GARIS LANGIT KOTA DAN TOPOGRAFI

12 Kawasan pesisir pantai Kelapa lima Kota Kupang, daerah sekitar hotel Aston. M. Arch 11, UNWIRA - Kupang Sebagai implikasi fungsi estetika dari garis langit kota terhadap pemandangan, garis langit dapat memberikan pengamat view yang dramatis untuk kebutuhan fotografik dan sebuah kesan yang tak terlupakan. Hal ini membuat masing-masing kota sebaiknya memiliki minimal satu garis langit kota yang direncanakan. Cara menentukannya adalah dengan menemukan sebuah tempat diamana pengamat dan warga merasa bangga dengan tempat itu sehingga kemudian pengamat dan warga merasa bangga dengan tempat itu sehingga kemudian tempat tersebut dapat direkam da i sisi te aik. Attoe juga e gataka ah a, i othe ases, specific sites are set aside for picturesque views of skyline: Mount Victoria at Hongkong, Mount ‘oyal i Mo t eal, a d Mou t Vi to ia at Au kla d . Terjadi sebuah transformasi keindahan ketika Garis Langit yang kita lihat secara langsung menjadi sebuah gambaran dengan sudut pandang yang memperlihatkan garis langit kota dalam bentuk yang jauh lebih kecil atau disebut foto. Hal yang paling penting dalam menentukan keindahan atau estetika dari sebuah garis langit kota adalah keberadaan ruang diantara tiap-tiap bangunan dan bagaimana cara untuk membingkai pemandangan tersebut. Para pecinta keindahan biasanya memotret garis langit kota menjadi foto dan menganggap bahwa garis langit kota sama menariknya seperti obyek-obyek hiburan lain. Berdasarkan hasil penelitian di Chicago, garis langit kota juga bahkan dapat merupakan sebuah obyek wisata.

2.4 GARIS LANGIT KOTA DAN TOPOGRAFI

Untuk kepentingan analisa garis langit, perlu diperhatikan kondisi-kondisi tapak yang berlawanan yaitu tapak lansekap yang datar dan lokasi yang berbukit-bukit. Ada juga kondisi-kondisi lansekap lainnya, seperti ketinggian pohon pelindung ataupun posisi, ukuran, bentuk dan kualitas jalur air yang sama pentingnya dengan topografi sebagai pertimbangan dalam menghasilkan bentuk dan estetika kota. Sementara setiap tapak yang unik dan berkarakteristik akan mempunyai efek bagi garis langitnya, namun hubungan antara garis langit dengan topografi tidak pernah dengan mudah dikenali secara langsung. Seperti pada umumnya tata ruang yang teratur atau formal biasanya dihubungkan dengan ketingggian tapak dan layout yang tidak beraturan dari tapaknya yang miring. Cara yang alami untuk menggabungkan bangunan segi-empat terhadap 13 Kawasan pesisir pantai Kelapa lima Kota Kupang, daerah sekitar hotel Aston. M. Arch 11, UNWIRA - Kupang tapak yang tidak teratur biasanya berdiri tegak lurus satu sama lain. Pada tapak yang memiliki perbedaan ketinggian atau topografi miring, pengelompokan bangunan cenderung ditempatkan secara informal sesuai dengan kondisi konturnya. Dalam pemecahan perancangan secara tradisional konvensional pada puncak bukit, efek dari bentuk bangunan terlihat secara nyata yaitu jalan-jalan dan bagian depan bangunan berbentuk kurva yang secara teratur mengikuti kontur. Keseluruhan rencana kota sering menyebar dengan lapisan pembangunan keluar dan menurun dari inti puncak seperti riak pada suatu kolam. Prinsip umum ini dalam pengembangan normal pada tapak yang rata atau miring, memerlukan keahlian. Namun banyak kota yang dikembangkan pada tapak yang datar sering memperlihatkan ketidakteraturan di dalam tata ruang dikarenakan desain jalan yang organik. Masalah paling kritis