Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.)

PENGARUH DOSIS TEPUNG DARAH TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PRODUKSI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.)

SKRIPSI

OLEH :

NICOLAS MARPAUNG
040301028
BDP / AGRONOMI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

PENGARUH DOSIS TEPUNG DARAH TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PRODUKSI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.)


SKRIPSI

OLEH :

NICOLAS MARPAUNG
040301028
BDP / AGRONOMI

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
di Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh :
Ketua Pembimbing

Disetujui Oleh :
Anggota Pembimbing

( Ir. O.K Nazaruddin Hisyam, MS )

NIP :130 517 453

( Ir. Meiriani, MP )
NIP : 131 996 180

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

ABSTRACT

This research was proposed to test the efectivity of blood meal on growth and production
of sweet corn (Zea Mays Saccharata Sturt.), and it was carried out at the experimental
station of Agriculture Faculty, University of North Sumatera started from January until
April 2009. The research was arranged in non factorial randomized blocked design with
three replications. The factor were : 0 g/plant (without blood meal), 15,75 g blood

meal/plant, 23,63 g blood meal/plant,
31,5 g blood meal/plant, and 45 g blood
meal/plant. The observation means are plant height (cm), amount of leaf (piece), amount
of cob (cob), height of cob (cm), large of cob (mm), weight of cob with kelobot (g) and
weight of cob without kelobot (g). The result showed that application of blood meal
significantly increase 6 weeks after planting plant height but not significantly increase
the others growth and production’s parameters.

Key word : sweet corn, blood meal

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas tepung darah terhadap pertumbuhan
dan produksi jagung manis (Zea Mays Saccharata Sturt.), yang dilaksanakan di lahan
percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan, pada bulan Januari
sampai April 2009. Dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non
Faktorial dengan tiga ulangan. Terdiri dari 5 taraf yaitu D0 = 0 g/tanaman (tanpa tepung

darah), D1 = 15,75 g/tanaman,
D2 = 23,63 g/tanaman, D3 = 31,5
g/tanaman, dan D4 = 45 g/tanaman. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm),
jumlah daun (helai), jumlah tongkol per Tanaman (tongkol), panjang tongkol per
Tanaman (cm), Diameter tongkol per Tanaman (mm), Berat tongkol dengan kelobot per
Tanaman (g) dan Berat Buah tanpa kelobot per Tanaman (g). Dari hasil penelitian
diperoleh bahwa dosis tepung darah memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman 6 MST dan berpengaruh tidak nyata terhadap parameter pertumbuhan dan
produksi yang lainnya.

Kata kunci : jagung manis, tepung darah

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

RIWAYAT HIDUP

Nicolas Marpaung, lahir di Medan pada tanggal 19 Januari 1986, anak kedua dari
empat bersaudara, putra satu - satunya dari pasangan Ayahanda Saut Mauli Marpaung
(Alm.) dan Ibunda Heddy Siahaan.

Selama mengenyam pendidikan,penulis bertempat tinggal di Desa Tanjung
Keliling. Adapun riwayat pendidikan penulis adalah sebagai berikut :
- SD

: SD N 050629, Tanjung Langkat, Salapian

Lulus Tahun 1998

- SMP : SMP N 1, Tanjung Langkat, Salapian

Lulus Tahun 2001

- SMU : SMU N 1, Kuala, Salapian

Lulus Tahun 2004

Pada tahun 2004 penulis lulus dari tingkat SMU dan pada tahun yang sama juga lulus
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan terdaftar sebagai mahasiswa Program
Studi


Agronomi

Departemen

Budidaya

Pertanian

Fakultas

Pertanian

Universitas Sumatera Utara.
Selama perkuliahan penulis mengikuti kegiatan organisasi Himpunan Mahasiswa
Jurusan Budidaya Pertanian (HIMADITA) sebagai salah satu anggota. Penulis juga
menjadi asisten di Laboratorium Dasar Agronomi periode 2008–2009 dan di
Laboratorium Budidaya Tanaman Hortikultura II (Buah-buahan) periode 2009. Pada
tahun 2008, Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN III Kebun
Rambutan, Tebing Tinggi.


Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Judul skripsi ini adalah “Uji Efektifitas Tepung Darah terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.)”, yang merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Ir. O.K Nazaruddin Hisyam, MS sebagai Ketua Pembimbing dan Ibu Ir. Meiriani,
MP sebagai Anggota Pembimbing, yang telah memberi banyak saran, bimbingan serta
motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada ibunda tercinta,
atas pengorbanan dan doa-doanya selama ini. Terimakasih pada Kak Lena, Ruth, dan
Rachel untuk semua semangat yang telah diberikan kepada penulis. Seluruh sahabat dari
stambuk 2004, abang dan kakak 2001, 2003 yang tidak bisa disebutkan namanya satu per
satu penulis juga mengucapkan terimakasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaannya. Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
Medan, April 2009
Penulis

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

DAFTAR ISI

Hal.
ABSTRACT ............................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................ ........ ii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................. 1
Tujuan Penelitian........................................................................... 3
Hipotesis Penelitian ....................................................................... 3
Kegunaan Penelitian ...................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman ............................................................................ 4
Syarat Tumbuh .............................................................................. 6
Iklim..................................................................................... 6
Tanah ................................................................................... 7
Tepung Darah ................................................................................ 8
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu ........................................................................ 11
Bahan dan Alat .............................................................................. 11
Metode Penelitian .......................................................................... 11
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan ............................................................................ 13
Pengaplikasian Tepung Darah........................................................ 13
Penanaman .................................................................................... 13

Pemeliharaan Tanaman .................................................................. 13
Penjarangan .......................................................................... 13
Pemupukan ........................................................................... 14
Penyiraman .......................................................................... 14
Penyiangan ........................................................................... 14
Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

