19591020198603 2 001 ………… ……….

Penguji II

Dr. Ulfah Fajarini,M.Si

NIP. 19670828199303 2 006 ... ...

Mengetahui: Dekan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. NIP. 19571005 198703 1 003


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Puji Santoso

NIM : 106015000469

Jurusan : Pendidikan IPS

Judul Skripsi : “Pelaksanaan Pembelajaran IPS Tingkat SMP pada Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Jakarta Selatan”

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang saya ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 28 April 2011

Puji Santoso NIM: 106015000469


(5)

ABSTRAK

PUJI SANTOSO, “Pelaksanaan Pembelajaran IPS Tingkat SMP pada Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Jagakarsa Jakarta Selatan” Skripsi diajukan kepada Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kata kunci: Pembelajaran IPS, Sekolah Alam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran IPS yang dilakukan oleh guru pada Sekolah Alam. Yang menjadi objek penelitian ini adalah guru IPS dan Kepala Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Jakarta Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, proses pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi terhadap guru IPS. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi diketahui pada proses pengajaran dan pembelajaran IPS yang terjadi di Sekolah Alam Ciganjur, guru membuat Lesson plan (silabus) dan weekly plan sheet (RPP) untuk satu semester. Pada Kegiatan pelaksanaan pembelajaraan IPS, guru mengadakan Outing untuk siswa agar lebih memahami pelajaran. Sedangkan pada kegiatan akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi/penilaian terhadap siswa yaitu dengan mengadakan evaluasi keseharian siswa yang diambil dari tingkah laku siswa ketika berada di lingkungan sekolah baik terhadap guru maupun terhadap siswa lainya dan mengadakan proyek karya ilmiah untuk kelas 1 dan kelas 2, sedangkan untuk kelas 3 diwajibkan mengikuti ujian nasional.


(6)

ABSTRACT

PUJI SANTOSO, "the Implementation of Social Learning in the School of Natural Junior Ciganjur South Jakarta Indonesia", Thesis, Department of Education and Social Science Faculty of Science Teacher Training Tarbiyah, State Islamic University (UIN) Jakarta Syarif Hidayatullah Jakarta.

Key word: Learning Social Studies, School of Natural

This study aims to determine the process of learning social studies undertaken by the teachers at School Nature. The object of this research is social studies teacher and Head of School Natural Indonesia Ciganjur South Jakarta. The method used in this research is a qualitative descriptive method. Furthermore, in collecting the data, this study conducted interviews, observations, and documentation to the teacher of social studies. Based on the interviews, observation, and study the documentation, it is known in the teaching learning process of social subject in the School of Natural Ciganjur teacher make the Lesson plan (syllabus) and weekly plan sheet (RPP) for one semester. Meanwhile, for the implementation of learning activities of social studies, teachers hold Outing for the students in order to make students more comprehend with the lesson. While at the end of the learning activities, teacher evaluate / assess the students daily activity by assessing students attitudes in the school environment, students attitudes to the teachers, and also students attitudes to their colleagues. Besides that, the evaluation and assessment taken from the result of scientific projects which is created for students of grade 1 and 2, and for students at grade 3, they are required to attend the national examination.


(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmananirrohiim

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh

Syukur Alhamdulilah segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, atas rahmat dan karunia-Nya kepada penulis maka selesailah skripsi ini yang berjudul

“Pelaksanaan Pembelajar IPS Tingkat SMP pada Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Jagakarsa Jakarta Selatan”. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi manusia, dan semoga kita menjadi pengikutnya hingga nanti, amin.

Selesainya skripsi ini tak lupa dari do’a kesungguhan hati, kerja keras serta

bantuan dari berbagai pihak, baik saran, bimbingan maupun bantuan lainnya. Tiada kata yang dapat penulis ucapkan selain ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan ini semua, dan lebih khusus ucapan terimaksih saya ucapkan:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidatullah Jakarta yang telah memberi mengijinkan serta memberi restu kepada penulis guna menyusun skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana.

2. Drs. H. Nurochim, MM., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yang telah mengajar dan memberikan bimbingan dengan sabar, dan senantiasa memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.


(8)

4. Dr. Muhamad Arif, M.Pd., sebagai pembimbing skripsi, terimakasih atas segala bimbingan, saran, pengarahan, ilmu, waktu serta motivasinya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan IPS, yang telah dengan sabar dan ikhlas mendidik penulis, semoga ilmu yang diberikan kepada penulis dapat bertambah dan bermanfaat.

6. Bapak kepala Sekolah Alam Indonesia Ciganjur tingkat SMP Abdul Rachman S. TP ., Terimakasih sudah memberikan tempat bagi penulis melakukan penelitian.

7. Bapak Ickhan Haryansyah, SE, Ibu Endah Mawarti, Ibu Diani Wijayanti, Ibu Esti Suhesti. Guru bidang studi IPS di SMP Sekolah Alam Indonesia Ciganjur yang telah memberikan masukan dan informasi kepada penulis.

8. Novi Hardian, S.Si., Selaku TU Sekolah Alam Indonesia Ciganjur yang telah memberikan pelayanan dalam masalah persuratan dan perizinan penelitian. 9. Kedua Orang tua yang tercinta, Ayahanda (H. Suparmin) dan Ibunda (Asih),

yang telah memotivasi memberikan segenap hidupnya untuk membesarkan, mendidik, dan mendukung penulis dalam setiap keadaan dengan segala cinta dan kasih sayangnya.

10. Sahabat penulis Anas, Abdul Rosid, Evi Faujiah, Febriani Rofiqoh, Nur Ajijah, Nur Utami, Rizal, Reni Paramita, Rosmiati, Ipul, Yudi, yang selalu memberikan dukungan, memberikan motivasi kepada penulis ketika sedang gundah gulana, bantuanya semoga persahabatan kita tak lekang oleh waktu. 11. Sahabat penulis Rizki Darmawanti yang telah memberikan ide awal

pembuatan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

12. Sahabat penulis Muhamad Indrawan Basuseno yang telah memberikan semangat dan menemani proses pembuatan skripsi ini.

13. Kepada Abang Juri yang telah membantu penulis mengedit skripsi dan memotivasi, terima kasih banyak.


(9)

14. Semua Teman-teman seperjuangan jurusan IPS angkatan 2006, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendukung dalam penulisan skripsi ini hingga selesai.

Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca umumnya. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi dunia pendidikan khususnya dan pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.

Alhamdulillahirrobil’Alamin

Wassalamu’alaikum warohmatullahiwabarokatuh

Jakarta, 24 Maret 2011


(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR LAMPIRAN...vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Manfaaat Penelitian... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPS ... 8

1. Pembelajaran IPS ... 8

2. Karakteristik Pembelajaran IPS ... 10

3. Tujuan IPS... 11

4. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran IPS ...12

5. Metode Pembelajaran IPS ...18

B. Hakikat Sekolah Alam ...20

1. Hakikat Sekolah Alam ...20

2. Karakteristik Sekolah Alam ...22

3. Kurikulum Sekolah Alam ...24


(11)

5. Belajar Berkat Pengalaman ...25

6. Outbound... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ...30

B. Metode Penelitian... 31

C. Teknik Unit Analisis ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data...32

E. Instrumen Penelitian... 34

F. Teknik Analisis Data... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah Alam Indonesia Ciganjur...38

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Pembelajaran IPS ... 42

C. Analisis Data ... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...70

B. Saran...71

DAFTAR PUSTAKA... 72


(12)

DAFTAR GAMBAR

Diagram 2.1 Kerucut Pengalaman Belajar………..33

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Waktu Penelitian………37

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara………41

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Observasi………...42

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Dokumentasi………..42

Tabel 4.1 Daftar Nama Pengajar SMP Sekolah Alam Indonesia Ciganjur…47 Tabel 4.2 Jumlah Siswa Setiap Kelas Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Tingkat SMP Tahun Ajaran 2010/2011………..48

Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Tingkat SMP………...48


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

LAMPIRAN 2 Pedoman Wawancara Guru IPS

LAMPIRAN 3 Pedoman Observasi

LAMPIRAN 4 Pedoman Dokumentasi

LAMPIRAN 5 Hasil Wawancara Kepala Sekolah

LAMPIRAN 6 Hasil Wawancara Guru Pelajaran IPS Bidang Geografi Kelas VII dan VIII

LAMPIRAN 7 Hasil Wawancara Guru Pelajaran IPS Bidang Ekonomi Kelas VIII, IX A, dan IX B

LAMPIRAN 8 Hasil Wawancara Guru Ekonomi IPS Bidang Ekonomi Kelas VII

LAMPIRAN 9 Hasil Wawancara Guru Pelajaran IPS Bidang Sejarah Kelas IX A dan IX B

LAMPIRAN 10 Hasil Observasi Guru Guru Pelajaran IPS Bidang Geografi Kelas VII dan VIII

LAMPIRAN 11 Hasil Observasi Guru Pelajaran IPS Bidang Ekonomi Kelas VIII, IX A, dan IX B

LAMPIRAN 12 Hasil Observasi Guru Ekonomi IPS Bidang Ekonomi Kelas VII

LAMPIRAN 13 Hasil Observasi Guru Ekonomi IPS Bidang Sejarah Kelas IX A dan IX B

LAMPIRAN 14 Dokumen Fasilitas Saran dan Prasarana LAMPIRAN 15 Dokumentasi Proses Pembelajaran