dalam perancangan perletakkan bangunan pada tapak yang topografinya miring , serta pada puncak bukit yang secara visual mandiri, adalah penyelesaian perancangan dari puncak dan profil bukit tersebut. Ditinjau dari aspek bentuk, tapak yang datar dengan sendirinya tidak punya arti sebagai bentuk yang alami, daya tarik visualnya justru tergantung pada objek yang ditempatkan diatasnya. Tapak pada lereng bukit secara alami mempunyai siluet bentuk melengkung terhadap langit. Adapun bentuk melengkung ini kelihatan menarik oleh karena bentuknya sendiri. Menempatkan objek pada bagian punggung bukit bisa menjadi bentuk yang berbeda dari objek lainnya dan terlihat indah sebagai garis langit yang bergerigi. Adapun cara untuk mengembangkan perancangan garis langit pada tapak yang topografinya berbukit yaitu:  Melakukan pengembangan pada dasar bukit atau pada kemiringan yang lebih rendah. Dalam hal ini bentuk yang dibangun harus memperkuat kaki bukit sehingga tidak mengganggu siluet alami bukit tersebut. Maddocks, seorang insiyur dan pengusaha pada abad ke-19 telah mendirikan kawasan perumahan di atas tanah yang direklamasi pada daerah Traeth Mawt, barat laut Wales. Dia menempatkan Kota Tremadoc, yaitu suatu kota kecil yang direncanakan pada tepi tanah yang direklamasi dan berada pada bayangan tepi tebing yang curam. Dalam hal ini lereng bukit membentuk blackcloth yang bagus sekali untuk perancangan kota yang berada pada kaki bukit tersebut. Garis langit yang menghiasi kota tersebut merupakan profil alami dari lereng bukit sementara garis ketinggian 14 Kawasan pesisir pantai Kelapa lima Kota Kupang, daerah sekitar hotel Aston. M. Arch 11, UNWIRA - Kupang bangunan secara umum, menggantikan arti garis langit yang dilihat dari lokasi yang bagus di dalam kota tersebut.  Memperkuat garis langit dengan menempatkan bangunan secara rapat di sepanjang punggung bukit sehingga mengikuti bentuk siluet topografinya. Tumbuh-tumbuhan dibawahnya memberi drama pada komposisi topografi tersebut. Garis langit dalam kasus ini adalah suatu profil sederhana yang tetap mencerminkan bentuk topografi tanah yang ditempatinya. Ketika gubahan massa bangunan terjadi pada garis langit ini maka perancangan harus ditampilkan secara dramatis, bagaikan puncak menara tunggal. Hal ini dapat dilihat pada tower-tower bangunan pada kawasan San Gimignano Gambar1.4. Gambar 1.4 Bangunan-bangunan pencakar langit di San Gimignano Ketika lereng bukit ditutupi oleh bangunan yang rapat dari dasar permukaan tanah sampai ke puncak maka bentuk lansekap yang asli terlihat tetap bertahan. Namun jika keseluruhan didominasi oleh satu bangunan yang besar, bentuk lansekap akan mengalami perubahan besar. Bukit St. Michel adalah suatu contoh yang baik dari suatu bentuk lansekap yang dikembangkan dimana kondisi topografi yang asli tidak dirusak oleh pengembangan yang terjadi di sekitar kawasan tersebut. Kasus ini e upaka o toh g a d gestu e . Bukit “t. Mi hel e upaka suatu si ol kemuliaan Tuhan. Hal tersebut ditampilkan melalui pengolahan garis langit melalui susunan menara-menara kecil yang menarik dan pada puncaknya diakhiri oleh suatu puncak menara yang bagus. Kasus ini merupakan suatu model yang hebat untuk 15 Kawasan pesisir pantai Kelapa lima Kota Kupang, daerah sekitar hotel Aston. M. Arch 11, UNWIRA - Kupang tujuan yang diharapkan dalam usaha menghiasi kota dengan suatu garis langit yang berornamen Gambar 1.5. Gambar 1.5 