Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

Dibawah ini merupakan tabel data bahan penyusun komposit dan variasi komposisi yaitu: Tabel 3. Komposisi bahan penyusun komposit Bahan penyusun komposit Variasi komposisi komposit A B C Phenolic resin 60 60 60 Fly ash 5 10 15 NBR Nitrile Butadiene Rubber 15 10 5 BaSO4 Barium sulfat 10 10 10 Grafit 5 5 5 Serbuk besi Fe 5 5 5

4. Pembuatan spesimen uji

Setelah menyiapkan bahan penyusun komposit yang berupa phenolic resin, fly ash, NBR, BaSO4 Barium sulfat, grafit, serbuk besi Fe dengan komposisi yang sudah sesuai, selanjutnya mencampur komposisi mixing dengan lama waktu pencampuran 20 menit. Sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Selanjutnya adalah memasukkan bahan bahan yang telah tercampur kedalam cetakan yang telah diberi oli untuk mempermudah mengeluarkan komposit dari cetakan. Kemudian memanaskan komposit dengan temperatur 250 o C dan ditekan dengan tekanan 5 ton selama 30 menit. Setelah proses penekanan selesai selanjutnya adalah proses curing pada proses ini spesimen komposit dipanaskan dengan menggunakan Furnace selama 4 jam dengan temperatur 150 o C. Selanjutnya mengamplas spesimen agar permukaan yang akan diuji kekerasan memiliki permukaan yang rata dan halus, selanjutnya memberi label Kode spesimen. Tabel 4. Jumlah spesimen pengujian ketahanan aus sebagai berikut : Pengujian Jumlah spesimen komposit Ketahanan aus Variasi A Variasi B Variasi C 6 6 6 Tabel 5. data hasil pengujian yang diinginkan : Kode Sampel lebar b [mm] Tebal cincin B [mm] d [mm] Beba n P [Kg] Jrk lcr x [m] Kecepatan [ms] Spesifik abrasi [mm³mm] Na151 Nb152 Na153 Nb154 Na155 Nb156 Na101 Nb102 Na103 Nb104 Na105 Nb106 Na51 Nb52 Na53 Nb54 Na55 Nb56 a. Pengujian cetakan ketahanan aus sesuai dengan standar ASTM G 99 - 95 yaitu sebagai berikut : Pengujian keausan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode dan teknik, yang semuanya bertujuan untuk mensimulasikan kondisi keausan aktual. Salah satunya adalah dengan metode Ogoshi dimana benda uji memperoleh beban gesek dari disk yang berputar revolving disc. Pembebanan gesek ini akan menghasilkan kontak antar permukaan yang berulang-ulang yang pada akhirnya akan mengambil sebagian material pada permukaan benda uji. Besarnya jejak permukaan dari material tergesek itulah yang dijadikan dasar penentuan tingkat keausan pada material. Semakin besar dan dalam jejak keausan maka semakin tinggi volume material yang terlepas dari benda uji. Ilustrasi skematis dari kontak permukaan antara revolving disc dan benda uji. Novianto, 2013 Gambar 31. Ilustrasi pengujian keausanCallister, 2007 Keterangan : P : Beban h : Kedalaman bekas injakan r : jari- jari revolving disk b : Lebar bekas injakan B : Tebal revolving disk ω : Kecepatan putar Rumus uji keausan yaitu sebagai berikut : ………………………………...…………………..…1 Dimana: B = lebar piringan pengaus mm b = lebar keausan pada benda uji mm r = jari-jari piringan pengaus mm W = harga keausan spesifik mm 3 mm x = jarak luncur m

D. Alur proses Penelitian

Dibawah ini menunjukkan gambar diagram alur penelitian yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut : Gambar 32. Diagram alir penelitian Pengumpulan data Selesai Pengolahan data Pengujian keausan dan pengujian makro Pencampuran bahan pembuatan spesimen seperti : phenolic, fly ash, NBR, carbon black, grafit, serbuk besi, BaSo4 MULAI Study literatur Alat ukur, bahan, dan alat uji Pembuatan komposit

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian pengaruh penambahan NBR Nitrile butadine rubber terhadap ketahanan aus komposit abu terbang phenolic pada kampas rem adalah sebagai berikut : 1. Ketahanan aus pada permukaan atas spesimen dengan variasi komposisi NBR Nitrile butadine rubber 15 yang memiliki nilai keausan tertinggi dengan rata- rata 1.97×10 -6 mm 3 mm, dan komposit dengan NBR Nitrile butadine rubber 10 mempunyai nilai keausan terendah dengan rata-rata 6.74×10 -6 mm 3 mm. 2. Hasil pengujian keausan permukaan bawah menunjukkan komposit dengan laju keausan tertinggi yaitu pada komposisi NBR Nitrile butadine rubber 15 mempunyai nilai spesifik abrasinya adalah 2.00×10 -6 mm 3 mm, dan nilai terendah komposit dengan komposisi NBR Nitrile butadine rubber 5 mempunyai nilai spesifik abrasinya adalah 3.65×10 -6 mm 3 mm. 3. Pada pengamatan foto SEM dapat dilihat, komposisi NBR Nitrile butadine rubber 10 dengan nilai keausan tertinggi, distribusi partikel kurang merata, dan ada retakan lebar, sedangkan komposisi NBR Nitrile butadine rubber dengan nilai keausan terendah, distribusi partikel yang merata keseluruh bagian komposit dan retakan sedikit. Hal ini terjadi karena NBR Nitrile butadine rubber bersifat lebih ulet dibanding dengan matriks, semakin banyak persentase NBR Nitrile butadine rubber didalam matriks maka keuletan material meningkat.

B. SARAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan saran yang diberikan adalah sebagai berikut: 1. Agar dapat mengetahui sifat mekanik lainya perlu dilakukan pengujian lain seperti pengujian tekan. 2. Proses fabrikasi komposit lebih maksimal, perlu digunakan alat dongkrak hidrolik yang sudah ada pressure gauge agar tekanan yang diberikan sesuai dengan standar pembuatan komposit. DAFTAR PUSTAKA Amrudin.1995.Pengujian Keausan Secara Teoritik Dan Analisis.Teknik Mesin Universitas Indonesia. Ardianto, 2011. Studi Karakteristik Komposit Karbon BatubaraArang Tempurung Kelapa Berukuran Mesh 250 Dengan Matriks Coal Tar Pitch, Fakultas Teknik, Teknik Metalurgi Dan Material, Depok. Ari Tristianto, Wibowo, 2010. Pengembangan Dan Pembuatan Kampas rem Kendaraan Bermotor Berbahan dasar Komposit Serbuk Limbah Besi Cor, SeratAsbes Dan Serbuk Limbah Plastik, Universitas Indonesia. Jakarta. ASTM G99-95a Standard Test Method for Wear Testing with a Pin-on-Disk Apparatus1 Callister, W. D., 2007. Material Science End Engineering An Introduction, 7ed, Departemen of metallurgical engineering the university of utah, John willey and sons, Inc. Gibson, 1994. Principle Of Composite Material Mechanics, New york; Mc Graw Hill, Inc. Handoyo, Kus. 2008. Material Komposit, Jurusan Teknik Material Dan Metalurgi ITS. Surabaya. Kiswiranti, Desi. 2008. Pemanfaatan Serbuk Tempurung Kelapa Sebagai Alternatif Serat Penguat Bahan Friksi Nonasbes Pada Pembuatan Kampas