4
1.4.2. Bagi Institusi
Dapat menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
1.4.3. Bagi Masyarakat
Sebagai informasi bagi masyarakat akan manfaat efek ekstrak daun insulin terhadap kadar glukosa darah, berat badan dan kadar trigliserida
pada diabetes melitus .
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Definisi dan Klasifikasi Diabetes Melitus
Diabetes Melitus DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
7
Klasifikasi etiologis DM 4 tipe: Tabel 2.1 : Konsensus Pengendalian dan Pencegahan DM Tipe 2 di
Indonesia 2011. PERKENI
2
No. Tipe DM
1. DM Tipe 1
Destruksi sel , umumnya menjurus ke defisiensi insulin
absolut Autoimun
Idiopatik 2.
DM Tipe 2 Dominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relatif Dominan defek sekresi insulin disertai resistensi
insulin 3.
DM tipe lain Defek genetik fungsi sel
Defek genetik kerja insulin Penyakit eksokrin pankreas
Endokrinpati Karena obat atau zat kimia
Infeksi Sebab imunologi yang jarang
Sindrom genetik lain yang berhubungan dengan
DM 4.
DM gestasional
DM tipe 1 mencakup sekitar 10-20 dari semua kasus DM dengan ditandai tidaknya adanya sekresi insulin. Subtipe ini lebih sering timbul
pada etnik keturunan Afrika-Amerika dan Asia.
8,9
6
Sedangkan pada DM tipe 2 terjadi resistensi insulin, padahal sekresi insulin mungkin masih normal atau bahkan meningkat. Subtipe
ini sering dikaitkan dengan kondisi obesitas pada pasien.
8,9
Insidensi DM gestasional tercatat pada 4 dari semua kehamilan. Faktor resiko terjadiya subtipe ini adalah usia tua, etnik, obesitas,
multiparitas, riwayat keluarga dan riwayat diabetes pada pasien sebelum kehamilan.
8,9
2.1.2. Patofisiologi Diabetes Melitus
Defisiensi sekresi insulin maupun resistensi insulin mengakibatkan gangguan metabolisme makronutrien seperti karbohidrat, protein dan
lemak. Kegagalan uptake glukosa darah ke sel mengakibatkan sel kekurangan sumber energi sehingga sel mengalami starving cells.
Keadaan tersebut mengakibatkan sel adiposa dipecah sebagai sumber energi alternatif, akibatnya leptin sebagai pemberi stimulus sinyal
kenyang yang berada di sel adiposa pun berkurang. Tidak adanya sinyal untuk memberikan sensasi kenyang mengakibatkan pasien DM
cenderung banyak makan atau polifagia.
10
Kegagalan uptake glukosa darah ke sel juga menyebabkan hiperglikemia. Ketika kadar glukosa darah tinggi dan melebihi ambang
filtrasi glukosa ginjal, maka glukosa yang secara fisiologi tidak dapat lolos dari filtrasi gromerulus, akhirnya bergabung bersama urin. Glukosa
merupakan diuresis osmotik, maka glukosa di urin dapat menarik air dari tubulus ginjal sehingga volume urin meningkat. Kandung kemih pun
cepat penuh dan merangsang pasien untuk sering buang air kecil atau poliuria.
10
Kehilangan cairan
yang disebabkan
mekanisme diatas
mengaktivasi pusat haus singga pasien DM akan sering minum atau polidipsi.
10
Glukoneogenesis berupa glikogenolisis, lipolisis, katabolisme protein yang berada di otot terus menerus dipecah dan juga kegagalan