Efisiensi pakan Huisman 1976 : EP = Sintasan Laju Pertumbuhan Bobot

Keterangan : α = laju pertumbuhan bobot rerata harian Wt = bobot rata-rata individu pada waktu t g Wo = bobot rata-rata individu pada waktu to g t = lama percobaan hari Laju pertumbuhan panjang total rerata harian α = ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ −1 L L t o t x 100 Dengan : α = laju pertumbuhan panjang rerata harian Lt = panjang rata-rata individu pada waktu t g Lo = panjang rata-rata individu pada waktu to g t = lama percobaan hari

5. Efisiensi pakan Huisman 1976 : EP =

F B B B o d t − + x 100 Ket : EP = efisiensi pemanfaatan pakan B t = biomassa mutlak ikan pada akhir percobaan g B d = biomassa mutlak ikan yang mati selama percobaan g B o = biomassa mutlak ikan pada awal percobaan g F = jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ikan selama percobaan g Analisis Data Keseluruhan data kecuali fisika kimia dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dengan bantuan program Minitab versi 14. Jika terdapat pengaruh yang berbeda nyata maka dilanjutkan uji Tukey. Analisis model regresi polinomial ortogonal diaplikasikan guna melihat respon sintasan, tingkat kerja osmotik, kadar glukosa darah, konsumsi oksigen, laju pertumbuhan dan efisiensi pemanfaatan pakan terhadap penambahan tingkat kalsium. Santoso 2002. Analisis data fisika kimia air diinterpretasikan secara desktriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan Tahap pertama Hasil Dari hasil pengamatan dan pengukuran selama percobaan diperoleh data sintasan disajikan pada Tabel 3. Sedangkan laju pertumbuhan bobot rerata harian benih ikan balashark disajikan pada Tabel 4.

1. Sintasan

Sintasan yang diperoleh pada penelitian tahap pertama selama 30 hari pemeliharaan adalah berkisar 24-98,67 Tabel 3. Hasil analisa ragam menujukkan bahwa salinitas berpengaruh terhadap sintasan benih balashark . Sintasan tertinggi diperoleh pada perlakuan salinitas 3 ppt dan hasil analisa antar perlakuan berbeda bila dibandingkan dengan perlakuan salinitas 0 ppt air tawar dan salinitas 12 ppt. Tabel 3. Rerata sintasan benih ikan balashark pada setiap perlakuan selama percobaan Perlakuan salinitas Ulangan 0 ppt 3 ppt 6 ppt 9 ppt 12 ppt 1 2 3 40 45 45 98 98 100 90 100 100 75 98 93 35 13 24 Rata 43,33±2,89 a 98,67±1,15 b 96,67±5,77 b 88,67±12,09 b 24±11 c Keterangan : huruf supercript di belakang standar deviasi yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata P0,05.

2. Laju Pertumbuhan Bobot

Laju Pertumbuhan bobot benih ikan balashark selama 30 hari dipengaruhi oleh perlakuan salainitas yang berbeda P0,05. Hasil analisa uji lanjut antar perlakuan laju pertumbuhan bobot harian pada salinitas 3 ppt berbeda dengan salinitas 0 ppt dan 12 ppt. Sedangkan salinitas 0 ppt dan 12 ppt laju pertumbuhannya bobot harian tidak berbeda. Laju pertumbuhan bobot harian berkisar 2,59 – 3,71 dan yang tertinggi pada perlakuan salinitas 3 ppt sebesar 3,71 untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rerata laju pertumbuhan bobot harian benih ikan balashark pada setiap perlakuan selama percobaan Perlakuan salinitas Ulangan 0 ppt 3 ppt 6 ppt 9 ppt 12 ppt 1 2 3 2,34 2,74 2,69 3,70 3,90 3,52 3,61 2,90 2,96 3,64 3,33 3,49 2,46 3,37 2,96 Rata 2,59±0,49 a 3,71±0,19 b 3,16±0,39 ab 3,49±0,16 ab 2,93±0,46 a Keterangan : huruf supercript di belakang standar deviasi yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata P0,05 Pembahasan Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa perlakuan salinitas media berpengaruh nyata P0,05 terhadap sintasan Tabel 3. Menunjukkan bahwa benih ikan balashark mampu mentolerir hingga salinitas 9 ppt. Sintasan meningkat seiring dengan penambahan salinitas dan mulai turun dari salinitas 6 ppt. Sintasan berkisar antara 24 – 98,7 dan sintasan tertinggi pada salinitas 3 ppt rata-rata 98,7 dan terendah pada perlakuan salinitas 12 ppt rata-rata 24 . Adapun rendahnya sintasan karena ikan tidak mampu mentolerir salinitas tersebut. Berdasarkan pengamatan selama penelitian, kematian ikan pada salinitas 12 ppt terjadi pada awal hingga pertengahan penelitian sedangkan pada salinitas 0 ppt kematian ikan terjadi pada pertengahan hingga akhir penelitian. Menurut Nybakken 1988 ikan air tawar dalam menghadapi salinitas yang lebih tinggi, cenderung mensekresikan air melalui ginjal untuk mencapai keseimbangan. Rendahnya sintasan pada perlakuan salinitas tinggi 12 ppt dikarenakan benih balashark merespon flluktuasi lingkungan yang tinggi yaitu adanya penambahan salinitas akan membutuhkan energi lebih untuk proses osmoregulasi dan untuk menjaga agar terjadinya keseimbangan kadar garam antara lingkungan dan tubuh sehingga ikan yang tidak mampu beradaptasi atau mentolerir lingkungannya akan stress yang akhirnya mati. Tabel 4. Menunjukkan bahwa laju pertumbuhan bobot harian tertinggi pada salinitas 3 ppt dan terendah pada perlakuan 0 ppt. Rendahnya pertumbuhan pada perlakuan 0 ppt dikarenakan energi untuk osmoregulasi lebih besar, sehingga porsi untuk pertumbuhan lebih sedikit. Sedangkan laju pertumbuhan bobot harian pada perlakuan 9 ppt lebih besar dibanding 6 ppt dalam hal ini rendahnya laju pertumbuhan lebih dipengaruhi kepadatan ikan karena pada ulangan dua dan tiga pada perlakuan salinitas 6 ppt kelangsungan hidup 100 40 ekorwadah sehingga laju pertumbuhan rendah bila dibandingkan kepadatan yang rendah pada perlakuan 9 ppt kelangsungan hidup 75 - 90 dan kematian terjadi pada awal penelitian, sehingga pada perlakuan 6 ppt nilai laju pertumbuhan bila dirata-ratakan mendapatkan hasil rerata rendah. Kepadatan yang lebih tinggi akan mempengaruhi ruang gerak dan kompetesi dalam mendapatkan makan. Menurut Hikling 1971 pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya keturunan, umur, ketahanan terhadap penyakit, kemampuan memanfaatkan pakan serta faktor lingkungan. Sedangkan menurut Huet 1971 pertumbuhan juga dipengaruhi oleh kepadatan populasi, karena akan terjadi kompetisi terhadap ruang gerak dan kompetisi dalam mendapatkan pakan. Laju pertumbuhan bobot harian seiring dengan sintasan nilainya tertinggi terdapat pada salinitas 3 ppt dalam hal ini tingkat salinitas tersebut mempunyai tingkat tekanan osmotik yang ideal artinya kondisi lingkungan dengan tubuhnya seimbang sehingga energi lebih dibelanjakan untuk pertumbuhan dibanding osmoregulasi. Sesuai dengan pernyataan Affandi dan Tang 2002 Apabila ikan dipelihara pada media yang isotonik, maka energi untuk osmoregulasi dapat ditekan dan porsi energi untuk pertumbuhan, selain itu fisiologis berjalan dengan baik termasuk metabolisme sehingga pemanfaatan pakan lebih efisien yang akhirnya pertumbuhan bisa meningkat. Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa perlakuan salinitas media berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan bobot rerata harian P0,05. Salinitas media 3 ppt adalah yang terbaik untuk meningkatkan sintasan dan pertumbuhan benih ikan balashark. Dengan demikian salinitas media 3 ppt digunakan pada penelitian tahap kedua. Percobaan Tahap Kedua Hasil Dari hasil pengamatan dan pengukuran tahap pertama dilanjutkan percobaan tahap kedua. Percobaan tahap kedua adalah tingkat penambahan kalsium CaOH 2 pada media bersalinitas 3 ppt untuk meningkatkan sintsan dan pertumbuhan benih balashark. Hasil penelitian tahap kedua didapatkan data tentang parameter fisika kimia, konsentrasi mineral baik pada media maupun tubuh ikan, sintasan, tingkat kerja osmotik, kadar glukosa darah, tingkat konsumsi oksigen, pertumbuhan laju pertumbuhan bobot rerata harian dan laju pertumbuhan panjang total rerata harian serta efisiensi pemanfatan pakan. Nilai parameter fisika kimia air selama penelitian secara umum masih layak untuk mendukung kelangsungan hidup benih ikan balashark. Data hasil pengukuran parameter fisika kimia air dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai parameter fisika kimia air pada setiap perlakuan selama percobaan Tingkat Penambahan kalsium CaOH 2 mgL Parameter 0 10 20 30 40 Suhu o C Salinitas ppt pH unit DO mgL C0 2 mgL KesadahanmgL AlkalinitasmgL NO 2 mgL NH 3 mgL 26,0-29 3,0 5,82-6,01 7,0- 7,73 3,99-7,99 260-372 22,12-33,18 0,0011- 0,0993 0,0874- 0,0947 26,0-29 3,0 5,89-6,69 6,58-7,85 3,99-799 350-397 33,18-44,24 0.00219- 0.09816 0,03738- 0,07527 26,3-29 3,0 5,92-6,85 6,67-7,65 4,49-7,99 362-427 33,18-44,24 0,00184- 0,07260 0,04535- 0.09176 26,2-29 3,0 5,95-7,26 6,99-7,73 4,99-7,99 372-479 33,18-44,24 0.00226- 0.00981 0,06779- 0,08771 26,2-29 3,0 5,95-7,33 6,66-7,85 3,99-7,99 427-482 44,24-55,31 0.00629- 0.00684 0,06045- 0,07461 Tabel 6. Konsentrasi mineral Na dan Ca pada setiap perlakuan selama percobaan Mineral pada media ppm Mineral pada benih ppm Perlakuan Na Ca Na Ca A.Salinitas 3 ppt. B.Salnt 3 ppt + 10 ppm CaOH 2 C.Salnt 3 ppt + 20 ppm CaOH 2 D.Salnt 3 ppt + 20 ppm CaOH 2 E.Salnt 3 ppt + 40 ppm CaOH 2 597 1071 1112 1005 1089 30 53 64 79 85 6817 5899 4393 5086 5898 20292 24104 29270 18368 26249

1. Sintasan Benih Ikan Balashark