Foto-foto Prewedding karya Aris Suhendi dan Analisisnya Dalam Hukum Islam

BAB IV FOTO PREWEDDING DALAM PANDANGAN ISLAM

Fenomena Foto Prewedding yang dihasilkan oleh Aris Suhendi hanyalah sebagian kecil dari fenomena Foto Prewedding yang ada sekarang ini. Walau fenomena Foto Prewedding sebenarnya hanyalah trend belaka, namun fenomena ini seakan telah membudaya menjelang hari pernikahan tiba.

A. Foto-foto Prewedding karya Aris Suhendi dan Analisisnya Dalam Hukum Islam

Demi mencapai penelitian yang lebih rinci dan akurat, maka penulis menjabarkan 3 Foto Prewedding karya Aris Suhendi. Berikut analisisnya sebagai berikut: Foto No. 1 Foto bersumber dari koleksi Foto Prewedding Aris Suhendi Pada Foto Prewedding diatas nampak sepasang pria dan wanita melakukan adegan mesra layaknya suami istri. Sang wanita dengan santai berbaring di paha pria, sang pria mengecup kening sang wanita, dan tangan sang pria menggenggam erat tangan sang wanita di atas perutnya. Di tambah sang wanita mengenakan pakaian super seksi dan tanpa kerudung, hingga nampaklah aurat-auratnya seperti rambut, leher, lengan, bahkan setengah bagian dari payudaranya. Betapa norma-norma Syariat Islam mengenai khalwat, ikhtilat, dan kasyful aurat, telah lengkap terkomposisi pada Foto Prewedding diatas. Islam tidak pernah membahas masalah Foto Prewedding, karena pada zaman turunnya Al-Qur’an belum ada sama sekali kegiatan pemotretan seperti sekarang ini. Terlebih juga ulama salaf belum ada yang membahas tentang masalah hukum Foto 26 Prewedding. Namun, karena adegan pada Foto Prewedding di atas nampak terkandung unsur khalwat dan ikhtilat, maka penulis menghukumi Foto Prewedding tersebut di atas berdasarkan perilaku khalwat dan ikhtilat yang terkandung di dalamnya. Maka dari itu penulis menarik dalil Q.S Al-Israa17:32. Allah SWT berfirman:            Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. QS Al-Israa17: 32 Para ulama berkata, “Firman Allah SWT “janganlah kalian semua mendekati zina’ ini lebih mendalam dari pada di katakan janganlah kalian semua berzina, 34 karena kalau saja bahasa dalam Al-Qur’an itu menggunakan “jangan berzina,” maka yang di larang itu zina nya saja, tetapi hal-hal yang mendekati perbuatan zina seperti adegan pada Foto Prewedding diatas tidak dilarang. Itulah mengapa bahasa yang di pakai dalam Al-Qur’an adalah jangan mendekati zina, karena Bahasa itu lebih mendalam dan menjurus kepada perilaku ikhtilat dan khalwat yang sering terjadi di sekitar. Dalam adegan pada Foto Prewedding diatas cukup menjadi fakta bahwasanya Perilaku ikhtilat dan khalwat seperti itulah yang dimaksud para ulama dalam menafsirkan Q.S Al-israa 17: 32 sebagai bentuk perbuatan mendekati zina. Adegan pada Foto Prewedding diatas sang wanita yang berbaring di atas paha pria dan sang pria mencium keningnya, besar kemungkinan adegan tersebut mengundang syahwat di antara kedua belah pihak. Tidak mungkin ada asap bila tidak ada api. Begitu juga tidak mungkin ada perzinahan, bila tidak ada perilaku ikhtilat dan khalwat seperti yang tergambarkan pada Foto Prewedding di atas. Akhirnya gaya adegan antara sang pria dan wanita pada Foto Prewedding diatas mengandung unsur pornografi dan pornoaksi. Mengenai perilaku ikhtilat dan khalwat yang 34 Syaikh Imam Al-Qurtubi, Tafsir Al Qurtubi, Penerjemah Ahmad Khotib, Surah Al-Hijr, Annaml, Al Israa dan Al-Kahfi, Pustaka Azzam: Jakarta Selatan, 2008, h. 627. terjadi pada Foto Prewedding diatas, baginda Nabi Muhammad telah menyinggungnya dalam Hadits yang berikut, Rasululallah SAW bersabda: َﻮُﮭَﻓ ُﮫُﺘَﺌﱢﯿَﺳ ُﮫْﺗَءﺎَﺳَو ُﮫُﺘَﻨَﺴَﺣ ُﮫْﺗﱠﺮَﺳ ْﻦَﻣَو ﺎَﻤُﮭُﺜِﻟﺎَﺛ َنﺎَﻄْﯿﱠﺸﻟا ﱠنِﺈَﻓ ٍةَأَﺮْﻣﺎِﺑ ْﻢُﻛُﺪَﺣَأ ﱠنَﻮُﻠْﺨَﯾ َﻻ ٌﻦِﻣْﺆُﻣ “ Janganlah salah seorang di antara kalian berduaan dengan seorang wanita yang bukan mahramnya karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiapa yang bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang mukmin.” HR. Ahmad 1: 18. