Sistematika Penulisan Pengertian Fotografi Hukumnya Dalam Islam

d. Analisis Data

Dalam pengolahan data, dilakukan dengan cara analisis Data Kualitatif, yakni upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah- milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 9

e. Teknik Penulisan

Teknik penulisan dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012. Teknik penulisan Ayat Al-Qur’an dan Hadits ditulis satu spasi, termasuk terjemahan Al-Qur’an dan Hadits dalam penulisannya diketik satu spasi meskipun kurang dari enam baris dan penulisan skripsi ini menggunakan ejaan yang disempurnakan EYD, kecuali nama pengarang dan daftar pustaka ditulis diawal. 10

F. Sistematika Penulisan

D alam menata skripsi ini, penulis menyajikannya dalam lima Bab. Rangkaian Bab tersebut meliputi : Bab 1 : Pada Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, Batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, studi review terdahulu, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2 : Pada Bab ini berisi tentang landasan beberapa teori yang ber kaitan dengan penulisan skripsi ini. Meliputi : Pengertian Fotografi, Foto Prewedding, sejarah Foto Prewedding, Ikhtilat, Khalwat, dan Kasyful aurat. Bab 3 : Pada Bab ini, diuraikan tentang Profil Aris Suhendi sebagai Fotografer Prewedding, hal yang melatarbelakanginya menjadi Fotografer Prewedding, Faktor-faktor 9 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012, h. 248. 10 Tim Penulis Fakultas Syariah dan Hukum, Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004, h. 11. calon pengantin ingin melakukan pemotretan Prewedding, serta jumlah statistik perbedaan jumlah faktor-faktor terlaksananya pengambilan Foto Prewedding. Bab 4 : Pada Bab ini, diuraikan contoh beberapa sample Foto Prewedding hasil karya Aris Suhendi, berikut analisis penulis mengenai IkhtilatKhalwat dan Kayful aurat yang dijadikan alasan utama pengharaman Foto Prewedding. Dan contoh solusi Foto Prewedding yang sesuai dengan Syariat Islam. Bab 5 : Pada Bab ini, penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian, memberikan dua saran bermanfaat, dan yang akhirnya penutup.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Fotografi Hukumnya Dalam Islam

Fotografi berasal dari bahasa Yunani, dari kata photos dan graphos. Photos berarti cahaya dan graphos berarti tulisanlukisan. Jadi secara harfiah, fotografi adalah melukis dengan bantuan cahaya. 11 Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, fotografi merupakan seni dan proses penghasilan gambar melalui cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan, dengan kata lain fotografi juga diartikan melukis dengan cahaya. 12 Ada beberapa pihak yang meragukan hukum dari Fotografi itu sendiri, apakah fotografi dapat disamakan dengan hukum melukis atau menggambar, yang mana hal tersebut terlarang oleh Islam. Jelasnya persoalan ini seperti difatwakan oleh Syekh Bukhait, Mufti Mesir dalam risalah “ Al-Jawabusy Syaafii Fii Ibaahatit-Tashwiril Futughrafi.” Bahwa pengambilan gambar dengan fotografi, yakni menahan bayangan dengan menggunakan sarana yang sudah dikenal di kalangan orang-orang yang berprofesi demikian, sama sekali tidak termasuk gambar yang dilarang. Karena menggambar yang dilarang itu adalah mewujudkan dan menciptakan gambar yang belum diwujudkan dan diciptakan sebelumnya, sehingga bisa menandingi makhluk ciptaan Allah. Sedangkan tindakan ini tidak terdapat dalam pengambilan gambar melalui alat fotografi tustel tersebut. 13

B. Pengertian Foto Prewedding Sejarahnya