Tahun 2009 harga saham tertinggi dimiliki oleh perusahaan Sorini Agro Asia coorporindo Tbk SOBI sebesar Rp1205, harga saham yang terendah
dimiliki oleh perusahaan SIPD
Sierad Produce Tbk
yaitu sebesar Rp51. Sedangkan nilai rata- rata tertinggi harga saham dimiliki perusahaan Sorini Agro
Asia coorporindo Tbk SOBI yaitu sebesar Rp1417.49. Dan rata –rata harga saham yang terendah dimiliki oleh perusahaan SIPD
Sierad Produce Tbk
sebesar Rp57.08.
4.3 Hasil Pengujiaan
Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut dapat memenuhi pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji
Normalitas, uji Multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas. 1. Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal.
a. Analisis Grafik Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal
yakni tidak menceng ke kiri atau ke kanan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Histogram Dependent Variable Harga Saham
Sumber: Hasil olahan SPSS 16.0 for windows
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Hal ini berarti data residual
mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan melalui grafik normal p-p plot of regression stanrdized residual seperti yang disajikan pada
Gambar 4.6 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastitas Sumber: Hasil Penelitiaan, 2011 Data Diolah
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik pada scatter plot sudah mengikuti data
di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan analisis statistik.
Analisis statistik memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan analisis grafik.
b. Analisis Statistik Penulis untuk memastikan data di sepanjang garis diagonal berdistribusi
normal, maka melakukan statistik non-parametric kolmogorv-Smirnov dengan
Universitas Sumatera Utara
melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Data yang memiliki distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 4.6 yang menunjukkan bahwa
nilai unstandardized Residual Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0.188 yang nilainya lebih besar d
ari taraf nyata α yaitu 0.05 yang artinya data memiliki distribusi normal
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 46
Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation .80262351
Most Extreme Differences Absolute
.066 Positive
.050 Negative
-.066 Kolmogorov-Smirnov Z
.449 Asymp. Sig. 2-tailed
.988
a.test distibution is normal
Sumber: Hasil Penelitiaan, 2011 Data Diolah
2. Uji Multikolinearitas Penelitian yang mengandung Multikolinearitas akan berpengaruh terhadap
hasil penelitian sehingga penelitian tersebut menjadi tidak berfungsi. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya Multikolinearitas berdasarkan nilai
Tolerence dan VIF. Nilai Tolerence untuk semua variabel independen lebih besar dari 0.10. Rule of thumb yang digunakan untuk untuk menentukan bahwa nilai
tolerance tidak berbahaya terhadap gejala Multikolinearitas adalah 0.10. Dari nilai VIF diketahui bahwa VIF semua variabel independen kurang dari 5. Rule of
Universitas Sumatera Utara
thumb yang digunakan untuk menentukan bahwa nilai VIF tidak berbahaya adalah
kurang dari 5.
Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
LNPER .846
1.182 LNROE
.689 1.451
LNNPM .770
1.298
Sumber: Hasil Penelitiaan, 2011 Data Diolah
Tabel 4.7 menunjukkan tidak adanya masalah multikolinearitas, dimana hasil uji Variance Inflation Factor VIF PER, ROE, NPM dan Harga Saham masing-
masing menunjukkan nilai kurang dari 5 VIF5 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10. Nilai VIF yang lebih kecil dari 5 menyatakan bahwa tidak ada
masalah multikolinearitas dalam penelitian. 3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi menunjukkan adanya kondisi yang berurutan antara gangguan atau distribusi yang masuk dalam regresi. Uji autokorelasi bertujuan
untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1. Untuk
mendiagnosis adanya gangguan autokorelasi dalam model dapat dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson DW test .Menurut Situmorang, dkk. 2009:82
kriteria yang menunjukkan tidak terjadi autokorelasi adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Pengambilan Keputusan Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
0DWdl Tidak ada autokorelasi positif
No Decision dl
≤ DW ≤ du Tidak ada korelasi negative
Tolak 4-dlDW4
Tidak ada korelasi negative No Decision
4-du ≤ DW ≤ 4-dl
Tidak ada autokorelasi,positif atau negatif Tidak Ditolak
duDW4-du
Sumber: Buku Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis.
n = jumlah sample = 46 k = jumlah variabel bebas = 3
pada tingakat signifikansi diperoleh du = 1,3912 dan dl = 1,6677 DuDW4-du = 1,39121,5232,3323 memenuhi kriteria
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .479
a
.229 .174
.83079 1.523
a. Predictors: Constant, LNNPM, LNPER, LNROE b. Dependent Variable: LNHargaSaham
Sumber: Hasil Penelitiaan, 2011 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif berarti hipotesis nol diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi autokorelasi sehingga penelitian layak untuk dilanjutkan
Universitas Sumatera Utara
4. Uji Heteroskedastisitas Dalam penelitian ini akan digunakan metode chart Diagram Scatterplot,
dengan dasar pemikiran bahwa : 1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik poin-poin, yang ada membentuk
suatu pola tertentu yang beraturan bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar keatas dan dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedasitas Sumber: Hasil Penelitiaan, 2011 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat beberapa plot yang berpencar dan tidak membentuk pola tertentu.
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas dalam model regresi ini. Uji heteroskedastisitas dapat juga dilakukan melalui uji glejser
yang memberikan hasil yang lebih akurat.
Tabel 4.10 Uji Glejser
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .889
.309 2.879
.006 LNPER
-.076 .070
-.179 -1.081
.286 LNROE
-.009 .083
-.019 -.105
.917 LNNPM
-.010 .075
-.024 -.139
.890 a. Dependent Variable: ABSUT
Sumber:
Hasil Penelitiaan, 2011 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.10 Hasil tampilan output SPSS menunjukkan Rasio PER, ROE, NPM secara signifikan mempengaruhi variabel dependen absolute
absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya
heteroskedastisitas.
4.4 Analisis Data dan Pengujiaan Hipotesis a. Analisis Data