Memperbaiki taraf hidup dan kesejahteraan para pengungsi
Selama terjadinya kekerasan pada tahun 1999, diperkirakan seperempat juta orang telah melarikan diri ke Timor Leste . Sejumlah itu pula yang kemudian menjadi
pengungsi di negaranya sendiri dan mencari perlindungan di hutan belantara dan pegunungan Eks Timor Timur. Selama masa-masa awal kepengungsian, UNHCR
telah memberikan bantuan darurat dalam bentuk tenda dan bahan bantuan lainnya. Melalui proyek-proyeknya www.unhcr.org.diakses pada tanggal 18 agustus
2011. UNHCR telah memperbaiki taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
sekaligus mendorong terciptanya hubungan yang baik antara masyarakat Eks Timor Timur dengan masyarakat penerima. Contohnya di Keun, Susulaku, Naen
di mana bibit sayuran dan peralatan tani telah dibagikan kepada para bekas pengungsi maupun masyarakat setempat dan kelompok-kelompok kerja gabungan
juga telah dibentuk. pentingnya bagi orang Timor Leste untuk saling menerima satu sama lain, setelah perpecahan dan konflik selama bertahun-tahun
www.unhcr.org.diakses pada tanggal 18 agustus 2011. Secara khusus, anggapan terhadap situasi orang-orang yang pergi ke
Timor Barat pada tahun 1999 – baik mereka yang kembali ke Timor-Leste
maupun mereka yang tetap tinggal di kamp-kamp dan pemukiman-pemukiman di Timor Barat. Membantu orang-orang dan komunitas-komunitas yang selama ini
menderita untuk pulih kembali, dan memulihkan harga diri mereka, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya untuk memperbaiki hubungan-hubungan
yang rusak selama berlangsungnya konflik, dan untuk membangun rekonsiliasi yang langgeng. Komisi ini dimaksud untuk menjadi corong bagi suara korban,
yang telah begitu lama tidak dapat mengungkapkan penderitaan yang telah mereka alami, dan untuk memberikan sumbangan praktis bagi proses pemulihan
mereka. Akan tetapi kerja dukungan bagi korban mengandalkan staf di distrik distrik untuk melaksanakan program di tingkat distrik. Ini menjadi hal dasar
dalam pekerjaan dukungan bagi korban, agar dapat menjangkau semua komunitas di Timor-Leste. Hal ini semakin penting di daerah-daerah pedesaan Timor-Leste,
di mana banyak terdapat komunitas yang terisolasi, dan di mana orang-orang yang mengalami pelanggaran hak asasi manusia semasa konflik mungkin kini merasa
dilupakan oleh mereka yang berada di tingkat nasional Hal ini berkenaan langsung dengan saudara-saudara kita orang Timor
Leste yang masih berada di Indonesia setelah eksodus tahun 1999, dan dengan mereka yang melarikan diri pada tahun 1975 atau setelahnya, yang hidup dalam
pengasingan di negara-negara lain di seluruh dunia. Tetapi ini juga berkaitan dengan kita semua, baik kita yang meninggalkan Timor-Leste atau yang tetap
berada di sini. Konflik selama dua puluh empat tahun telah mencerai-beraikan bangsa Timor ke seluruh dunia, memecahkan keluarga-keluarga dan komunitas-
komunitas, dan menciptakan keterpecahan, Hidup tidaklah mudah bagi sebagian besar orang orang ini. Banyak yang tinggal dalam kondisi-kondisi di bawah
standar. Sebagian besar bertahan hidup dengan bertani, walaupun ada beberapa yang mendirikan kios-kios kecil untuk menjual makanan dan barang dagangan
lainnya seperti minyak goreng, sabun, garam dan gula. Selain itu, penduduk setempat di Timor Barat seringkali tidak senang dengan kehadiran mereka. Orang
Timor-Leste kadang bertani atas izin dari penghuni lokal, dan kadang tidak. Di
beberapa daerah, lahan pertanian sudah merambah sampai ke hutan, yang telah menimbulkan tekanan pada lingkungan Timor Barat yang kering dan pada
hubungan antara pendatang baru dan masyarakat lokal. Di mana ada orang Timor Leste dan Timor Barat yang menjadi makmur secara ekonomi, juga terjadi kasus
kasus kecemburuan lokal OFM : 2002, www.ofm.org, diakses pada tanggal 18 agustus 2011.