LAMPIRAN 16 Kurikulum Sekolah Alam Indonesia Ciganjur LAMPIRAN 17 Metode Belajar Sekolah Alam Ciganjur LAMPIRAN 18 Visi Sekolah Alam Indonesia Ciganjur LAMPIRAN 19 Misi Sekolah Alam Indonesia Ciganjur

LAMPIRAN 20 Tujuan Pendidikan Sekolah Alam Indonesia Ciganjur LAMPIRAN 21 Data Ruang Sekolah Alam Indonesia Ciganjur


(14)

LAMPIRAN 22 Daftar Nama Pengajar SMP Sekolah Alam Indonesia Ciganjur

LAMPIRAN 23 Jumlah Siswa Tiap Kelas Sekolah Alam Indonesia Ciganjur LAMPIRAN 24 Formulir Pendaftaran Sekolah Alam Indonesia Ciganjur LAMPIRAN 25 Jadwal Pelajaran Tingkat SMP Sekolah Alam Indonesia

Ciganjur

LAMPIRAN 26 Lesson Plan (silabus) Tingkat SMP Sekolah Alam Indonesia Ciganjur

LAMPIRAN 27 Silabus Pembelajaran Geografi Kelas 8 LAMPIRAN 28 Silabus Pembelajaran Geografi kelas 7

LAMPIRAN 29 Weekly Plan (RPP)

LAMPIRAN 30 Lesson PlanKelas VII (Tujuh) LAMPIRAN 31 Lesson PlanKelas VIII (Delapan)

LAMPIRAN 32 Weekly Plan(RPP) Guru Geografi, Ekonomi, dan Sejarah LAMPIRAN 33 Dokumentasi Proyek/Karya Ilmiah Siswa di Akhir


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan semakin tumbuh berkembang dan tidak akan pernah berhenti pada suatu negara. Seiring dengan pesatnya perkembangan tersebut, memunculkan paradigma bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan modern, kepercayaan akan sekolahpun semakin meningkat. Bahkan disatu sisi cenderung mengakibatkan persepsi keliru yang memandang bahwa pendidikan adalah sekolah.

Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), dinyatakan dalam bab I ketentuan umum pasal 1 bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaanya, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Yusuf Hadi dalam bukunya yang berjudul Menyemai Benih Teknologi Pendidikan menjelaskan bahwa:

Tiap periode perkembangan memerlukan pendidikan yang berbeda untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Priode yang sangat penting adalah periode awal atau periode kumulatif

1

Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-Undang SISDIKNAS, (Jakarta : Departemen Agama, 2003), cet.3, h. 37


(16)

dimana anak-anak harus dibebaskan dari pengaruh buruk masyarakat, dengan jalan mendidik sendiri. Belajar harus berdasarkan pengalaman nyata dan langsung dari lingkungan sekitarnya, dan bukan dari buku yang merupakan pengalaman tidak langsung. Sekolah merupakan lembaga yang membelenggu dan memenjarakan anak. Sehingga tidak mampu lagi menyerap adat istiadat, kebiasaan, dan gagasan yang tumbuh dari masyarakat. Rousseau ingin membebaskan anak dan orang dewasa dari pembatasan sosial yang bersifat artifisial.2

Pendidikan juga selalu dihadapkan banyaknya masalah-masalah yang harus dihadapi. Arief Rachman mengungkapkan bahwa pendidikan

konvensional “Belum seluruhnya mampu mengakomodasi keberagaman yang dimiliki oleh siswa khususnya kekhasan karakter, kecerdasan, latar belakang, perkembangan fisik mental, minat, bakat kecendrungan dan sebagainya”.3

Dengan berkembangnya dunia pendidikan yang sangat beraneka ragam dan permasalahan yang belum dapat ditangani sehingga mulai berkembang berbagai gagasan pendidik. Bagaimana menciptakan sekolah yang menyenangkan sekaligus mencerdaskan anak.

Kemudian dinyatakan pula dalam UU RI No.20 tahun 2003 pasal 27 ayat (1), bahwa “Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri”.4

Kemudian munculah berbagai sekolah alternatif. Misalnya home schoolingpada hakikatnya adalah pendidikan yang berbasis rumah.5 Lalu ada pula sekolah alternatif lain yang membebaskan anak untuk belajar apa yang sesuai dengan minatnya, disini tidak ada kelas seperti halnya sekolah formal. Fungsi guru lebih pada membimbing dan mengarahkan minat anak dalam mata pelajaran yang disukainya. Masih banyak sekolah alternatif lainnya yang memiliki metode pembelajaran masing-masing. Intinya, anak dijadikan sebagai subjek kurikulum bukan objek. Atau dengan kata lain kurikulum dan

2

Yusuf Hadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta:Prenada Media,2005). Cet. Ke- 2.h.621

3

http://kelebihanhomeschooling.blogspot.com/rabu, 21 Okrober 2009 diakses 27 Agustus 2010

4

Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 tahun 2003 tentang DIKNAS, (Bnadung: Citra Umbara,2006),h. 87

5

Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif Mengapa Tidak, (Yogyakarta: Diva Press.2010).h 171


(17)

sekolah adalah untuk anak, bukan sebaliknya, anak untuk sekolah dan kurikulum.

Sekolah Alam merupakan salah satu sekolah alternatif yang ada di Indonesia. Bentuk pendidikan ini merupakan jenis pendidikan alternatif untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh warga Indonesia dapat mendapatkan layanan pendidikan. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang RI tahun 2003 SISDIKNAS pasal 28 ayat (1): “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi

kesejahteraan umat manusia”.6

Sekolah alam menggambarkan suatu peran serta masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang sekarang ini tampak menurun dari segi moral. Peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan telah tercantum Undang-undang SISDIKNAS tahun 2003 pasal 4 ayat (6):

“Pendidikan diselenggarakan dengan memperdayakan semua komponen

masyarakat melalui peran serta dalam menyelenggarakan dan pengendalian

mutu layanan pendidikan”.7

“Sekolah alam ini semakin menjadi perhatian orang saat ini, antara lain sejak begitu banyaknya orang tua merasakan bahwa suasana pembelajaran di sekolah Alam menerapkan sistem perubahan yang luar biasa dalam dunia

pendidikan”.8 Menurut Efriyani Djuwita, seorang psikolog Perkembangan

Anak dan staf pengajar Fakultas Psikologi UI, menyatakan bahwa ”Sekolah

Alam adalah salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam

sebagai media utama dalam pembelajaran siswa didiknya”.9 Ditengah keraguan terhadap mutu pendidikan nasional, sekaligus mahalnya biaya sekolah berstandar internasional, kini banyak orang tua yang beralih

6

http://wordpress.com/2011/01/22/pendidikan kesetaraan aswendo kudo (06/03/2011)

7

Undang-undang SISDIKNAS.2003.Sinar Grafika, h. 6

8

http://www.infogue.com/viewstory/2010/02/06 (27/03/2011)

9


(18)

menyekolahkan anak-anaknya di alam melalui program yang dinamai Sekolah Alam.

Pendidikan alternatif juga harus menyiapkan siswa yang berkarakter dan memiliki kepekaan sosial dan perlu membekali pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta kemampuan berfikir kritis dan kreatif dalam rangka mengambil keputusan, diantara program pendidikan tentang masalah sosial kehidupan manusia ditingkat sekolah dilakukan melalui program pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Melalui pembelajaran IPS di sekolah diharapkan dapat membekali pengetahuan dan wawasan tentang konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial dilingkunganya serta mampu memecahkan masalah sosial dengan baik, yang pada akhirnya siswa yang belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Menurut Sapriya, dkk, dalam bukunya pembelajaran dan evaluasi hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) tujuan pembelajaran IPS yaitu “Membina siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan baik sebagai individual maupun sebagai warganegara”.10

Untuk menghadapi masa depan yang lebih baik, tidak cukup hanya memiliki kemampuan bekal pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga dipersiapkan memiliki kemampuan pengetahuan sosial, nilai sosial, dan keterampilan sosial agar mampu bertahan hidup dan dapat mengembangkan diri sesuai dengan tingkat kemampuan dan potensi dirinya. Dan tidak hanya membekali sekedar pengetahuan secara keilmuan, tetapi juga pemaknaan dan aplikasinya atas pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupannya sehari-hari.

Melihat kondisi ini, bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) pada anak yang mengikuti Sekolah Alam, bagaimana perencanaan pembelajaran IPS yang dilakukan guru Sekolah Alam, kemudian bagaimana evaluasi pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Sekolah Alam, dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pembelajaran

10

Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 13


(19)

IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), dan kegiatan apa saja yang dilakukan di Sekolah Alam. Dapatkah Sekolah Alam menjadi tempat yang menyenangkan bagi peserta didik khususnya pada anak yang mengalami permasalahan-permasalahan di sekolah formal. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana kegiatan-kegiatan pembelajaran IPS di Sekolah Alam. untuk itu peneliti memberi judul dalam penelitian ini adalah tentang

“Pelaksanaan Pembelajaran IPS Tingkat SMP pada Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Jakarta Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditemukan, beberapa masalah yang akan diidentifikasi yaitu sebagai berikut:

1. Layananan pembelajaran yang diberikan guru-guru masih belum dapat menghargai perbedaan kemampuan siswa dalam prestasi hasil belajar. 2. Masih rendahnya hasil belajar murid dalam mata pelajaran IPS (Ilmu

Pengetahuan Sosial).