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih, para perowinya tsiqoh sesuai syarat Bukhari-Muslim. Adegan pada Foto Prewedding sebelumnya, tergambarkan contoh sikap ikhtilat dan khalwat yang terlarang oleh Syariat Islam. Dan perilaku seperti itulah awal dimana perzinahan biasanya terjadi, karena syetan telah hadir di antara mereka untuk menggoda supaya manusia terjerumus dalam lubang perzinahan. Hadits di atas merupakan hadits yang langsung diucapkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW. Sungguh tidak ada lagi keraguan dari apa-apa yang disampaikan beliau tentang bahayanya perilaku ikhtilat dan khalwat. Kemudian, pada Foto di atas tergambarkan adegan sang pria yang mencium wanita. Mengenai hal ini terdapat kisah seorang pemuda pada zaman Nabi telah mengaku sengaja mencium wanita non mahrom. Berdasarkan asbaabunnuzul tersebut, maka turunlah Q.S. Huud 11:14. Allah SWT berfirman:                  “Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu ajakanmu itu Maka Ketahuilah, Sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu[713] Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, Maka maukah kamu berserah diri kepada Allah?” Setelah mendengar pengakuan pemuda tersebut, Rasul memintanya untuk segera bertaubat kepada Allah dan insyaallah Allah akan mengampuni dosanya. Kemudian pemuda itu bertanya: “Yaa Rasul apakah pengampunan dosa tersebut hanya khusus untuk aku?” “Untuk seluruh ummatku” jawab Rasul. Dari contoh adegan Foto di atas, itulah peristiwa mencium wanita non mahrom yang juga termasuk perbuatan mendekati zina, karena terlebih perilaku mencium cepat sekali merangsang birahi di antara wanita maupun lelaki. sebagaimana para ulama telah menafsirkan dalam Q.S Al-Israa 17:32. Belum lagi, pakaian yang sejatinya mempunyai fungsi untuk menutupi bagian-bagian aurat, sama sekali tidak teraplikasikan pada pakaian si wanita pada Foto Prewedding tersebut. Hingga akhirnya nampaklah pada Foto Prewedding tersebut bagian-bagian aurat yang sejatinya wajib ditutupi seperti rambut, leher, lengan, bahkan bagian payudara. Mengenai hal ini, Allah SWT telah menyinggungnya dalam Q.S Al-A’raaf7:79. Allah SWT berfirman :                        “Hai anak Adam Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa[531] Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.” QS:Al-A’raaf 79 Tentang ayat ini, Abu Ja’far berkata: “Allah SWT berfirman kepada orang-orang arab bodoh yang melakukan tawaf di Baitullah dengan telanjang, karena mengikuti perintah syetan dan tidak taat kepada Allah. Dia memberi tahu mereka akan tertipunya mereka dengan tipuan syetan hingga syetan dapat menguasai mereka dan berhasil membuka tutupan Allah yang Dia karuniakan kepada mereka hingga aurat mereka nampak dan sebagian dari mereka melihat aurat sebagian yang lainnya, padahal Allah telah menganugerahkan apa yang dapat menutup aurat mereka. Mereka mengalami peristiwa yang telah dialami oleh kedua orang tua mereka, Adam dan Hawa, yang tertipu oleh tipuan iblis, hingga dia berhasil membuka tutupan Allah yang dikaruniakan kepada mereka, sehingga nampaklah bagi mereka aurat mereka. Iblis berhasil menelanjangi mereka.” 35 Takwil firman Allah: wariisyaa dan pakaian yang indah, Abu ja’far berkata: Para ahli qiraat berbeda pendapat dalam membaca lafazh wariisyaaa. Mayoritas ahli qira’at membaca wariisyaa, tanpa huruf alif. Sementara itu, disebutkan dari Zirr bin Hubaisy dan Hasan Al-bashri, bahwa mereka semua membaca wariyasyaa. 36 Takwil firman Allah: Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik Abu Ja’far berkata: Para ahli takwil berbeda 35 Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, Penerjemah Abdul Somad, Yusuf Hamdani, Jakarta Selatan: Pustaka Azzam, 2008, h. 906. 36 Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, h. 911. pendapat tentang firman Allah ini. Sebagian berpendapat bahwa lafazh walibasuttaqwa maksudnya adalah “Keimanan.” 37 Peristiwa orang-orang arab bodoh yang mengelilingi ka’bah dengan telanjang merupakan bentuk ketidak taatannya kepada Allah SWT sehingga membuatnya mengikuti perintah syetan. Hal tersebut terjadi tak jauh bedanya dengan pakaian wanita pada Foto Prewedding di atas. Ia memang telah berpakaian, namun seakan seperti telanjang karena tetap memperlihatkan aurat-auratnya yang yang seharusnya tertutupi. Libaasuttaqwa yang sejatinya melekat pada diri seorang wanita, kini banyak ditanggalkan, dan malah memilih memamerkan auratnya di muka umum, termasuk di muka kamera saat sesi pengambilan gambar Prewedding. Selanjutnya masih mengenai aurat yang harus ditutupi oleh pakaian, Rasulullah SAW bersabda : ِنﺎَﻔْﻨِﺻ َﯿِﺳﺎَﻛ ٌءﺎَﺴِﻧَو َسﺎﱠﻨﻟا ﺎَﮭِﺑ َنﻮُﺑِﺮْﻀَﯾ ِﺮَﻘَﺒْﻟا ِبﺎَﻧْذَﺄَﻛ ٌطﺎَﯿِﺳ ْﻢُﮭَﻌَﻣ ٌمْﻮَﻗ ﺎَﻤُھَرَأ ْﻢَﻟ ِرﺎﱠﻨﻟا ِﻞْھَأ ْﻦِﻣ ٌتﺎَﯾِرﺎَﻋ ٌتﺎ تَﻼﯿِﻤُﻣ ﯾِر َنْﺪِﺠَﯾ َﻻَو َﺔﱠﻨَﺠْﻟا َﻦْﻠُﺧْﺪَﯾ َﻻ ِﺔَﻠِﺋﺎَﻤْﻟا ِﺖْﺨُﺒْﻟا ِﺔَﻤِﻨْﺳَﺄَﻛ ﱠﻦُﮭُﺳوُءُر تَﻼِﺋﺎَﻣ ِةَﺮﯿِﺴَﻣ ْﻦِﻣ ُﺪَﺟﻮُﯿَﻟ ﺎَﮭَﺤﯾِر ﱠنِإَو ﺎَﮭَﺤ اَﺬَﻛَو اَﺬَﻛ Dua golongan dari penghuni neraka yang tidak pernah kulihat yang seperti mereka berdua, yaitu orang-orang yang membawa cemeti seperti ekor-ekor sapi, yang dengan cemeti itu mereka memukuli manusia, dan wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggok-lenggok dan bergoyang-goyang, kepala mereka seperti punuk onta yang bergoyang-goyang. Mereka tidak masuk sorga dan tidak mencium baunya. Sesungguhnya bau sorga itu bisa tercium dari jarak perjalanan sekian lama dan sekian lama.” Foto No. 2 Foto bersumber dari koleksi Foto Prewedding Aris Suhendi 37 Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, h. 915. Pada Foto Prewedding berikutnya nampaklah sepasang calon pengantin saling menempelkan tubuhnya. Tak terketinggalan sang pria memegang lengan sang wanita. Sang wanita yang mengenakan kebaya belum cukup menutup auratnya. Hal itu karena bahan kebaya yang di kenakannya masih transfaran, hingga terlihat lengan dan bahunya. Belum lagi kain kerudung tidak nampak di kepala sang wanita, membuat rambut dan lehernya bebas terlihat. Walaupun tidak sampai mencium seperti adegan pada Foto Prewedding yang pertama, namun adegan memegang lengan dan menempelkan tubuh pada Foto Prewedding no 2 di atas termasuk dalam kategori ikhtilat dan khalwat yang dimaksud Q.S Al-israa 17: 32. Asy-Syaukani berkata: “Dalam pelarangan zina dengan menggunakan muqaddimahnya dan larangan ini paling kuat. Sesungguhnya segala sesuatu sarana menuju ke haram, maka haram pula hukumnya berdasarkan makna eksplisit ungkapan Walaa taqrobuzzinaa itu.” 38 Adapun mendekati zina dalam prakteknya ada beberapa pendekatan, seperti khalwat, ikhtilat, mengumbar aurat, pandangan mata yang liar dan