Mengapa perlu dilakukannya Distilasi Penelitian Terdahulu tentang Distilasi Sederhana Minyak Atsiri

penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panen, metode ekstraksi yang dipergunakan dan cara penyimpanan minyak. Minyak atsiri dapat diperoleh dengan metode destilasi berdasarkan perbedaan titik uap. Menurut Sastrohamidjojo, dkk. 2004 : 153. Prinsip destilasi adalah untuk isolasi atau pemisahan dua atau lebih komponen zat cair berdasarkan titik didih, pada metode destilasi air ini bahan yang akan didestilasi kontak langsung dengan air mendidih, bahan tersebut mengapung diatas air atau terendam secara sempurna. Hasil destilasi umumnya berupa minyak atsiri kasar yang mengandung air, diperlukan proses untuk penarikan air dari minyak atsiri agar kualitas minyak atsiri meningkat dan warna menjadi lebih jernih. Hasil penelitian Yuliani Aisyah, dkk, 2008 : 154 tentang Komposisi Kimia dan Sifat Antibakteri minyak Nilam Pogestemon cablin dengan metode Distilasi fraksionasi hasil distilasi fraksinasi didapatkan 6 fraksi ke-5 fraksi tersebut selanjutnya dilakukan analisis kemurniannya dengan menggunakan kromatografi gas. Dari hasil analisis yang diperoleh disimpulkan bahwa fraksi 6 merupakan fraksi yang memiliki persentase patchouli alkohol terbesar. Oleh karena itu untuk fraksi 6 selanjutnya dilakukan redistilasi fraksinasi lagi. Dari hasil redistilasi fraksinasi fraksi 6 minyak nilam diperoleh 3 fraksi Tabel III, yang kemudian kemurniannya dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas, dan kemudian dapat disimpulkan bahwa fraksi 3 merupakan fraksi yang diduga memiliki persentase patchouli alkohol tertinggi.

1.2. Mengapa perlu dilakukannya Distilasi

Salah satu cara untuk meng-isolasi minyak atsiri dari bahan tanaman penghasil minyak atsiri adalah dengan penyulingan, yaitu pemisahan komponen yang berupa cairan dua macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik didih. Proses tersebut dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Isolasi bahan alam dilakukan berdasarkan sifat bahan alam tersebut, dan dapat digolongkan menjadi isolasi cara fisis dan isolasi cara kimia. Isolasi secara fisis didasarkan pada sifat fisik bahan alam, seperti kelarutan dan tekanan uap. Isolasi berdasarkan perbedaan kelarutan bahan alam dalam pelarut tertentu dapat dilakukan dengan pelarut dingin atau pelarut panas. Isolasi dengan pelarut dingin digunakan untuk mengisolasi bahan alam yang dapat larut dalam keadaan dingin. Pada pratikum ini pelarut yang dilakukkan untuk mengisolasi minyak atsiri dalam kulit jeruk adalah air, karena mudah didapatkan dan ekonomis. Oleh karena itu, perlunya dilakukkan destilasi untuk memisahkan minyak atsiri yang volatile mudah menguap dengan metode distilasi lanjutan. 2