3. Perencanaan pembelajaran yang kurang jelas.

4. Pelaksanaan pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang belum efektif.

5. Penilaian (evaluasi) pembelajaran yang kurang jelas. 6. Metode pembelajaran yang membosankan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah, maka peneliti membutuhkan spesifikasi kajian agar pembahasan lebih terfokus. Oleh karena itu, peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran yang kurang jelas.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang belum efektif.


(20)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) tingkat SMP di Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Jakarta Selatan?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) tingkat SMP di Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Jakarta Selatan?

3. Bagaimanakah penilaian (Evaluasi) pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) tingkat SMP di Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Jakarta Selatan?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Kegiatan yang ingin dicapai peneliti ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Memperoleh gambaran yang komprhensif terhadap perencanan pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) tingkat SMP di Sekolah Alam Indoneisa Ciganjur Jakarta Selatan.

b. Memperoleh gambaran yang komprhensif terhadap pelaksanaan pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) tingkat SMP di Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Jakarta Selatan.

c. Memperoleh gambaran yang komprhensif terhadap penilaian (Evaluasi) pembelajaran IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial) tingkat SMP di Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Jakarta Selatan.

2. Manfaat Penelitan

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: a. Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan, pengetahuan tentang pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) tingkat SMP pada Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Jakarta Selatan.

2) Dapat menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam tentang permasalahan yang terkait.


(21)

b. Manfaat Praktisi

1) Dapat menjadi data dan informasi bagi orang tua untuk mencari pendidikan alternatif yang cocok bagi anaknya dengan mengutamakan keinginan anak serta diakui oleh pemerintah.

2) Bagi peneliti dan praktisi pendidikan dapat mengetahui bagaimana kegiatan pembelajaran di sekolah alternatif seperti tingkat SMP di Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Jakarta Selatan.

3) Bagi masyarakat, semoga membuka pandangan masyarakat bahwa belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dapat dilakukan di alam. Alam juga bisa dijadikan tempat pembelajaran yang menyenangkan dan mengasikan.


(22)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran IPS

1. Pengertian Pembelajaran IPS

Pengertian IPS secara umum menurut beberapa ahli dalam tulisan Nursid Sumatmadja seperti yang dikutip oleh Syafruddin Nurdin, adalah:

a) Menurut Norman Mackenzi, IPS adalah semua disiplin ilmu yang merupakan perjanjian manusia dalam konteks sosial. b) Menurut Nu’man Sumantri, IPS adalah menekankan pada

timbulnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral, ideologi negara dan agama, IPS juga menekankan pada isi dan metode berfikir ilmuan sosial.

c) Menurut Achman Sanusi, IPS terdiri dari disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada tingkatan perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah.

d) Menurut Calhoum mendefinisikan ilmu pengetahuan sosial sebagai studi tentang tingkah laku kelompok umat manusia. Van Daelen IPS adalah ilmu sosial yang mempelajari tentang tingkah laku manusia. Dan tingkah laku manusia masyarakat itu meliputi berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, sikap mental, aspek budaya, dan hubungan sosial.11

Kemudian Abu Ahmadi dalam bukunya Ilmu Sosial Dasar menjelaskan bahwa pembelajaran IPS merupakan “Materi dari berbagai

disiplin ilmu sosial seperti geografi, sejarah, sosiologi, antropologi sosial, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, dan ilmu-ilmu sosial lainya, dijadikan

11

Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan keragaman Individu Siswa dalam KBK, ( Tanggerang: Quantum Teaching, 2005), h. 19-24


(23)

bahan baku bagi pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di

sekolah dasar dan menengah”.12

Kemudian Sapriya dalam bukunya yang berjudul Pendidikan IPS

menerangkan bahwa, “Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologi untuk tujuan

pendidikan”.13

Triyanto juga berpendapat bahwa, “Pembelajaran IPS adalah

merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.”14

Selain itu Safrudin juga berpendapat bahwa:

Pembelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke pendidikan menengah. Bahkan sebagian perguruan tinggi ada juga dikembangkan IPS sebagai salah satu mata kuliah, yang sasaran utamanya adalah pengembangan aspek teoritis, seperti yang menjadi penekanan padasocial sciences.15

Muhammad Numan Somantri dalam bukunya Mengagas

Pembaharuan Pendidikan IPS mengemukakan: “Pendidikan IPS adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainya serta masalah-masalah sosial terkait, yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.”16

Dari beberapa pendapat tentang pengertian pembelajaran IPS di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS adalah suatu gabungan ilmu geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata

12

Abu Ahmadi,Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: PT Asadi Mahasatya, 2003) h. 2-3

13

Sapriya, M.Ed,Pendidikan IPS,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 11

14

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. 1, h.124.

15

Syarifuddin Nurdin, Model Pembelajran yang Memeperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam KBK, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), Cet. 1, h. 22

16

Muhammd Numan,Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2001) cet.1, h.74


(24)

negara, dan sejarah yang menekankan berdasarkan pada kajian mempelajari tentang kehidupan sosial didukung dan namun IPS bukan merupakan penjumlahan atau penumpukan, bahan-bahan ilmu sosial.

2. Karakteristik Pembelajaran IPS

Trianto dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek dijelaskan bahwa mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakter antara lain sebagai berikut :

a. Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.

b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiaologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multi disipliner.

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadailan dan jaminan keamanan.

e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam kajian dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.17

Berdasarkan karakteristik yang ada diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi.

17

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustak, 2007, Cet. 1 h. 126


(25)

3. Tujuan Pembelajaran IPS

Pada dasarnya tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.18 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya. Kemudian dalam berbagai buku social studies, sering dijumpai bahwa para ahli merumuskan tujuan IPS dengan mengkaitkannya pada usaha mempersiapkan murid atau siswa menjadi warga negara yang baik.

Menurut Sapriya, dkk, dalam bukunya pembelajaran dan evaluasi hasil belajar IPS yang dikutip dari Kosasih Djahiri, mengemukakan 5 tujuan pokok pembelajaran IPS, yaitu:

a. Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertian/ pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun yang bersifat interdisipliner/komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial.

b. Membina siswa agar mampu mengembangkan dan

memperaktekan keanekaragaman keterampilan studi, kerja dan intektualnya secara pantas dan tepat sebagaimana diharapkan ilmu-ilmu sosial

c. Membina dan mendorong siswa untuk memahami, menghargai dan menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan cultural maupun individual.

d. Membina siswa kearah turut mempengaruhi nilai-nilai kemasyarakatan serta juga dapat mengembangkan menyempurnakan nilai-nilai yang ada pada dirinya.

e. Membina siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan baik sebagai individual maupun sebagai warga negara.19

Selanjutnya pencapaian institusional ini secara praktis dijabarkan dalam tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran pada setiap bidang studi

18

Entin Solihatin, dan Raharjo, Cooperative Learning; Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet.3, h. 15

19

Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 13


(26)

dalam kurikulum, termasuk bidang studi IPS. Tujuan kulikuler IPS yang harus dicapai sekurang-kurangnya meliputi hal-hal berikut:

a. Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan masyarakat.

b. Membekali pesera didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

c. Membekali peserta dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian.

d. Membekali peserta didik dengan kesabaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian kehidupannya yang tidak terpisahkan dan e. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan

pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi.20

Melihat penjelasan di atas secara sederhana tujuan pengajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) kepada siswa adalah untuk untuk mengembangkan kemampuan berfikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat, makhluk sosial dan budaya, mampu hidup di tengah-tengah masyarakat dengan baik dan dapat memahami bahwa masyarakat itu merupakan satu kesatuan (system) yang permasalahannya bersangkut paut dan pemecahannya memerlukan berbagai macam pendekatan supaya siswa itu sendiri bisa survive dalam menjalankan kehidupanya.

4. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran IPS a. Tahap perencanaan Pembelajaran

Wina Sanjaya Berpendapat bahwa:

Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambil keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan prilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian

20


(27)

tujuan tertentu dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada.21

Untuk menyusun perencanaan pembelajaran perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Tulis identifikasi mata pelajaran. 2) Tuliskan standar kompetensi. 3) Materi pembelajaran.

4) Kegiatan pembelajaran .

5) Menentukan alat, media dan sumber rujukan. 6) Menentukan prosedur evaluasi.22

Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas profesionalnya sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar para siswanya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung. Seseorang guru sebelum masuk ke ruang kelas, sudah mempersiapkan sejumlah materi dan bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa, agar penyampaian suatu perencanaan yang fleksibel dan matang.

Ahmad Sabrani menjelaskan rencana pembelajaran minimal

harus lima unsur, yaitu “Tujuan instruksional, bahan pembelajaran,

kegiatan belajar, metode dan alat bantu, dan evaluasi/penilaian”.23

Dari tahapan pembelajaran yang ada diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa tahap perencanaan pembelajaran IPS secara garis besar terbagi menjadi 3 bagian yaitu membuat silabus, RPP, dan menyiapkan media pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan pembelajaran

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya belajar mengajar di sekolah yang merupakan inti dari

21

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sisitem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2008), Cet. I, h.28

22

http://rizafaishol,blogspot.com/2010/10/03perencanaanpembelajaran.htm selasa, 10 Maret 2010

23

Ahmad Sabri, Quantum Teaching: Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Ciputat: Ciputat Press, 2010), Cet. III, h. 116


(28)

kegiatan kependidikan. Dalam pelaksanaanya pembelajaran harus melalui tiga tahapan, dimana tahapan-tahapan dalam proses mengajar memiliki hubungan erat dengan penggunaan strategi mengajar. Maksudnya ialah bahwa setiap penggunaan strategi mengajar harus selalu merupakan rangkaian yang utuh dalam tahapan-tahapan mengajar.