pikiran atau hati yang kotor. Hubungan seksual illegal Zina membuka jalan bagi banyak kerusakan individual, social, dan keluarga. Karenanya, hal itu sangat dilarang dalam Islam. Dalam Al-Qur’an, masalah zina disebutkan berbarengan dengan dosa-dosa besar seperti kekafiran, pembunuhan, dan pencurian. Dan walaupun pakaian sang wanita pada Foto Prewedding no 2 di atas tidak lebih seksi dari Foto Prewedding yang pertama, namun baju kebaya hijau yang dikenakannya cukup terlihat transfaran hingga menampakkan warna kulit. “Mengenai pakaian yang menampilkan warna kulit tembus pandang, terdapat sebuah kisah dari Asma binti Abu bakar, yang mana ia pernah menghadap baginda Nabi Muhammad SAW dengan pakaian yang tipis. Lalu beliau berpaling darinya seraya berkata: Sesungguhnya jika wanita sudah cukup umur tidak boleh di lihat kecuali ini dan ini, ucapnya sambil menunjukkan pada wajah dan kedua tangannya.” 39 Dari kisah singkat tersebut dapat diambil pelajaran bahwa sebuah pakaian tidak cukup dikatakan pantas oleh Syariat Islam bilamana masih tetap memunculkan warna 38 Syaikh Imam Al-Qurtubi, Tafsir Al Qurtubi, Penerjemah Ahmad Khotib, Surah Al-Hijr, Annaml, Al Israa dan Al-Kahfi, h. 628 39 Ceramah Mamah Dedeh pada program tv “Mamah dan Aa” tanggal 23 Oktober 2015 pukul 06.30 kulit, karena hal itu tetap bisa memancing syahwat. Penceramah Islam Mamah Dedeh dalam tausiahnya sempat berkata: “Fungsi pokok pakaian ada 3. pertama sebagai penutup aurat, kedua sebagai keindahan, dan yang ketiga sebagai libaasuttaqwa. Adapun pengertian libaasuttaqwa menurut jumhur ulama adalah pakaian yang dapat melindungi diri sendiri. Maksudnya adalah seorang wanita apabila telah mengenakan pakaian yang Syar’i, yaitu dengan kain kerudung, pakaian yang longgar tidak ketat, dan tidak transfaran, maka wanita tersebut akan terbebas dari kejahatan syahwat para lelaki, terlebih terbebas dari ancaman pemerkosaan.” 40 Pada akhirnya Foto Prewedding no 2 di atas juga tergolong haram, karena terkandung unsur khalwat, ihktilat, dan kasyful aurat. Belakangan ini telah berkembang jilbab yang memiliki bentuk bermacam gaya rupa atau biasa disebut jilbab tuttorial. Berbagai tata cara model berhijab yang modern tentu dapat meberikan nilai lebih akan kreasi dan inovasi pada setiap penampilan seseorang. Kesan variasi gaya yang modis tentu dapat menunjang setiap penampilannya. Sehingga tidak akan ada kesan monoton yang dapat menimbulkan rasa jenuh dan bosan akan tampilan gaya pada seseorang. Untuk dapat tampil menawan dengan model balutan busana hijab yang dikenakannya tentu seorang wanita harus lah rela berganti ganti style berhijab yang digunakannya. Dengan berbagai macam model hijab modern yang bermunculan pada saat ini memang menambah rentetan akan inovasi baru pada trend fashion hijab modern terbaru abad ini. Dengan berhijab yang modern sesuai dengan yang sedang trendy pada masa kini sungguh dapat menjadikan seorang wanita tampil modis fashionable. 41 Seandainya Trend Jilbab Tuttorial tersebut dibudayakan pula dalam dunia Foto Prewedding, tentunya sang wanita akan terelihat jauh lebih cantik dan anggun. Hingga budaya Foto Prewedding yang umumnya mengumbar aurat, diharapkan bisa terbiasa dibalut dengan libasuttaqwa. 