Hillside town, Perancis bagian selatan. Adapun beberapa pemikiran untuk bentuk gubahan massa bangunan yang layak dalam suatu kota yang terletak di atas tanah berbukit-bukit yang luas, antara lain :  Dataran tinggi di dalam kota dapat menonjol sebagai lansekap hijau di atas dataran yang banyak dibangun massa bangunan-bangunan berlantai rendah  Puncak bukit boleh dirancang dengan pengembangan massa bangunan-bangunan tingkat tinggi, namun harus dipertimbangkan dengan fungsinya yang penting terhadap kota secara keseluruhan. Untuk mengendalikan, mencapai, dan memelihara kesesuaian dan keseimbangan garis langit di atas area yang berbukit-bukit memiliki kesulitan tersendiri, terutama sekali jika ada keinginan untuk membangun lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi rata-rata bangunan sekitarnya. Jika topografi tidak diperhitungkan dalam perancangan ketinggian bangunan, hal tersebut hanya berdampak terjadinya penurunan kualitas dari sebuah lokasi yang sudah jelas identitasnya. Misalnya sebuah kota sudah memanfaatkan topografi dalam keputusan perancangan, garis langit yang dihasilkan oleh susunan gubahan massa akan memberikan identitas yang jelas. Kualitas garis langit seperti itu bukan hasil dari penempatan bangunan secara tunggal, tetapi 16 Kawasan pesisir pantai Kelapa lima Kota Kupang, daerah sekitar hotel Aston. M. Arch 11, UNWIRA - Kupang merupakan hasil dari bentuk penempatan bangunan secara keseluruhan yang dibangun dalam hubungan yang serasi dengan kondisi topografi. Adapun contoh penerapan yang nyata dari pendekatan ini terjadi pada kota di masa Romawi kuno yaitu kawasan pemukiman yang memiliki tujuh puncak bukit, dimana ketujuh puncak bukitnya masing-masing ditandai oleh menara bangunan. Pada daratan yang lebih rendah di belakang ketujuh bukit tersebut menyebar kota secara keseluruhan. Komposisi multi lapisan ini menggambarkan suatu garis langit yang kaya dan mengesankan Gambar 1.6. Gambar 1.6 Istambul Keuntungan dari pencerminan topografi melalui perancangan garis langit diilustrasikan pada prinsip urban desain kota San Fransisco yang diterbitkan oleh Departeman Perencanaan Kota San FransiscoAttoe, 1981. Hal ini dinyatakan akibat te jadi ya hu u ga isual a ta a a gu a da topog afi ya g sa gat se pu a di San Fransisco pada awal 1960-an. Dimana masing-masing sisi kota memberikan efek ukit da le ah Attoe, . Ko sep pola pe letakka assa a gunan seperti ini mempunyai dua keuntungan utama, yaitu:  Dari kejauhan, pemandangan kondisi alami dataran yang rendah diperlihatkan secara jelas  Pemandangan kota dan teluk San Fransisco bila dilihat dari bukit sangat jelas dan tanpa halangan. 17 Kawasan pesisir pantai Kelapa lima Kota Kupang, daerah sekitar hotel Aston. M. Arch 11, UNWIRA - Kupang Beberapa hal e ge ai pe a a ga ga is la git de ga pola ukit da le ah dapat dilihat pada gambar 1.7-1.10 sumber Attoe, 1981. Gambar 1.7 Peng e a ga pola ukit da le ah pada kota San Fransisco. Konsep ini menunjukkan bangunan bertingkat rendah terletak di atas bukit dan bangunan yang tinggi terletak di lembah, sehingga menghasilkan keseragaman ketinggian yang selaras. Konsep ini akan menghasilkan pola garis langit yang horizontal dan ini jelas akan mengaburkan topografi dari tapak Gambar 1.8 Pe ge a ga pola ukit da le ah pada kota San Fransisco Konsep ini menunjukkan bangunan bertingkat tinggi terletak di lembah dan bangunan bertingkat rendah terletak di bukit, sehingga