Menurut Ahmad Sabri ada tiga tahapan/ kegiatan dalam proses pelaksanaan pembelajaran yaitu:

1. Tahap praintruksional, 2. Tahap instruksional, serta

3. Tahap evaluasi dan tindak lanjut.24

Untuk lebih jelasnya peneliti jelaskan secara rinci sebagai berikut:

1. Tahap praintruksional/kegiatan pendahuluan.

Tahap praintruksional adalah “Langkah persiapan yang ditempuh guru pada saat mulai memasuki kelas hendak mengajar”.25

Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru pada tahap ini antara lain:

a) Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa yang tidak hadir. Kehadiran siswa dalam pembelajaran, dapat dijadikan salah satu tolak ukur kemampuan guru dalam mengajar.

b) Guru bertanya kepada siswa sampai di mana pembahasan pembelajaran sebelumnya, hal ini dilakukan oleh guru untuk mengecek atau menguji kembali ingatan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajarinya.

c) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya, hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai dimana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan.

d) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.

24

Ahmad Sabri, Quantum Teaching: Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Ciputat: Ciputat Press, 2010), Cet. III, h. 4

25

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, 2006), Cet . I, h.213.


(29)

e) Mengulang kembali materi pelajaran sebelumnya secara singkat tapi mencakup semua aspek bahan yang telah dibahas sebelumnya.26

Tujuan tahapan ini, pada hakikatnya adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diterima oleh siswa, dan menumbuhkan kondisi belajar dalam hubungannya dengan pelajaran yang segera akan diajarkan. Kegiatan ini penting untuk dilakukan, sebab kegiatan belajar dan memahami materi pelajaran itu kebanyakan bergantung pada pengalaman siswa terhadap hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan yang akan diajarkan.

2. Tahapan instruksional/kegiatan inti.

Tahapaan instruksional adalah “Tahap inti dalam proses pengajaran”.27 Pada tahap ini guru menyajikan materi pelajaran (pokok bahan) yang disusun lengkap dengan persiapan model, metode dan starategi mengajar yang dianggap cocok.

Secara umum dapat didentifikasi beberapa kegiatan sebagai berikut:

a) Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.

b) Menuliskan pokok materi yang akan dibahas pada hari itu, yang telah disesuaikan dengan silabus dan tujuan pembelajaran, sebab materi bersumber dari tujuan.

c) Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi . d) Pada setiap pokok yang dibahas sebaiknya diberikan

contoh-contoh kongkrit.

e) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi sangat diperlukan. f) Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok

materi pelajaran yang telah dipelajari. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan sebaiknya pokok-pokoknya ditulis untuk dicatat oleh siswa, jika waktu memungkinkan penulisan kesimpulan ada baiknya oleh para siswa.28

26

Ahmad Sabri,Quantum Teaching: Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, …,

h.3-5.

27

Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan…., h.213.

28

Ahmad Sabri,Quantum Teaching: Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, …,


(30)

Kegiatan yang ditempuh dalam tahapan ini, sebaiknya dititik beratkan kepada siswa yang harus lebih aktif melakukan kegiatan belajar. Untuk itu haruslah dipilih pendekatan mengajar yang berorientasi kepada cara belajar siswa aktif.

3. Tahap evaluasi dan tindakan lanjut/kegiatan penutup

Tahap terakhir proses mengajar terdiri atas kegiatan evaluasi dan tindak lanjut (follow up).29 Pada tahap ini guru melakukan penilaian keberhasilan belajar siswa yang berlangsung pada tahap intruksional.

Kegiatan pada tahap ini antara lain:

a) Mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa atau kepada beberapa siswa, mengenai semua pokok materi pelajaran yang telah dibahas pada tahapan kedua.

b) Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa kurang 70% (persen), maka guru harus mengulang kembali materi yang belum dikuasai oleh siswa.

c) Untuk memperkaya pengetahuan siswa tentang yang dibahas tadi, maka guru dapat memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang ada hubungannya dengan topik atau pokok materi yang telah dibahas tadi.

d) Akhir pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya. Informasi ini perlu dilakukan agar siswa dapat mempelajari bahasan tersebut dari sumber-sumber yang dimilikinya.30

Ketiga tahapan yang telah dibahas diatas, merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terpadu, tidak terpisahkan satu sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara utuh.

29

Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan…., h.214.

30

Ahmad Sabri,Quantum Teaching: Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, …,


(31)

c. Evaluasi/Penilaian

Menurut Muhibbin Syah evaluasi merupakan “Penilaian

terhadapa keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dalam sebuah program”.31 Sedangkan menurut Ali Imron pengertian

evaluasi adalah “Suatu proses menentukan nilai seseorang dengan

menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan”.32

Berdasarkan pengertian diatas, maka evaluasi memiliki tujuan sebagai berikut:

1) Merangsang kegiatan siswa.

2) Menentukan sebab kemajuan atau kegagalan belajar.

3) Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan bakat masing-masing siswa.

4) Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua siswa dan lembaga pendidikan. 5) Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dengan

metode mengajar.33

Merujuk pada tujuan evaluasi seperti dikemukakan diatas maka pelaksanaan evaluasi mempunyai manfaat yang sangat besar baik berkaitan dengan proses belajar mengajar maupun berkenaan dengan produk suatu pendidikan dan desain proses belajar mengajar di masa yang akan datang, karena dengan evaluasi kita dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan seorang guru memberikan materi dan sejauh mana siswa dapat meyerap materi yang diberikan oleh guru.

Evaluasi/penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kegiatan pembelajaran berlangsung, kemajuan belajar tersebut dapat diidentifikasi dengan mengacu kepada indikator yang ditentukan.

Untuk melakukan evaluasi/penilaian itu semua, maka dapat dilihat dari segi waktu pelaksanaannya, tes digolongkan menjadi beberapa jenis penilaian, yaitu:

31

Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan…., h.139.

32

Ali Imron,Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: Dunia Pustaka, 1986), Cet. I, h. 114.

33

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Melalaui Konsep Umum dan Konsep Islam,(Bandung: Refika Aditama, 2007), Cet, I, h. 17.


(32)

1) Penilaian formatif

“Formatif adalah jenis penilaian yang dilaksanakan setelah selesai pokok bahasan tertentu, yaitu untuk mengetahui seberapa jauh pokok bahasan yang baru saja diberikan telah diberikan oleh

siswa”.34

2) Sub-sumatif sejumlah pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa agar meningkatkan hasil belajar prestasi belajar siswa.

3) Penilaian sumatif

“Penilaian sumatif adalah tes yang dilaksanakan pada akhir priode tertentu, untuk mengetahui daya serap siswa terhadap keseluruhan pokok bahasan yang dipaketkan untuk satu priode

tertentu”.35

Menurut peneliti terdapat beberapa teknik untuk melakukan evaluasi yaitu: melakukan evaluasi/penilaian dilihat dari segi waktu pelaksanaanya terbagi 3 bagian yaitu: formatif, sub-sumatif, dan sumatif.

5. Metode Pembelajaran IPS

Metode adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sehingga semakin baik penggunakan metode mengajar maka berhasil tujuan yang akan dicapai, artinya apabila guru dapat memilih metode dengan tepat yang disesuaikan dengan bahan pengajaran, murid, situasi, kondisi, media pengajaran maka semakin berhasil tujuan pengajaran yang ingin dicapai.

a. Metode Ceramah

Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung sekelompok siswa. Teknik ini banyak dipakai dalam segala kegiatan

34

Ali Imron,Belajar dan Pembelajaran,…,h. 140-141

35


(33)

baik di sekolah, kursus-kursus atau penataran untuk menyajikan secara lisan tentang informasi suatu mata pelajaran.36

b. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang untuk berpikir dan membimbing peserta didik dalam mencapai kebenaran.37

c. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara mengajar dengan jalan mendiskusikan suatu topik mata pelajaran tertentu, sehingga menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid. Dalam metode ini semua anak diikut sertakan aktif.38

d. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pembelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.39.

e. Metode Penugasan

Metode penugasan tidak sama dengan istilah pekerjaan rumah, tapi jauh lebih luas. Tugas dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakan dan tempat lainnya. Metode penugasan untuk merangsang anak aktif belajar baik secara individu atau kelompok. Oleh karena itu, tugas dapat dikerjakan secara individu maupun secara kelompok.40

Pemilihan dan penentuan metode pembelajaran metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan interaksional khusus. Winarno mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

36

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 145

37

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno,Strategi Belajar Mengajar…, h. 62

38

Abdul Azis Wahab, Metode dan Model-Model Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2007),…h.100

39

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan…, h. 150

40


(34)

a. Anak didik

Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pedidikan diruang kelas guru berhadapan dengan jumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan yang berlainan.

b. Tujuan

Tujuan adalah sasaran yang ingin dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar perumusan tujuan interuksional khusus, misalnya akan mempengaruhi kemampuan yang bagaimana yang ingin dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya.

c. Situasi

Situasi adalah kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari-kehari

d. Fasilitas

Fasilitas adalah kelengkapan menunjang belajar anak didik di sekolah lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode pengajaran.

e. Guru

Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi, kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode itulah yang bisa dirasakan oleh mereka yang bukan berlatar belakang pendidikan guru. Apabila belum memiliki pengalaman yang memadai.41

B. Hakikat Sekolah Alam 1. Pengertian Sekolah Alam

Melihat dari suku katanya Sekolah Alam merupakan gabungan dari kata sekolah dan alam. Kata ‘sekolah’ dapat dijelaskan sebagai usaha menuntut kepandaian atau pengetahuan, tanpa menyebutkan persyaratan bagaimana dan dimana kegiatan tersebut dilaksanakan.42 Sedangkan alam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai segala sesuatu yang ada di bumi atau di langit.43

Dari pengertian sekolah dan alam di atas, sekolah alam adalah sebagai usaha untuk menuntut kepandaian atau pengetahuan yang dilakukan dengan alam terbuka (langit dan bumi) sebagai objek utamanya.