40 Ceramah Mamah Dedeh pada program tv “Mamah dan Aa” tanggal 23 Oktober 2015 pukul 06.35 41 http:fashionhijabmodern.blogspot.co.id201502gambar-tutorial-hijab-modern-syari.html. Diakses pada tanggal 28 oktober 2015 , jam 20.07 Foto No. 3 Foto bersumber dari koleksi Foto Prewedding Aris Suhendi Pada Foto Prewedding di atas nampaklah sepasang calon pengantin yang beradegan mesra layaknya telah sah sebagai suami isteri. Sang lelaki memeluk pasangannya dari arah belakang, dan kedua tangannya saling bertemu di hadapan perut sang wanita. Sama seperti Foto Prewedding no 1 dan 2, Foto Prewedding no 3 di atas pun mengandung unsur khalwat dan ikhtilat yang merupakan perbuatan mendekati zina seperti apa yang di maksud Q.S Al-Israa17:32 sebelumnya. Namun bila dibandingkan dengan foto Prewedding yang pertama dan kedua, nilai plus sang wanita pada Foto Prewedding no 3 di atas adalah mengenakan pakaian yang menutup aurat dan berkerudung, sebagaimana kriteria pakaian yang Syar’I sebagai berikut : a. Menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan. b. Tidak ketat sehingga menggambarkan bentuk tubuh. c. Tidak tipis dan tembus pandang sehingga menampakkan kulit tubuh. d. Tidak menyerupai pakaian laki-laki. e. Tidak mencolok dan berwarna yang dapat menarik perhatian. f. Tidak menyerupai pakaian untuk wanita kafir. g. Bukan merupakan pakaian untuk mencari kemasyhuran. Wanita pada Foto Prewedding no 3 di atas telah memenuhi standar pakaian yang baik menurut Syariat Islam di atas. Namun sayang beribu sayang, walau sang wanita telah mengenakan pakaian yang sopan, namun unsur ikhtilat dan khalwat yang merupakan perilaku mendekati zina sebagaimana tafsir Q.S Al-israa 17:32 tetap tidak bisa terhindarkan. Akhirnya pada foto Prewedding no 3 di atas, walau sang wanita telah berpakaian yang Syar’I, tetapi tetap tergolong Foto Prewedding yang haram karena terkandung unsur khalwat dan ikhtilat. Wanita muslimah yang lurus itu ialah ia yang tidak mau bercampur dengan laki-laki dan akan menghindarinya menurut kesanggupannya. Tidak mencari-cari jalan untuk bercampur dengan laki-laki dan tidak mendorong orang lain melakukannya. Dalam hal ini ia akan mengikuti Fatimah binti Rosulullah SAW, Ummahatul-Mukminin, dan istri orang- orang salaf yang salih dari kalangan sahabat, tabiin dan siapapun yang mengikuti mereka dengan cara yang baik. Dia tentu menyadari bahwa pergaulan bebas membawa dampak yang kurang baik terhadap kedua belah pihak. Dampak ini bisa dirasakan orang-orang barat di sekitar sector kehidupan, khususnya terlihat dengan menurunnya prestasi belajar. Karena itu mereka sengaja hendak memisahkan anak-anak putri dari anak laki-laki diberbagai jenjang lembaga pendidikan dan lembaga-lembaga sekolah. Usaha ini sudah disaksikan sekian banyak tokoh pendidikan dari kalangan orang-orang muslim yang pernah berkunjung ke eropa, amerika dan Rusia, diantaranya Ustadz Ahmad Muzhir Al-Uzhmah, yang diutus kementrian pendidikan Syiria untuk mengadakan survey ilmiah ke Belgia. Disana dia mengunjungi beberapa sekolah dan beberapa lembaga pendidikan Belgia. 42 Dalam sebuah kunjungannya ke sekolah dasar khusus anak-anak putri, dia bertanya kepada direkturnya yang juga wanita, “Mengapa anda tidak mencampur pelajar putra dan putri di jenjang pendidikan ini ?” Direktur sekolah dasar itu menjawab, “Kami sudah merasakan sendiri dampak negative mencampur pelajar putra dan putri, sekalipun itu di jenjang sekolah dasar seperti ini.” Bahkan ada berita yang menyebutkan bahwa Rusia sudah mencoba model ini, dengan menyelenggarakan perguruan tinggi tersendiri yang memisahkan antara mahasiswa dan mahasiswi. Di Amerika ada seratus tujuh puluh fakultas diberbagai perguruan tinggi 42 Muhammad Ali Al-Hasyimy, Jatidiri Wanita Muslimah, Penerjemah M.Abdul Ghaffar, Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 