Ratio BC Ratio, Net Present Value NPV, dan Internal Rate of Return IRR.
a. Net Benefit Cost Ratio BC Ratio
Net Benefit Cost Ratio BC Ratio adalah nilai perbandingan antara nilai manfaat bersih dengan biaya bersih yang diperhitungkan nilainya saat
ini. Net BC menggunakan rumus:
Net BC =
1
1 1
n t
t t
n t
t t
i C
i Ct
B
=
+ +
Dimana :
t
B
= Penerimaan kotor pada tahun t;
t
C
= Biaya kotor pada tahun t; n
= Umur ekonomis usaha agroindustri; i
= discount rate Kriteria pengukuran adalah apabila Net BC 1, maka kegiatan
pengembangan agroindustri baik secara swadaya oleh masyarakat maupun kemitraan koperasi yang dilakukan tersebut dinyatakan menguntungkan karena
penerimaan lebih besar daripada biaya total dan sebaliknya.
b. Net Present Value NPV
Net Present Value NPV atau nilai tambah adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Metode ini menghitung
selisih antara manfaatpenerimaan dengan biayapengeluaran. Perhitungan ini diukur dengan nilai uang sekarang net present value dengan rumus:
NPV =
1
t t
t
i C
B +
Dimana :
t
B
= pendapatan usaha agroindustri pada interval waktu tertentu t;
t
C
= Biaya usaha agroindustri pada waktu tertentu t; n = Umur ekonomis usaha agroindustri;
i = Discount Rate
Kriteria yang digunakan adalah apabila : a. nilai NPVO, maka peningkatan pengembangan agroindustri baik secara tradisional swadaya oleh
masyarakat maupun kemitraan dengan koperasi layak untuk diusahakan; b. nilai NPVO, maka pengembangan agroindustri baik secara tradisional
swadaya oleh masyarakat maupun kemitraan dengan koperasi tidak layak untuk diusahakan; dan c. nilai NPV=O, maka pengembangan agroindustri baik
secara tradisional swadaya oleh masyarakat maupun kemitraan koperasi mencapai break event point.
c. Internal Rate of Return IRR.
Internal Rate of Return IRR adalah suatu tingkat bunga yang menunjukkan nilai sekarang netto NPV sama dengan jumlah seluruh investasi
atau dengan kata lain tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan nol NPV=O. Tingkat bunga tersebut merupakan tingkat bunga maksimum yang dapat
dibayar oleh proyek untuk faktor produksi yang digunakan. Perhitungan IRR ditulis dengan rumus :
IRR = i’+
- i
i NPV
NPV NPV
Dimana : i’
= nilai percobaan pertama untuk discount rate i’’
= nilai percobaan kedua untuk discount rate NPV’ = nilai percobaan pertama untuk NPV
NPV = nilai percobaan kedua untuk NPV Kriteria yang digunakan adalah apabila : a. Nilai IRR discount rate,
maka peningkatan pengembangan agroindustri baik secara tradisional swadaya oleh masyarakat maupun kemitraan dengan koperasi layak untuk diusahakan;
b. Nilai IRR discount rate, maka pengembangan agroindustri baik secara tradisional swadaya oleh masyarakat maupun kemitraan dengan koperasi tidak
layak untuk diusahakan; dan c. Nilai IRR = discount rate, maka pengembangan agroindustri baik secara tradisional swadaya oleh masyarakat maupun
kemitraan koperasi mencapai break event point.
3.5.4. Analisis Penentuan Opsi Kelembagaan dengan menggunakan Model Regresi Logit
Logistic Regression Model
Dalam analisis ini akan diidentifikasi bentuk-bentuk kelembagaan yang
dipilih oleh pelaku agroindustri untuk meminimalkan tingginya biaya-biaya transaksi dan sekaligus untuk mengurangi tingginya resiko dan ketidakpastian.
Kelembagaan ini bisa berbentuk kelembagaan formal maupun informal. Model kelembagaan seperti ini tentunya akan dapat memberikan informasi yang
memadai, bagaimana para pelaku agroindustri pangan olahan sekaligus pihak pengambil kebijakan dalam pengelolaan agroindustri tersebut mampu
membangun kelembagaan pemasaran yang lebih baik dan sekaligus mampu mendorong terjadinya kontrak-kontrak kerjasamakemitraan yang mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan. Opsi kelembagaan diduga dipengaruhi oleh beberapa karakteristik antara
lain termasuk ke dalam: atribut pelaku agroindustri meliputi: umur, pendidikan formal-non formal, lama usaha dan jumlah tenaga kerja produktif; karakteristik
usaha meliputi: penguasaan aset usaha agroindustri, status kepemilikan, dan keikutsertaan dalam kelompok usaha; atribut biaya transaksi meliputi: informasi
harga, prosedur transaksi, dan resiko tidak terjual. Menurut Thomas 1997, bentuk hubungan dari karakteristik-karakteristik ini secara matematis dapat
dituliskan dalam fungsi probabilitas linier sebagai berikut:
i i
i i
i i
i i
i i
i i
D D
D D
D X
X X
X X
X P
ε β
β β
β β
β β
β β
β β
β
5 12
4 1
3 1
2 1
1 1
6 1
5 1
4 1
3 1
2 1
1 1
1 1
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
=
i i
i i
i i
i i
i i
i i
D D
D D
D X
X X
X X
X P
ε β
β β
β β
β β
β β
β β
β
5 12
4 2
3 2
2 2
1 2
6 2
5 2
4 2
3 2
2 2
1 2
2 2
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
=
Untuk melakukan analisis opsi kelembagaan di atas digunakan Model Regresi Logit Logistic Regression Model, dimana dependent variable-nya bersifat
dikotomi. Dengan model ini dapat diduga peluang masing-masing bentuk kelembagaan yang menjadi pilihan dan menguntungkan bagi usaha
agroindustri. Dalam bentuk persamaan, model regresi logit tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
i i
i i
i i
i i
i i
i i
D D
D D
D X
X X
X X
X P
P Log
ε β
β β
β β
β β
β β
β β
β
5 12
4 12
3 12
2 12
1 12
6 12
5 12
4 12
3 12
2 12
1 12
12 2
1
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
=
Dimana:
1
P = Peluang Memilih Kelembagaan Formal
2
P = Peluang Memilih Kelembagaan Informal
-
2 1
P P
Log = Logaritma Peluang Kelembagaan Formal terhadap Peluang
Memilih Kelembagaan Informal
1
X = Umur Pelaku Usaha Agroindustri
tahun
2
X = Pendidikan Formal Pelaku Usaha
Agroindustri tahun
3
X
= Pendidikan Informal Pelaku Usaha Agroindustri
hari
4
X = Lama Usaha
tahun
5
X
= Jumlah Tenaga Kerja Produktif orang
6
X
= Penguasaan Aset Usaha unit
1
D = Dummy Status Kepemilikan
1= milik; 0= lainnya
2
D = Dummy Kelompok Usaha
1= ikut; 0= lainnya
3
D
= Dummy Informasi Harga Pendapat Pelaku Usaha Agroindustri
1= tahu; 0= lainnya
4
D
= Dummy Prosedur Transaksi Pendapat Pelaku Usaha Agroindustri
1= mudah; 0 = lainnya
5
D
= Dummy Resiko Tidak Terjual Pendapat Pelaku Usaha Agroindustri
1=sedikit; 0= lainnya I
= Responden ke-i Β
= Koefisien Regresi
3.6. Batasan Operasional