Analisa Korelasi Pekerjaan Dengan Pengalaman Agama Islam Pada Masyarakat Penghuni Pemukiman Kumuh
Analisa Korelasi Pekerjaan Dengan Pengalaman Agama Islam Pada
Masyarakat Penghuni Pemukiman Kumuh di Kotamadya Medan
Studi Kasus: Di Kecamatan Medan Maimun
Abdullah
Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah
Program Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Abdullah. “Analisa Korelasi Pekerjaan dengan Pengamalan Agama Islam pada
Masyarakat Penghuni Pemukiman Kumuh di Kotamadya Medan (Studi Kasus : Di
Kecamatan Medan Maimun), dibawah bimbingan Prof. Bachtiar Hassan Miraza sebagai
ketua komisi pembimbing, Prof. DR. H. M. Ridwan Lubis Dan Drs. H. R. Danan Djaya,
MA sebagai anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat hubungan (koefisien korelasi)
antara pekerjaan dengan pelaksanaan salat dan derajat hubungan antara pekerjaan dengan
pelaksanaan puasa ramadhan pada masyarakat penghuni pemukiman kumuh.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Pemerintah Daerah (PEMDA)
dalam peremajaan pemukiman kumuh dan secara khusus dapat bermanfaat bagi
Departemen Agama dan ormas-ormas Islam serta da’i (muballigh) dalam pembinan
kualitas keagamaan masyarakat pemukiman kumuh.
Untuk maksud tersebut, penelitian yang bersifat studi kasus ini diadakan di
kecamatan Medan Maimun dengan mengambil lokasi di Kelurahan Kampung Baru,
Hamdan dan Sukaraja. Dalam pengumpulan data digunakan instrumen observasi,
kuesioner dan wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa:
1. Koefisien korelasi (r) antara jumlah jam kerja dengan jumlah waktu pelaksanaan salat
dalam satu hari adalah - 0,182. Nilai atau Indek tersebut mempunyai hubungan yang
rendah atau lemah sekali. Artinya jumlah jam kerja tidak signifikan berhubungan
dengan jumlah waktu pelaksanaan salat dalam satu hari. Kuat dugaan ada variabel
lain yang lebih menentukan, seperti faktor keimanan, pengetahuan keagamaan dan
motivasi serta pengaruh lingkungan. Karena secara faktual untuk melaksanakan shalat
tidak memerlukan waktu yang lama, sehingga tidak mengganggu jam kerja.
2. Koefisien korelasi (r) antara jumlah jam kerja dengan pelaksanaan puasa Ramadhan
mempunyai nilai – 0,780. Indeks tersebut mempunyai hubungan yang cukup berarti
(signifikan) dan negatif. Ini artinya jika jumlah jam kerja meningkat, maka jumlah
hari pelaksanaan puasa Ramadhan menurun. Sebaliknya jika jumlah jam kerja
menurun, diikuti oleh meningkatnya jumlah hari pelaksanaan puasa. Hal ini adalah
cukup logis, karena bagi masyarakat penghuni pemukiman kumuh yang umumnya
bekerja pada sektor informal, jumlah jam kerja relatif lama dan lebih banyak
menggunakan tenaga, seperti penarik becak dan buruh bangunan.
1
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
Masyarakat Penghuni Pemukiman Kumuh di Kotamadya Medan
Studi Kasus: Di Kecamatan Medan Maimun
Abdullah
Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah
Program Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Abdullah. “Analisa Korelasi Pekerjaan dengan Pengamalan Agama Islam pada
Masyarakat Penghuni Pemukiman Kumuh di Kotamadya Medan (Studi Kasus : Di
Kecamatan Medan Maimun), dibawah bimbingan Prof. Bachtiar Hassan Miraza sebagai
ketua komisi pembimbing, Prof. DR. H. M. Ridwan Lubis Dan Drs. H. R. Danan Djaya,
MA sebagai anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat hubungan (koefisien korelasi)
antara pekerjaan dengan pelaksanaan salat dan derajat hubungan antara pekerjaan dengan
pelaksanaan puasa ramadhan pada masyarakat penghuni pemukiman kumuh.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Pemerintah Daerah (PEMDA)
dalam peremajaan pemukiman kumuh dan secara khusus dapat bermanfaat bagi
Departemen Agama dan ormas-ormas Islam serta da’i (muballigh) dalam pembinan
kualitas keagamaan masyarakat pemukiman kumuh.
Untuk maksud tersebut, penelitian yang bersifat studi kasus ini diadakan di
kecamatan Medan Maimun dengan mengambil lokasi di Kelurahan Kampung Baru,
Hamdan dan Sukaraja. Dalam pengumpulan data digunakan instrumen observasi,
kuesioner dan wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa:
1. Koefisien korelasi (r) antara jumlah jam kerja dengan jumlah waktu pelaksanaan salat
dalam satu hari adalah - 0,182. Nilai atau Indek tersebut mempunyai hubungan yang
rendah atau lemah sekali. Artinya jumlah jam kerja tidak signifikan berhubungan
dengan jumlah waktu pelaksanaan salat dalam satu hari. Kuat dugaan ada variabel
lain yang lebih menentukan, seperti faktor keimanan, pengetahuan keagamaan dan
motivasi serta pengaruh lingkungan. Karena secara faktual untuk melaksanakan shalat
tidak memerlukan waktu yang lama, sehingga tidak mengganggu jam kerja.
2. Koefisien korelasi (r) antara jumlah jam kerja dengan pelaksanaan puasa Ramadhan
mempunyai nilai – 0,780. Indeks tersebut mempunyai hubungan yang cukup berarti
(signifikan) dan negatif. Ini artinya jika jumlah jam kerja meningkat, maka jumlah
hari pelaksanaan puasa Ramadhan menurun. Sebaliknya jika jumlah jam kerja
menurun, diikuti oleh meningkatnya jumlah hari pelaksanaan puasa. Hal ini adalah
cukup logis, karena bagi masyarakat penghuni pemukiman kumuh yang umumnya
bekerja pada sektor informal, jumlah jam kerja relatif lama dan lebih banyak
menggunakan tenaga, seperti penarik becak dan buruh bangunan.
1
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara