Profil Aris Suhendi Latar Belakang Berprofesi Sebagai Fotografer Prewedding

BAB III PROFIL ARIS SUHENDI FOTOGRAFER PREWEDDING

A. Profil Aris Suhendi

Nama lengkapnya adalah Aris Suhendi, namun biasa dipanggil dengan Aang atau Waysky. Ia lahir sebagai seorang muslim pada tanggal 2 Oktober 1981 di Jakarta. Tidak seperti Fotografer-fotografer pada umumnya yang mengenyam pendidikan fokus pada dunia Fotografi, justru Aris Suhendi sama sekali tidak pernah mengenyam pendidikan yang memfokuskan pada dunia Fotografi. Lebih dari itu, pelatihan-pelatihan atau seminar- seminar seputar dunia Fotografi pun tidak pernah ia ikuti. Ilmu-ilmu Fotografi yang ia miliki saat ini adalah hasil dari belajar kepada kawannya yang sudah menjadi Fotografer Professional. 3 tahun penuh ia belajar ilmu-ilmu Fotografi kepada kawannya. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya itu, akhirnya kini ia menjadi Fotografer Prewedding. Walau ia tidak memiliki ijazah S1, tetapi sebenarnya ia sempat masuk dalam dunia perkuliahan pada tahun 2001. Namun sayang, belum sempat ia meraih toga wisuda, ia telah lebih dulu menikah dan mempunyai anak. Dan karena sudah lebih fokus kepada keluarga barunya itulah akhirnya ia tidak bisa kembali focus melanjutkan kuliahnya hingga massa perkuliahannya berakhir pada status Drop Out. Ketika masih membujang, ia tinggal bersama pamannya di daerah Tangsel. Namun setelah menikah ia tidak lagi tinggal bersama pamannya dan berpindah ke kota Ci bubur. Saat ini ia bertempat tinggal di kota Ci bubur, tepatnya di JL. Harvest City Blok Ob 1V No. 15. Di tempat tinggalnya itulah ia kini ditemani oleh seorang istri dan 6 orang anak yang setia menghilangkan rasa lelahnya di setiap pulang bekerja.

B. Latar Belakang Berprofesi Sebagai Fotografer Prewedding

Latar belakang yang membuatnya menjadi Fotografer Prewedding adalah desakkan ekonomi. Memiliki 6 orang anak tentunya harus diimbangi dengan penghasilan yang cukup. Sebenarnya ia telah memiliki pekerjaan tetap, yakni sebagai Editor Film di Karnos Film Rumah Produksi Film milik H Rano Karno di kota Ci bubur. Namun ternyata 21 gajinya sebagai Editor Film belum terasa cukup, akhirnya ia memutuskan untuk mencari penghasilan tambahan, yaitu menjadi Fotografer Prewedding. “Alasan kenapa seneng pemotretan prewedding, Dengan berubahnya jaman menjadi era globalisasi dan Multimedia, dengan banyaknya stasiun TV, TV kabel juga maraknya dunia perfilman. Bidang film khususnya menawarkan berbagai pilihan profesi yang bisa ditekuni dan tentu saja dengan penghasilan yang lumayan dengan bidang Profesi dari sutradara, produser, Director of Photography, Art Director, Casting Dircetor, Set Builder, Special Effect, Lightingman, Sound recordist, Musician, Editor sampai penata rias, namun Saya tetap menyadari bahwa Industri film dan televisi adalah industri kompetitif yang melihat setiap individunya berdasarkan kepada karya-karya film yang pernah dibuat sebelumnya. terkadang saya mengajak orang-orang yang berpengalaman di dunia film dan televisi untuk berbagi pengalaman untuk menghasilkan film-film yang layak dibanggakan, akan tetapi setelah sinopsis cerita dan skenario jadi tetap saja harus mempunyai investor yang siap untuk mendanai Film yang akan kita buat, untuk itu bagaikan mancing di laut tentunya untuk mendapatkan ikan yang besar haruslah memiliki kapal yang besar. akan tetapi sesungguhnya ikan ikan yang kecil tentunya banyak sekali di pinggir pantai yang tentunya hanya dapat di ambil dengan perahu yang kecil. Artinya aang mengambil peluang yang tentunya sudah jelas dan berkesinambungan, itu jika kita lihat dari segi bisnis. senengnya liputan prewedding ini karena pekerjaan kita tidak pernah monoton, selalu bertemu orang yang berbeda beda, lokasi berbeda beda, serta ide yang berbeda pula. Bahkan aang bisa melihat suatu tempat yang mustahil aang datangi kalau bukan karena pekerjaan ini.” 28 Jawabnya saat penulis mewawancarainya seputar dunia Foto Prewedding. Dimulai sejak menjadi Fotografer Prewedding hingga saat penulis mewawancarainya, telah ada 58 calon pengantin yang berhasil ia potret. Tidak susah baginya untuk memasarkan usahanya itu, bahkan tidak sampai membuat iklan-iklan. Tetapi karena pergaulannya yang luas itulah yang membuatnya banyak dilirik para calon pengantin untuk dimintai jasanya. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan secara empat mata dengan Aris Suhendi, ia mengungkapkan betapa besarnya minat para calon pengantin yang mendatanginya untuk di potret, walau mereka harus mengorbankan waktu, tenaga, dan uang. C. Beberapa Alasan Para Calon Pengantin Ingin diPotret Dalam Bentuk Foto Prewedding. a. Sekedar isi kekosongan sebelum hari pernikahan. 28 Wawancara Pribadi dengan Aris suhendi. Cibubur 20 April 2016 Mitos Zaman dahulu : “Pengantin jangan kemana-mana menjelang hari H pernikahan”. Istilah itu mungkin telah umum ditelinga masyarakat. Mitos itupun seakan mewajibkan calon pengantin untuk di rumah saja selama menunggu hari pernikahan. Namun itu mitos lama. Telah banyak generasi sekarang ini yang meninggalkannya. Sekarang banyak calon pengantin yang ingin menyibukkan dirinya menjelang hari pernikahan, Seperti mencari W.O Wedding Organizer dan melakukan pemotretan Prewedding. Akhirnya pemotretan Prewedding terasa asik untuk mengisi waktu kosong menjelang hari pernikahan

