Pembibitan awal pre- Pembibitan Utama main-
475
Gambar 166 Kelapa sawit di pembibitan awal atas
dan di pembibitan
utama main nursery Penyiapan Areal dan Pembuatan
Naungan Areal yang digunakan untuk
penelitian, terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan sampah
lainnya. Kemudian dilakukan pembuatan plot percobaan dengan
ukuran 100 cm x 100cm, jarak antar plot 30 cm dan jarak antar ulangan
50 cm.
Naungan terbuat dari bambu sebagai tiang dan pelepah sawit
sebagai atap dengan ketinggian 2 m arah timur dan 1,5 m arah
barat, panjang naungan 14,5 m dan lebarnya 4,5 m yang
memanjang arah utara-selatan
Penyiapan Media Tanam Pasir yang digunakan adalah pasir
yang berasal dari laut, pasir dibersihkan dari bahan organik,
dan tanah. Kemudian media tanam campuran yakni blotong
tebu dicampur sesuai dengan perlakuan masing-masing
kemudian dimasukkan kedalam polibek.
Penanaman Bibit Penanaman bibit dapat dilakukan
dengan menanam kecambah kedalam polybag sedalam 2-3 cm,
dengan radikula bagian bawah dan plumula bagian atas.
Jumlah kecambah perpolybag sebanyak 1 kecambah, kemudian
disiram dengan air.
Land clearingPersiapan lahan Sebelum tanaman kelapa sawit
ditanam, maka hal utama dan sangat menentukan kesuksesan
bisnis budidaya kelapa sawit adalah pada tahap land clearing.
Suatu lahan kebun yang baik adalah jika memiliki saluran
drainase yang berfungsi dengan baik, memiliki jalan yang kuat dan
rata untuk kegiatan melangsir buah ataupun truk pengangkutan,
bersih dari tunggul-tunggul kayu yang mengganggu dalam bekerja,
476
bebas dari pohon-pohonan dan semak belukar, adanya akses
jalan darat ke setiap tanaman, bebas dari batu-batu besar yang
mengganggu posisi penanaman dan pekerjaan.
Pengerjaan land clearing dapat dilakukan secara mekanis dan
manual. Secara mekanis land clearing dikerjakan dengan alat-
alat berat seperti Back Hoe, Buldozer dan Grader. Secara
manual land clearing dikerjakan oleh manusia dengan peralatan
sederhana berupa parang, kampak, gergaji, machine saw,
cangkul, tembilang, babat.
Jika ditinjau secara ekonomis, penggunaan cara mekanis
ataupun manual harus memperhatikan pada beberapa
faktor, yaitu:
1. Jauhnya jarak tempuh untuk mendatangkan alat-
alat berat 2. Luasnya lahan
3. Tingkat kesulitan pekerjaan
4. Tingkat standar upah buruh lokal
5. Ketersediaan buruh 6. Biaya sewaharga beli alat
berat 7. Kebijakan dan peratruran
pemerintah 8. Harga BBM dan oli mesin
traktor 9. Tingkat upah operator
traktor 10. Produktifitas kerja traktor
11. Produktifitas tenaga kerja manusia
Cover CropTanaman Penutup Tanah
Sebelum bibit kelapa sawit ditanam di lahan, satu hal yang
sangat penting adalah tanaman penutup cover srop, cover crop
berfungsi untuk melindungi tanah dari kikisan air hujan, menjaga
tumbuhnya gulma-gulma yang tidak diinginkan, menjaga
ketersediaan unsur Nitrogen dalam tanah, mendinginkan tanah,
sebagai tempat yang baik untuk berbiaknya mikroba-mikroba
pengurai dan penyubur tanah
Aplikasi ZPT Atonik
Zat pengatur tumbuh atonik diberikan setelah tanaman
berumur 3 minggu dan selanjutnya dengan interval 2
minggu sekali hingga umur 3 bulan sesuai konsentrasi
perlakuan. Pemberiannya dengan cara
membasahi seluruh permukaan atas dan bawah daun tanaman.
Waktu penyemprotan dilakukan pada pagi hari
setelah penyiraman.
Pemeliharaan
Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap hari
yaitu pagi dan sore hari tergantung dengan kondisi
kelembaban permukaan media
477
tanam. Penyiraman dilakukan
dengan menggunakan gembor dan air bersih.
Penyulaman Penyulaman dilakukan 2 minggu
setelah tanam dengan mengganti bibit yang abnormal, terserang
hama dan penyakit yang cukup parah, atau bibit mati dengan
tanaman sisipan yang tersedia.
Penyiangan Penyiangan dilakukan bila
ditemukan gulma di areal penelitian. Penyiangan dilakukan
secara manual untuk gulma yang terdapat dalam polybag,
sedangkan gulma yang berada diluar polibek dibersihkan dengan
menggunakan cangkul.
Pemupukan Tanaman kelapa sawit merupakan
tanaman yang sangat tergantung pada pemupukan untuk mencapai
produksi yang tinggi, meskipun dapat ditemui kebun kelapa sawit
yang dapat mencapai produksi rata-rata 3 tonhabulan meskipun
tanpa diberi pupuk sedikitpun. Secara logika, kebun kelapa sawit
yang baik diharapkan dapat berproduksi TBS sebanyak 3-5
tonbulan, dengan rendemen minyak mencapai 21, maka
produksi CPO adalah 6,3-10,5 tonbulan, nilai kalori lemak adalah
yang paling tinggi di antara zat gizi lainnya, yaitu 9,4 kalorimg asam
lemak, maka nilai energi yang dihasilkan dari satu hektar kebun
sawit adalah luar biasa besarnya. Energi tersebut dapat digunakan
sebagai zat gizi, bahan bakar, atau fungsi lainnya.
Maka tidaklah wajar jika hasil produksi yang sedemikian besar
tersebut hanya kita harapkan dari sang tanaman kelapa sawit dan
tanah yang menyangganya tanpa ada sumbangsih dari kita yang
menjadikannya sebagai sapi perah.
Tujuan umum dari pemupukan adalah memberikan zat hara yang
dibutuhkan tanaman dalam membangun
jaringan akar, batang, daun dan buah.
Pada saat kelapa sawit berupa TBM Tanaman Belum
Menghasilkan, tujuan pemupukan adalah untuk menjadi bahan baku
dan penolong dalam pembangunan tubuh tanaman,
sedangkan pada saat kelapa sawit berupa TM Tanaman
Menghasilkan, tujuan pemupukan adalah agar tanaman kelapa sawit
memproduksi buah dengan optimal.
Berdasarkan banyaknya kuantitas yang dibutuhkan tanaman, pupuk
dapat dibagi atas 2 golongan, yaitu: pupuk makro dan pupuk
mikro.
1. Pupuk makro adalah pupuk yang mengandung
unsur makro unsur yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah besar. Unsur-
478
unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
besar antara lain adalah :
•
Nitrogen N, dapat diperoleh dari pupuk Urea
46 N, ZA N
•
Posphor P, dapat diperoleh dari pupuk TSP
46 P, Rock Posphat P
•
Kalium K, dapat diperoleh dari pupuk KCl
64 K
•
Magnesium Mg, dapat deperoleh dari pupuk
Kieserit Mg
Pengendalian Hama dan Penyakit Untuk mengendalikan serangan
hama kelapa sawit digunakan insektisida Hostathion 200 EC,
untuk mengendalikan jamur digunakan fungisida Danvil 50 SC.
Pengaplikasian dilakukan dengan menggunakan handsprayer
dengan waktu pengendalian bergantung pada kondisi
dilapangan.