Teknologi alat penangkapan ikan

4 HASIL PENELITIAN

4.1 Kondisi Perikanan Tangkap di Lokasi Penelitian

4.1.1 Teknologi alat penangkapan ikan

Umumnya jenis teknologi penangkapan ikan yang digunakan nelayan Kecamatan Kao Utara Kabupaten Halmahera Utara adalah relatif sederhana. Alat tangkap yang rata-rata dipakai adalah pancing ulur dan jaring insang hanyut dan tetap gillnet. Pancing ulur dapat digunakan dengan umpan atau dengan pemikat yang dibuat dari serabut kain, atau bulu ayam yang disebut lau. Pengoperasian alat penangkapan ikan dengan lau, biasanya dilakukan pada batas antara terumbu karang yang biasanya dangkal, dan perairan yang lebih dalam pada kedalaman 40m – 100 m. Ujung tali pancing dipasang pemberat potongan besi, kait yang telah dipasangi lau diikat di tengah tali pancing bisa 5 sampai dengan 25 kait dipasang berurutan dengan jarak 50 -100 cm, dan tali pancing diturunkan ke dalam air mengikuti pemberat sampai ke dasar perairan, dan ditarik kembali dengan gerakan turun naik. Lau yang terpasang pada kait memikat ikan karena menyerupai ikan kecil yang sedang berenang, dan memakan pemikat tersebut, ikanpun terkait dan ditangkap. Pancing ulur yang menggunakan lau juga digunakan oleh nelayan hanya dengan 1 kait. Kait yang dipasang lau diikat di ujung tali pancing kemudian ditenggelamkan ke dasar perairan menggunakan batu yang diikat pada potongan daun kelapa, dan setelah batu menyentuh dasar, tali pancing ditarik dengan keras agar lepas dari potongan daun, kemudian tali pancing ditarik dengan cepat. Lau yang menyerupai ikan kecil sedang berlari ditangkap oleh ikan besar, ikan itupun terkait pada kait yang ada, dan ditarik naik ke atas perahu. Pancing ulur lainnya juga menggunakan kait, namun pemikat yang dipasang pada kait adalah potongan daging ikan, yang apabila dimakan oleh ikan sasaran akan terkait pada kait yang ada. Jenis alat tangkap ini sangat dominan digunakan oleh nelayan di Kecamatan Kao Utara. Perahu yang dipergunakan oleh nelayan setempat dalam mengoperasikan alat tangkap umumnya masih termasuk dalam skala tradisional yang dibuat dari batang kayu yang digali dan dibentuk menjadi perahu, yang disebut jukung. Pada jukung ini dipasang penyeimbang yang disebut sema-sema. Pada beberapa nelayan tertentu, sudah ada yang mempergunakan perahu yang dibuat dari bahan kayu lapis anti air, yang ditempelkan menjadi badan perahu pada rangka yang telah dibuat, dan dipasang mesin ketinting di dalamnya. Mesin ini adalah mesin serba guna yang biasanya digunakan juga dalam usaha-usaha parutan kelapa atau singkong. Kapasitas mesin berkisar antara 3 – 5 horse power. Dalam melakukan operasi penangkapan ikan dengan menggunakan pancing ulur, nelayan-nelayan di Kecamatan Kao Utara biasanya melakukannya secara sendiri-sendiri atau satu orang. Namun demikian, sebagian unit penangkapan ikan terdiri dari 2 orang anak buah kapal ABK.. Alat tangkap yang juga dipergunakan oleh nelayan dalam melakukan operasi penangkapan ikan di lokasi penelitian adalah, jaring insang tetap dan jaring insang hanyut. Jaring insang tetap biasanya digunakan pada perairan- perairan dangkal, seperti di atas terumbu karang dengan cara dilingkarkan pada gerombolan ikan yang ada, atau ditempatkan di sekitar hutan mangrove, untuk menghalau ikan-ikan pada saat air laut