Tahapan-tahapan Implementasi Kebijakan Konsep kebijakan publik

sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran. Dalam Kategori komunikasi terdiri dari beberapa sub kompenen seperti : 1 Transmisi Transmision yang merupakan penyampaian atau sosialisasi sebuah isi kebijakan antara pelaksana kebijakan dan penerima program kebijakan; 2 Konsistensi Consistency merupakan kemantapan badan pelaksana sebuah kebijakan dalam menentukan arah kebijakan tanpa sikap ambigu atau plin plan, apabila setiap personal atau kelompok memiliki pemahaman yang berbeda dalam menjalankan sebuah kebijakan maka akan sulit untuk meyakinkan penerima kebijakan; 3 Kejelasan Persoalan Clarity hal ini tidak hanya menyangkut bagaimana kecakapan badan pelaksana kebijakan memahami isi sebuah kebijakan, tetapi juga bagaiman sikap antisipasi jika pelaksanaan sebuah kebijakan mendapat permasalahan dari publik yang menjadi target kebijakan. b. Sumberdaya Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumberdaya tersebut dapat berwujud sumberdaya manusia, yakni kompetensi implemator dan sumberdaya finansial. Sumberdaya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar efektif. Tanpa sumberdaya, kebijakan hanya ditinggal dikertas menjadi dokumen saja. Sumber-sumber penting dalam implementasi kebijakan yang dimaksud antara lain mencakup : 1 Staf yang harus mempunyai keahlian dan kemampuan untuk bisa melaksanakan tugas. Apabila staf untuk mengimpletasikan sebuah kebijakan hanya melibatkan segelintir pejabat pemerintah tanpa melibatkan kelompok atau individu dalam masyarakat maka sebuah kebijakan akan sulit untuk dilaksanakan. Yang sangat dibutuhkan adalah staf yang dapat saling bekerja sama dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya; 2 Informasi yang merupakan kecakapan suatu unit pelaksana kebijakan dalam mengetahui perkembangan dilapangan, apa yang menjadi kendala dalam mengimplementasikan kebijakan dan bagaimana proses penyampaian informasi tersebut dari atasan ke bawahan agar informasi yang diterima dapat dipahami sesuai dengan pengamatan; 3 Kewenangan Authority merupakan pengembangan sumber daya untuk menjamin atau meyakinkan bahwa kebijakan yang di implementasikan adalah sesuai dengan yang masyarakat kehendaki. Namun, kadang kala kewenangan tersebut sering terhalang – halangi karena suatu kebijakan di pandang tidak aspiratif hanya kemauan sekelompok orang yang berpengaruh dalam pemerintahan. Kewenangan untuk menjalankan sebuah kebijakan tidak selalu bisa dipaksakan hal ini bergantung pada seberapa besar tekanan untuk mendukung atau menolak sebuah kebijakan baik itu masyarakat maupun intervensi lembaga, atau media massa; 4 Ketersediaan dana dan fasilitassarana yang digunakan untuk mengoperasionalisasikan implementasi suatu kebijakan yang meliputi : Anggaran, gedung, tanah, sarana dan prasarana yang kesemuanya akan memberikan pelayanan dalam implementasi kebijakan. Kurang cukupnya sumber-sumber ini berarti ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan tidak akan menjadi kuat, pelayanan tidak akan diberikan dan pengaturan yang rasional tidak dapat dikembangkan. c. Disposisi Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memilik