Manfaat teh Teknik Budidaya Tanaman Jilid 3 Kelas 12 Chairani Hanum 2008

483 Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina PPTK Gambung Jawa Barat Indonesia menunjukkan bahwa kandungan polifenol pada teh Indonesia yang merupakan komponen akti f untuk kesehatan ± 1,34 kali lebih tinggi dibanding teh dari negara lain Katekin merupakan senyawa polifenol utama pada teh sebesar 90 dari total kandungan polifenol. Rata-rata kandungan katekin pada teh Indonesia berkisar antara 7,02 - 11,60 b.k., sedangkan pada negara lain berkisar antara 5,06 - 7,47 b.k. Teh selain mengandung polifenol hingga 25-35, juga mengandung komponen lain yang bermanfaat bagi kesehatan, antara lain : metilxantin, asam amino, peptides, karbonhidrat, vitamin C,E dan K, karotenoid, mineral seperti kalium, magnesium, mangan, fluor, zinc, selenium, copper, iron, calcium, serta metilxantin dan alkaloid lain. Kemampuan pencegahan dari polifenol teh a. Anti oksidan - Mencegah pembentukan radikal bebas oksigen dalam tubuh - Melindungi lemak dalam plasma darah - Melindungi kerusakan minyak dan lemak makan, dapat digunakan sebagai pewarna alami b. Anti radiasi c. Anti mutasi gen

d. Anti tumor

- Menekan pertumbuhan sel tumor - Menekan pemrosesan bentuk tumor - Menekan kanker payudara yang tumbuh spontan e. Menghambat aktivitas enzim : beberapa enzim yang terbukti dihambat adalah : Enzim angiotensin I, Amilase, Sukrase dan maltase, Enzim glucosy I transferase pada mutan streptokokus, Enzim pemacu HIV, Enzim tyrosinase f. Anti peningkatan kolestrol g. Anti peningkatan tekanan darah h. Anti peningkatan kadar gula darah i. Anti koreng j. Anti bakteri

c. Jenis produk teh

Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih. Istilah teh juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, 484 misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal. Teh dikelompokan berdasarkan cara pengolahan. Daun teh Camellia sinensis segera layu dan mengalami oksidasi kalau tidak segera dikeringkan setelah dipetik. Proses pengeringan membuat daun menjadi berwarna gelap, karena terjadi pemecahan klorofil dan terlepasnya unsur tanin. Proses selanjutnya berupa pemanasan basah dengan uap panas agar kandungan air pada daun menguap dan proses oksidasi bisa dihentikan pada tahap yang sudah ditentukan. Pengolahan daun teh sering disebut sebagai fermentasi walaupun sebenarnya penggunaan istilah ini tidak tepat. Pemrosesan teh tidak menggunakan ragi dan tidak ada etanol yang dihasilkan seperti layaknya proses fermentasi yang sebenarnya. Pengolahan teh yang tidak benar memang bisa menyebabkan teh ditumbuhi jamur yang mengakibatkan terjadinya proses fermentasi. Teh yang sudah mengalami fermentasi dengan jamur harus dibuang, karena mengandung unsur racun dan unsur bersifat karsinogenik. Pengelompokan teh berdasarkan tingkat oksidasi: Teh putih Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih mahal. Teh putih kurang terkenal di luar Tiongkok, walaupun secara perlahan-lahan teh putih dalam kemasan teh celup juga mulai populer. Teh hijau Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas. Teh yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung rapat berbentuk seperti bola-bola kecil teh yang disebut gun powder. Oolong Proses oksidasi dihentikan di tengah- tengah antara teh hijau