Pengendalian hama dan penyakit .......................................... 14
Panen ............................................................................................. 14
Pengamatan Parameter................................................................... 15
Tinggi tanaman (cm) ............................................................ 15
Jumlah daun (helai) .............................................................. 15
Jumlah tongkol per tanaman (tongkol) .................................. 15
Panjang tongkol per tanaman (cm) ........................................ 15
Diameter tongkol per tanaman (mm) .................................... 15
Berat tongkol dengan kelobot per tanaman (g) ...................... 15
Berat tongkol tanpa kelobot per tanaman (g) ......................... 15
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil .............................................................................................. 16

Tinggi tanaman..................................................................... 16
Jumlah daun ......................................................................... 17
Jumlah tongkol per tanaman ................................................. 18
Panjang tongkol per tanaman ................................................ 18
Diameter tongkol per tanaman .............................................. 19
Berat tongkol dengan kelobot per tanaman ........................... 20
Berat tongkol tanpa kelobot per tanaman .............................. 20
Pembahasan ................................................................................... 22
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................................... 24
Saran.............................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

DAFTAR TABEL

Hal.
1. Kandungan zat gizi jagung manis ............................................................. 6
2. Tinggi tanaman jagung manis pada berbagai
dosis tepung darah umur 2, 4 dan 6 MST ................................................. 16
3. Jumlah daun jagung manis pada berbagai
dosis tepung darah umur 2, 4 dan 6 MST ................................................. 17
4. Jumlah tongkol per tanaman jagung manis pada
berbagai dosis tepung darah ..................................................................... 18
5. Panjang tongkol per tanaman jagung manis pada
berbagai dosis tepung darah ...................................................................... 19
6. Diameter tongkol per tanaman jagung manis pada
berbagai dosis tepung darah ...................................................................... 19
7. Berat tongkol dengan kelobot per tanaman jagung manis pada
berbagai dosis tepung darah ...................................................................... 20
8. Berat tongkol tanpa kelobot per tanaman jagung manis pada
berbagai dosis tepung darah ...................................................................... 20

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

DAFTAR GAMBAR

Hal.
1. Histogram tinggi tanaman 6 MST .......................................................... 20

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

DAFTAR LAMPIRAN

Hal
1. Deskripsi tanaman jagung manis Varietas Sweet Boy ............................. 27
2. Bagan lahan penelitian ........................................................................... 28
3. Kegiatan penelitian ................................................................................. 29
4. Analisis tanah penelitian ........................................................................ 30
5. Tinggi tanaman jagung manis 2 MST ..................................................... 32
6. Sidik ragam tinggi tanaman jagung manis 2 MST ................................... 32
7. Tinggi tanaman jagung manis 4 MST ..................................................... 33
8. Sidik ragam tinggi tanaman jagung manis 4 MST ................................... 33
9. Tinggi tanaman jagung manis 6 MST...................................................... 34
10. Sidik ragam tinggi tanaman jagung manis 6 MST ................................... 34
11. Jumlah daun jagung manis 2 MST .......................................................... 35
12. Sidik ragam jumlah daun jagung manis 2 MST ...................................... 35
13. Jumlah daun jagung manis 4 MST .......................................................... 36
14. Sidik ragam jumlah daun jagung manis 4 MST ....................................... 36
15. Jumlah daun jagung manis 6 MST .......................................................... 37
16. Sidik ragam jumlah daun jagung manis 6 MST ....................................... 37
17. Jumlah tongkol per tanaman jagung manis .............................................. 38
18. Sidik ragam jumlah tongkol per tanaman jagung manis........................... 38
19. Panjang tongkol per tanaman jagung manis............................................. 39
20. Sidik ragam panjang tongkol per tanaman jagung manis ......................... 39
21. Diameter tongkol per tanaman jagung manis ........................................... 40
Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

22. Sidik ragam diameter tongkol per tanaman jagung manis ....................... 40
23. Berat tongkol dengan kelobot per tanaman jagung manis ........................ 41
24. Sidik ragam berat tongkol dengan kelobot per tanaman jagung manis ..... 41
25. Berat tongkol tanpa kelobot per tanaman jagung manis ........................... 42
26. Sidik ragam berat tongkol tanpa kelobot per tanaman jagung manis ........ 42
27. Dokumentasi hasil penelitian ................................................................. 43

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tepung darah merupakan limbah atau buangan dari rumah potong hewan (RPH).
Di Indonesia, tepung darah belum banyak diproduksi sedangkan di negara-negara maju,
sisa-sisa rumah potong ini sudah diolah sedemikian rupa sehingga menjadi pupuk yang
bernilai cukup tinggi. Tepung darah merupakan sumber hara Nitrogen dan Fosfor
(Hasibuan, 2006).
Tepung darah merupakan sumber nitrogen (N) dan sedikit fosfor (P). Jika
dicampurkan dengan kompos bisa meningkatkan unsur hara N dalam kompos. Tepung
darah dibuat dari darah hewan yang banyak mengandung protein (3,5 – 7% dari berat
tubuh hewan adalah darah). Darah yang dijadikan tepung biasanya berasal dari darah sapi
yang diperoleh dari Rumah Potong Hewan (RPH). Produk tepung darah murni hasil
proses dari darah sapi segar mengandung protein tinggi dan unsur nitrogen yang alami.
Baik untuk suplemen tambahan makanan ternak dan juga sangat bagus sebagai pupuk
organik (Wiyono, 2007).
Tanaman membutuhkan unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhannya.
Unsur hara tersebut sebagian telah tersedia di tanah, namun sebagian harus ditambahkan
dengan cara pemupukan (Lingga dan Marsono,2002).
Permasalahan yang dihadapi sekarang adalah, kandungan bahan organik dalam
tanah semakin lama semakin berkurang, bahan organik sering disebut sebagai bahan
penyangga tanah. Tanah dengan kandungan bahan organik rendah akan berkurang
Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

