482
Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan
teh di daerah Simalungun, Sumatera Utara
b. Manfaat teh
Pada tahun 1962, Organisasi kesehatan Dunia WHO di
Perserikatan Bangsa-bangsa
PBB melaporkan adanya peningkatan kasus kerusakan
gigi, penyakit pada sistem pencernaan dan kropos pada
tulang manusia yang disebabkan oleh kurang tersedianya sumber
air bersih, serta akibat peningkatan konsumsi bahan
pengawet dan gula.
Berdasarkan laporan tersebut PBB melakukan program
penambahan klorin dan flour pada air bersih. Program
tersebut telah membuahkan hasil di kota besar negara maju
yang memiliki teknologi air bersih, namun belum menyentuh
masyarakat yang hidup di kota- kota kecil negara berkembang.
Teh memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan manusia
akan klorin dan flour. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
teh disamping sebagai bahan minuman, sifat antiseptik dapat
menjaga kesehatan mulut dan gigi, tenggorokan, menjaga
keseimbangan mikroflora sistem pencernaan dan meningkatkan
penyerapan kalsium untuk pertumbuhan tulang.
Pada dekade 70-an dan 80-an, dunia diguncang oleh laporan
adanya peningkatan drastis kasus penyakit jantung dan
kanker, sebesar 3-5 per tahun. Berbagai negara
mengalokasikan dana yang sangat besar untuk penelitian
terhadap semua kasus tersebut. Baru pada awal dekade 90-an,
peneliti menemukan bahwa teh merupakan minuman karsinogen
yang sangat efektif untuk mengurangi risiko kejangkitan
dan menghambat pertumbuhan kanker.
Dengan ditemukannya berbagai khasiat yang terkandung pada
teh maka pada akhir dekade 90- an, PBB memberi bantuan
kepada 30 negara penghasil teh untuk melakukan program
promosi teh dalam rangka meningkatkan konsumsi teh
dunia.
Di Indonesia program ini dilakukan di kota Surabaya,
Propinsi Jawa Timur.
Tabel 18. Jenis polifenol pada teh yang telah
teridentifikasi dan tingkat kandungan rata-rata
1. Katekin :63-210 mg
2. Flavanol :14 - 21 mg
3.Tearubigin : 0 - 28 mg
4.Polifenol lainnya
:266-273 mg
483
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian
Teh dan Kina PPTK Gambung Jawa Barat Indonesia
menunjukkan bahwa kandungan polifenol pada teh Indonesia
yang merupakan komponen akti f untuk kesehatan ± 1,34 kali
lebih tinggi dibanding teh dari negara lain
Katekin merupakan senyawa polifenol utama pada teh
sebesar 90 dari total kandungan polifenol. Rata-rata
kandungan katekin pada teh Indonesia berkisar antara 7,02 -
11,60 b.k., sedangkan pada negara lain berkisar antara 5,06
- 7,47 b.k. Teh selain mengandung
polifenol hingga 25-35, juga mengandung komponen lain
yang bermanfaat bagi kesehatan, antara lain :
metilxantin, asam amino, peptides, karbonhidrat, vitamin
C,E dan K, karotenoid, mineral seperti kalium, magnesium,
mangan, fluor, zinc, selenium, copper, iron, calcium, serta
metilxantin dan alkaloid lain.
Kemampuan pencegahan dari polifenol teh
a. Anti oksidan -
Mencegah pembentukan
radikal bebas oksigen dalam
tubuh
- Melindungi lemak
dalam plasma darah
- Melindungi
kerusakan minyak dan lemak makan,
dapat digunakan sebagai pewarna
alami
b. Anti radiasi c. Anti mutasi gen
d. Anti tumor
- Menekan
pertumbuhan sel tumor
- Menekan
pemrosesan bentuk tumor
- Menekan kanker
payudara yang tumbuh spontan
e. Menghambat aktivitas enzim : beberapa enzim yang
terbukti dihambat adalah : Enzim angiotensin I,
Amilase, Sukrase dan maltase, Enzim glucosy I
transferase pada mutan streptokokus, Enzim pemacu
HIV, Enzim tyrosinase
f. Anti peningkatan kolestrol
g. Anti peningkatan tekanan darah
h. Anti peningkatan kadar gula darah
i. Anti koreng
j. Anti bakteri
c. Jenis produk teh
Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok:
teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.
Istilah teh juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari
buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh,