21
Kawasan pesisir pantai Kelapa lima Kota Kupang, daerah sekitar hotel Aston.
M. Arch 11, UNWIRA - Kupang
Jika dilihat dari contoh-contoh diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa salah satu fungsi perancangan dekorasi garis langit adalah untuk memudahkan
orientasi di dalam kota. Struktur yang paling tinggi dalam suatu profil yang unik serta menonjol secara keseluruhan pada garis langit berfungsi sebagi landmark. Menurut
Lynch 1960, landmark tidak perlu ditampilkan bertingkat tinggi, tetapi dapat terlihat menonjol pada garis langit serta memberikan image bagi pengamat. Kebudayaan pada
dunia modern dapat dilihat melalui struktur sosial, politik dan ekonomi masyarakat, cara mengorganisir dan mengurus dirinya sendiri, teknologi yang dipakainya dan nilai-
nilai yang dipegangnya tidak statis. Bentuk kota bersama-sama dengan garis langitnya, seiring dengan perkembangan waktu akan beradaptasi dengan perubahan ini.
Pemahaman perancangan dekorasi garis langit saat ini, harus lebih mengarah kepada potensi untuk pengembangan lebih lanjut. Pemahaman perancangan ini bergantung
pada pengetahuan sejarah pengembangan budaya. Kepekaan dan pemahaman pada historik yang mendalam, pada proses perancangan garis langit adalah prasyarat
penting agar perubahan pada profil kota dapat berjalan sesuai dengan konteksnya. Saat ini pada sebagian kota-kota di Eropa, bangunan religius mendominasi garis
langitnya. Berbeda dengan Amerika dimana bangunan-bangunan kormersil sekarang mendominasi dan mewarnai garis langitnya. Hal ini juga menjalar sampai ke kota-kota
di Eropa.
2.5 GARIS LANGIT KOTA SEBAGAI SISTEM VISUAL
Sistem menurut Wikipedia.com merupakan suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item
penggerak. Menurut Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990, pengertian sistem biasanya dikaitkan dengan konteks letak atau positional context. Sistem adalah
seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Devinisi visual adalah berkenaan dengan dapat dilihat dengan media penglihatan mata, Purwodarminto 1972. Tanda-tanda visual adalah ciri-ciri utama yang secara
fisik dapat dilihat dimana dapat memberikan atribut pada gambar visual dalam suatu sistem visual, sehingga sistem visual mempunyai kualitas tertentu.
22
Kawasan pesisir pantai Kelapa lima Kota Kupang, daerah sekitar hotel Aston.
M. Arch 11, UNWIRA - Kupang
Faktor-faktor pembentuk sistem visual meliputi : 1.
View, berarti bagaimana kita memandang suatu obyek tersebut. 2.
Jarak antara obyek dengan pemandang. 3.
Tinggi bangunan.
Faktor-faktor estetika pada urban design diantaranya adalah : 1
Keterpaduan Unity, menciptakan kesatuan secara visual dari tiap-tiap komponen kota dan dari elemen yang berbeda sehingga membuat hal-hal yang
kurang menyatu ke dalam organisasi visual yang terpadu. Hal penting dalam karakter unity adalah proporsi setiap elemen.
2 Proporsi massa tinggi bangunan terhadap posisi pengamat dengan rumus HD
enclosure Spreiregen yang akan menunjukan kualitas keruangan dari masing- masing posisi pengamat. Bangunan yang memiliki bentuk proposional yang baik
apabila dapat melihat seluruh bangunan menurut kajian teori adalah apabila sudut pandang 27
ᴼ atau DH = 2. Dengan membandingkan DH menurut Yoshinobu Ashihara 1983, akan diperoleh proporsi sebagai berikut : Proporsi
seimbang bila DH = 1; Proporsi intim, sempit, tertekan apabila DH1; ruang terkesan terbuka bila DH 1,2,3, bila 4 sudah terasa adanya ruang.
3 Skala scale, produk arsitektur merupakan ruang fungsional yang selalu
berhubungan dengan manusia, oleh sebab itu skala harus dapat menunjukan perbandingan antara elemen bangunan dengan elemen tertentu yang
ukurannya sesuai dengan kebutuhan manusia, menurut Zahnd 1999 dalam hal ukuran suatu ruang atau bangunan dari dua tempat akan sangat berbeda
walaupun skalanya tepat sama. Selain itu Asihara 1974 menjelaskan bahwa sudut pandangan mata manusia secara normal pada bidang vertikal adalah 60
ᴼ, tetapi bila melihat secara intensif maka sudut pandangan berkurang menjadi 1
ᴼ. Dan orang dapat melihat keseluruhan bangunan bila sudut pandangan 27
ᴼ atau bila DH = 2, yaitu jarak dibagi dengan tinggi sama dengan 2.
4 Kesimbangan Balance, merupakan nilai-nilai pada suatu obyek dimana daya
tarik visual di kedua sisi dari pusatnya adalah seimbang atau pusat daya tarik adalah keseimbangan. Pusat keseimbangan yang dimaksud adalah merupakan
23
Kawasan pesisir pantai Kelapa lima Kota Kupang, daerah sekitar hotel Aston.
M. Arch 11, UNWIRA - Kupang
titik istirahat mata atau titik perhentian mata yang mengilaukan kekacauan dan ketidak pastian terhadap visual.
5 Warna colour, kesan suatu bangunan atau kawasan salah satu yang
menimbulkan kesan tertentu adalah adanya peranan warna. Kualitas estetika dari Town Scape ditentukan antara lain oleh peranan warna yang cukup kuat.
Cita rasa yang ditimbulkan dari setiap individu yang memiliki bangunan tersebut akan diperoleh pola komposisi warna yang berbeda-beda. Hal tersebut
sebaiknya dipertimbangkan oleh para perancang arsitek agar bangunan yang dirancang tersebut mempunyai dukungan karakter terhadap kawasannya.
Sebagai sebuah sistem visual, garis langit kota dimaknai akan memberikan sebuah totalitas pemandangan tentunya membutuhkan pendekatan terhadap faktor-
faktor tersebut diatas. Kelengahan dalam menyandingkan berbagai faktor diatas menjadikan nilai sebuah garis langit kota menjadi buram, kehilangan estetikanya dan
bisa sampai pada penurunan citra terhadap kota tersebut. Maka penulis menggunakan faktor-faktor diatas sebagai panduan untuk penelitian ini.
2.6 GARIS LANGIT DAN CITRA KOTA