menghasilkan pengurangan kualitas visual bila orang berada di kawasan lembah. Gambar 1.9 Penge a ga pola ukit da le ah pada kota San Fransisco. Konsep ini menampilkan pendekatan pemecahan perancangan yang lebih disukai. Dimana konsep ini menampilkan efek bukit dan lembah. Bangunan bertingkat tinggi terletak di bukit sehingga kualitas pemandangan yang didapat lebih banyak 18 Kawasan pesisir pantai Kelapa lima Kota Kupang, daerah sekitar hotel Aston. M. Arch 11, UNWIRA - Kupang dan bangunan bertingkat rendah terletak di lembah. Gambar 1.10 Pe ge a ga pola ukit da le ah pada kota San Fransisco. Konsep ini menampilkan penempatan bangunan- bangunan yang bulky pada puncak bukit, yaitu bangunan-bangunan besar dan masif. Akibatnya, bukit hanya menjadi mimbar struktur dan tidak terlihat efek bukit Adapun parameter pengembangan sistem struktur di atas tapak yang datar sangat berbeda dibandingkan dengan tapak yang miring. Garis kontur tanah pada tapak yang miring sampai pada jumlah tertentu akan menentukan posisi panjang bangunan dan juga penempatan jalan utama. Perancangan garis langit pada tapak yang datar secara praktis akan memperhatikan lebih detail pengaruh kondisi iklim, bahan bangunan dan teknologi konstruksi. Lain halnya perancangan tapak pada tanah berkontur yang tidak mempunyai penyelesaian yang sama bila membentuk lingkungan buatan di atasnya. Adapun pola konsep yang sering digunakan untuk pengembangan tapak yang datar adalah pola grid segi empat atau sumbusimetris serta linier. Secara umum, pengolahan profil garis langit dan pengolahan perubahan level lantai dapat memecahkan kemonotonan lansekap yang datar. Misalnya pembangunan pada masa pra-industrial, dimana perancang telah memaksakan kehendaknya pada tapak yang datar melalui sistem struktur massa bangunan yang luas dan berskala raksasa. Adapun kota ati di Mesi e upaka suatu pe ge ualia u tuk atu a i i; di a a terbangun sekelompok piramid raksasa di daerah Gizeh yang menjadi model untuk suatu pembangunan. Massa piramida menjulang tinggi di atas tanah yang datar, dan pada akhirnya memberikan makna suatu pemandangan yang dahsyat dan baru pada masanya. Selain itu, terdapat juga massa bangunan yang lebih tua dan terletak pada bagian pusat kota Paris yang telah dibangun diatas tapak yang datar di sepanjang sungai 19 Kawasan pesisir pantai Kelapa lima Kota Kupang, daerah sekitar hotel Aston. M. Arch 11, UNWIRA - Kupang Seine. Pada bagian pusat kota ini, tampak garis langit kota didominasi oleh menara Eiffel. Menara Eiffel adalah image utama yang mengangkat nama kota Paris. Keberadaan menara tersebut memberikan image kebanggaan bagi setiap orang bahkan oleh mereka yang belum pernah mengunjungi kota itu, sehingga Menara Eiffel dianggap sebagai nama yang mewakili kota Paris. Di Amerika Serikat terdapat beberapa contoh kota yang direncanakan dengan pola grid serta dikembangkan di atas tapak yang datar. New York yang memiliki banyak bangunan bertingkat tinggi, kenyataannya dapat memberikan makna kesatuan garis langit yang dramatis. Begitu juga dengan garis langit kota Chicago, yang menekankan makna pengulangan bangunan-bangunan pencakar langit yang dramatis Gambar 2.1. Gambar 2.1 Garis langit kota Chicago Pemandangan garis langit yang paling dramatis sering dirancang sebagai pintu masuk utama kota. Hal ini penting sekali bila pintu masuk ke suatu kota adalah dari arah laut atau sungai. Garis permukaan air yang