kemampuannya mengikat pupuk kimia sehingga efisiensinya menurun akibat sebagian
besar pupuk hilang melalui pencucian, fiksasi atau penguapan (Musnamar, 2003).
Jagung manis merupakan salah satu komoditas pertanian yang disukai oleh
masyarakat karena rasanya yang enak, mengandung karbohidrat, protein dan vitamin
yang tinggi serta kandungan lemak yang rendah. Jagung manis mengandung kadar gula
yang relatif tinggi, biasanya dipanen muda untuk direbus atau dibakar. Bagi para petani
komoditas ini merupakan harapan, karena nilai jualnya yang cukup tinggi daripada
jagung biasa (Iskandar, 2008)
Umur produksi jagung manis lebih singkat, sehingga sangat menguntungkan
untuk diusahakan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan penurunan produksi
jagung manis, yaitu belum diterapkan teknologi budidaya tanaman yang dianjurkan,
kondisi iklim yang terkadang kurang menguntungkan serta kesuburan tanah yang rendah.
Upaya untuk meningkatkan produksi jagung manis dapat ditempuh dengan pemberian
pupuk (Rahmi dan Jumiati, 2007).
Pada saat sekarang ini pupuk semakin sulit diperoleh dan harganya juga semakin
tinggi. Pemanfaatan tepung darah sebagai sumber N merupakan salah satu alternatif
untuk mengatasi kelangkaan ini, dan disamping itu juga dapat dapat memanfaatkan
limbah yang terbuang di RPH.
Hasil analisis di Laboratorium Balai Penelitian Teknologi Pangan (Lampiran 3)
diperoleh bahwa kandungan N pada tepung darah sapi adalah 12,18 %. Berdasarkan
uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian mengenai “Uji Efektifitas Tepung
Darah terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt.)”.

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk Menguji Efektifitas Tepung Darah terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt.).
Hipotesa Penelitian

Pemberian tepung darah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi jagung
manis.
Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang memerlukan.

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman setelah perkecambahan.
Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan tumbuh
menyamping. Akar yang tumbuh relatif dangkal ini merupakan akar adventif dengan
percabangan yang amat lebat. Akar penyokong memberikan tambahan topangan untuk
tumbuh tegak dan membantu penyerapan hara. Akar ini tumbuh di atas permukaan tanah,
tumbuh rapat pada buku-buku dasar dan tidak bercabang sebelum masuk ke tanah
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Batang jagung manis berbantuk padat (solid). Batang mempunyai jumlah ruas
antara 8-21 ruas tetapi pada umumnya 14 ruas. Tinggi batang bergantun pada
varietasnya, yang normal antara 2-3 meter. Penampang batang 2-3 cm, dimana kelopak
daun membungkus batang (Tobing, dkk, 1995).
Daun memiliki lebar agak seragam dan tulang daunnya terlihat jelas dengan
banyak tulang daun kecil sejajar dengan panjang daun. Pelepah daun terbentuk pada buku
dan membungkus rapat-rapat panjang batang utama. Lembar daun berselang-seling dan
bentuknya seperti rumput (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Banyaknya helaian daun, panjang dan lebarnya tergantung dari varietas dan
kesuburan tanah. Pada umumnya, jagung manis memiliki helaian daun sebanyak + 12
helai. Panjang daun 30-45 cm dan lebarnya 5-15 cm. Daun pada tanaman jagung manis
mempunyai peranan penting terutama dalam penentuan produksi (Warisno, 1998)
Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

Jagung manis memiliki bunga jantan dan betina yang terpisah dalam satu tanaman
(monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku poaceae yang
disebut floret. Pada jagung manis, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae. Bunga jantan
tumbuh dibagian pucuk tanaman berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari
berwarna kuning beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh
dari buku diantara batang dan pelepah daun. Bunga jantan cenderung siap untuk
penyerbukan

2-5

hari

lebih

awal

dari

bunga

betinanya

(protandri)

(www.wikipedia.org/wiki/jagung/html, 2007).
Biji jagung letaknya teratur, berbaris pada tongkol sesuai dengan letak bunga. Biji
dibungkus oleh perikarp yang terdiri dari embrio dan endosperm. Embrio terdiri dari
plumula, radikula, dan skutellum. Bentuk biji ada yang bulat, berbentuk gigi sesuai
dengan varietasnya. Warna biji bervariasi antara lain kuning, putih, merah/orange dan
merah hampir hitam (Tobing, dkk, 1995).
Kandungan gizi jagung manis menurut Iskandar (2008) dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kandungan gizi jagung manis
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Zat Gizi (Tiap 100 g bahan)
Energi (cal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Vitamin A (SI)
Vitamin B (mg)
Vitamin C (mg)
Air (g)

Jagung manis
96.0
3.5
1.0
22.8
3.0
11.1
0.7
400
0.15
12.0
72.7

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

Syarat Tumbuh

Iklim
Walaupun asal tanaman jagung manis berada di daerah tropis tetapi karena
banyak sekali tipe-tipe dan variasi sifat-sifat yang dimilikinya sehingga jagung manis
dapat menyebar luas dan dapat tumbuh baik pada berbagai iklim (Tobing, dkk, 1995).
Untuk pertumbuhannya tanaman jagung Manis dapat hidup baik pada suhu antara
26,5 - 29,50C. Bila suhu diatas 29,50C maka air tanah cepat menguap sehingga mengganggu
penyerapan unsur hara oleh akar tanaman. Sedangkan suhu dibawah

16, 50C

akan

mengurangi kegiatan respirasi (Irfan, 1999).

