Analisis Data Kajian kelembagaan agroindustri pangan olahan di kawasan kawasan agropolitan Kota Batu Provinsi Jawa Timur

Dalam penelitian ini, sebelum dilakukan penetapan lokasi contoh, terlebih dahulu dilakukan identifikasi terhadap lokasi-lokasi yang terdapat usaha agroindustri pangan olahan di setiap kecamatan. Penentuan lokasi ditetapkan berdasarkan kegiatan agroindustri pangan olahan yang ada di setiap kecamatan dan kelurahandesa. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling. Responden pelaku agroindustri pangan olahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini berjumlah 38 orang, sehingga jumlah responden yang dijadikan contoh setiap kecamatan disesuaikan dengan persentase unit produksi dan jumlah total produksi agro industri pangan olahan di Kota Batu, terdiri dari: pelaku usaha perorangan sebanyak 12 orang responden, serta dari 4 kelompok usaha yang ada diambil masing-masing sebanyak 5, 3, 11 dan 7 orang responden. Penetapan responden pelaku agroindustri pangan olahan diupayakan melalui keterwakilan kelembagaan informal perorangan, dan mereka yang berada pada kelembagaan formal yaitu mereka yang mengikuti pola kemitraan dengan KoperasiKelompok Usaha. Selanjutnya ditelusuri pula jalur-jalur pemasaran mulai dari produsenpelaku usaha agroindustri hingga toko-toko pengecer. Jumlah responden pelaku pemasaran sebanyak 10 orang dengan wawancara terhadap para pelaku pemasaran yang terdapat di pusat-pusat penjualan oleh-oleh produk agroindustri di Kota Batu.

3.5 Analisis Data

Dari data yang telah terkumpul kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, sehingga akan dapat menjawab permasalahan yang diangkat. Berbagai metode analisis yang dipakai adalah sebagai berikut: Tabel 4. Matriks Pendekatan Studi No Tujuan Metode Analisis Variabel Data Output yang Diharapkan 1. Menganalisis Keragaan performance Kelembagaan Agroindustri  Analisis Deskriptif Keragaan performance Kelembagaan Agroindustri  Jenis Kegiatan Agroindustri  Kelembagaan Agroindustri Dinas Pertanian, Dinas Perindag, Bappeda Kota Batu, dan Wawancara dengan Pelaku Usaha Agroindustri Diketahuinya Proses dan Pola Hubungan Kelembagaan Agroindustri dan Tataniaganya  Analisis Marjin Tataniaga  Struktur Tataniaga  Marjin Tataniaga Wawancara dengan Pelaku Pemasaran Agroindustri Teridentifikasinya Tingkat Efisiensi Pemasaran, Integrasi Harga Produsen- Konsumen dan Distribusi Marjin Tataniaga antar Pelaku Usaha 2. Mengkaji kelayakan usaha agroindustri pangan olahan yang berkembang di Kota Batu  Analisis Finansial: Net BC ratio, NPV, IRR  Total Biaya  Total Produksi  Total Pendapatan  Suku Bunga Wawancara dengan Pelaku Usaha Agroindustri Teridentifikasinya Kelayakan Usaha Agroindustri secara Finansial 3. Menganalisis faktor-faktor kelembagaan formal informal yang mempengaruhi perkembangan agroindustri pangan olahan di Kota Batu  Model Regresi Logit Logistic Regression Model  Kelembagaan FormalInformal Agroindustri Wawancara dengan Pelaku Usaha Agroindustri Teridentifikasinya Faktor-faktor Kelembagaan Formal Informal yang mempengaruhi Perkembangan Agroindustri

3.5.1 Analisis Deskriptif Keragaan performance Kelembagaan

Analisis deskriptif yang digunakan untuk mengkaji performance kelembagaan yang meliputi organisasi usaha agroindustri pangan olahan, hak-hak dan kewajiban, aturan representatif rule of representations, kelembagaan perorangan informal, kelembagaan kelompok formal, peran pemerintah, faktor penghambat dan pendukung, dan beberapa parameter yang bersifat kualitatif. Karakteristik hubungan yang dideskripsikan adalah hubungan principal-agent, sistem kontrak kerjasama dan biaya transaksi yang timbul dalam hubungan tersebut.

3.5.2 Analisis Marjin Tataniaga

Marjin tataniaga adalah perbedaan harga di tingkat produsen harga beli, harga di tingkat pedagang perantara, harga di tingkat toko pengecer, serta harga di tingkat konsumen harga jual. Marjin ini terdiri dari biaya dan keuntungan tataniaga, yang ditentukan terhadap komoditas agroindustri pangan olahan yang banyak diusahakan di Kota Batu, yaitu: Kripik Kentang, Sari Apel, dan Jenang Apel. Secara matematis persamaan marjin tataniaga adalah sebagai berikut : 1 1 1 1 m j n j m j m j Pj Cij Mj M = = = = + = = Dimana : M = Marjin tataniaga Rpkg j M = Marjin tataniaga Rpkg lembaga tataniaga ke jj=1 ,2,..,m; m adalah jumlah lembaga tataniaga yang terlibat. ij C = Biaya tataniaga ke-i Rpkg pada lembaga tataniaga ke j; i = 1,2, . . . n dan n adalah jumlah jenis pembiayaan. P j = Marjin keuntungan lembaga tataniaga ke jRpkg

3.5.3 Analisis Finansial

Untuk mengetahui kriteria penilaian kelayakan investasi terhadap keberadaan agroindustri pangan olahan Kripik Kentang, Sari Apel, dan Jenang Apel, dilakukan dengan beberapa metode antara lain Net Benefit Cost Ratio BC Ratio, Net Present Value NPV, dan Internal Rate of Return IRR.

a. Net Benefit Cost Ratio BC Ratio