Menurut Efriyani Djuwita, seorang psikolog Perkembangan Anak dan staf pengajar Fakultas Psikologi UI, menyatakan bahwa ”Sekolah Alam adalah salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama dalam pembelajaran siswa didiknya”.44 Dari pengertian ini, Sekolah Alam merupakan sekolah dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda, dengan menggunakan alam

41

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Pt. Rineka Cipta. 2002) h.85-92

42

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta Balai Pustaka), 1988,h. 796

43

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta Balai Pustaka), edisi ke-2, 1995, h.22

44


(35)

sebagai media utama pembelajaran agar siswa lebih semangat, lebih kreatif dan tidak bosan karena anak lebih banyak belajar dari pengalaman.

Loula Maretta mengatakan bahwa ”Sekolah Alam adalah salah satu cara tepat untuk mendidik anak bangsa menjadi pemimpin dunia. Dimana alam mendekatkan mereka pada pencipta-Nya dan mengajarkan mereka untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan”.45

Dari pendapat ini, Sekolah Alam merupakan salah satu cara untuk mendidik anak agar tumbuh menjadi manusia yang berkarakter tidak hanya menjadi khalifah di bumi yang mampu mencintai dan memelihara alamnya sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang diberikan.

Sekolah Alam adalah sekolah alternatif yang berbasis kurikulum alam.46

Sekolah Alam adalah sebuah impian yang menjadi kenyataan bagi mereka yang menginginkan perubahan dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang diharapkan tidak sekedar perubahan sistem, metode dan target pembelajaran, melainkan paradigma pendidikan yang mengarah pada perbaikan mutu dan hasil pendidikan itu sendiri.47

Sekolah Alam adalah sekolah yang menngunakan konsep pendidikan berbasis alam semesta yang diambil dari nilai-nilai Al-Quran dan As-Sunnah. Secara khusus tujuan pendidikan Sekolah Alam (komunitas sekolah alam, 2005) adalah membantu anak didik untuk tumbuh menjadi manusia yang berkarakter, yaitu individu yang mampu memanfaatkan, mencintai dan memelihara lingkungannya. Hal ini didasarkan pada hakikat penciptaan manusia adalah untuk menjadikan khalifah dimuka bumi.

Proses belajar di Sekolah Alam menggunakan konsep fun learning (belajar menyenangkan) di alam terbuka memandang konsep proses belajar ini sebagai salah satu cara memperkecil kemungkinan suasana penuh tekanan dan kebosanan. Untuk mendukung konsep tersebut, maka Sekolah Alam meggunakan metodespider web yaitu metode yang mengintegrasikan tema dalam semua mata pelajaran. Dengan demikian, pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran bersifat integratif, aplikatif, dan komprehensif.

Metode ini, siswa dikembangkan jiwa keingin tahuannya melalui observasi (melihat, menyentuh, dan merasakan) membuat hipotesis, serta berpikir ilmiah sehingga siswa dapat memahami potensi sendiri. Sekolah Alam mengajarkan siswa belajar tidak hanya berdasarkan atau mengandalkan text book, tetapi belajar dengan aktif dengan situasi, kondisi, komunikasi antara siswa dan guru yang menyenangkan tentunya diharapkan akan memberikan motivasi belajar yang menyenangkan, dukungan

45

http://sacikeas.com diakses 24/02/2011

46

Santoso Budi Satmoko, Sekolah Alternatif Mengapa Tidak, (Yogyakarta: Diva Press.2010).h 9.

47


(36)

komunikasi yang hangat antara guru dan siswa memudahkan anak dalam beradaptasi dan memahami dirinya sendiri.48

Berdasarkan pengertian menurut para ahli yang ada diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa Sekolah Alam adalah bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan konsep berbasis kurikulum alam sebagai media utama pembelajaran siswa.

2. Karakteristik Sekolah Alam

Satmoko Budi Santoso dalam bukunya yang berjudul Sekolah Alternatif Mengapa Tidak. Membedakan 9 karakteristik Sekolah Alam yaitu diantaranya adalah:

a. Sekolah Alam cenderung memberikan kebebasan kreatifitas anak sehingga anak menemukan sendiri dan kemampuan berlebih yang dimilikinya.

b. Konsep pembelajaran sambil bermain cenderung menjadikan pemahaman sekolah bukan merupakan beban, melainkan hal yang menyenangkan. Sekolah Alam, orentasinya memfokuskan kepada kelebihan yang dimiliki anak dengan metode pencarian yang tidak baku dan relatif menyenangkan diterima anak lewat bentuk-bentuk permainan.

c. Guru atau tenaga pengajar sekolah berbasis alam, guru-guru atau fasilitator memiliki akhlak yang baik, kreatifitas, dan mampu memberikan rangsangan perkembangan atau menjadi patner yang baik bagi anak-anak atau remaja binaanya.

d. Metodelogi pembelajaran yang diterapkan cenderung mengarah pada pencapaian logika berpikir dan inovasi yang baik dalam bentuk action learning (praktek nyata). Bentuk kurikulumnya bisa saja 40 dan 60. Artinya, 40% adalah teori dan 60% adalah praktik.

e. Pada Sekolah Alam juga dipersiapkan perlengkapan perpustakaan yang baik dan buku-buku rujukan dari berbagai sumber yang dapat dipertanggung jawabkan untuk mendukung perjalannya praktek metodelogiaction learning.

f. Yang menarik dari Sekolah Alam, bukan saja murid yang belajar. Guru pun dituntut untuk terus belajar. Yang ditanamkan adalah bahwa pada dasarnya, semua makhluk berkewajiban untuk belajar. Yang juga ditanamkan pada Sekolah Alam bahwa pelajaran yang ada bukanlah hanya mengejar nilai, namun yang penting adalah memahami seberapa jauh proses belajar tersebut dapat dinikmati dan diterapkan dengan baik. g. Sekolah yang berbasis alam pastilah dilingkupi berbagai macam

pepohonan yang ada disekitarnya, misalnya area apotik hidup, pohon kelapa, pisang, ketela, padi, jambu, rambutan, mangga dan sebagainya. h. Materi pembelajaran tentu saja disesuaikan dengan kompetensi kurikulum

pada rentang waktu tertentu dan terperogram secara matang. Misalnya, pada bulan tertentu, kurikulum teori dan praktik pembelajarannya diarea apotek hidup atau di kebun.

i. Untuk mengukur sejauh mana motivasi murid diterima dipublik, maka sekali dalam satu semester (enam bulan sekali), biasanya diadakan evaluasi. Misalnya dengan mengadakan pasar murah, pameran produksi

48


(37)

pertanian, maupun pameran produksi pertukangan. Dalam momen inilah hasil karya sang murid akan mendapatkan apresiasi yang sesuai dengan karya ciptaanya.49

Berdasarkan karakteristik diatas maka peneliti dapat menyimpulkan sejumlah karakteristik kelebihan-kelebihan yang berkaitan dengan keberadaan Sekolah Alam.