Tanaman akan tumbuh normal pada curah hujan yang berkisar 250-500 mm
pertahun. Curah hujan kurang atau lebih dari angka yang di atas akan menurunkan
produksi. Air banyak dibutuhkan pada waktu perkecambahan dan setelah berbunga.
Tanaman membutuhkan air lebih sedikit pada pertumbuhan vegetatif dibanding dengan
pertumbuhan generatif. Setelah tongkol mulai kuning, air tidak diperlukan lagi. Idealnya
tanaman jagung manis membutuhkan curah hujan 100-125 mm perbulan dengan
distribusi merata (Tobing, dkk, 1995).
Kekurangan air dalam waktu singkat pada umumnya dapat di toleransi dan hanya
berpengaruh kecil terhadap perkembangan biji. Namun, kekurangan air yang
berkepanjangan setelah penyerbukan dapat secara nyata menurunkan bobot kering biji.
Pada kondisi tersebut, pertumbuhan biji sebagian disokong oleh mobilisasi asimilat yang
tersimpan di batang (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

Tanaman jagung manis menghendaki penyinaran sinar matahari yang penuh. Di
tempat-tempat yang teduh, pertumbuhan jagung manis akan merana dan tidak mampu
membentuk tongkol (Najiyati dan Danarti, 1995).
Tanah
Jagung manis dapat tumbuh pada beragam jenis tanah, sehingga hal utama yang
menyebabkan produksi tidak baik pada pertanaman di daerah tropis adalah produktivitas
tanah yang rendah. Untuk meingkatkan produksi dapat dilakukan dengan pembukaan
areal baru (Leagreid, et all, 1999).
Pada tanah berpasir, tanaman jagung manis hibrida bisa tumbuh dengan baik
dengan syarat kandungan unsur hara tersedia dan mencukupi. Pada tanah berat atau
sangat berat, misalnya tanah grumosol, jagung manis hibrida masih dapat tumbuh dengan
baik dengan syarat tata air (drainase) dan tata udara (aerasi) diperhatikan. Adapun tanah
yang paling baik untuk ditanami jagung manis hibrida adalah tanah lempung berdebu,
lempung berpasir atau lempung (Warisno, 1998).
Tanaman jagung manis tidak membutuhkan persyaratan yang khusus karena
tanaman ini dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah bila tanah tersebut subur,
gembur, kaya akan bahan organik dan drainase maupun aerase baik. Jagung manis dapat
tumbuh pada semua jenis tanah , dengan syarat drainase baik serta persediaan humus dan
pupuk tercukupi. Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan 5,5 – 7,0
(Tobing, dkk, 1995).
Tepung Darah

Tepung darah sapi memiliki kandungan protein tinggi dan kandungan nitrogen
alami. Tepung darah sapi murni merupakan pupuk organik Nitrogen yang sangat baik
Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

untuk pertumbuhan tanaman seperti mawar, bunga Caladium, jenis pohon-pohonan, dan
lain – lain (Nuranto, 2008).
Pupuk organis yang hingga kini belum banyak dipergunakan adalah tepung darah
ysng memiliki kandungan hara sebesar 12-14 % N dan 2-3 % P2O5 (Hasibuan, 2006).
Pada aplikasinya, tepung darah harus sudah berbentuk bubuk yang kering,
sehingga dapat disebar secara merata dan mudah terdekomposisi oleh mikroba.
Aplikasinya dapat dilakukan beberapa hari sebelum tanam atau pada saat tanam.
(http://www.deptan.go.id/berita/update27juli06/aInfoTek%20JP%20No%2, 2006)
Pupuk organik merupakan hasil akhir dan atau hasil antara dari perubahan atau
penguraian bagian dan sisa–sisa tanaman dan hewan. Misalnya bungkil, guano, tepung
tulang, tepung darah, dan sebagainya. Karena pupuk organik berasal dari bahan organik
yang mengandung segala macam unsur maka pupuk ini pun mengandung hampir semua
unsur (baik makro maupun mikro). Pupuk organik diantaranya ditandai dengan ciri-ciri :
 Nitrogen dalam bentuk persenyawaan organik dan mudah diserap tanaman
 Tidak meninggalkan sisa asam anorganik di dalam tanah
 Mempunyai kadar persenyawaan C organik yang tinggi, misalnya hidrat arang
(Murbandono, 2000).
Pemberian pupuk organik selalu diikuti peningkatan hasil tanaman. Peningkatan
tersebut tergantung pada beberapa faktor, seperti tingkat kematangan pupuk organik itu
sendiri, sifat -sifat tanah, cara aplikasi, dan sebagainya. Pengaruh dari pupuk organik
terhadap hasil tanaman dapat disebabkan oleh pengaruh yang menguntungkan terhadap
sifat-sifat

fisik

dan

kimia

tanah

(http://www.deptan.go.id/berita/update27juli06/aInfoTek%20JP%20No%2, 2006)

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

Pupuk organik secara fisik ada dua macam yaitu pupuk organik padat dan pupuk
organik cair. Pupuk organik padat lebih umum digunakan karena berkaitan dengan
ketersediaan dan cara penggunaannya. Pupuk organik padat termasuk pupuk yang
kandungan unsur haranya dilepaskan secara perlahan - lahan. Pelepasan unsur hara
pupuk organik berbeda dengan pupuk kimia, pelepasan unsur hara organik akan semakin
baik apabila dibantu dengan aktivitas mikroorganisme (Isnaini, 2006).
Beberapa keuntungan menggunakan pupuk organik yaitu; mengembalikan
ekosistem alami (bioremediator), meningkatkan ketersediaan hara, merangsang
pertumbuhan akar dan tanaman, agen pengendali biologis, meningkatkan efisiensi usaha
tani, praktis dan presisi serta ramah lingkungan (Dinamika Media, 2007).
Bahan organik tanah meliputi semua jenis lapisan tanaman dan sisa hewan. Bahan
organik ini akan berganti menjadi humus apabila telah dipisahkan menjadi komponen
yang aktif di dalam tanah. Di dalam tanah bahan organik secara garis besarnya berfungsi
untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Murdowo, 2004).
Kompos

merupakan

semua

bahan

organik

yang

telah

mengalami

degradasi/penguraian/pengomposan sehingga berubah bentuk dan tidak dikenali bentuk
aslinya, berwarna kehitam-hitaman dan tidak berbau. Bahan organik ini berasal dari
tanaman maupun hewan, termasuk kotoran hewan (Indriani, 2004).

