sentuh yang mengakibatkan kerugian di antara keduanya. Dengan adanya jarak tersebut, alhasil membuat mobil yang di belakang dan yang ada didepannya aman dari tabrakkan .
Begitu pula jarak pemisah dalam beradegan dan busana yang Syar’i seharusnya wajib di terapkan demi menghindarkan diri masing-masing dari kemudharatan yang di larang
Syariat Islam. Dan bila hal itu telah di terapkan, insya Allah akan memberikan efek positif bagi calon pengantin yang menginginkan adanya sesi pemotretan Prewedding. Terlebih
juga berdampak positif bagi para calon pengantin lain yang juga ingin melaksanakan sesi pemotretan Prewedding. Hingga di harapkan budaya Foto Prewedding yang umumnya
mengandung unsur ikhtilat, khalwat, dan kasyful aurat, berubah menjadi menjaga jarak dan berbusana Syar’i.
Sebenarnya hal ini merupakan PR bagi Aris Suhendi, bahkan juga bagi seluruh Fotografer Prewedding untuk tidak membiarkan para client-nya memilih beradegan mesra
dan berpakaian terbuka aurat pada sesi pemotretan. Karena bagaimanapun juga ia pun terlibat dalam pemotretan tersebut dan ikut turut mendapatkan dosa disebabkan sikap rela
terhadap kemaksiatan yang ada di hadapannya setiap kali pemotretan.
B. Contoh Solusi Foto Prewedding Sesuai Syariat Islam
Demi memberikan solusi, maka penulis memberikan beberapa contoh yang bisa dijadikan tauladan yang baik bagi mereka yang akan melaksanakan pemotretan. Di
antaranya:
Foto Prewedding
solusi
No. 1
Foto bersumber dari bridetheory. Blogspot. Co. id.
Nampaklah adegan dalam Foto Prewedding diatas, sepasang calon pengantin yang memiliki kesibukkan di perpustakaan. Posisi keduanya yang saling berhadapan namun
terhalang oleh rak buku yang cukup besar, ternyata mampu menghindarkan keduanya dari perilaku ikhtilat dan khalwat. Ditambah sang wanita yang mengenakan kain kerudung dan
pakaian yang menutup aurat dan longgar, semakin menambah keindahan pada Foto Prewedding tersebut.
Foto Prewedding solusi No. 2
Foto bersumber dari id. Pinterest.com
Adegan sepasang calon pengantin yang berwajah timur tengah di atas nampaknya mengambil tema Shalat berjamaah. Posisi keduanya yang duduk diantara kedua sujud
mampu melahirkan adegan Foto Prewedding yang jauh dari unsur Khalwat dan ikhtilat. Tidak ada kontak sentuh diantara keduanya, tidak ada posisi “berdua-duaan”, karena di
belakangnya nampak lalu lalang orang-orang, Pakaiannya pun termasuk pakaian yang sesuai ajaran Islam.
Foto Prewedding solusi No. 3
Foto bersumber dari pernikahan cosplay.com
Pada Foto Prewedding tersebut nampaklah sepasang calon pengantin yang saling duduk bersama menghadap meja yang berisi buah-buahan dan minuman. Duduknya pun
tanpa ada kontak sentuh, terbebas dari khalwat karena dibelakangnya dikawal oleh 7 Superhero, serta pakaian sang wanita yang tergolong sesuai dengan Syariat Islam.
Itulah beberapa contoh solusi bagaimana seharusnya adegan dan busana dalam Foto Prewedding menurut Syariat Islam. Tentunya dengan saling menjaga jarak dan terlepas
dari membuka aurat seperti beberapa contoh di atas, hal tersebut akan terlihat jauh lebih indah dan nikmat dipandang. Pada akhirnya penulis mengemukakan bahwa hukum dari
Foto Prewedding adalah boleh-boleh saja, namun bisa menjadi haram bila terkandung
perilaku ikhtilat, khalwat, dan kasyful aurat seperti contoh Foto Prewedding karya Aris Suhendi sebelumnya.
C. Pendapat Ulama dan Hujjahnya