10
3.7 PENGAMATAN
Parameter yang diamati adalah konsentrasi CO
2
dan O
2
, susut bobot, perubahan warna, total padatan terlarut, kekerasan buah, uji organoleptik dan ion leakage. Prosedur penelitian secara lengkap
dapat dilihat pada Gambar 1.
3.4.1. Laju Respirasi
Laju respirasi diukur berdasarkan laju produksi CO
2
dan konsumsi O
2
yang dihasilkan buah mangga dengan menggunakan alat gas analyzer. Besarnya konsentrasi CO
2
dan O
2
tertera dalam vol udara. Untuk mengukur laju respirasi selama penyimpanan, buah dimasukkan ke dalam stoples
tertutup rapat stoples digunakan sebagai respiration chamber , dimana pinggiran penutupnya dilapisi malam agar tidak terjadi kebocoran, untuk saluran pengeluaran dan pemasukan dibuatkan dua selang
yang ujung-ujungnya dijepit dan disimpan dalam lemari pendingin dengan masing-masing bersuhu 8˚C, 13˚C, dan suhu ruang sebagai kontrol. Pengukuran laju respirasi selama penyimpanan dilakukan
sekali setiap 2 jam yang dimulai pada jam ke – 2 sampai jam ke – 48 secara periodik. Stoples dihubungkan dengan selang pipa alat pengukur gas analyzer Pipa Shimadzu untuk melewatkan gas
CO
2
dan O
2
yang kemudian dianalisa. Volume bebas dalam wadah ditentukan dengan mengukur volume stoples kemudian dikurangi dengan volume buah. Besar laju respirasi dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 1 dan 2. R = −
1 R = −
2 Dimana :
x
1
= konsentrasi gas O
2
x
2
= konsentrasi gas CO
2
t = waktu jam
R = laju respirasi mlkg.jam
W = massa produk kg V
= volume bebas chamber ml
3.4.5 Susut Bobot
Pengukuran susut bobot buah mangga dilakukan dengan membandingkan selisih bobot setiap akhir penyimpanan pada buah yang sama dalam susut bobot. Pengukuran perubahan bobot buah
dapat diketahui dengan cara menimbang buah mangga yang dijadikan sampel dengan menggunakan alat timbang analitik. Penimbangan bobot buah dilakukan saat sebelum penyimpanan W
o
= bobot awal dan setelah penyimpanan W
1
= bobot akhir. Selanjutnya, besar susut bobot buah dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagi berikut :
= 100
3 Dimana :
W
=
Berat awal kg
W
1 =
Berat akhir kg
11
3.4.3 Perubahan Warna
Pengukuran warna adalah salah satu metode yang digunakan dalam menilai kualitas penampakan visual produk segar holtikultura. Pengukuran warna diukur menggunakan chromameter dengan nilai
koordinat Lab menunjukkan warna dan kecerahan visual. Nilai L mewakili kecerahan warna L = 0 menyatakan hitam dan L = 100 menyatakan putih, nilai a menunjukkan posisi kecerahan antara
warna merahmagenta dan hijau nilai a positif menyatakan magenta dan nilai a negative menyatakan hijau, serta nilai b posisi kecerahan antara warna kuning dan biru nilai b positif menyatakan kuning
dan nilai b negatif menyatakan biru. Perubahan nilai L,a,b dapat diketahui dengan memplotkan nilai- nilai tersebut pada grafik Munsell berikut :
Gambar 2. Grafik warna Munsell
12
3.4.4 Total Padatan Terlarut