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di lahan terbuka Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan dengan ketinggian + 25 m dpl mulai bulan Januari sampai dengan April
2009.
Bahan dan Alat

Bahan–bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jagung varietas
Sweet Boy, Tepung Darah, pupuk N (Urea), pupuk P (SP-36) dan pupuk K (KCl),
polybag, topsoil, insektisida (Decis 2,5 EC).
Alat–alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor,
timbangan, meteran, rol, kantong plastik, jangka sorong, penanda sampel, papan nama,
kalkulator, dan alat tulis.
Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non
Faktorial dengan perlakuan dosis tepung darah sebagai berikut :
D0 = 0 g/tanaman

(urea dosis anjuran)

D1 = 15,75 g/tanaman

(tepung darah 100% menggantikan urea)

D2 = 23,63 g/tanaman

(tepung darah 150%)

D3 = 31,5 g/tanaman

(tepung darah 200%)

D4 = 45 g/tanaman

(tepung darah 250%)

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

Jumlah ulangan

: 4 ulangan

Jumlah Plot

: 20 plot

Jumlah Tanaman per Plot

: 8 tanaman

Jumlah Tanaman Sampel per Plot

: 3 tanaman

Jumlah Tanaman Seluruhnya

: 160 tanaman

Jumlah Tanaman Smpel Seluruhnya

: 60 tanaman

Jarak antar plot

: 50 cm

Jarak antar blok

: 70 cm

Jarak tanam

: 70 cm x 20 cm

Model Analisis Penelitian :
Yij = µ + i+

j+

ij

Dimana :
Yij =Hasil pengamatan pada blok ke-i terhadap perlakuan dosis tepung darah ke-j.
µ = Nilai tengah rata-rata.
i

= Efek blok ke-i.

j

= Efek dosis tepung darah ke-j.

ij =

Efek galat percobaan pada blok ke-i terhadap perlakuan dosis tepung darah ke-j.
Jika dari hasil sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan

dengan uji beda rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada taraf 5 %
(Steel dan Torrie, 1993).

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lahan
Areal pertanaman yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma yang tumbuh
pada areal tersebut. Kemudian dibuat plot-plot percobaan yang berukuran 120x120 cm dan
parit pembatas blok (Lampiran 2). Setelah plot selesai dibuat, polybag yang telah diisi

dengan tanah topsoil disusun diatasnya.
Pengaplikasian Tepung Darah
Pengaplikasian tepung darah dilakukan 1 minggu sebelum tanam, dosisnya
disesuaikan dengan perlakukan pada masing-masing plot. Tepung darah diaplikasikan
dengan cara ditimbun dalam tanah yang dilakukan pada pagi hari. Pada plot dengan
perlakuan D1 diberikan 15,75 g/tanaman, pada perlakuan D2 diberikan 23,63 g/tanaman,
pada perlakuan D3 diberikan 31,5 g/tanaman dan pada perlakuan D4 diberikan 45
g/tanaman.
Penanaman
Pada setiap polybag yang telah disiapkan, dilakukan pembuatan lubang tanam
dengan cara menugal sedalam + 5 cm. Setiap lubang ditanam 2 biji jagung lalu ditutup
dengan tanah.

Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan
Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 1 Minggu Setelah Tanam
(MST), dengan cara memotong salah satu tanaman yang pertumbuhannya kurang baik
dengan pisau dan setiap polybag ditinggalkan satu tanaman.
Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

Pemupukan

Pupuk P dan K diberikan pada seluruh tanaman sebagai pupuk dasar yaitu 100 Kg
SP-36/ha dan 50 Kg KCl/ha. Pemupukan dilakukan dengan cara penugalan. Pupuk N
diaplikasikan keseluruh tanaman kontrol dengan dosis 300 Kg Urea/ha sebagai pupuk dasar.

Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor, dilakukan dua kali sehari,
setiap pagi dan sore hari. Bila hujan, maka penyiraman tidak dilakukan.
Penyiangan
Penyiangan areal penanaman dilakukan dengan cara manual yaitu dengan
mencabut gulma disekitar polibag dan dengan menggunakan cangkul untuk
membersihkan setiap plot dan parit.
Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Decis 2,5 EC
dengan dosis 2 cc/l air, sedangkan pengendalian penyakit tidak ada dilakukan.
Pengendalian hama dilakukan 21 dan 23 MST.
Panen
Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 66 hari setelah tanam, dimana
rambut dan kelobot telah berwarna hijau kekuning-kuningan. Panen dilakukan dengan
cara memutar tongkol berikut kelobotnya.

