Menghitung besar potensi ekonomi anak saat berusia 0 tahun

kelamin dikalikan dengan upahgaji harian, rata-rata hari dia tidak bekerja rawat inap dan rawat jalan, dan tingkat partisipasi kerja, sehingga akan diperoleh potensi ekonomi produktivitas yang hilang akibat ketidakhadiran kerja. Potensi ekonomi produktivitas yang hilang ini merupakan potensi ekonomi yang hilang dari orang yang ketika balita mengalami obesitas dan saat dewasa tetap obesitas, sehingga potensi kehilangannya dikatakan double burden double burden pada subjek atau individu yang sama. Berikut rumus perhitungan yang digunakan berasal dari penelitian Pitayatienanan et al.2014 di Thailand, yaitu: CPLa = Nilai ekonomi produktivitas ketidakhadiran kerja n l = Jumlah penduduk balita laki-laki obesitas yang diprediksi obesitas saat dewasa n p = Jumlah penduduk balita perempuan obesitas yang diprediksi obesitas saat dewasa AW = Upahgaji harian Average wage pada 245 hari kerja tahun 2013 Ʃ ndio l = Jumlah hari dia rawat inap dan rawat jalan laki-laki Ʃ ndio p = Jumlah hari dia rawat inap dan rawat jalan perempuan Pj = Tingkat partisipasi kerja Data upahgaji yang digunakan adalah harian, Hal ini dikarenakan untuk melihat nilai ekonomi produktivitas dari pekerjaanya maka perlu dilihat ketidakhadiran kerja per harinya. Sehingga dibutuhkan informasi tentang jumlah hari kerja tahun 2013, diperoleh 245 hari kerja dari kalender kerja nasional tahun 2013. Data yang telah ada maka akan dimasukan dalam rumus di atas, jumlah balita berdasarkan jenis kelamin yang telah dikoreksi dikalikan dengan upah kerja harian, rata-rata hari dia tidak bekerja rawat inap dan rawat jalan, dan tingkat partisipasi kerja maka diperolehlah potensi ekonomi produktivitas yang hilang akibat ketidakhadiran kerja atau potensi ekonomi yang hilang dari orang yang ketika kecil atau balitanya obesitas dan saat dewasa tetap obesitas. Kerugian Ekonomi karena Biaya Perawatan Rumah Sakit a. Menghitung nilai ekonomi produktivitas karena biaya perawatan Menghitung nilai ekonomi produktivitas karena biaya perawatan yang dikarenakan oleh masalah kelebihan gizi obesitas. Tahapan perhitungan awal menggunakan rumus, data, dan hasil perhitungan yang sama dengan langkah a saat menghitung kerugian ekonomi akibat ketidakhadiran kerja. Data yang diperlukan selanjutnya untuk digunakan pada rumus atau langkah selanjutnya adalah jumlah penduduk balita usia 3, 4, dan 5 tahun yang obesitas dan diprediksi obesitas saat dewasa lihat lampiran 1, rata-rata biaya perawatan rawat inap dan rawat jalan yang dikeluarkan untuk kejadian comorbidities, dan proporsi kejadian comorbidities pada populasi obesitas. Setelah memperoleh data yang diperlukan maka data jumlah penduduk balita obesitas yang diprediksi obesitas saat dewasa berdasarkan jenis kelamin dikalikan dengan rata-rata biaya perawatan rawat inap dan rawat jalan yang dikeluarkan untuk kejadian comorbidities, dan proporsi CPLa = n lp x AW x Ʃ ndio lp x Pj kejadian comorbidities pada populasi obesitas. Berikut rumus perhitungan yang digunakan berasal dari penelitian Pitayatienanan et al.2014 di Thailand, yaitu: CPLb = Nilai ekonomi produktivitas akibat biaya perawatan n l = Jumlah penduduk balita laki-laki obesitas yang diprediksi obesitas saat dewasa n p = Jumlah penduduk balita perempuan obesitas yang diprediksi obesitas saat dewasa PKc = Proporsi kejadian comorbidities pada populasi obesitas Rij lp = Biaya perawatan rawat inap dan jalan laki-lakiperempuan Ri ll = Rata-rata biaya perawatan rawat inap pada laki-laki dan perempuan Rj lp = Rata-rata biaya perawatan rawat jalan pada laki-laki dan perempuan Data yang telah ada maka akan dimasukan ke dalam rumus di atas. Rata- rata biaya perawatan rawat inap dan rawat jalan yang dikeluarkan untuk kejadian comorbidities diperoleh dari data rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, dokter, dan puskesmas. Proporsi kejadian comorbidities diperoleh dari beberapa PTM yaitu kanker, diabetes mellitus, hipertensi, ischemic heart disease jantung ischemic , osteoarthritis, dan stroke pada populasi obesitas. Penelitian ini menggunakan enam comorbidities karena risiko penyakit-penyakit ini lebih tinggi serta umumnya terjadi pada masyarakat secara global Pitayatienanan et al. 2014. 3. Masalah Gizi Ganda Perhitungan kerugian ekonomi yang merupakan langkah terakhir untuk melihat estimasi kerugian ekonomi akibat masalah stunting dan obesitas atau double burden of malnutrition pada balita di Indonesia berdasarkan prevalensi balita stunting dan obesitas menurut Riskesdas tahun 2013 yaitu dengan menjumlahkan kerugian ekonomi akibat masalah stunting dan obesitas, berikut rumus perhitungannya: PKE MGG = Kerugian ekonomi akibat masalah gizi ganda PKEstunting 2 = Kerugian ekonomi akibat stunting pada penurunan produktivitas 2 PKEstunting 9 = Kerugian ekonomi akibat stunting pada penurunan produktivitas 9 TPKEobesitas = Total kerugian ekonomi pada laki-laki dan perempuan akibat obesitas Kerugian ekonomi akibat masalah gizi ganda ini dihitung dengan menjumlahkan hasil perhitungan dari kerugian ekonomi akibat stunting yang penurunan produktivitas 2 - 9, dengan jumlah total kerugian ekonomi karena ketidakhadiran kerja dan total biaya perawatan kesehatan rumah sakit pada laki- laki dan perempuan akibat masalah obesitas. Hasil yang diperoleh adalah kerugian ekonomi akibat masalah gizi ganda pada penurunan produktivitas 2 dan 9. CPLb = n lp x PKc x Rij lp KE DBM = KEstunting 29 + TKEobesitas