Kondisi Ekonomi Nelayan Analisis penggunaan bom dalam penangkapan ikan di kecamatan Kao Utara Kabupaten Halmahera Utara

Gambar 4 Sebaran tingkat pendidikan responden di lokasi penelitian

4.2 Kondisi Ekonomi Nelayan

Kondisi ekonomi masyarakat nelayan di lokasi penelitian dijelaskan berdasarkan variabel tingkat pendapatan. Pendapatan dan tingkat kesejahteraan nelayan di Kabupaten Halmahera Utara seyogianya cukup besar karena potensi ikan cukup banyak, ikan memiliki nilai ekonomisharga tinggi, dan permintaan cukup banyak. Namun fakta menunjukkan bahwa nelayan di daerah tersebut termasuk kelompok miskin. Bahkan atribut bagi mereka adalah termiskin di antara yang miskin ”the poorest of the poor”. Kemiskinan itu terjadi karena nilai tukar nelayan yang rendah yang disebabkan komoditas yang mereka hasilkan dibayar murah Nikijuluw, 2002. Hasil survey dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan responden di tiga desa lokasi penelitian mayoritas antara Rp.300.000,00 hingga Rp.600.000,00 per bulan Gambar 5. Angka pendapatan ini diketahui dari rata-rata pengeluaran keluarga nelayan per bulan. Jumlah pendapatan diasumsikan sama dengan jumlah pengeluaran, karena dari sejumlah belanja nelayan, tidak ada yang dialokasikan untuk ditabung. 35 10 15 40 35 5 60 10 5 20 5 60 10 20 30 40 50 60 70 Tidak sekolah Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tingkat Pendidikan R e sponde n DORO BORI PEDIWANG Gambar 5 Sebaran tingkat pendapatan responden di lokasi penelitian Disamping hasil yang diperoleh dari usaha penangkapan, responden nelayan di tiga desa lokasi penelitian juga mempunyai penghasilan dari usaha- usaha perkebunan. Tanaman yang menjadi andalan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya adalah kelapa yang dibuat kopra. Dari hasil wawancara dengan responden diperoleh data bahwa rata-rata jumlah tanaman kelapa yang dimiliki oleh responden nelayan adalah 300 pohon kelapa dengan produksi sebanyak 2,1 ton per kwartal atau per empat bulan. Harga produk ini berkisar antara Rp.2.000.- sampai Rp.3.000.- per kilogramnya. Apabila masa panen kelapa, seorang nelayan memperoleh penghasilan kotor sebesar Rp.4.000.000.- sampai Rp.6.000.000.- tergantung harga kopra. Penghasilan ini akan dibuka untuk buruh tani yang melakukan pemetikan kelapa nae, mengeluarkan daging kelapa kore sampai dengan pengasapan fufu, yang dihitung ½ dari hasil penjualan kopra yang telah jadi. Hasil kebun nelayan di 3 desa lokasi penelitian berkisar antara Rp.2.000.000.- sampai dengan Rp.3.000.000.- per empat bulan. Dukungan permodalan yang biasanya dilakukan oleh lembaga-lembaga perekonomian tidak pernah dinikmati oleh responden nelayan, disebabkan karena rendahnya pengetahuan nelayan tentang hal tersebut. Dari responden yang diwawancarai, sebanyak 87 dari mereka menyatakan bahwa mereka tidak tahu caranya, dan sebanyak 13 dari responden takut melakukan pinjaman modal. Ironisnya, dari 60 responden yang ada, terdapat 42 yang tidak melakukan 10 40 10 40 10 60 20 10 50 35 15 0 - Rp.300.000 Rp.300.000 - Rp.600.000 Rp.600.000 - Rp.900.000 Rp.900.000 - Rp 1.200.000 DORO BORI PEDIWANG pinjaman kepada koperasi simpan pinjam, namun 58 responden nelayan melakukan pinjaman kepada koperasi simpan pinjam yang dimiliki oleh orang- orang tertentu secara pribadi dengan dikenakan bunga pinjaman sebesar 20 dari total pinjaman yang dikembalikan setiap hari.

4.3 Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Bom Ikan