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

Pengamatan Parameter

Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman mulai diukur dari leher akar sampai ujung daun tertinggi dengan
menggunakan meteran. Pengukuran dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST, 4
MST dan 6 MST. Pengukuran dilakukan sampai muncul bunga jantan 75%, yaitu pada
saat tanaman berumur 43 hari setelah tanam.
Jumlah daun (helai)
Daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka dengan sempurna.
Penghitungan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST dengan interval 2 minggu
sekali sampai muncul bunga jantan 75%.
Jumlah tongkol per tanaman (tongkol)
Jumlah tongkol setiap tanaman sampel dihitung pada saat panen.
Panjang tongkol per tanaman (cm)
Panjang tongkol rata-rata per tanaman diukur pada saat panen.
Diameter tongkol per tanaman (mm)
Diameter tongkol rata-rata per tanaman diukur pada saat panen dengan
menggunakan jangka sorong.
Berat tongkol dengan kelobot per tanaman (g)
Berat tongkol dengan kelobot per tanaman ditimbang pada saat panen.
Berat tongkol tanpa kelobot per tanaman (g)
Berat tongkol tanpa kelobot per tanaman ditimbang pada saat panen.

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil analisis data menunjukkan bahwa perlakuan dosis Tepung darah
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 6 MST, tetapi berpengaruh tidak nyata
terhadap tinggi tanaman 2 dan 4 MST dan semua parameter lainnya.
Tinggi tanaman
Data pengamatan tinggi tanaman umur 2, 4 dan 6 MST serta analisis sidik
ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 5 - 10. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa
perlakuan dosis tepung darah yang diberikan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman
6 MST tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 2 dan 4 MST. Data tinggi
tanaman jagung manis pada berbagai dosis tepung darah dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Tinggi tanaman jagung manis pada berbagai dosis tepung
6 MST
Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan
(Dosis Tepung Darah_
2 MST
4 MST
D0 (0
g/tanaman)
34.7
95.8
D1 (15,75 g/tanaman)
36.2
97.9
D2 (23,63 g/tanaman)
34.9
96.4
D3 (31,5 g/tanaman)
D4 (45
g/tanaman)

34.9
36.7

95.0
99.9

darah umur 2, 4 dan

6 MST
162.2b
158.7b
157.2b
164.4b
179.3a

Keterangan: Angka-angka pada kolom dari kelompok perlakuan yang sama yang diikuti oleh notasi yang
tidak sama berbeda nyata pada taraf 5 % menurut uji jarak Duncan.

Tabel 2 menunjukkan tanaman tertinggi pada umur 6 MST diperoleh pada D4
yaitu 179.3 cm yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Terendah diperoleh pada
D2 yaitu 157.2 cm.
Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

Tabel 2 juga menunjukkan tanaman tertinggi pada umur 2 dan 4 MST cenderung
diperoleh pada D4 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
Histogram tinggi tanaman 6 MST dari perlakuan berbagai dosis tepung darah
dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Histogram tinggi tanaman 6 MST
Jumlah daun
Data pengamatan jumlah daun umur 2, 4 dan 6 MST serta analisis sidik ragamnya
dapat dilihat pada Lampiran 11 - 16. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan
dosis tepung darah yang diberikan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun 2, 4 dan
6 MST. Data jumlah daun jagung manis pada berbagai dosis tepung darah dapat dilihat
pada tabel 3.
Tabel 3. Jumlah daun jagung manis pada berbagai dosis tepung darah umur 2, 4 dan 6
MST
Jumlah Daun (helai)
Perlakuan
(Dosis Tepung Darah)
2 MST
4 MST
6 MST
D0 (0
g/tanaman)
3.4
6.8
10.8
D1 (15,75 g/tanaman)
3.4
7.2
10.9
D2 (23,63 g/tanaman)
3.5
6.9
11.0
D3 (31,5 g/tanaman)
3.5
6.6
11.0
D4 (45
g/tanaman)
3.7
7.3
11.4
Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

Tabel 3 menunjukkan pada tanaman umur 2, 4 dan 6 MST daun terbanyak
cenderung diperoleh pada perlakuan D4 (11.4 helai) tetapi berbeda tidak nyata dengan
perlakuan lainnya.
Jumlah tongkol per tanaman
Data pengamatan jumlah tongkol per tanaman serta analisis sidik ragamnya dapat
dilihat pada Lampiran 17 - 18. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan dosis
tepung darah yang diberikan berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah tongkol
per tanaman. Data jumlah tongkol per tanaman jagung manis pada berbagai dosis tepung
darah dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Jumlah tongkol per tanaman jagung manis pada berbagai dosis tepung darah
Perlakuan
Jumlah Tongkol per Tanaman (tongkol)
(Dosis Tepung Darah)
D0 (0
g/tanaman)
1.92
D1 (15,75 g/tanaman)

2.08

D2 (23,63 g/tanaman)

2.08

D3 (31,5 g/tanaman)

2.08
2.09

D4 (45

g/tanaman)

Tabel 4 menunjukkan tongkol terbanyak cenderung diperolah pada perlakuan D4
(2.09 tongkol) tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Panjang tongkol per tanaman
Data pengamatan panjang tongkol per tanaman serta analisis sidik ragamnya
dapat dilihat pada Lampiran 19 - 20. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan
dosis tepung darah yang diberikan berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tongkol per

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

tanaman. Data panjang tongkol per tanaman jagung manis pada berbagai dosis tepung
darah dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Panjang tongkol per tanaman jagung manis pada berbagai dosis tepung darah
Perlakuan
Panjang Tongkol per Tanaman (cm)
(Dosis Tepung Darah)
D0 (0
g/tanaman)
17.71
D1 (15,75 g/tanaman)
17.91
D2 (23,63 g/tanaman)

17.63

D3 (31,5 g/tanaman)

17.57
18.08

D4 (45

g/tanaman)

Tabel 5 menunjukkan bahwa tongkol terpanjang cenderung diperoleh pada
perlakuan D4 (18.08 cm) tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Diameter tongkol per tanaman
Data pengamatan diameter tongkol per tanaman serta analisis sidik ragamnya
dapat dilihat pada Lampiran 21 - 22. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan
dosis tepung darah yang diberikan berpengaruh tidak nyata terhadap diameter tongkol per
tanaman. Data diameter tongkol per tanaman jagung manis pada berbagai dosis tepung
darah dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Diameter tongkol per tanaman jagung manis pada berbagai dosis tepung darah
Perlakuan
Diameter Tongkol per Tanaman (mm)
(Dosis Tepung Darah)
D0 (0
g/tanaman)
42.49
D1 (15,75 g/tanaman)
42.97
D2 (23,63 g/tanaman)

