f. Timbangan digital
Sebagai alat untuk menimbang berat fly ash, NBRNitrile butadine rubber, phenolic, carbon black, serbuk besi, dan grafit, sebelum
melakukan pencampuranmixing pada pembuatan komposit.
Gambar 23. Timbangan digital
g. Mesin uji ketahanan aus Ogoshi high speed universal wear testing
machine Fungsi ogoshi high speed universal wear testing machine type OAT-U
adalah untuk menentukan laju keausan suatu material dimana benda uji memperoleh beban gesek dari disk yang berputar revolving disc.
Pembebanan. ini akan menghasilkan kontak yang pada akhirnya akan mengambil sebagian material pada benda uji. Besarnya jejak
permukaan dari material yang tergesek itulah yang dijadikan dasar penentuan tingkat keausan pada material.
` Gambar 24. Ogoshi high speed universal wear testing machine type
OAT-U
2. Bahan yang digunakan untuk penelitian sebagai berikut :
a. Phenolik resin
Sebagai matrik pada komposit, bahan ini berupa serbuk berwarna hitam yang memiliki ketahanan panas yang baik. Phenolik digunakan sebagai
bahan utama untuk membuat spesimen. Resin ini mampu tahan pada temperatur tinggi thermoset, sampai 200
C.
Gambar 25. Phenolic resin
b. Fly ash abu terbang batu bara
Sebagai penguat pada bahan komposit dan juga sebagai bahan utama yang digunakan untuk membuat spesimen
.
Gambar 26. Fly ash
c. Grafit
Grafit termasuk bahan friction modifier tingkat gesekan grafit dipengaruhi oleh kelembaban dan strukturnya. Penambahan grafit dapat
meningkatkan ketahanan aus serta dapat mempengaruhi koefisien gesek.
Gambar 27. Grafit
d. NBR Nitril Butadiene Rubber
NBR digunakan untuk mengurangi kekerasan. NBR dipilih menjadi bahan penyusun komposit, karna NBR memiliki ketahanan thermal
yang baik dibandingkan jenis karet lainnya.
Gambar 28. NBR Nitril Butadiene Rubber
e. Barium sulfat BaSo4
Barium sulfat BaSo4 dapat meningkatkan kerapatan massa dan dapat meningkatkan ketahanan pada temperatur tinggi serta dapat mengurangi
tingkat keausan. Di indonesia, barium sulfat dalam bentuk serbuk berwarna putih.
Gambar 29. BaSo4Barium Sulfat
f. Serbuk besi
Serbuk besi yang berwarna hitam dengan massa jenis besi besar sehingga dengan kadar yang sama dengan komponen penyusun lainnya,
volume besi ini relatif lebih kecil. Serbuk ini ditambahkan sebagai material gesek agar dapat memperbaiki karakteristik thermal komposit.
Serbuk besi memiliki konduktivitas thermal dan difusivitas thermal yang baik.
Gambar 30. Serbuk besi
C. Prosedur Penelitian
Prosedur pada pengambilan data dalam penelitian ini menjadi beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :
1. Study literature
Pada proses penelitian yang dilakukan yaitu dengan pengumpulan data awal. Pada study awal dilakukan langkah-langkah seperti survey lapangan
yaang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan serta mengambil data-data penelitian yang sudah ada sebagai pembanding terhadap hasil
pengujian yang akan dianalisa.
2. Melakukan persiapan pemilihan serbuk
Serbuk yang digunakan pada penelitian ini memiliki bermacam-macam. Langkah-langkah dalam persiapan serbuk ini sebagai berikut :
a. Pemilihan serbuk yang digunakan.
b. Serbuk yang digunakan menurut kebutuhan yang diinginkan.
c. Campurkan serbuk menggunakan mixer agar setiap campuran serbuk
merata. d.
Setelah merata serbuk siap dimasukkan kedalam cetakan.
3. Proses pencampuran komposit
Pada proses pembuatan komposit memiliki langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :
a. Persiapan serbuk-serbuk yang sudah dicampurkan mixing kemudian
dilakukan proses pembuatan sesuai bentuk pada cetakan. 1.
Persiapan matriks Pencampuran untuk pembuatan spesimen uji keausan, matriks yang
digunakan adalah resin phenolic. Resin ini memiliki warna hitam pekat dan berbentuk serbuk. Resin ini digunakan karna memiliki
ketahanan temperatur tinggi. Komposisi matriks yang digunakan sebanyak 60.
2. Persiapan bahan penguat Reinforcement
Bahan penguat yang digunakan adalah fly ash batu bara PLTU Tarahan. Fly ash mengandung bahan seperti: silikat SiO
2
, aluminaAl
2
O
3
, dan besi oksidaFe
2
O
3
, sisanya adalah karbon,
kalsium, magnesium, dan belerang. Fly ash ini memiliki bentuk serbuk berwarna abu-abu. Komposisi fly ash yang digunakan yaitu
sebanyak 5, 10, dan 15.
3. Persiapan bahan pengisi Filler
Bahan pengisi yang digunakan dalam pembuatan komposit ini adalah serbuk besi Fe, dan barium sulfat BaSO4. Serbuk besi
Fe digunakan untuk menaikkan konduktifitas thermal, dan akan meningkatkan koefisien gesek. Barium sulfat BaSo4 memiliki
fungsi memperbaiki ketahanan matriks pnenolic terhadap temperatur tinggi. Komposisi serbuk besi Fe yang digunakan
yaitu sebanyak 5, dan barium sulfat BaSO4 sebanyak 10.
4. Persiapan bahan pengikat Binder
Bahan pengikat yang digunakan adalah NBR Nitrile Butadiene Rubber. NBR digunakan untuk meningkatkan fleksibilitas
komposit dan
memiliki ketahanan
thermal yang
baik dibandingkan dengan jenis karet yang lain. Komposisi NBR yang
digunakan sebanyak 15, 10, 5.
5. Persiapan bahan Friction modifier
Friction modifier berfungsi untuk memodifikasi atau mengatur koefisien gesek. Bahan yang digunakan sebagai Friction modifier
adalah grafit. Grafit dapat meningkatkan ketahanan aus serta mempengaruhi koefisien gesek. Komposisi grafit yang digunakan
sebanyak 5.
Dibawah ini merupakan tabel data bahan penyusun komposit dan variasi komposisi yaitu:
Tabel 3. Komposisi bahan penyusun komposit
Bahan penyusun komposit Variasi komposisi komposit
A B
C
Phenolic resin 60
60 60
Fly ash 5
10 15
NBR Nitrile Butadiene Rubber 15
10 5
BaSO4 Barium sulfat 10
10 10
Grafit 5
5 5
Serbuk besi Fe 5
5 5