Percobaan Jangka Pendek METODE

Calon responden yang telah mendapat informasi yang jelas dan bersedia mengikuti kegiatan penelitian, selanjutnya diminta untuk menandatangani “surat persetujuan” informed consent. Surat tersebut sebagai tanda keikutsertaan secara sukarela dan bukti bahwa responden memiliki kewajiban untuk memenuhi dan mengikuti prosedur yang ditetapkan selama penelitian berlangsung. Form informed consent terdapat pada Lampiran 2.

3.2 Percobaan Jangka Pendek

Percobaan jangka pendek dilakukan pada 12 responden untuk mengukur Saturasi O 2 SpO 2 dan uji performa saat berolahraga VO 2 max, waktu mencapai anaerobic threshold AT dan waktu mencapai kelelahan. Uji ini menggunakan sampel sebanyak 1 botol 385 mL air minum beroksigen pada konsentrasi 50, 80 dan 130 ppm dan AMDK sebagai kontrol. Uji performa saat berolahraga dilakukan 11 kali pada bulan Januari – Februari 2013 menggunakan treadmill yang dihubungkan dengan alat cardiorespiratory fitness test “Fitmate” Cosmed.Setiap responden melakukan 4 kali uji dan hanya diperbolehkan melakukan sekali uji performa dalam sehari. Waktu istirahat 2-3 hari diberikan kepada responden untuk memulihkan kembali kondisi tubuh sebelum melakukan uji performa pada konsentrasi yang berbeda. Pemberian sampel minuman beroksigen dengan berbagai konsentrasi dilakukan secara acak pada setiap responden. Sebelum melakukan uji performa, responden diperiksa kondisi kesehatannya terlebih dahulu oleh dokter dari klinik Laboratorium Somatokinetika FIK UNJ. Responden yang tekanan darah sesaatnya tidak normal, diminta istirahat terlebih dahulu sampai kondisinya normal. Jenis pengujian yang digunakan adalah tes maksimal 100 denyut nadi dengan protokol lari 10 kmjam Run 10 kmh di atas treadmill hingga mencapai kelelahan maksimum. Responden berlari diatas treadmill tanpa kemiringan sampai kecepatan 10 kmjam, kemudian mulai menit ke-7 secara bertahap kemiringan treadmill dinaikkan sebesar 1 per menit sampai kemiringan 14. Adapun kecepatan awal 7 kmjam dinaikkan secara bertahap sampai 10 kmjam pada menit ke-6 dan selanjutnya konstan Gambar 4. Pada pengujian pengaruh jangka pendek minuman beroksigen, responden diminta meminum satu botol sampel atau air biasa AMDK, 15 menit sebelum pengujian. Selanjutnya responden berlari di atas treadmill sampai benar-benar mengalami kelelahan. Selama pengujian berlangsung dilakukan pemantauan kondisi responden yang dilihat dari layar monitor baik irama jantung EKG, VO 2 max dan denyut nadi heart rateHR. EKG sangat penting dilakukan dalam pengujian ini untuk keselamatan responden. Pada akhir pengujian diperoleh hasil pengukuran VO 2 max, waktu untuk mencapai Anaerobic threshold AT maupun waktu untuk mencapai kelelahan yang dihitung secara otomatis oleh alat cardiorespiratory fitness test Fitmate Gambar 5. Kriteria VO 2 max yang dicapai juga ditampilkan pada gambar tesebut, yang terdiri dari sangat kurang very poor, kurang poor, cukup fair, baik good, sangat baik excellent maupun super superior. Pengaruh suhu lingkungan terhadap performa dapat diminimalisir karena pengujian ini dilakukan di dalam ruangan berpendingin air conditioner. Gambar 4 Perubahan kecepatan dan kemiringan treadmill pada uji lari 10 kmjam . Gambar 5 Contoh hasil pengukuran cardiorespiratory fitness test Fitmate Pada jangka pendek dilakukan juga pengukuran saturasi oksigen SpO 2 . Kadar saturasi oksigen SpO 2 diukur sebelum s1 dan setelah s2 treadmill serta setelah meminum sampel air beroksigen atau air biasa dengan konsentrasi yang sama pasca treadmill sampel kedua yang dimonitor selama 0, 5, 10, dan 15 menit. Pengukuran sebelum treadmill s1 dilakukan sebelum responden meminum sampel yang pertama dengan maksud mengukur SpO 2 responden sebelum diberikan perlakuan. Pengukuran SpO 2 dilakukan secara non-invasif VO 2 max Waktu mencapai AT Waktu mencapaikelelahan menggunakan pulse oximetry yang terdiri atas 2 sensor yaitu sinar infrared yang dapat diabsorbsi oleh oxyhaemoglobin dan sinar red yang dapat diabsorbsi oleh hemoglobin. Sensor tersebut ditepatkan pada jari telunjuk kanan responden yang sebelumnya dibersihkan terlebih dahulu menggunakan tissue. Kuku responden yang panjang dapat mengganggu alat saat pembacaan kadar SpO 2 . Oleh karena itu responden diminta untuk memotong kukunya sebelum dilakukan pengukuran.

3.3 Percobaan Jangka Panjang