Korelasi Analisis Lintasan path analysis
Hubungan Antar Karakter Agronomi Sorgum di Lahan Masam
Analisis korelasi antar karakter menggambarkan hubungan antara dua karakter sehingga dapat dimanfaatkan untuk mempelajari hubungan antara
karakter penunjang dengan karakter utama atau hasil. Korelasi antar karakter sangat bermanfaat untuk memperbaiki respon ikutan dalam penerapan seleksi tak
langsung. Pada pemuliaan tanaman untuk lingkungan bercekaman, karakter hasil biasanya lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan sehingga seleksi akan
lebih efektif jika dilakukan pula secara tidak langsung melalui karakter yang berkorelasi positif dan nyata terhadap hasil.
Hasil korelasi karakter-karakter agronomi populasi F4 pada lahan masam menunjukkan bahwa karakter tinggi tanaman, diameter batang, bobot batang,
bobot biomasa, panjang malai dan indeks panen berkorelasi positif dan nyata terhadap bobot bijitanaman Tabel 7. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan
pada karakter-karakter tersebut akan diikuti oleh peningkatan terhadap bobot bijitanaman.
Tabel 7. Korelasi antar karakter agronomi sorgum populasi F4 di lahan masam
TT DB BBTG
BBM PM BBJ KN DB 0.385
BBTG 0.439 0.548
BBM 0.438 0.595
0.915 PM 0.294
0.341 0.403
0.412 BBJ 0.255
0.444 0.503
0.626 0.414
KN -0.080 -0.147
-0.009
tn
-0.079 -0.179
-0.209 IP -0.056
tn
0.015
tn
-0.164 -0.102
0.143 0.616
-0.226 Keterangan:
TT=tinggi tanaman, DB=diameter batang, BBTG=bobot batang, BBM=bobot biomasa, PM=panjang malai, BBJ= bobot bijitanaman, KN=kadar nira, dan
IP=indeks panen; berkorelasi nyata pada taraf 5, berkorelasi nyata pada taraf 1, tn=tidak nyata
Karakter bobot biomasa memiliki nilai korelasi positif yang besar dengan bobot bijitanaman dan nyata di antara karakter lainnya dengan nilai
korelasi 0.626, yang menunjukkan bahwa bobot biomasa memiliki hubungan yang erat dengan karakter bobot bijitanaman. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan
bobot biomasa sorgum akan meningkatkan peningkatan bobot bijitanaman. Nilai korelasi antara dua karakter yang semakin mendekati +1 atau -1 maka semakin
erat hubungan antara kedua karakter tersebut Mattjik dan Sumertajaya 2002. Hasil penelitian Sungkono 2010 juga menunjukkan keeratan antara bobot