Senyum Tipe Dasar Senyum Fotometri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Senyum

Senyum merupakan ekspresi wajah yang sangat penting dan esensial dalam mengekspresikan perasaan seseorang. 4,5,16 Senyum yang menarik atau menyenangkan akan menciptakan hubungan interpersonal yang baik sehingga membuat seorang individu lebih diterima di lingkungan sosialnya. 4,7,9 Hal ini dikarenakan orang-orang yang menarik secara fisik dinilai lebih baik, peka, menarik, kuat, rendah hati, ramah, menyenangkan, dan cepat tanggap. Webster mendefinisikan senyum sebagai perubahan ekspresi wajah yang melibatkan mata yang berbinar, lengkungan ke atas dari sudut mulut tanpa suara dengan distorsi otot yang lebih sedikit dibandingkan saat tertawa, yang mana dapat mengekspresikan kesenangan, kasih sayang, kelemah- lembutan, persetujuan, dan berbagai macam perasaan lainnya. 5

2.2 Tipe Dasar Senyum

Terdapat dua tipe dasar senyum yaitu senyum sosial atau posed smile dan senyum spontan atau enjoyement smile Gambar 1. 3,5,7,8 Senyum sosial adalah ekspresi sukarela yang sengaja dibuat seperti saat sedang berkenalan dengan orang lain, membuat pas foto, atau ketika membuat foto rekam ortodonti. Sedangkan senyum spontan tidak disengaja, natural, dan disebabkan karena luapan emosi. 12-14,19 Senyum spontan dihasilkan dari kontraksi maksimal dari otot elevator dan depresor bibir atas dan bawah. Hal ini menyebabkan ekspansi penuh bibir dengan terlihatnya gigi dan gingiva anterior secara maksimum. 12,13 Gambar 1. Tipe dasar senyum. A Senyum sosial dan B senyum spontan 8 2.3 Tipe Senyum Berdasarkan Komponen Senyum 2.3.1 Tipe Senyum Berdasarkan Smile Arc Smile arc merupakan hubungan antara lengkung imajiner yang ditarik sepanjang tepi insisal gigi-gigi anterior rahang atas dengan tepi kontur bagian dalam bibir bawah pada saat senyum sosial. 3,4,12,20 Pada smile arc yang optimal, atau biasa disebut smile arc yang konsonan atau paralel, lengkung tepi insisal rahang atas bersesuaian dengan tepi dari bibir bawah pada saat tersenyum. 3,7,12 Kondisi tersebut disebut juga dengan consonant smile. Ada juga smile arc yang non-konsonan, yaitu bisa lurus straight, atau berkebalikan reverse dengan lengkung bibir bawah. 3,4,12 Straight smile ditandai dengan lengkung tepi insisal gigi-gigi rahang atas yang datar bila dibandingkan dengan lengkung bibir bawah. Sedangkan reverse smile ditandai dengan lengkung tepi insisal gigi-gigi rahang atas yang konkaf atau cekung terhadap lengkung bibir bawah. 4,12,14 A B Gambar 2. A Consonant smile, B straight smile dan C reverse smile 21 Bentuk lengkung gigi harus sesuai dengan lengkung bibir bawah untuk penampilan terbaik. Kondisi tersebut tampak dalam consonant smile. 2,3 Tepi insisal gigi-gigi rahang atas harus terletak sejajar dengan lengkung bibir bawah untuk menghasilkan consonant smile. 4,20 Orang awam cenderung lebih memilih memiliki consonant smile dan berpikiran bahwa straight smile akan mengurangi keindahan senyum pria maupun wanita. 2,7 Smile arc yang datar straight smile akan menampilkan senyum yang kurang menarik, yang juga dihubungkan dengan tampilan tua. 20