1998, h. 62. yang sudah memisahkan antara mahasiswa dan mahasiswi, karena para dosennya sudah menyadari bahaya pergaulan bebas terhadap masyarakat dan berbagai sector kehidupan social. Banyak kejadian di penjuru dunia yang menunjukkan bahaya pergaulan bebas antara laki-laki dan wanita, yang semuanya menyodorkan bukti akurat tentang hikmah islam yang membatasi pergaulan ini dan dijauhi masyarakat muslim yang mengikuti petunjuk Allah. Karena dengan cara ini mereka bisa menyingkirkan bahayanya yang sangat besar, yang bisa mengguncang hati dan sanubari. 43 Betapa hebatnya ketiga negara tersebut, yang mana dari sektor pendidikan saja sudah mengedepankan perilaku preventif dengan cara memisahkan pencampur-bauran antara pelajar putra dan putri. Namun sayangnya, di negara ini, negara dengan notabene jumlah muslimnya terbesar di dunia, tidak mampu memisahkan pelajar putra dan putri, dan lembaga pendidikan yang berani memisahkan pelajar putra dan putri hanyalah “Pesantren”. Selain itu semuanya bercampur baur. Alhasil penulis menarik tolak ukurnya, lembaga pendidikan di Indonesia ini saja sudah membiarkan adanya campur baur antara siswa putra dan putri. Itu saja dari segi lembaga pendidikan yang sudah terkesan membiarkan adanya pencampur bauran. Jadi jelas, dalam pergaulan diluar sekolah pun mereka akan nampak terbiasa berbaur dengan lawan jenis. Maka sudah wajar saja ketika siswa siswi tersebut lulus dari pendidikannya, kemudian menikah, dan ingin mengikuti trend Foto Prewedding, mereka pun membumbui pemotretannya dengan ikhtilat dan khalwat yang sudah dianggap “adat yang biasa”. Seandainya saja, foto yang dipamerkan bukanlah Foto Prewedding yang saling ber mesraan dan mengumbar aurat. Foto Prewedding yang dipotret secara terpisah dan menutup aurat pun tetap memberikan gambaran jelas bahwa merekalah calon suami istri yang memiliki hajatan, tanpa harus dalam kondisi bermesraan dan mengumbar aurat. Menurut hemat penulis, hal itu jauh lebih aman dan Syar’i dibanding harus saling bersentuhan. Rentetan mobil yang ada di kemacetan pun memilih menjaga jarak antara satu meter sampai dua meter, itupun dilakukan demi menghindarkan diri dari kontak 43 Muhammad Ali Al-Hasyimy, Jatidiri Wanita Muslimah, Penerjemah M.Abdul Ghaffar, h. 64. sentuh yang mengakibatkan kerugian di antara keduanya. Dengan adanya jarak tersebut, alhasil membuat mobil yang di belakang dan yang ada didepannya aman dari tabrakkan . Begitu pula jarak pemisah dalam beradegan dan busana yang Syar’i seharusnya wajib di terapkan demi menghindarkan diri masing-masing dari kemudharatan yang di larang Syariat Islam. Dan bila hal itu telah di terapkan, insya Allah akan memberikan efek positif bagi calon pengantin yang menginginkan adanya sesi pemotretan Prewedding. Terlebih juga berdampak positif bagi para calon pengantin lain yang juga ingin melaksanakan sesi pemotretan Prewedding. Hingga di harapkan budaya Foto Prewedding yang umumnya mengandung unsur ikhtilat, khalwat, dan kasyful aurat, berubah menjadi menjaga jarak dan berbusana Syar’i. Sebenarnya hal ini merupakan PR bagi Aris Suhendi, bahkan juga bagi seluruh Fotografer Prewedding untuk tidak membiarkan para client-nya memilih beradegan mesra dan berpakaian terbuka aurat pada sesi pemotretan. Karena bagaimanapun juga ia pun terlibat dalam pemotretan tersebut dan ikut turut mendapatkan dosa disebabkan sikap rela terhadap kemaksiatan yang ada di hadapannya setiap kali pemotretan.

B. Contoh Solusi Foto Prewedding Sesuai Syariat Islam