3. Kurikulum Sekolah Alam

Sekolah Alam Ciganjur, mengaku tetap mengacu pada kurikulum Depdiknas. Namun, sekolah ini juga meramu sendiri kurikulum sesuai dengan tujuan sekolah. Ujian nasional tetap dilaksanakan, termasuk ujian-ujian semester. Uniknya, hasil penilaian bukan berdasarkan deretan angka-angka. Bisa di bilang belajar di Sekolah Alam lebih banyak praktiknya. Beberapa pelajaran seperti matematika dan biologi dilakukan dengan praktek langsung. Bahkan menariknya, ada juga program magang yang biasanya dilakukan oleh siswa SMK atau mahasiswa. Contohnya cara membuat pupuk dan pembibitan ikan lele.50

4. Pembelajaran di Alam Sekitar

Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan alam sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar, perintis gerakan ini antara lain adalah Fr. Finger (1808-1888) di Jerman dengan “Heimatkunde” (pengalaman sekitar). Beberapa prinsip pengajaran alam sekitar menurut Syaiful Sagala adalah:

a. Dengan pengajaran alam sekitar, guru dapat memperagakan secara langsung sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-dasar pengajaran.

b. Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar, dan catat saja. c. Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran

totalitas, yaitu suatu bentuk dengan ciri-ciri tidak mengenai pembagian mata pelajaran dalam daftar pelajaran, suatu pengajaran yang menarik minat karena segala sesuatu dipusatkan atas suatu bahan pengajaran yang menarik perhatian anak dan diambil dari alam sekitarnya, suatu pengajaran yang memungkinkan segala bahan pengajaran berhubung-hubungan satu sama lain.

d. Pengajaran alam sekitar memberikan kepada anak bahan apersepsi intelektual yang kokoh dan tidak verbalitas.

e. Pengajaran alam sekitar memberikan apresiasi emosional karena alam sekitar mempunyai ikatan emosional dengan anak.51

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan dengan media pembelajaran alam sekitar guru dapat memperagakan langsung pengajaran kepada siswa

49

Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif Mengapa Tidak, (Yogyakarta: Diva Press.2010).h 13-17

50

Purnama dian,Cermat Memilih Sekolah Menengah Yang Tepat,(Jakarta:Gagasan Media,2010),cet.1,hal 87

51


(38)

sehingga siswa termotivasi lebih aktif atau giat, tidak hanya duduk, dengar dan catat saya dalam belajar.

5. Belajar Berkat Pengalaman

Tidak ada yang menyangka bahwa pengetahuan berasal dari buku-buku dan tidak mengetahui bahwa pengetahuan dalam buku-buku itu mula-mula berasal dari pengalaman. Semakin kongkrit pengalaman yang diberikan oleh guru akan lebih menjamin terjadinya proses belajar.52 Akan tetapi kebanyakan pengetahuan harus diperoleh melalui pengalaman tak langsung. Pengalaman itu terbagi dua, yaitu pengalaman langsung dan tidak langsung misalnya mengamati suatu peristiwa membaca uraian tentang manusia, menggunakan peta, melihat foto tentang kejadian manusia.

Pengalaman belajar kongkrit yang secara langsung dialami siswa paling besar dan banyak memperoleh manfaat dengan cara mengalaminya sendiri, Edger Dale mengadakan klisifikasi pengamalan menurut tingkat menurut tingkat, dari yang paling kongrit ke paling abstrak. Berikut ini kerucut pengalaman Edger Dale yang dimaksud:

Diagram 1.1

Kerucut Pengalaman Belajar53

Keterangan:

1. Apabila kita melakukan kegiatan membaca maka kita akan ingat 10% dari apa yang kita baca.

52

Dwiningsih, Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: Interbook, 2010), cet. I, h 88.

53

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada Press,2008), h. 18-19.

Baca

Visual 10%

Dengar

Berbuat 20%

Lihat 30%

Lihat dan Dengar 40%

Katakan 70%

Katakan dan Lakukan 90%

Modus Yang kita ingat:


(39)

2. Apabila kita melakukan mendengar maka kita ingat 20% dari apa yang kita dengar.

3. Apabila kita melakukan kegiatan melihat maka kita ingat 30% dari apa yang kita lihat.

4. Apabila kita melakukan kegiatan melihat dan mendengar maka kita ingat 40% dari apa yang kita lihat dan dengar.

5. Apabila kita melakukan kegiatan mengatakan maka kita ingat 70% dari apa yang kita katakan.

6. Apabila kita melakukan kegiatan mengatakan dan melakukan maka kita akan ingat 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan.

Dapat peneliti analisis dari penjelasan diatas bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman langsung maupun tidak langsung. Semakin siswa mengalami sendiri apa yang dipelajari, maka semakin kongkrit pengetahuan yang diperoleh semakin siswa tidak mengalami sendiri apa yang dipelajari maka semakin sedikit pengetahuan yang diperoleh.

6. Outbound

Kegiatanoutboundberawal dari sebuah pengalaman sederhana seperti bermain. Bermain juga membuat setiap anak merasa senang, dan bahagia. Dengan bermain anak dapat belajar menggali dan mengembangkan potensi, dan rasa ingin tahu serta meningkatkan rasa percaya dirinya. Oleh karena itu, bermain merupakan fitrah yang dialami setiap anak. Pengalaman merupakan guru dalam proses pembelajaran secara alami.

Bentuk kegiatannya berupa simulasi kehidupan melalui permainan-permainan (games) yang kreatif, rekreatif, dan edukatif, baik secara indifidual maupun kelompok, dengan tujuan untuk pengalaman diri (personal development) maupun kelompok (team development).54

Dalam perkembangannya, di Indonesia pengertian outbound mengalami mertaforfosis yang variatif. Nilainya tak lagi sekedar semacam piknik atau selingan hiburan pengisi waktu luang semata. Terlebih lagi, dalam era global seperti saat ini, banyak yang menepatkan tradisi pembelajaran dengan tidak lagi terkungkung di dalam kelas. Pemikiran dan pandangan mengenai pengertianotbound yaitu seperti.

Outbound merupakan pelatihan manajemen diri yang memadukan oleh pikir, rasa, dan raga yang diadakan di alam terbuka dan dikondisikan diluar kebiasaan. Seperti

54


(40)

orang yang bekerja meninggalkan kebiasaannya berada, berpikir dan berbuat kemudian ia mengganti cara berpikir dan cara berbuat tersebut untuk mendapatkan hal-hal baru.”55

“Outbound adalah kegiatan pelatihan di luar ruangan atau di alam terbuka (outdoor) yang menyenangkan dan penuh tantangan.”56

Secara teori, kegiatan yang disebut sebagai “outbound” adalah kegiatan luar ruangan yang tujuannya untuk relaks dan santai, dengan rangkaian petualangan atau permainan yang relatif ringan. Sedangkan istilah outbond yang sering digunakan merupakan kegiatan luar ruangan yang disodorkan petualangan yang memiliki tingkat kesulitan tertentu sehingga mampu memacu aliran adrenalin.57

Outbound adalah kegiatan di alam terbuka. Outbound juga dapat memacu semangat belajar. Outbound merupakan sarana penambah wawasan pengetahuan yang didapat dari serangkaian pengalaman berpetualang sehingga dapat memacu semangat dan kreativitas seseorang.

Oleh karena itu, Kimpraswil menyatakan bahwaoutbound adalah usaha olah diri (olah pikir dan olah fisik) yang sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja dan prestasi dalam rangka melaksanakan tugas dan kepentingan organisasi secara lebih baik lagi.58

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa outbond adalah kegiatan yang dilakukan di alam terbuka (outdoor) untuk melatih manajemen diri melalui serangkaian permainan dengan tingkat kesulitan yang relatif.

a. ManfaatOutbound

Apa pun jenisnya,outbound dengan berbagai jenis petualangan (adventure) dan permainan (games) yang bisa dijalankan sebenarnya memiliki manfaat yang beragam, diantaranya:

1) Komunikasi efektif (effective communication). 2) Pengembangan tim (team building).

3) Pemecahan masalah (problem solving). 4) Kepercayaan diri (self confidence) 5) Kepemimpinan (leadership) 6) Kerja sama (sinergi).

7) Permainan yang menghibur/menyenangkan (fun game) 8) Konsentrasi/fokus (concentration)

9) Kejujuran/sportivitas.59

55

http://kerockan.blogspot.com/2009/05/pengertian-outbound-yang-sebenarnya.html

diakses 19/02/2011

56

Badiatul Muchlisin Asti,Fun Outbound..., h 11

57

Agustinus Susanta,Outbound Profesionak,Yogyakarta:CV Andi Offest,2010.h, 8

58

http:greencamp8.blogspot.com/2009/05 definisi dan manfaat outbound diakses 4/02/2011

59


(41)

Peneliti simpulkan berdasarkan manfaat pelatihan outbound dijelaskan diatas, diharapkan lahir pribadi-pribadi baru yang penuh motivasi, berani, percaya diri, berpikir kreatif, memiliki rasa kebersamaan, tanggung jawab, kooperatif, rasa saling percaya, dan lain-lain.

b. PembagianOutbound Pembagianoutbound yaitu: 1) Real Outbound

Peserta memerlukan ketahanan dan tantangan fisik besar untuk menjalani petualangan yang mendebarkan dan penuh tantangan. 2) Fun Outbound/semi outbound

Kegiatan di alam terbuka yang hanya melibatkan permainan ringan, menyenangkan, dan resiko kecil atau sedang, namun tetap bermanfaat bagi pengembangan peserta, khususnya dari sosial/interaksi dengan sesama.60

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

60


(42)

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Alam Indonesia Ciganjur pada tingkat SMP yang beralamat di Jl. Rawa Kopi No. 7 X Rawa Kopi, Pangkalan Jati Baru-Cinere, Depok.