1.3. Penelitian Terdahulu tentang Distilasi Sederhana Minyak Atsiri

Penelitian tentang distilasi untuk pemisahan minyak atsiri juga pernah dilakukan oleh Hardjono Sastrohamidjojo, dkk. 2008:152-153 tentang fraksinasi minyak nilam dilakukan dengan menggunakan metoda distilasi fraksinasi vakum. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak nilam yang berasal dari hasil penyulingan petani nilam Pogostemon cablin Benth di Kecamatan Kota Fajar Kabupaten Aceh Selatan, Nanggroe Aceh Darussalam. Analisis komposisi kimia penyusun minyak nilam dilakukan dengan menggunakan GC-MS. Adapun kondisi operasi kromatografi gas adalah sebagai berikut : kolom CP-Sil-5-CB, detektor ionisasi nyala, gas pendorong nitrogen, suhu injektor 220oC, suhu detektor 250oC, suhu kolom program 60-180oC, kecepatan kenaikan 3oCmenit, laju alir N2 kenaikan 3oCmenit, laju alir H2 30 mLmenit, laju alir UT 40 mLmenit, sensitivitas 4 x 10 m, dan volume contoh 0,2 μL. Fraksinasi minyak nilam dilakukan dengan metoda distilasi fraksinasi vakum. Tekanan yang digunakan 4-6 mmHg. Sebanyak 300 g minyak nilam yang diperoleh dari destilasi air dan uap dimasukkan ke dalam labu didih leher tiga 500 mL yang dilengkapi dengan kolom vigreux panjang 50 cm, claisen, termometer, pendingin air dan 3 labu penampung. Minyak nilam Aceh memiliki 15 komponen yang dapat terdeteksi. Minyak nilam dan fraksi yang memiliki titik didih tinggi patchouli alkohol memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Penelitian tentang distilasi untuk pemisahan minyak atsiri juga pernah dilakukan oleh Ahmad Fathur Muhtadin, dkk. 2013 :99-101 tentang pemngambilan minyak atsiri dengan metode Steam Distillation . Bahan baku yang digunakan adalah kulit jeruk manis C. Auranticum L., kulit jeruk purut C. Hystrix D.C., dan kulit jeruk sambal C. Amblycarpa H.O. Pelarut yang digunakan adalah Air ini digunakan sebagai solvent untuk metode Steam Distillation. Selain Itu, juga digunakan sebagai proses pendinginan pada kondensor untuk distilat berupa campuran air dan minyak atsiri yang dihasilkan dari proses ekstraksi. Ethanol PA digunakan untuk mengondisikan pH 7 pada minyak atsiri dalam titrasi untuk analisa bilangan asam. Larutan KOH 0,1016 N digunakan sebagai penitran dalam titrasi untuk analisa bilangan asam. Phenolpthalein digunakan sebagai indikator dalam analisa bilangan asam. Indikator ini memiliki perubahan warna dari tidak bewarna ke merah muda seiring kenaikan pH. Hasil yang diperoleh adalah Pengambilan minyak atsiri kulit jeruk manis, kulit jeruk purut, dan kulit jeruk sambal dengan steam distillation dapat meningkatkan rendemen Rasio perbandingan antara 3 massa bahan baku dengan volume destiler yang digunakan 0,4 merupakan titik optimum dari proses steam distillation baik bahan segar, dikeringkan 12 jam, dan dikeringkan 24 jam. Pre-treatment pengeringan oven dengan metode ekstraksi steam distillation dapat meningkatkan jumlah rendemen minyak jeruk yang dihasilkan Penelitian tentang distilasi untuk pemisahan minyak atsiri juga pernah dilakukan oleh Yuni Eko Feriyanto, dkk. 2013 :F-96 tentang pemisahan minyak atsiri dari Daun dan Batang Serai Wangi Cymbopogon winterianus menggunakan metode destilasi uap. Bahan yang digunakan adalah daun dan batang serai wangi dengan kondisi bahan segar dan layu dengan ketentuan segar mulai panen sampai dua jam sesudah panen dan layu mulai dua jam sesudah panen sampai empat hari sesudah panen sedangkan perlakuan bahan utuh dan dicacah ± 2 cm dan diperoleh dari Dusun Tukum, Desa Wonosalam, Kabupaten Jombang. Hasil dari penelitian pengambilan minyak atsiri dari daun dan batang serai wangi dengan metode distilasi uap dan air menggunakan pemanasan microwave adalah sebagai berikut : Pada pengambilan minyak atsiri dari daun dan batang serai wangi Cymbopogon winterianus menggunakan metode distilasi uap dan air dengan pemanasan microwave dihasilkan rendemen sebesar 1,52 dan lebih tinggi bila dibanding penelitian terdahulu yaitu hydro distillation dan steam distillation dengan masing-masing rendemen sebesar 1, 14 dan 0,942 . Pengaruh kondisi bahan dari daun dan batang serai wangi yang menghasilkan rendemen yang tinggi adalah saat kondisi bahan layu dibandingkan segar dan kualitas tinggi pada daun adalah saat kondisi daun segar. Pengaruh perlakuan bahan dari daun dan batang serai wangi yang menghasilkan rendemen yang tinggi adalah saat kondisi bahan dicacah 2cm dibandingkan utuh. Pengaruh bagian dari serai wangi yang menghasilkan rendemen yang tinggi adalah pada bagian daun sedangkan kualitas Citronella oil yang tinggi adalah pada bagian batang. Citronella serai wangi pada daun segar sebesar 67,36 , daun layu sebesar 44,92 , batang segar 75,16 dan batang layu 85,73 .

2. Tujuan Penulisan