Cleaning Lingkungan Fisik atau Bangunan

Hasil yang diperoleh dari rumus di atas, selanjutnya akan dijumlahkan untuk setiap kategori umur dan jenis kelamin, sehingga diperoleh total jumlah balita obesitas laki-laki dan perempuan umur 3, 4, dan 5 tahun yang telah dikoreksi lihat lampiran 1. Dari total jumlah balita obesitas yang telah dikoreksi maka dapat dikatakan, telah diperoleh jumlah balita yang saat ini obesitas dan nanti ketika dewasa tetap obesitas. Selanjutnya setelah memperoleh jumlah balita obesitas yang diprediksi obesitas saat dewasa, akan digunakan untuk menghitung prevalensi balita yang saat ini obesitas dan nanti ketika dewasa tetap obesitas dengan cara total jumlah balita obesitas yang diprediksi obesitas saat dewasa laki-laki dan perempuan dibagi dengan jumlah balita umur 3, 4, dan 5 tahun yang obesitas sebelum dikoreksi dengan menggunakan faktor koreksi. Berikut perhitungannya: Prev kor = Prevalensi balita obesitas yang diprediksi obesitas saat dewasa n kor = Jumlah balita obesitas yang diprediksi obesitas saat dewasa np = Jumlah balita obesitas 3-5 tahun sebelum dikoreksi menurut jenis kelamin Hasil yang diperoleh dari rumus di atas, selanjutnya akan digunakan untuk mencari jumlah balita obesitas disetiap provinsi yang ada di Indonesia yang telah dikoreksi dengan menggunakan faktor koreksi, sehingga data jumlah balita ini dapat menggambarkan jumlah balita yang ketika balitanya obesitas dan saat dewasa usia 35 tahun tetap obesitas. Rumus yang digunakan yaitu prevalensi balita obesitas yang diprediksi obesitas saat dewasa dikalikan dengan jumlah penduduk balita pada provinsi-provinsi yang ada di Indonesia. b. Menghitung nilai ekonomi produktivitas ketidakhadiran kerja Menghitung nilai ekonomi produktivitas ketidakhadiran kerja yang dikarenakan oleh masalah kelebihan gizi obesitas, maka diperlukan data jumlah penduduk balita obesitas yang diprediksi obesitas saat dewasa lihat lampiran 1, upahgaji harian pada tahun 2013 lihat lampiran 2, lampiran 1 untuk data rata- rata hari dia tidak bekerja rawat inap dan rawat jalan, dan tingkat partisipasi kerja. Data jumlah balita 0-59 bulan yang obesitas dari 33 provinsi yang ada di Indonesia berjumlah 5 675 balita obesitas, setelah dikoreksi menggunakan faktor koreksi dengan melalui tahapan perhitungan di atas maka diperoleh balita usia 3, 4, dan 5 tahun dengan jumlah 321 balita laki-laki dan 365 balita perempuan atau 686 balita obesitas yang ketika dewasa memiliki kemungkinan tetap mengalami obesitas jumlah balita obesitas dari data sampel. Selanjutnya prevalensi balita obesitas 3-5 tahun yang telah dikoreksi dikalikan dengan jumlah penduduk balita tahun 2013 ditiap provinsi yang ada di Indonesia, sehingga hasil dari perhitungan jumlah penduduk balita obesitas yang telah dikoreksi ini yang akan digunakan dalam rumus selanjutnya. Diperkirakan jumlah balita obesitas di Indonesia yang ketika dewasa tetap mengalami masalah obesitas yaitu 1 425 800 balita laki-laki dan 1 550 376 balita perempuan. Setelah memperoleh data yang diperlukan maka data jumlah penduduk balita obesitas yang diprediksi obesitas saat dewasa berdasarkan jenis Prev kor = n kor : np kelamin dikalikan dengan upahgaji harian, rata-rata hari dia tidak bekerja rawat inap dan rawat jalan, dan tingkat partisipasi kerja, sehingga akan diperoleh potensi ekonomi produktivitas yang hilang akibat ketidakhadiran kerja. Potensi ekonomi produktivitas yang hilang ini merupakan potensi ekonomi yang hilang dari orang yang ketika balita mengalami obesitas dan saat dewasa tetap obesitas, sehingga potensi kehilangannya dikatakan double burden double burden pada subjek atau individu yang sama. Berikut rumus perhitungan yang digunakan berasal dari penelitian Pitayatienanan et al.2014 di Thailand, yaitu: CPLa = Nilai ekonomi produktivitas ketidakhadiran kerja n l = Jumlah penduduk balita laki-laki obesitas yang diprediksi obesitas saat dewasa n p = Jumlah penduduk balita perempuan obesitas yang diprediksi obesitas saat dewasa AW = Upahgaji harian Average wage pada 245 hari kerja tahun 2013 Ʃ ndio l = Jumlah hari dia rawat inap dan rawat jalan laki-laki Ʃ ndio p = Jumlah hari dia rawat inap dan rawat jalan perempuan Pj = Tingkat partisipasi kerja Data upahgaji yang digunakan adalah harian, Hal ini dikarenakan untuk melihat nilai ekonomi produktivitas dari pekerjaanya maka perlu dilihat ketidakhadiran kerja per harinya. Sehingga dibutuhkan informasi tentang jumlah hari kerja tahun 2013, diperoleh 245 hari kerja dari kalender kerja nasional tahun 2013. Data yang telah ada maka akan dimasukan dalam rumus di atas, jumlah balita berdasarkan jenis kelamin yang telah dikoreksi dikalikan dengan upah kerja harian, rata-rata hari dia tidak bekerja rawat inap dan rawat jalan, dan tingkat partisipasi kerja maka diperolehlah potensi ekonomi produktivitas yang hilang akibat ketidakhadiran kerja atau potensi ekonomi yang hilang dari orang yang ketika kecil atau balitanya obesitas dan saat dewasa tetap obesitas. Kerugian Ekonomi karena Biaya Perawatan Rumah Sakit a. Menghitung nilai ekonomi produktivitas karena biaya perawatan Menghitung nilai ekonomi produktivitas karena biaya perawatan yang dikarenakan oleh masalah kelebihan gizi obesitas. Tahapan perhitungan awal menggunakan rumus, data, dan hasil perhitungan yang sama dengan langkah a saat menghitung kerugian ekonomi akibat ketidakhadiran kerja. Data yang diperlukan selanjutnya untuk digunakan pada rumus atau langkah selanjutnya adalah jumlah penduduk balita usia 3, 4, dan 5 tahun yang obesitas dan diprediksi obesitas saat dewasa lihat lampiran 1, rata-rata biaya perawatan rawat inap dan rawat jalan yang dikeluarkan untuk kejadian comorbidities, dan proporsi kejadian comorbidities pada populasi obesitas. Setelah memperoleh data yang diperlukan maka data jumlah penduduk balita obesitas yang diprediksi obesitas saat dewasa berdasarkan jenis kelamin dikalikan dengan rata-rata biaya perawatan rawat inap dan rawat jalan yang dikeluarkan untuk kejadian comorbidities, dan proporsi CPLa = n lp x AW x Ʃ ndio lp x Pj