2.3.2 Tipe Senyum Berdasarkan Incisor Display

Incisor display adalah banyaknya insisivus sentralis yang terlihat pada saat senyum sosial. 4,12 Secara ideal, elevasi bibir atas saat tersenyum seharusnya berhenti pada atau dekat dengan margin gingiva, sehingga seluruh insisivus maksilaris tampak. Elevasi bibir yang tidak menampilkan 100 mahkota klinis insisivus maksilaris dinilai kurang menarik. Orang awam menilai bahwa 75 insisivus maksilaris yang tampak saat tersenyum merupakan batas minimal untuk mendapatkan estetis yang baik. 2,7 Berdasarkan hubungan garis bibir atas dan garis insisivus maksilaris, maka senyum dibagi menjadi senyum rendah, sedang dan tinggi Gambar 3. 12,22 Senyum rendah low smile memperlihatkan kurang dari 75 dari keseluruhan insisivus maksilaris, senyum sedang average smile menampakkan 75-100 insisivus maksilaris, dan senyum tinggi high smile menampakkan panjang utuh servikoinsisal dari insisivus maksilaris dan batas gingiva. 4,12 Ketika tersenyum seorang individu A B C akan menampilkan insisivus maksilaris mereka secara keseluruhan atau sebagian saja. 14 Idealnya 75-100 insisivus maksilaris harus tampak ketika tersenyum. 20 Gambar 3. A Low smile, B average smile, dan C high smile 23

2.3.3 Tipe Senyum Berdasarkan Gingival Display

Gingival display adalah jarak tegak lurus antara gingival line dengan batas bibir atas. Gingival line dibentuk dengan menarik garis lurus pada puncak servikal insisivus sentralis maksilaris. Sedangkan batas bibir atas dibentuk dari menarik garis lurus pada tepi inferior dari bibir atas. 12 Berdasarkan gingival display, tipe senyum dibedakan menjadi gummy smile dan non-gummy smile Gambar 4. 6,12 Gingival display yang minimal masih dapat diterima, namun gingival display yang berlebihan gummy smile akan dinilai tidak menarik. 20 Hal ini dikarenakan senyum dengan tampilan gingiva yang tidak proporsional dinilai buruk oleh orang awam. 24 Walaupun begitu, gummy smile yang ringan dinilai lebih menarik dibandingkan senyum yang terlalu sedikit menampilkan gigi. 14 Gingival display yang minimal dapat menjadikan penampilan tampak estetis dan muda. Hal ini lebih baik dibandingkan terlalu sedikit menampilkan insisivus maksilaris. 2 Menurut Hunt dkk., rentang gingival display yang dapat diterima saat tersenyum adalah 0-2 mm, dan idealnya tidak ada gingival display yang tampak. 6 Menurut Kokich dkk., orang awam menilai bahwa senyuman orang lain yang tidak dikenal dengan gingival display lebih dari 4 mm tidak menarik. Pendapat ini sejalan dengan penelitian terbaru oleh Shah dkk., yang menyatakan bahwa gingival display lebih dari 4 mm dinilai tidak menyenangkan. 25 Gambar 4. A Gummy smile dan B non-gummy smile 12 2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Senyum 2.4.1 Jenis Kelamin Secara umum, pria menunjukkan tampilan gigi dan gingiva yang lebih sedikit dibandingkan perempuan saat tersenyum. 7,20 Salah satu faktor yang mungkin mempengaruhi hal ini adalah karena pria dan wanita menunjukan perilaku senyum yang berbeda. Otta menemukan bahwa pria tersenyum lebih jarang dan tidak terlalu intens, sedangkan wanita tersenyum lebih lebar dibandingkan pria. Disamping itu, Peck dkk., menyetujui bahwa terdapat perbedaan garis senyum antara pria dan wanita. Pada saat tersenyum maksimal, wanita menunjukkan hubungan garis bibir bagian atas terhadap margin gingiva insisivus sentralis maksilaris yang 1,5 mm lebih superior dibandingkan pada pria. 7,15 Beberapa penelitian menyatakan bahwa jenis kelamin mempengaruhi tinggi senyum. Penelitian Puppin menunjukkan wanita lebih cenderung memiliki average smile 55,9 dan high smile 37,7, sedangkan pria lebih cenderung memiliki average smile 54 dan low smile 23,8. Penelitian Peck dkk., juga menunjukkan hal yang serupa, yaitu average smile 52,2 dan high smile 32,5 lebih sering dijumpai pada wanita, sedangkan average smile 48 dan low smile 33 lebih umum pada pria. 8 A B

