Secara istilah mantuq adalah sesuatu makna yang ditunjukkan oleh lafadz menurut ucapannya, yakni penunjukan makna berdasarkan materi huruf-huruf
yang diucapkan.
Macam-Macamnya. a Dzahir.
Secara bahasa: Al-Wadih jelas. Adapun secara istilah dzahir adalah yang jelas maksudnya dengan sendirinya, tanpa memperhatikan unsur dari luar, dan
apa yang dimaksud bukan maksud asli dari siyaq kalamya. Sebagaimana firman Allah swt:
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yang yatim bilamana kamu mengawininya, maka kawinilah
wanita-wanita lain yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka kawinilah seorang saja, atau
budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.QS. An-Nisa: 3
Ayat ini dari Dzohir lafadznya bermakna jelas yang langsung bisa dipahami yaitu memperbolehkan kawin dengan wanita yang dihalalalkan.
Dengan konteks kalimat; Fankihu maa thaaba lakum minannisamaka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi . tetapi makna ini bukan
menjadi maksud asal dari susunan kata-katanyasiyakul kalam, karena maksud asalnya adalah membatasi jumlah istri maksimal empat atau hanya satu .
Hukum dzahir. 1. Dzahir memungkinkan untuk ditakwikan, atau merubah dari makna dzahir
kepada makan yang lain. Seperti mengkhususkan yang umum, atau membatasi yang mutlak. Begitu juga memungkinkan bermakna majazi atau selainnya.
2. Wajib di amalkan sesuai dengan makna Dzahirnya selama tidak ada dalil yang
menyelisihinya, atau mentakwikan dari makna dzahirnya. Karena tidak ada perubahan lafadz dari dzahirnya kecuali dengan dalil.menuntut untuk
mengamalkan dengan selain yang dzahir.
3. Nash.
Nash adalah lafadz yamg bentuknya sendiri telah dapat menunjukkan makna yang dimaksud secara tegassarih tidak mengandung makna lain.
Sebagaimana Firman Allah : Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap
seorang dari keduanya seratus dali dera Qs.An-Nuur:2 Penyifatan seratus jilidan menunjukan lafadz yang berbentuk nash yang tidak
menerima kemungkinan makna lain. Hukum nash.
Nash sama dengan zhahir. Artinya ia wajib diamalkan sesuai dengan nashnya dan para fuqoha mengatakan: Setiap nash di dalam Al-Quran dan As-sunnah
selalu berbentuk ijma maksudnya tidak di ragukan lagi akan wajibnya beramal dengannya .
4. Dalalah Isyarah.
Isyarah adalah lafadz yang menunjukkan makna yang tidak dimaksud pada mulanya.
Menurut Dr. Sulaiman Al Asyqar, isyarah adalah lafadz yang dipahami diluar apa yang dimaksudkan oleh mutakalimyang berbicara, siyaq kalam
tidak dimaksudkan untuk, tapi mengikuti maksud dari perkataan. Misalnya dalam firman Allah:
:
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur denga istri-istri kamu, mereka adalah pakaian bagi kamu dan kamu pun pakaian bagi mereka.
Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepada kamu. Maka sekarang
campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapka Allah untukmu, dan makan dan minumlahhingga jelas bagi kamu benang putih dari benang hitam,
yaitu fajar… Al-Baqarah: 187
Maksudnya ayat ini menunjukan syahnya puasa bagi orangyang pagi- pagi masih daklam keadaan junub sebab ayat ini membolehkan bercampur
sampai dengan terbit fajar, sehingga tidak ada kesempatan untuk mandi. Keadaan demikian menuntut atau memaksa kita pagi-pagi dalam keadaan
junub. Membolehkan malakukan penyebab sesuatau berarti membolehkan pula meklakukan sesuatu itu. Maka membplehkan bersetubuh sampai pada
bagian waktu terakhir dari mlam yang tidak ada lagi kesempatan untuk mandi sebelum terbit fajar, berarti membolehkan pula pagi-pagi dalam keadaan
junub.
Hukum isyarah. Al Mulakhusru berkata:Penunjukkan dalil dengan isyarah adalah qathitegas
secara mutlak.
Mafhum
A. Definisi Mafhum