Metode Penelitian Variabel Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Arikunto 2010:3 penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen komparatif atau eksperimen semu, karena didalam kedua perlakuan ini tidak ada kontrol. Pendapat Aswarni yang dikutip Arikunto 2010:236 menyebutkan bahwa metode komparatif akan menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan- perbedaan tentang benda, orang, prosedur kerja, ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja.

B. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto 2010:159 variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. a. Variabel Bebas X Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas, yaitu: model pembelajaran berpasangan X1, model pembelajaran perorangan X2 b. Variabel Terikat Y Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel akibat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil pukulan lob dalam pembelajaran bulutangkis Y. Hubungan antara kedua variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2: Hubungan sebab akibat antara model pembelajaran berpasangan dan perorangan. Keterangan : X1 : Model pembelajaran berpasangan. X2 : Model pembelajaran perorangan. Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan pretest-posttest desain eksperimen seperti dalam tabel sebagai berikut : P S Pretest Gambar 3: Rancangan Penelitian Y X1 X2 OP K1 K2 Post test Treatment A Treatment B Post test Keterangan: P : Populasi S : Sampel Pretest : Tes awal pukulan lob OP : Ordinal Pairing K1 : Model pembelajaran berpasangan K2 : Model pembelajaran perorangan Treatment A : Pukulan lob dengan model pembelajaran berapsangan Treatment B : Pukulan lob dengan model pembelajaran perorangan Posttest : Tes akhir pukulan lob Pembagian kelompok eksperimen berpasangan dan kelompok eksperimen perorangan didasarkan pada hasil rangking pada tes awal. Adapun pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing sebagai berikut : Keterangan: A = Kelompok eksperimen B = Kelompok kontrol 1,2,3 dst = Rangking hasil tes awal OP = Ordinal pairing Gambar 4. Skema Pembagian Kelompok dengan Cara Ordinal Pairing.

C. Definisi Operasional Variabel

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL RETURN BERPASANGAN TERHADAP HASIL PUKULAN DROPSHOOT DAN PUKULAN LOB PADA ATLET PB. SRIKANDI BANDAR LAMPUNG

0 8 89

PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG

1 9 72

Perbedaan Latihan Pukulan Lob Berpola dan Latihan Pukulan Lob Bebas Tidak Berpola terhadap Hasil Pukulan Lob dalam Permainan Bulutangkis pada Atlet PB. Pendowo Semarang Tahun 2008

0 4 83

PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG

0 8 70

Pengaruh Latihan Pukulan Overhead Lob dengan Pola Mengumpan dan Pola Bergantian Terhadap Hasil Pukulan Overhead Lob Pada Pemain Bulutangkis Putra Usia 11 13 Tahun PB. Pendowo Semarang Tahun 2011

0 70 97

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PUKULAN LOB (CLEAR) DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS.

1 6 14

PENGARUH PEMBELAJARAN, HABITUASI, DAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PENGEMBANGAN CIVIC DISPOSITION SISWA DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDAR LAMPUNG.

0 3 16

KEMAMPUAN DASAR PUKULAN SERVIS PANJANG DAN LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA PUTRA SMP NEGERI 3 GOMBONG KEBUMEN YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS.

0 2 65

PENGARUH LATIHAN PUKULAN LOB METODE DRILL 30 PUKULAN LANGSUNG DAN 2 KALI 15 PUKULAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP NEGERI 2 NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN.

0 0 92

KETEPATAN PUKULAN SMASH BULUTANGKIS PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS PUTRA DI SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA.

0 0 65