Adapun pertimbangan dan alasan penelitian memilih Sekolah Alam Indonesia Ciganjur tingkat SMP adalah:

a. Pertimbangan peneliti melakukan penelitian pada Sekolah Alam Indonesia, merupakan salah satu Sekolah Alam Indonesia yang terdapat tingkat SMP (Sekolah Menegah Pertama).

b. Dalam proses pembelajaranya pada Sekolah Alam Indonesia Ciganjur tingkat SMP, siswa mempelajari mata pelajaran IPS, sehingga akan mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian tesebut.

c. Alasan lain peneliti melakukan penelitian pada Sekolah Alam Indonesia Ciganjur Jakarta Selatan ini, peneliti mempertimbangkan jarak tempuh dari tempat penelitian dengan peneliti tersebut cukup dekat, sehingga mempermudahkan peneliti melakukan proses penelitiannya.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 30 Juli 2010 sampai dengan tanggal 24 Maret 2011

Berikut adalah table waktu peneliti melakukan penelitian

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No Tgl/Hari/Bulan Kegiatan

1 13 Juni 2010 Studi Pendahuluan

2 30 Juli 2010 Pembuatan Proposal

3 17 Juli-18 Juli 2010 Penyusunan Instrumen Penelitian

4 18 Juli–30 Oktober 2010 Pengumpulan Data

5 14 Oktober–30 November 2010 Pengolahan dan analisis data 6 01 Januari -01 Februari 2011 Menyusun data penelitian

7 01 Februari-24 Maret 2011 Revisi hasil bimbingan dan ACC dari Pembimbing


(43)

B. Metode Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan Taylor yang dikutip oleh Lexy J.

Moleong “Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat di amati”.61 Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, adalah mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPS pada Sekolah Alam Indonesia Ciganjur tingkat SMP.

“Deskripstif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka”.62 Penelitian yang maksudokan memberikan sebuah gambaran yang jelas dan akurat tentang materi atau fenomena yang sedang diselidiki, karena belakangan ini isu mengenai pendidikan tentang Sekolah Alam banyak dibicarakan, maka peneliti akan menelaah lebih mendalam mengenai khususnya pembelajaran IPS pada Sekolah Alam Ciganjur tingkat SMP.

Dengan menggunakan metode tersebut peneliti bertujuan untuk dapat menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas yang sebenarnya yang menjadi objek penelitian agar lebih mendalam kesasaran penelitian dan memperoleh pendalaman data yang diinginkan.

C. Teknik Unit Analisis

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah “Purvosife sampling yaitu teknik pengambilan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu”.63 Yang dimaksud dengan pertimbangan tertentu disini adalah mempertimbangkan siapa yang akan dijadikan sumber data atau informan yang benar-benar bisa memberikan data dengan baik, sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.

Dalam hal ini yang akan dijadikan sumber data atau informan adalah kepala sekolah dan guru-guru IPS yang ada di Sekolah Alam Indonesia Ciganjur tigkat SMP tempat penelitian lakukan.

D. Teknik Pengumpulan Data

61

Lexy J. Moleong,Metode Penelitian kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 1997), cet. VIII, h.3.

62

Basrowi dan Suwandi,Memahami PenelitianKkualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 28.

63


(44)

Dalam upaya penyusunan skripsi ini, peneliti berupaya mengumpulkan data untuk mendapatkan fakta yang jelas dan merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian. Dalam pengumpulan data sangat dibutuhkan teknik yang tepat untuk mendapatkan jenis data yang dicari. Tanpa mengetahui teknik yang tepat maka tidak akan mendapatkan data yang relevan.

Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Wawancara

“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.64 Dalam melakukan penelitian ini peneliti melakukan wawancara yang dilakukan terhadap pihak Kepala Sekolah Alam Ciganjur tingkat SMP dan guru mata pelajaran IPS. Wawancara ini dilakukan untuk mendukung data-data yang diperoleh peneliti. Wawancara sebagai satu proses tanya jawab lisan, dalam hal ini dua orang lebih berhadap-hadapan.

2. Dokumentasi

“Dokumentasi adalah satu cara peneliti mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan peneliti”.65 Dalam hal ini peneliti akan mendokumentasikan berupa berbentuk foto-foto mengenai kegiatan proses pembelajaran siswa sedang berlangsung pada Sekolah Alam dalam pelajaran IPS, serta sarana dan prasana sekolah dimana guru mengajar dan tidak hanya berupa foto tetapi dokumen silabus mata pelajaran IPS,RPP, hasil belajaran berupa nilai keseharian, kegiatan outing, outbound, dan profil Sekolah Alam Ciganjur tingkat SMP. Dokumentasi ini dilakukan agar memperkuat data-data dan agar lebih kredibel/dipercaya yang diperoleh dari wawancara dan observasi dengan didukungnya foto-foto proses pembelajaran siswa sedang berlangsung atau dokumen berasal dari sekolah.

3. Observasi

“Observasi adalah cara pengambilan data dengan cara menggunakan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindera lainya seperti telinga, penciuman, dan kulit”.66 Dengan observasi data dikumpulkan dengan mengamati langsung terhadap subjek penelitian, peneliti secara terus-menerus melakukan pengamatan atas proses

64

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian kualitatif, (Bandung:Remaja Rosdakarya Offset, 1997), cet.20, hal 186

65

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif:komunikasi, ekonomi, kebijakan publik dan ilmu sosial lainnya, (Jakarta: Prenada Media Grouf, 2007), Cet.3, hal.115

66

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif:komunikasi, ekonomi, kebijakan publik dan ilmu sosial lainnya…, hal.115


(45)

pembelajaran IPS. Peneliti melakukan observasi terhadap situasi keseharian dalam proses belajar. Observasi ini dilakukan untuk melihat bagaimana kondisi Sekolah Alam Indonesia Ciganjur tingkat SMP dan keadaan kegiatan pembelajaran IPS yang dilakukan di dalam kelas Sekolah Alam Ciganjur.

E. Instrumen Penelitian

Nasution dalam bukunya Metodelogi Penelitian Naturalistik Kualitatif menyatakan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian utamanya adalah manusia. Alasanya ialah bahwa segala sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, data yang akan dikumpulkan, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tak pasti dan jelas itu tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri satu-satunya alat yang dapat mencapainya.67

Sugiyono dalam bukunya Metodelogi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, dan R&D menyatakan bahwa: “Yang menjadi Instrument atau alat penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri”.68

Berdasarkan dua pernyataan tersebut maka yang menjadi instrument peneliti adalah peneliti sendiri. Karena penelitian kualititatif permasalahanya belum jelas dan pasti. Sehingga peneliti membuat kisi-kisi instrumen agar penelitian dapat terfokus kepada permasalahan yang ada dalam situasi sosial. Adapun kisi-kisi instrument tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara Masalah Rumusan

Masalah Indikator No. Item Sumber

Pelaksanaan pendidikan IPS tingkat SMP pada di Sekolah Alam Ciganjur 1. Perencanaan pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran 2. Menentukan tema 3. Menentukan

strategi

4. Menentukan media dan sumber belajar 5. Menentukan evaluasi 1,2,3,4,5,6 dan 7 Guru IPS 67

S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung:PT. Tarsito,2003), Cet. III, h. 55.

68

Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:CV.Alfabeta,2009), Cet.7.h.305


(1)

Tempat Lokasi, Guru Mata Pelajaran IPS Bidang Geografi kelas VII dan VIII di Sekolah Alam Indonesia Rawa Kopi

1. Mengamati tempat: tempat atau tempat lokasi penelitian meliputi:

a. Kondisi geografi : kondisi geografi di SAI Rawa kopi, jauh dari keramaian

dan jalan raya. Agar sampai disana menggunakan angkot, ojek dan

kendaraan pribadi untuk menjangkaunya. Suasana dalam perjalan masih

asli karena di sisi kiri kanan jalan masih terdapat pohon. Sesampainya

disana, disambut lapangan rumput dan juga terdapat kandangan kambing

untuk diternak oleh siswa di sekitarnya banyak sekali pohon-pohon seperti

pohon rambutan. Pohon belimbing, pohon kelapa sangat rindang sehingga

membuat sejuk udara walaupun sudah siang hari.

b. Lingkungan sekolah : lingkungan yang bersih terdapat tempat sampah

yang memisahkan sampah basah dan sampah kering, terdapat rak untuk

menaruh sepatu dan sandal sehingga tertata rapi terdapat di depan kelas

siswa masuk kelas tidak menggunakan sepatu atau sandal, semua itu di

taruh di rak depan kelas. Siswa masuk kelas tidak menggunakan sepatu

atau sandal, semua itu di taruh di rak depan kelas.

c. Fasilitas sekolah : fasilitas di SAI rawa kopi ini, memiliki lapangan basket,

lapangan bola, kantin, ruang audiovisual, ruang komputer, tempat

aoutbond, ruang serba guna, dan musolah.

d. Suasana belajar di SMP Sekolah Alam Indonesia: suasana belajar yang

menyenangkan saling menghargai antara teman dalam belajar karena

siswa belajar dengan cara lesehan bercampur dengan teman-teman tidak

dibatasi dengan kursi dan bangku dan guru menjadi teman dalam kelas

e. Ruang belajar di SMP Sekolah Alam Indonesia: ruang kelas yang

berbentuk rumanh panggung tanpa ada tembok alasnya terbuat dari kayu

tidak terdapat kursi dan bangku untuk masuk kekelas tidak ada pintu untuk

bangunan disanggah oleh tiang besi tebal.


(2)

f.