surut. Ikan yang terperangkap pada mata jaring kemudian diangkat bersama jaring ke atas perahu dan dilepaskan dari jeratan jaring yang ada. Penggunaan jaring hanyut biasanya dilakukan dengan cara jaring dilepas di perairan yang dalam, dan dibiarkan hanyut terbawa arus. Ujung jaring diikatkan pada pelampung, dan ujung jaring sebelahnya diikatkan pada perahu. Penggunaan alat tangkap ini dilakukan oleh nelayan antara 2 – 4 orang, dengan mempergunakan perahu yang cukup untuk memuat nelayan, alat tangkap dan hasil yang diperoleh. Apabila jumlah tangkapan melebihi dari daya muat perahu, terkadang para nelayan setempat meminta bantuan kepada nelayan lainnya yang sedang menangkap ikan untuk membantu mengangkat ikan yang ada keatas perahu nelayan tersebut. Pembagian hasil akan dilakukan oleh nelayan yang mempunyai jaring kepada nelayan yang menyertainya ikut dan kepada nelayan lain yang turut membantu, apabila hasilnya lebih. Hasil yang diperoleh oleh nelayan setelah melakukan operasi penangkapan ikan, biasanya dijual ke pasar tradisional di ibukota kecamatan yang berjarak kurang lebih 15 km, yang dibuka pada setiap hari Rabu dan Sabtu. Atau dijual kepada penampung ikan dibo-dibo yang biasanya mengelilingi desa-desa di pesisir Teluk Kao untuk mengumpulkan ikan hasil tangkapan nelayan, yang akan dijual ke ibukota kabupaten, atau dijual kepada perusahaan tambang emas yang berjarak dari desa penelitian kurang lebih 80 km. Harga perkilogram ikan apabila dijual ke pasar, biasanya Rp.10.000.- sampai dengan Rp.15.000.- per kilogram, namun apabila dijual kepada pedagang pengumpul, kisaran harganya bisa turun sampai Rp.7.500.- per kilogram ikan. Jenis dan jumlah unit penangkapan yang terdapat di ketiga desa lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 13. Berdasarkan Tabel 13, jumlah nelayan yang paling banyak berada di Desa Pediwang, yakni sebanyak 148 orang, kemudian Desa Doro sebanyak 142, dan di Desa Bori sebanyak 111 orang. Penggunaan alat tangkap yang dominan adalah pancing ulur, sebanyak 69 unit di Desa Doro, 55 unit di Desa Pediwang dan 51 unit di Desa Bori. Alat tangkap lainnya adalah jaring insang yang terlihat sedikit di masing-masing desa, dimana yang terbanyak di Desa Pediwang 3 unit, di Desa Doro 2 unit, dan di Desa Bori 1 unit. Tabel 13 Jenis dan jumlah unit penangkapan ikan di tiga lokasi penelitian Desa Jumlah Jumlah alat tangkap unit Jumlah nelayan Pancing Ulur Jaring Insang Perahu Doro 142 69 2 36 Bori 111 51 1 30 Pediwang 148 55 3 39 Jumlah 401 175 6 105 Sumber: Kantor desa Doro, Bori dan Pediwang Pemerintah telah memberikan bantuan alat tangkap dan perahu untuk lebih memberdayakan nelayan di Kabupaten Halmahera Utara. Namun, jumlah nelayan yang menerima bantuan ini masih sangat terbatas. Berdasarkan hasil survei dan wawancara yang dilakukan terhadap nelayan responden di ketiga desa, ternyata nelayan di lokasi sampel penelitian ini juga sebagian kecil telah pernah menerima bantuan tersebut, yaitu sebanyak 14 orang. Bantuan yang diperoleh nelayan dalam bentuk perahu pambut, alat tangkap jaring insang dan air compressor untuk penyelaman teripang atau mutiara. Tabel 14 Persepsi responden terhadap bantuan Desa Menerima bantuan belum sudah Doro 17 3 Bori 18 2 Pediwang 11 9 Jumlah 46 14

4.1.2 Penangkapan ikan dengan menggunakan bom