39.94

D3 (31,5 g/tanaman)

39.96
38.19

D4 (45

g/tanaman)

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

Tabel 6 menunjukkan bahwa diameter tongkol terbesar cenderung diperoleh pada
perlakuan D1 (42.97 mm) tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Berat tongkol dengan kelobot per tanaman
Data pengamatan berat tongkol dengan kelobot per tanaman serta analisis sidik
ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 23 - 24. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa
perlakuan dosis tepung darah yang diberikan berpengaruh tidak nyata terhadap parameter
berat tongkol dengan kelobot per tanaman. Data berat tongkol dengan kelobot per
tanaman jagung manis pada berbagai dosis tepung darah dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Berat tongkol dengan kelobot per tanaman jagung manis pada berbagai dosis
tepung darah
Perlakuan
Berat Tongkol dengan Kelobot per Tanaman (g)
(Dosis Tepung Darah)
D0 (0
g/tanaman)
243.54
D1 (15,75 g/tanaman)
265.00
D2 (23,63 g/tanaman)

261.88

D3 (31,5 g/tanaman)

267.92
266.04

D4 (45

g/tanaman)

Tabel 7 menunjukkan bahwa berat tongkol dengan kelobot per tanaman paling
berat cenderung diperoleh pada perlakuan D3 (267.92 g) tetapi berbeda tidak nyata
dengan perlakuan lainnya.

Berat tongkol tanpa kelobot per tanaman
Data pengamatan berat tongkol tanpa kelobot per tanaman serta analisis sidik
ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 25 - 26. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa
perlakuan dosis tepung darah yang diberikan berpengaruh tidak nyata terhadap parameter

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

berat tongkol tanpa kelobot per tanaman. Data berat tongkol tanpa kelobot per tanaman
jagung manis pada berbagai dosis tepung darah dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Berat tongkol tanpa kelobot per tanaman jagung manis pada berbagai dosis
tepung darah
Perlakuan
Berat Tongkol tanpa Kelobot per Tanaman (g)
(Dosis Tepung Darah)
D0 (0
g/tanaman)
163.13
D1 (15,75 g/tanaman)
168.13
D2 (23,63 g/tanaman)

168.75

D3 (31,5 g/tanaman)

195.00
163.33

D4 (45

g/tanaman)

Tabel 8 menunjukkan berat tongkol tanpa kelobot per tanaman paling berat
cenderung diperoleh pada perlakuan D3 (195.00 g) tetapi berbeda tidak nyata dengan
perlakuan lainnya.

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

Pembahasan

Dari hasil analisis data secara statistik diperoleh bahwa perlakuan Dosis Tepung
Darah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 6 MST tetapi berpengaruh tidak nyata
terhadap tinggi tanaman 2 dan 4 MST, jumlah daun, jumlah tongkol per tanaman,
panjang tongkol per tanaman, diameter tongkol per tanaman, berat tongkol dengan
kelobot per tanaman, berat tongkol tanpa kelobot per tanaman.
Tinggi tanaman 6 MST yang tertinggi diperoleh pada pemberian tepung darah
dengan dosis 45 g/tanaman (179.3 cm) dan terendah pada dosis 23.63 g/tanaman (157.2
cm). Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan nitrogen yang tinggi dalam tepung darah
dimana kandungan N tepung darah sapi adalah 12,18 % (Lampiran 3) sehingga
menyebabkan pertumbuhan vegetatif yang besar. Unsur hara Nitrogen merupakan unsur
yang dominan dibutuhkan pada saat tanaman pada fase vegetatif.
Perlakuan dosis tepung darah berpengaruh tidak nyata pada tinggi tanaman umur
2, 4 MST serta seluruh parameter lainnya yang diamati yaitu jumlah daun, jumlah
tongkol per tanaman, panjang tongkol per tanaman, diameter tongkol per tanaman, berat
tongkol dengan kelobot per tanaman, berat tongkol tanpa kelobot per tanaman. Hal
tersebut disebabkan karena beberapa faktor, antara lain faktor genetik, pengaplikasian
tepung darah sebagai salah satu pupuk organik, seharusnya diaplikasikan pada lubang
tanam agar dapat langsung diperoleh tanaman, serta faktor lingkungan yakni curah hujan
yang tinggi sehingga ada kemungkinan tepung darah tersebut tercuci.
Tongkol terpanjang cenderung diperoleh pada perlakuan D4 (18.08 cm) dan
diameter tongkol terbesar cenderung diperoleh pada perlakuan D1(42.97 mm). Panjang
tongkol dan diameter tongkol per tanaman sangat dipengaruhi oleh sifat genetis tanaman
Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