2.4.2 Usia

Kematangan pertumbuhan dan penuaan dari jaringan lunak perioral akan mempengaruhi tampilan senyum. Pada masa prapubertas, jaringan lunak masih dalam masa pertumbuhannya, sehingga perawatan ortodonti untuk mendapatkan hasil yang diinginkan harus mempertimbangkan faktor pertumbuhan tersebut. Masa puber merupakan waktu dimana kecepatan pertumbuhan seseorang berjalan maksimal dan berusaha mencapai tampilan orang dewasa. Dari masa puber menuju dewasa akan ditemui philtrum dan tinggi komisura yang memanjang, penurunan incisor display, serta penurunan gingival display saat tersenyum. 11 Pada orang dewasa, penuaan jaringan lunak perioral dan fasial juga merupakan hal yang penting. 11 Semakin tua seorang individu maka semakin besar kecenderungannya untuk menampilkan low smile. Hal ini relevan karena secara klinis dapat ditinjau bahwa high smile cenderung menjadi average smile seiring bertambahnya usia, dan low smile menjadi semakin rendah dari waktu ke waktu. Fakta tersebut juga memberikan kemungkinan akan terjadinya perbaikan sendiri terhadap gummy smile seiring berjalannya waktu. 8 Desai dkk., dan Sachdeva dkk., menyatakan bahwa senyum menjadi lebih sempit secara vertikal dan lebih lebar secara transversal sejalan dengan bertambahnya usia. 26,27 Penurunan yang signifikan sebanyak 2,2 mm pada incisor display dan 2,0 mm pada celah interlabial ditemukan pada senyum seiring bertambahnya usia. 27

2.4.3 Panjang Bibir Atas

Panjang bibir atas adalah panjang rata-rata yang diukur dari subnasal sampai dengan bagian paling inferior dari garis tengah bibir atas pada posisi istirahat. Rata- rata panjang bibir atas pada pria sekitar 23 mm dan wanita 20 mm. Panjang bibir seharusnya sebanding dengan tinggi komisura jarak vertikal antara komisura dengan garis horizontal dari subnasal Gambar 5A. Panjang bibir yang lebih pendek dari tinggi komisura reverse-resting lip line akan tampak kurang estetik Gambar 5B. 28,29 Gambar 5. Perbedaan panjang bibir atas. A Panjang bibir ideal dan B panjang bibir yang tidak estetis 28 Pada masa pubertas, bibir atas yang lebih pendek dibandingkan tinggi komisura masih dinilai normal. Hal ini dikarenakan penambahan panjang bibir atas sedang dalam prosesnya dan proses ini masih berlanjut walaupun pertumbuhan vertikal skeletal telah selesai. Menarik bahwa bibir atas yang pendek tidak selalu berhubungan dengan tampilan high smile. Sebaliknya, bibir atas ditemukan lebih panjang pada kelompok dengan gummy smile dibandingkan kelompok non-gummy smile. 28

2.4.4 Elevasi Bibir

Saat tersenyum, elevasi bibir atas terjadi sebesar 80 dari panjang normalnya dan menampilkan gigi insisivus maksilaris sebanyak 10 mm. Wanita memiliki elevasi bibir 3,5 lebih besar dibandingkan pria. Elevasi bibir yang berlebihan akan menampilkan senyum yang tidak estetik Gambar 6. Besarnya elevasi bibir atas dari posisi istirahat ke posisi senyum penuh dipengaruhi variasi individu yang berkisar antara 2-12 mm, dengan rata-rata 7-8 mm. 3,28 Gambar 6. Elevasi bibir yang berlebihan 28 A B

2.4.5 Tinggi Vertikal Maksila

Besarnya pengaruh tinggi vertikal maksila terhadap tampilan gigi telah diperlihatkan dalam bidang prostodontik dan bedah ortognatik. Apabila panjang dan mobilitas bibir normal, maka gummy smile dengan incisor display yang berlebihan pada posisi istirahat mungkin disebabkan oleh tinggi vertikal maksila yang berlebihan. 2,28 Jenis gummy smile skeletal ini secara umum dihubungkan dengan tinggi wajah bagian bawah yang berlebihan. Sebaliknya, low smile yang bersifat skeletal dapat terjadi dengan kurangnya tinggi wajah bagian bawah Gambar 7. 3,28 Gambar 7. Low smile karena pengaruh tinggi vertikal maksila. A Foto profil dan B foto sefalometri lateral 28