Kegiatan belajar mengajar di SMP Sekolah Alam Indonesia. Siswa masuk

jam 7.30 sampai dengan jam 08.00 siswa melakukan agenda buka kelas,

jam 08.00 sampai dengan 09.00 siswa melakukan pembelajaran sedangkan

khusus untuk hari rabu siswa mengadakan outbound/berenang, 09.00

sampai 0930 siswa istirahat, 09.30 sampai 11.30 melakukan kembali

kegiatan pembelajaran, 11.30 sampai 13.00 ISOMA, 13.00 sampai 15.00

siswa kembali melakukan kegiatan pembelajaran, 15.00 sampai 15.30

class closing siswa keluar pulang kerumah setelah melaksanakan solat

ashar. Kegiatan seperti itu berlangsung dari hari senin sampai jumat hari

sabtunya libur. Dan di luar itu mereka suka mengadakan outing untuk

lebih memahami tentang materi-materi yang selama ini pelajari dikelas.

2. Mengamati kegiatan belajar mengajar di SMP Sekolah Alam Indinesia yang meliputi : a. Proses pelaksanaan pembelajaran.

1) Pendahuluan

Pada saat peneliti observasi Guru Geografi menggunakan metode diskusi. Pendahuluan yang guru lakukan pertama kalai mengucapkan salam terlebih dahulu, kemudian guru memberikan motovasi kepada siswa untuk tidak menyia-yiakan untuk bertanya dan mengeluarkan karena siapa yang bertanya dan mengeluarkan pendapat akan mendapatkan nilai tambahan. Pendapat, selanjutnya guru memberikan kesempatan kelompok untuk menjelaskan dan mempresentasikan kondisi fisisk wilayah dan kependudukan Indonesia.

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti guru menggunakan metode dan strategi diskusi kelompok, ada kelompok yang memperesentasikan wilayah dan penduduk aceh ada yang mempresentasikan penduduk bali. Setelah kelompok selesai menjelaskan Tanya jawab guru kepada kelompok untuk dapat berkembang suasana diskusi kelompok sehingga memancing siswa utnuk bertanya dan mengeluarkan pendapatnya. Guru menerangkan teori dengan buku atlas bagaimana kondisi fisik wilayah dan kependudukan Indonesia.


(3)

3) Refleksi/penutupan

Pada refleksi/penutup sebelum jam pelajaran selesai guru memberikan kesimbulan dan tujuan dari presentasi diskusi kelompok yang dijelaskan oleh siswa kemudian guru memberikan arahan untuk lebih baik lagi diskusi minggu depan bahan yang mau dipresentasikan agar lebih menarik lagih dan lebih bagus diwarnai peta lokasi wilayah kependudukan Indonesia.

4) Strategi belajar yang digunakan

Starategi yang digunakan memberikan diskusi kelompok untuk mempresentasikan kondisi fisisk wilayah dan kependudukan Indonesia agar siswa aktif dan paham pembelajaran.

3. Aktivitas guru meliputi

a. Dengan siswa sangat dekat sehingga terjadi aktif belajar anatara guru dan murid, duduk bersama tanpa ada bangku dan meja yang menghalangi,

b. Aktivitas dalam kegiatan pembelajaran 1). Persiapan pengajaran

Persiapam guru dalam pengajaran pertama lesson plan(silabus) dan weekly plan sheet (RPP), mengkondisikan siswa dikelas, mempersiapkan bahan-bahan dari internet untuk menunjang pembelajaran.

2). Cara menyampaiakan meteri

Saat peneliti observasi Guru Geografi menyampaikan materi dengan diskusi siswa mempresentasikan masing-masing kelompok untuk menjelaskan mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan kependudukan Indonesia, guru juga menggunakan media peta atlas untuk menunjukan kondisi fisik wilayah Indonesia.

3). Pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas Guru Geografi membuat lingkaran yang berbentu huruf U dengan system diskusi siswa yang diskusi berada ditengah-tengah dan guru berada dibelakang memberikab masukan kepada siswa dan sebelum belajar guru memerintahkan siswa membersihkan kelas apabila ada sampahnya.


(4)

c.

Proses penilaian

Evaluasi yang dilakukan dengan Tanya jawab guru terhadap kelompok langsung tentang materi yang diperesentasikan dijelaskan sehingga siswa harus menjawab langsung, guru memberikan penilaian bagaimana keaktifasn siswa dalam berdiskusi dan mengeluarkan pendapatnya dalam diskusi.

HASIL OBSERVASI

Tempat Lokasi, Guru Mata Pelajaran IPS Bidang Sejarah kelas IX A dan IX B di Sekolah Alam Indonesia Rawa Kopi

1. Mengamati tempat: tempat atau tempat lokasi penelitian meliputi:

a. Kondisi geografi :

kondisi geografi di SAI Rawa kopi, jauh dari

keramaian dan jalan raya. Agar sampai disana menggunakan angkot,

ojek dan kendaraan pribadi untuk menjangkaunya. Suasana dalam

perjalan masih asli karena di sisi kiri kanan jalan masih terdapat pohon.

Sesampainya disana, disambut lapangan rumput dan juga terdapat

kandangan kambing untuk diternak oleh siswa di sekitarnya banyak

sekali pohon-pohon seperti pohon rambutan. Pohon belimbing, pohon

kelapa sangat rindang sehingga membuat sejuk udara walaupun sudah

siang hari.

b.

Lingkungan sekolah : lingkungan yang bersih terdapat tempat sampah

yang memisahkan sampah basah dan sampah kering, terdapat rak untuk

menaruh sepatu dan sandal sehingga tertata rapi terdapat di depan kelas

c.

Fasilitas sekolah : fasilitas di SAI rawa kopi ini, memiliki lapangan

basket, lapangan bola, kantin, ruang audiovisual, ruang komputer,

tempat aoutbond, ruang serba guna, dan musolah.


(5)

d. Suasana belajar di SMP Sekolah Alam Indonesia: suasana belajar yang

menyenangkan saling menghargai antara teman dalam belajar karena

siswa belajar dengan cara lesehan bercampur dengan teman-teman tidak

dibatasi dengan kursi dan bangku dan guru menjadi teman dalam kelas

e. Ruang belajar di SMP Sekolah Alam Indonesia: ruang kelas yang

berbentuk rumanh panggung tanpa ada tembok alasnya terbuat dari kayu

tidak terdapat kursi dan bangku untuk masuk kekelas tidak ada pintu

untuk bangunan disanggah oleh tiang besi tebal.

f.

Kegiatan belajar mengajar di SMP Sekolah Alam Indonesia. Siswa

masuk jam 7.30 sampai dengan jam 08.00 siswa melakukan agenda

buka kelas, jam 08.00 sampai dengan 09.00 siswa melakukan

pembelajaran sedangkan khusus untuk hari rabu siswa mengadakan

outbound/berenang, 09.00 sampai 0930 siswa istirahat, 09.30 sampai

11.30 melakukan kembali kegiatan pembelajaran, 11.30 sampai 13.00

ISOMA, 13.00 sampai 15.00 siswa kembali melakukan kegiatan

pembelajaran, 15.00 sampai 15.30 class closing siswa keluar pulang

kerumah setelah melaksanakan solat ashar. Kegiatan seperti itu

berlangsung dari hari senin sampai jumat hari sabtunya libur. Dan di

luar itu mereka suka mengadakan outing untuk lebih memahami tentang

materi-materi yang selama ini pelajari dikelas.

2. Mengamati kegiatan belajar mengajar di SMP Sekolah Alam Indinesia yang meliputi : a. Proses pelaksanaan pembelajaran.

1) Pendahuluan

Pendahuluan guru mengucapkan salam terlebih dahulu memberikan soal-soal latihan untuk UAN selanjutnya menjelaskan strategi urutan-urutan mengerjakan soal. 2) Kegiatan inti


(6)

Pada kegiatan inti guru membimbing siswa dalam mengerjakan latihan-latihan soal-soal UAN tetapai guru memberikan kepada siswa berusaha semaksimal mengerjakan soal-soal sampai selesai soal-soal, soal-soal yang kurang dimengerti siswa maka akan dibahas diakhir waktu yang telah diberikan untuk mengerjakan soal-soal latihan UAN.

3) Refleksi/penutupan

Pada refleksi/penutup sebelum jam pelajaran selesai guru mengulas soal-soal yang sudah siswa kerjakan dan soal-soal yang sulit dimengerti oleh siswa. Dengan memerintahkan siswa untuk membacakan soal satu demi satu yang siswa sudah kerjakan.

4) Strategi belajar yang digunakan

Starategi yang digunakan memberikan kesempatan kepada siswa untuk semampunya/semaksimal mungkin untuk mengerjakannya agar siswa dapat memahami soal-soal.

3. Aktivitas guru meliputi

a. Dengan siswa sangat dekat sehingga terjadi aktif belajar anatara guru dan murid, duduk bersama tanpa ada bangku dan meja yang menghalangi.

b. Aktivitas dalam kegiatan pembelajaran 1). Persiapan pengajaran

Persiapam guru dalam pengajaran pertama lesson plan (silabus) dalam bentuk persiapan soal-soal UAN dan weekly plan sheet (RPP) dalam bentuk soal-soal persiapan UAN, mengkondisikan siswa dikelas, mempersiapkan bahan-bahan dari internet untuk menunjang pembelajaran..

2). Pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas Guru Sejarah membuat lingkaran yang berbentu huruf U, dan siswa membersihkan kelas apabila ada sampahnya.

c.

Cara mengevaluasi

Siswa mengerjakan soal-soal apabila tidak paham dan dimengerti siswa maka siswa disuruh membahasnya lagih soal-soal diruhah yang sudah dibahas di sekolah.