483
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian
Teh dan Kina PPTK Gambung Jawa Barat Indonesia
menunjukkan bahwa kandungan polifenol pada teh Indonesia
yang merupakan komponen akti f untuk kesehatan ± 1,34 kali
lebih tinggi dibanding teh dari negara lain
Katekin merupakan senyawa polifenol utama pada teh
sebesar 90 dari total kandungan polifenol. Rata-rata
kandungan katekin pada teh Indonesia berkisar antara 7,02 -
11,60 b.k., sedangkan pada negara lain berkisar antara 5,06
- 7,47 b.k. Teh selain mengandung
polifenol hingga 25-35, juga mengandung komponen lain
yang bermanfaat bagi kesehatan, antara lain :
metilxantin, asam amino, peptides, karbonhidrat, vitamin
C,E dan K, karotenoid, mineral seperti kalium, magnesium,
mangan, fluor, zinc, selenium, copper, iron, calcium, serta
metilxantin dan alkaloid lain.
Kemampuan pencegahan dari polifenol teh
a. Anti oksidan -
Mencegah pembentukan
radikal bebas oksigen dalam
tubuh
- Melindungi lemak
dalam plasma darah
- Melindungi
kerusakan minyak dan lemak makan,
dapat digunakan sebagai pewarna
alami
b. Anti radiasi c. Anti mutasi gen
d. Anti tumor
- Menekan
pertumbuhan sel tumor
- Menekan
pemrosesan bentuk tumor
- Menekan kanker
payudara yang tumbuh spontan
e. Menghambat aktivitas enzim : beberapa enzim yang
terbukti dihambat adalah : Enzim angiotensin I,
Amilase, Sukrase dan maltase, Enzim glucosy I
transferase pada mutan streptokokus, Enzim pemacu
HIV, Enzim tyrosinase
f. Anti peningkatan kolestrol
g. Anti peningkatan tekanan darah
h. Anti peningkatan kadar gula darah
i. Anti koreng
j. Anti bakteri
c. Jenis produk teh
Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok:
teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.
Istilah teh juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari
buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh,
484
misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang
tidak mengandung daun teh disebut teh herbal.
Teh dikelompokan berdasarkan cara pengolahan. Daun teh
Camellia sinensis segera layu dan mengalami oksidasi kalau
tidak segera dikeringkan setelah dipetik. Proses pengeringan
membuat daun menjadi berwarna gelap, karena terjadi
pemecahan
klorofil dan terlepasnya unsur tanin. Proses
selanjutnya berupa pemanasan basah dengan uap panas agar
kandungan air pada daun menguap dan proses oksidasi
bisa dihentikan pada tahap yang sudah ditentukan.
Pengolahan daun teh sering disebut sebagai fermentasi
walaupun sebenarnya penggunaan istilah ini tidak
tepat.
Pemrosesan teh tidak menggunakan ragi dan tidak ada
etanol yang dihasilkan seperti layaknya proses fermentasi yang
sebenarnya. Pengolahan teh yang tidak benar memang bisa
menyebabkan teh ditumbuhi jamur yang mengakibatkan
terjadinya proses fermentasi. Teh yang sudah mengalami
fermentasi dengan jamur harus dibuang, karena mengandung
unsur racun dan unsur bersifat karsinogenik.
Pengelompokan teh berdasarkan tingkat oksidasi:
Teh putih Teh yang dibuat dari
pucuk daun yang tidak mengalami proses
oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi
dari sinar matahari untuk menghalangi
pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi
dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan teh jenis
lain sehingga harga menjadi lebih mahal. Teh
putih kurang terkenal di luar Tiongkok, walaupun
secara perlahan-lahan teh putih dalam kemasan
teh celup juga mulai populer.
Teh hijau Daun teh yang dijadikan
teh hijau biasanya langsung diproses
setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi
dalam jumlah minimal, proses oksidasi
dihentikan dengan pemanasan cara
tradisional Jepang dengan menggunakan
uap atau cara tradisional Tiongkok dengan
menggongseng di atas wajan panas. Teh yang
sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk
lembaran daun teh atau digulung rapat berbentuk
seperti bola-bola kecil teh yang disebut gun
powder.
Oolong Proses oksidasi
dihentikan di tengah- tengah antara teh hijau