tersebut dan perlakuan yang diberikan belum dapat memberikan perubahan terhadap
parameter tersebut. Pada deskripsi tanaman jagung manis varietas Sweet Boy (Lampiran
1) dapat dilihat bahwa panjang tongkol + 18 cm dan diameter tongkol sebesar 4-6 cm.
Pengambilan data dilapangan menunjukkan hasil yang tidak berbeda dengan deskripsi
tanaman tersebut.
Perlakuan dosis tepung darah berpengaruh tidak nyata pada parameter jumlah
daun, daun terbanyak cenderung diperoleh pada perlakuan D4 (11.4 helai). Hal ini sesuai
dengan pernyataan Warisno (1998) tentang morfologi daun tanaman jagung manis yaitu
banyaknya helaian daun, panjang dan lebarnya tergantung dari varietas dan kesuburan
tanah. Pada umumnya, jagung manis memiliki helaian daun sebanyak + 12 helai. Daun
pada tanaman jagung manis mempunyai peranan penting terutama dalam penentuan
produksi.
Perlakuan dosis tepung darah berpengaruh tidak nyata pada parameter jumlah
tongkol per tanaman. Tongkol terbanyak cenderung diperoleh pada perlakuan D4 (2.09
tongkol). Pada pengamatan dilapangan, dapat dijumpai tanaman yang memiliki dua
tongkol namun hanya satu tongkol yang terbentuk dengan sempurna yaitu tongkol yang
berada ditengah-tengan batang. Sifat genetis sangat berpengaruh pada kedudukan dan
banyak tongkol pada tanaman jagung manis. Pada deskripsi tanaman jagung manis
varietas Sweet Boy (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa kedudukan tongkol berada di
tengah-tengah batang.

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Perlakuan dosis tepung darah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 6 MST
dengan data tertinggi pada D4 yakni sebesar 179.33 cm dan terendah pada D2 yaitu
157.25 cm.
2. Perlakuan dosis tepung darah berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 2 dan
4 MST, jumlah daun, jumlah tongkol per tanaman, panjang tongkol per tanaman,
diameter tongkol per tanaman, berat tongkol dengan kelobot per tanaman, berat
tongkol tanpa kelobot per tanaman.
3. Jumlah daun, panjang tongkol dan jumlah tongkol per tanaman terbesar cenderung
diperoleh pada pemberian tepung darah 45 g/tanaman, tetapi pada diameter tongkol
cenderung lebih besar pada pemberian tepung darah 15,75 g/tanaman
Saran

Disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan pada kondisi lingkungan yang
sebenarnya dan memperhatikan status hara tanah.

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2007. Jagung. Dikutip dari www.wikipedia.org/wiki/jagung/html, Tanggal
diakses15 September 2007 .
Anonimus,
2006.
Potensi
Pupuk
Organik.
Dikutip
http://www.deptan.go.id/berita/update27juli06/aInfoTek%20JP%20No%2
Tanggal Diakses 17 September 2008. 1 page.

dari

Dinamika Media. 2007. Membuat Pupuk. Jakarta. Hal 8-11.
Hasibuan, B.E., 2006. Pupuk dan Pemupukan. USU-Press. Medan. Hal 120.
Indriani, Y.H., 2004. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya, Jakarta.
Iskandar, D., 2008. Pengaruh Dosis Pupuk N, P dan K terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Jagung Manis di Lahan Kering Dikutip dari
10
http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=8&ch=jsti&id=15. Tanggal Diakses
Oktober 2008. 2 pages.
Irfan, M. 1999. Respon Tanaman Jagung (Zea mays L.) terhadap Pengolahan Tanah dan
Kerapatan Tanam pada Tanah Andisol dan Ultisol. Pasca Sarjana Universitas
Sumatera Utara, Medan. Hal. 7, 13.
Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik. Kreasi Wacana. Yogyakarta. Hal 247-248.
Lengreid, M. Bockman, O.C and O Kaarstad, 1999. Agriculture Fertilizers and The
Environment. CABI Publishing, New York.
Lingga, P. dan Marsono. 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.
Murbandono, L., 2000. Membuat Kompos (Edisi Revisi). Penebar Swadaya. Jakarta.
Hal 7.
Murdowo,
J.
2004.
Fermentasi
Urine
Sapi.
http://www.Suaramerdeka.com/barisan/0408/19/slo28htm.
28 Agustus 2006. 2 pages.

Dikutip
dari
Diakses Tanggal

Najiyati, S. dan Danarti. 1995. Palawija Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Nuranto, A., 2008. Jual Blood Meal (tepung Darah Sapi). Dikutip
http://www.agrobisnis.net/mod.php?mod=diskusi&op=viewdisk&did=60.
Diakses Tanggal 20 Oktober 2008. 2 pages.

dari

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

Rahmi, A. dan Jumiati. 2007. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk
Organik C Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis. Dikutip
dari ejournal.unud.ac.id/abstrak/judul%202(2).pdf Diakses Tanggal 10 Oktober
2008. 2 pages.
Rubatzky, V. E. and Yamaguchi, 1998. World Vegetables. Van Nostrand Reinhold A
division of International Thompson Publishing.
Tobing, M.P.L, Ginting, O. Ginting, S dan R.K Damanik, 1995. Agronomi Tanaman
Makanan I. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Warisno. 1998. Jagung Hibrida. Kanisius, Yogyakarta.
Wiyono.
2007.
Prospek
Cerah
dari
Tepung
http://www.wiyono.net/702/07134/2007/05/28.
21 September 2008. 3 pages.

Darah.
Dikutip
dari
Tanggal
Diakses

Nicolas Marpaung : Pengaruh Dosis Tepung Darah Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.), 2009.

Lampiran 1. Deskripsi tanaman jagung manis varietas Sweet Boy

Nama varietas

:

Sweet Boy

Golongan

:

Hibrida

Rasa

:

Manis, tidak berserat dengan kadar gula 13.4% dan
kemanisannya akan tetap bertahan selama penyimpanan

Panjang tongkol

:

+ 18 cm

Diameter tongkol

:

4-6 cm

Warna biji

:

Kuning

Batang

:

Tegap

Daun

:

Panjang, lebar dan agak tegak

Warna daun

:

Hijau tua

Klobot

:

Menutupi tongkol

Kedudukan tongkol

:

Di tengah-tengah batang

Perakaran

:

Baik

Umur panen

:

70-75 hari setelah tanam tergantung
ketinggian tempat dan kesuburan tanah

Potensi hasil

:

Ketahanan te