b. DokumentasiKenang-kenangan.

Banyaknya para calon pengantin yang mendatangi Aris Suhendi juga untuk menjadikan Foto Prewedding sebagai bentuk dokumentasi. Sebuah dokumentasi berbentuk Foto Prewedding dianggap sebagai cara jitu untuk dikenang kembali di waktu yang akan datang. Seakan keadaan-keadaan sebelum menikah tetap tergambarkan dalam bentuk Foto Pewedding.

c. Trend.

Di Zaman modern ini, segalanya bisa menjadi trend. Mulai dari celana, baju, gaya bahasa, sampai tempat nongkrong bisa terpengaruh oleh trend. Dimana tren adalah suatu hal kekinian dan dikategorikan “wajib” untuk diikuti bagi sebagian mereka yang tak mau tertinggal oleh zaman. Begitu juga dengan Foto Prewedding. Hal ini bukanlah salah satu dari rukun atau pun syarat pernikahan. Terlebih di Zaman Nabi belum ada sama sekali yang mengenal Trend Foto Prewedding. Namun seiring berjalannya waktu, segalanya banyak yang berubah. Hingga dunia Fotografi telah di sandingkan dengan moment pernikahan, maka lahirlah Trend Foto Prewedding. Dan hal ini sudah dianggap wajib bagi mereka yang merasa orang zaman sekarang, bahkan membudaya. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Aris Suhendi, hingga saat ini telah ada 58 pasangan calon pengantin yang telah di potretnya. Al-hasil faktor Trend adalah faktor yang paling dominan sebagai alasan mengapa banyaknya calon pengantin ingin di potret. Ini di karenakan Trend Foto Prewedding telah di jadikan gaya hidup di kalangan masyarakat, dan di anggap hal yang kekinian. Apalagi biasanya para calon pengantin akan memajang hasil Foto Prewedding mereka di acara resepsi, tampilan gambar pada souvenir-souvenir undangan, dan kartu undangan. Berharap para undangan bisa melihat kemesraan di antara mereka. Maka dari itu untuk mempermudah mengumpulkan data berapa saja perbedaan jumlah pasangan dalam segi faktor keinginan membuat album Foto Prewedding, maka penulis mengumpulkannya dalam bentuk tabel. Tabel adalah angka yang di susun sedemikian rupa menurut kategori tertentu sehingga memudahkan pembahasan dan analisisnya. 29 Dan lebih rinci lagi, penulis menggunakan tabel distribusi frekuensi. Tabel 1.1 Tabel Distribusi Frekuensi 30 Nilai X Frekuensi F Nilai Tengah 1 ISI KEKOSONGAN 12 2 DOKUMENTASI 19 3 TREND 27 JUMLAH 58 Mean = 12 + 19 + 27 = 58 = 19,3 3 3 Median = 12, 19, 27 = 27 Tabel distribusi frekuensi adalah tabel yang di buat untuk menyederhanakan bentuk dan jumlah data sehingga ketika di sajikan, dapat mudah di pahami atau di nilai. Mean merupakan ukuran statistik yang cenderung paling sering di gunakan 31 . Median merupakan nilai tengah dari data setelah di urutkan mulai dari yang kecil sampai yang besar. 32 Dari data di atas dapat di fahami bahwa, faktor isi kekosongan berjumlah 12 pasangan, Dokumentasi berjumlah 19 pasangan, dan faktor Trend berjumlah 27 pasangan. Jika di total, jumlah keseluruhan adalah 58 pasangan. Kemudian dari jumlah angka tersebut, 2 9 Di akses dari muhammadazisrizkianugrah.word tanggal 03 maret 2016, pada jam 16:15 30 Di akses dari zaneta9bp2.blogspot.com tanggal 03 maret 2016 pada jam 16:32. 31 Di akses dari Rumusstatistik.com pada tanggal 2 maret 2016 jam 1:27 32 Di akses dari Suryagedur.wordpress.com pada tanggal 2 maret 2016 jam 1:29 angka yang paling tinggi adalah faktor “Trend.” Maka jelas sudah bahwa Trend adalah faktor yang paling tinggi mengapa banyaknya calon pengantin ingin di potret dalam bentuk Foto Prewedding. Dan sesuai dengan namanya “Prewedding”, maka status 58 pasangan pengantin yang telah mendatangi saudara Aris untuk di potret adalah “Calon pengantin”, Namun sayangnya dari hasil wawancara yang penulis amati, “semua” calon pengantin yang di potretnya, dalam berpose, lebih memilih kontak sentuh ikhtilat dibanding menjaga jarak. Adapun mengenai pose, Aris Suhendi tidak memaksa kehendaknya, namun ia memberi kebebasan bagi para calon pengantin untuk berpose seperti apa. “Mengenai pose, saya tidak mengatur mereka maunya bagaimana, tapi kebanyakan dari mereka, meminta posisi yang mesra. Seperti bergandengan tangan, merangkul, berpelukan, menggendong, bahkan bercumbu mesra pasangannya” 33 Begitu juga dengan lokasi pemotretan atau tema pemotretan. Semuanya ada di tangan calon pengantin. Aris Suhendi hanya mengikuti keinginan para calon pengantin yang maunya bagaimana dan seperti apa. Aris Suhendi yang benar-benar tidak pernah mengenyam pendidikan berbasis Islam, membuat dirinya kurang faham dengan Syariat Islam. Hal inilah yang membuatnya seakan-akan menunjukkan sikap rela terhadap kemaksiatan disetiap kali pemotretannya berlangsung. Dan yang ada di benaknya mungkin adalah bagaimana caranya membuat Foto Prewedding yang sebaik mungkin sesuai keinginan para clientnya. Belum lagi selama penulis mewawancarainya, ia belum menemukan sepasang calon pengantin pun yang meminta di buatkan Foto Prewedding dengan konsep yang Islami. 33 Wawancara Pribadi dengan Aris Suhendi. Cibubur 20 April 2016

BAB IV FOTO PREWEDDING DALAM PANDANGAN ISLAM

Fenomena Foto Prewedding yang dihasilkan oleh Aris Suhendi hanyalah sebagian kecil dari fenomena Foto Prewedding yang ada sekarang ini. Walau fenomena Foto Prewedding sebenarnya hanyalah trend belaka, namun fenomena ini seakan telah membudaya menjelang hari pernikahan tiba.

A. Foto-foto Prewedding karya Aris Suhendi dan Analisisnya Dalam Hukum Islam