4.6 Sosial Ekonomi
a. Pengembangan Desa Hutan
Tingkat kemampuan suatu desa dalam penyelenggaraan yang berkaitan dengan sosial ekonomi dinyatakan dengan tingkat pengembangan desanya dengan
status swakarya, swadaya, dan swasembada. Hutan sebagai bagian dari lingkungan himpunan masyarakat di sekitar hutan, maka kawasan dari tingkat
desa-desa itu akan berpengaruh yang berbeda pula mengenai sikap masyarakatnya terhadap hutan. Jumlah desa hutan di wilayah Perhutani KPH
Bojonegoro sebanyak 139 desa, 4 desa swakarya, 3 desa swadaya, dan 132 desa swasembada.
b. Penyebaran Penduduk
Jumlah penduduk dalam kecamatan-kecamatan yang masuk dalam wilayah kerja KPH Bojonegoro ± 420.969 orang terdiri dari 49,7 dan 50,3
perempuan. c.
Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk dekat wilayah hutan KPH Bojonegoro adalah
sebagai petani, pedagang, industrikerajinan, buruh, pegawaiTNI, dan lain-lain.
4.7 Bagian Hutan
Bagian Hutan adalah suatu areal hutan yang ditetapkan sebagai Kesatuan Produksi dan Kesatuan Eksploitasi. Dengan demikian diharapkan dapat menghasilkan
kayu setiap tahun secara terus-menerus, dalam jumlah yang memenuhi syarat pengelolaan hutan yang baik dan sesuai dengan azas kelestarian hutan. KPH
Bojonegoro wilayah hutannya seluas 50.145,4 ha, dibagi dalam enam Bagian Hutan yaitu :
a. Bagian Hutan Clangap
luas 3.475,8 ha b.
Bagian Hutan Dander luas 6.181,6 ha
c. Bagian Hutan Ngorogunung luas 7.427 ha
d. Bagian Hutan Cerme
luas 8.459,7 ha e.
Bagian Hutan Temayang luas 15.713,4 ha
f. Bagian Hutan Deling
luas 8.887,9 ha
Masing-masing Bagian Hutan ini dibagi dalam petak-petak yang berfungsi sebagai kesatuan manajemen dan kesatuan administrasi, dengan demikian petak harus
memenuhi syarat, antara lain : luasnya tertentu, lokasinya, batas dan nomornya tetap. Lokasi petak tersebut dibatasi dengan alur yang dibuat sedemikian rupa, sehingga
pada saatnya dapat ditingkatkan sebagai jalan angkutan.
4.8 Tegakan