horizontal dapat memantulkan warna langit dan bangunan yang terdapat pada tepi laut. Bangunan dan warna langit tersebut dapat muncul dari permukaan air, serta dapat membuat pemandangan yang special. Pemecahan seperti ini sering dilakukan pada wilayah-wilayah yang terletak pada beberapa lokasi pantai. Misalnya salah satu pintu gerbang kota yang sangat terkenal yaitu pintu gerbang Venezia yang dapat dicapai melalui The Grand Canal. Pintu masuk ke kota dari arah laut tegak lurus dengan kanal, yang terletak antara Istana Doges dan perpustakaan. Tampak dari laut Piazza San Marco yang menuju Basilika memiliki garis langit yang sangat kaya keunikan. Bila kota ini dilihat dari arah laut tampak garis langit 20 Kawasan pesisir pantai Kelapa lima Kota Kupang, daerah sekitar hotel Aston. M. Arch 11, UNWIRA - Kupang didominasi oleh menara lonceng bangunan ibadah. Hal itu menjadi sangat penting bagi kota tersebut dan ini memberikan image yang positif bagi warganya. Adapun garis langit kota Venesia di abad pertengahan dengan jelas dapat dilihat pada gambar2.2. Gambar 2.2 Garis langit kota abad pertengahan di Venesia Banyak menara-menara gereja yang puncak menaranya memiliki kemiripan dengan menara lonceng St. Mark, namun tidak ada yang terlihat mendominasi seperti menara lonceng St. Mark. Liverpool adalah contoh lainnya dari suatu kota yang terletak pada pintu masuk pantai. Kota tersebut memiliki garis langit yang dramatis. Tampak pada gambar 10, tiga bangunan bagus membentuk tepi laut yaitu Liver Building dengan profil yang tidak datar dan burung-burung liver yang besar serta merupakan lambang dari liverpool. Pada bagian lainnya berdiri dua katedral yang megah pada punggung bukit sehingga keduanya menampilkan siluet yang sangat berbeda. Gambar 2.3 Garis langit kota Pierhead, Liverpool 21 Kawasan pesisir pantai Kelapa lima Kota Kupang, daerah sekitar hotel Aston. M. Arch 11, UNWIRA - Kupang Jika dilihat dari contoh-contoh diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa salah satu fungsi perancangan dekorasi garis langit adalah untuk memudahkan orientasi di dalam kota. Struktur yang paling tinggi dalam suatu profil yang unik serta menonjol secara keseluruhan pada garis langit berfungsi sebagi landmark. Menurut Lynch 1960, landmark tidak perlu ditampilkan bertingkat tinggi, tetapi dapat terlihat menonjol pada garis langit serta memberikan image bagi pengamat. Kebudayaan pada dunia modern dapat dilihat melalui struktur sosial, politik dan ekonomi masyarakat, cara mengorganisir dan mengurus dirinya sendiri, teknologi yang dipakainya dan nilai- nilai yang dipegangnya tidak statis. Bentuk kota bersama-sama dengan garis langitnya, seiring dengan perkembangan waktu akan beradaptasi dengan perubahan ini. Pemahaman perancangan dekorasi garis langit saat ini, harus lebih mengarah kepada potensi untuk pengembangan lebih lanjut. Pemahaman perancangan ini bergantung pada pengetahuan sejarah pengembangan budaya. Kepekaan dan pemahaman pada historik yang mendalam, pada proses perancangan garis langit adalah prasyarat penting agar perubahan pada profil kota dapat berjalan sesuai dengan konteksnya. Saat ini pada sebagian kota-kota di Eropa, bangunan religius mendominasi garis langitnya. Berbeda dengan Amerika dimana bangunan-bangunan kormersil sekarang mendominasi dan mewarnai garis langitnya. Hal ini juga menjalar sampai ke kota-kota di Eropa.

2.5 GARIS LANGIT KOTA SEBAGAI SISTEM VISUAL