2.4.6 Tinggi Mahkota Klinis

Tinggi rata-rata gigi insisivus sentralis maksilaris adalah 10,6 mm pada pria dan 9,8 mm pada wanita. 4,28 Mahkota klinis yang pendek dapat disebabkan karena atrisi ataupun gingiva yang berlebihan seperti hiperplasia gingiva. Apabila hanya sedikit atau tidak terdapat incisor display padahal garis bibir normal saat tersenyum, maka tinggi mahkota klinis dapat diperbanyak dengan teknik restoratif. Gingivektomi direkomendasikan bila tampilan mahkota klinis yang pendek berhubungan dengan gingiva yang berlebihan. 28 A B

2.4.7 Inklinasi Insisivus

Inklinasi insisivus maksilaris dapat mempengaruhi incisor display Gambar 8. 29 Insisivus maksilaris yang proklinasi cenderung mengurangi incisor display dan menegakkan insisivus maksilaris tersebut akan memperbesar incisor display. 3,28,29 Inklinasi insisivus maksilaris dapat dinilai melalui foto profil depan dan oblik saat tersenyum. 28 Gambar 8. Pengaruh inklinasi insisivus terhadap senyum. A Perubahan inklinasi insisivus maksilaris dapat mempengaruhi tampilan senyum, B tampilan sagital insisivus maksilaris yang sedikit proklinasi, dan C incisor display yang bertambah setelah insisivus maksilaris ditegakkan 29

2.5 Fotometri

Pengambilan foto ekstra oral dan intra oral secara rutin dilakukan pada awal, selama, dan akhir perawatan ortodonti. Hal tersebut guna memberikan gambaran mengenai kondisi jaringan keras dan jaringan lunak pasien. Pengambilan foto tersebut dapat digunakan untuk membuat rencana perawatan, memonitor pertumbuhan, memonitor perkembangan perawatan, edukasi pasien, bahan pembelajaran dan juga sebagai bahan penelitian. 3 Foto intra oral terdiri dari lima macam, yaitu foto pandangan frontal dalam keadaan oklusi, foto pandangan bukal sebelah kanan dalam keadaan oklusi, foto pandangan bukal sebelah kiri dalam keadaan oklusi, foto oklusal rahang atas, dan foto oklusal rahang bawah. Sedangkan foto ekstra oral terdiri dari empat macam, yaitu foto frontal wajah dengan bibir relaks, foto frontal wajah dengan bibir tersenyum, foto lateral wajah sebelah kanan dengan bibir relaks, dan foto profil ¾ foto oblik A B C wajah 45 °. Foto ekstra oral diambil dengan latar belakang berwarna netral dalam posisi Natural Head Position NHP. 20 NHP adalah posisi kepala yang sudah terstandarisasi dan reproducible. 5 Posisi ini dicapai pada saat orang membayangkan melihat suatu titik di kejauhan pada tinggi yang sama dengan mata. Cara paling sederhana untuk mencapai NHP adalah dengan menginstruksikan pasien untuk melihat lurus ke depan pada titik yang setinggi mata di dinding didepannya Gambar 9. 7,12 Untuk melihat hubungan bibir dan gigi geligi saat tersenyum diperlukan teknik fotometri analisis foto ditambah dengan observasi klinis. Fotometri dilakukan dengan mengukur komponen-komponen tertentu yang ingin diteliti. Komponen yang dapat diteliti dalam menganalisis senyum diantaranya adalah smile arc, incisor display, gingival display, buccal corridor, lip line, dan tinggi komisura. Dengan foto ekstraoral saat tersenyum maka hubungan antara gigi geligi anterior dengan jaringan lunak disekitarnya dapat diidentifikasi. Foto senyum yang dipergunakan adalah foto saat tersenyum sosial dengan posisi natural head position. Foto tersebut direkomendasikan dalam perawatan ortodonti untuk diagnosis awal dan melihat proses perkembangan perawatan. 7 Gambar 9. Natural Head Position 30

2.6 India Tamil Malaysia