Respon Seleksi Seleksi Daya Hasil dan Kualitas Galur-Galur Sorgum di Lahan
Hasil analisis lintasan pada populasi sorgum F4 di lahan masam menunjukkan bahwa bobot biomasa dan indeks panen memiliki pengaruh
langsung terbesar terhadap bobot biji per tanaman. Hal ini konsisten dengan hasil korelasi antar karakter bahwa bobot biomasa dan indeks panen memiliki keeratan
yang besar. Pengaruh langsung bobot biomasa sebesar 0.80, sedangkan. indeks panen sebesar 0.67 Pengaruh langsung tersebut dapat diartikan bahwa setiap
kenaikan satu simpangan baku bobot biomasa akan menaikkan bobot bijitanaman sebesar 0.80 simpangan baku, sedangkan setiap kenaikan satu simpangan baku
indeks panen akan menaikkan bobot bijitanaman sebesar 0.67 simpangan baku. Tabel 8. Pengaruh langsung dan tidak langsung karakter agronomi terhadap hasil
bobot bijitanaman dari populasi F4 di lahan masam
Variabel bebas
dibakukan Pengaruh
langsung Pengaruh tidak langsung melalui variabel Zi
Pengaruh total
Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7 Z1 -0.02
- 0.01
-0.06 0.35
0.01 -0.00
-0.04 0.26
Z2 0.03 -0.01
- -0.08
0.47 0.02
-0.00 0.01
0.44 Z3
-0.14 -0.01 0.02 - 0.73 0.02 0.00 -0.11 0.50 Z4 0.80
-0.01 0.02
-0.13 -
0.02 -0.00
-0.07 0.62
Z5 0.04 -0.01 0.01 -0.06 0.33 - -0.00 0.10
0.41 Z6 0.01
0.00 -0.01
0.00 -0.06
-0.01 -
-0.15 -0.21
Z7 0.67 0.00
0.00 0.02
-0.08 0.01
-0.00 -
0.62 Keterangan: 1=tinggi tanaman, 2=diameter batang, 3=bobot batang, 4=bobot biomasa, 5=panjang
malai, 6=kadar nira dan 7=indeks panen
Untuk karakter tinggi tanaman dan bobot batang memberikan pengaruh langsung yang negatif walaupun korelasinya bernilai positif. Singh dan Chaudary
1979 menerangkan bahwa jika hal ini terjadi maka pengaruh tak langsung merupakan penyebab adanya korelasi tersebut. Pada situasi tertentu, penyebab
faktor tidak langsung perlu diperhatikan pula pada saat bersamaan. Tinggi tanaman memberikan pengaruh tidak langsung melalui karakter bobot biomasa
sebesar 0.35 dan karakter bobot batang memberikan pengaruh tidak langsung sebesar 0.73 melalui karakter bobot biomasa. Hasil sidik lintas yang diperoleh
dapat memberikan informasi pengaruh tidak langsung dari suatu karakter melalui karakter lain terhadap karakter bobot bijitanaman. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa kenaikan bobot batang dan tinggi tanaman akan meningkatkan bobot biomasa yang selanjutnya akan meningkatkan bobot bijitanaman.
Gambar 11. Diagram lintas fenotipe beberapa karakter agronomi dengan karakter bobot bijitanaman sorgum populasi F4 UPCA S1 x Numbu di lahan
masam
Beberapa karakter lain juga memberikan pengaruh tidak langsung terhadap bobot bijitanaman melalui karakter bobot biomasa. Karakter diameter batang, dan
panjang malai masing-masing berkontribusi secara tidak langsung melalui karakter bobot biomasa sebesar 0.47 dan 0.33. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa karakter bobot biomasa merupakan source yang penting bagi pembentukan bobot bijitanaman.
Seleksi Populasi F4 di Lahan Masam
Seleksi bertujuan untuk meningkatkan frekuensi gen-gen yang diinginkan pada generasi selanjutnya. Seleksi pada penelitian ini dilakukan untuk
memperoleh galur-galur sorgum yang sesuai untuk kebutuhan pangan dan bioetanol. Seleksi untuk kebutuhan pangan diarahkan kepada karakter produksi
dan kualitas biji, sedangkan untuk bioetanol diarahkan kepada karakter batang dan kandungan gulanya.
Berdasarkan pertimbangan keragaman genetik, nilai duga heritabilitas arti luas, serta pengaruh langsung dan tidak langsung maka ditentukan karakter seleksi
yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya. Seleksi dilakukan berdasarkan
karakter bobot bijitanaman dan bobot biomasa untuk memperoleh galur-galur sorgum yang sesuai untuk keperluan pangan dan bioetanol.
Tabel 9. Diferensial seleksi berdasarkan karakter bobot bijitanaman sorgum populasi F4 di lahan masam
Karakter Rata-rata
Populasi Awal Rata-rata
Populasi Terseleksi Diferensial
Seleksi Tinggi tanaman cm
178.00 189.92 Diameter batang cm
1.12 1.41 Bobot batang g
84.43 155.17 Bobot biomasa g
166.29 305.96 Panjang malai cm
16.12 18.68 Bobot bijitanaman g
27.60 69.71 152.56
Kadar nira 7.20 5.70
Indeks panen 0.17 0.25
Efektivitas seleksi untuk karakter kuantitatif diukur dengan kemajuan genetik dengan menghitung nilai diferensial seleksi untuk mempelajari perubahan
perbaikan nilai tengah generasi yang diturunkan dari individu-individu hasil seleksi. Diferensial seleksi merupakan selisih nilai tengah populasi hasil seleksi
dengan populasi dasarnya Roy 2000. Informasi diferensial seleksi dapat menggambarkan superioritas individu-individu yang terpilih dibandingkan dengan
populasi dasarnya. Tabel
10. Diferensial seleksi berdasarkan karakter bobot biomasa sorgum
populasi F4 di lahan masam Karakter
Rata-rata Populasi Awal
Rata-rata Populasi Terseleksi
Diferensial Seleksi
Tinggi tanaman cm 178.00 194.45
Diameter batang cm 1.12 1.41
Bobot batang g 84.43 182.80
Bobot biomasa g 166.29 355.70
113.90 Panjang malai cm
16.12 17.74 Bobot bijitanaman g
27.60 54.93 Kadar nira
7.20 6.71 Indeks panen
0.17 0.15 Tabel 9 menunjukkan nilai diferensial seleksi berdasarkan karakter bobot
bijitanaman. Seleksi dengan intensitas 10 diharapkan akan meningkatkan bobot bijitanaman sebesar 152.56 g pada generasi selanjutnya. Seleksi berdasarkan
bobot bijitanaman dapat pula meningkatkan karakter lain yang diamati, seperti