PERHITUNGAN NETO KOMERSIAL DALAM NEGERI.

c Penghasilan Kena Pajak diisi sebesar hasil pengurangan dari a- b. d PPh yang terutang dihitung dari tarif PPh Pasal 17 X Penghasilan Kena Pajak. e Kredit pajak tahun pajak yang lalu atas penghasilan yang termasuk huruf a yang dipotongdipungut pihak lain. f PPh yang harus dibayar sendiri diisi sebesar hasil pengurangan d dan e. g PPh Pasal 25 dihitung dari 112 X f.

G. PPh Final dan Penghasilan yang Tidak Termasuk Objek Pajak:

a PPh Final diisi sesuai dengan jumlah PPh terutang atas penghasilan yang dikenakan PPh Final dari formulir 1771-IV jumlah kolom 5. b Penghasilan yang tidak termasuk Objek Pajak diisi dari jumlah penghasilan bruto yang tidak termasuk objek pajak dari formulir 1771-IV Bagian B jumlah Kolom 3.

H. Lampran-lampiran:

a Surat Setoran Pajak SSP lembar ke-3 PPh Pasal 29, wajib dilampirkan kecuali Wajib Pajak yang Nihil. b Laporan keuangan lengkap. c Daftar penyusutan dan amortisasi fiskal. d Perhitungan kompensasi kerugian fiskal. e Pernyataan transaksi dalam hubungan istimewa. f Daftar fasilitas penanaman modal. g Daftar cabang utama perusahaan. h Surat Setoran Pajak SSP lembar ke-3 PPh Pasal 26 Ayat 4. i Perhitungan PPh Pasal 26 ayat 4. j Kredit Pajak Luar Negeri. k Surat Kuasa Khusus.

I. Pernyataan:

Diisi lengkap yaitu tempat dan tanggal pengisian SPT Tahunan serta Nama Lengkap, NPWP, dan tanda tangan pengurus perusahaan yang berwenang. LAMPIRAN FORMULIR 1771-I DAN FORMULIR 1771-I

1. PERHITUNGAN NETO KOMERSIAL DALAM NEGERI.

Penghasilan neto komersial dalam negeri adalah penghasilan neto menurut Standar Akuntansi Keuangan SAK Indonesia yakni semua penghasilan yang diterima dan atau diperoleh dari kegiatan usaha dan dari luar usaha di Indonesia, termasuk penghasilan yang dikenakan PPh Final dan yang tidak termasuk Objek Pajak, dikurangi dengan pengeluaranbiaya-biaya dalam rangka kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan sesuai dengan sistem dan metode akuntansi komersial Indonesia yang dianut secara taat asas seperti yang tercermin dalam laporan keuangan komersial, sebelum dilakukan penyesuaian-penyesuaian fiskal berdasarkan UU PPh dan peraturan pelaksanaannya. Pada bagian perhitungan Pneghasilan Neto Komersial Dalam Negeri ada 7 tujuh poin yaitu a, b, c, d, e, f, dan g, rincian keterangan dari msing-masing poin sebagai berikut: a Peredaran Usaha diisi dengan jumlah penerimaanperolehan bruto dan kegiatan usaha di Indonesia. b Harga Pokok Penjualan diisi dengan biaya-biaya yang merupakan unsur harga pokok penjualan HPP bagi kegiatan usaha Wajib Pajak. c Biaya Usaha Lainnya diisi dengan biaya-biaya usaha yang tidak termasuk ke dalam kelompok harga pokok penjualan. d Penghasilan Neto dari Luar Usaha diperoleh dari Peredaran Usaha dikurangi Harga Pokok Penjualan HPP dikurangi Biaya Usaha Lainnya a-b-c. e Penghasilan dari Luar Usaha diisi dengan jumlah penghasilan bruto dari luar usaha yang diterima dan atau diperoleh dari luar kegiatan usaha utama perusahaan, seperti: penghasilan dari penyertaan modal di Indonsia penghasilan dari penjualanpengalihan pesewaan harta, serta penghasilan lainnya yang bukan merupakan penghsilan dari kegiatan usaha dan tidak ada kaitannya dengan kegiatan usaha. f Biaya dari Luar Usaha diisi dengan biaya-biaya langsung fiskal yang terkait dengan penghasilan dari luar usaha. g Penghasilan Neto dari Luar usaha dihitung dari penghsilan dari luar usaha dikurangi biaya dari luar usaha e-f. PENGHASILAN NETO KOMERSIAL LUAR NEGERI. Diisi dengan penghasilan neto yang diterima atau diperoleh di luar negeri sesuai dengan lampiran khusus 7A kolom 4 ‘Jumlah Neto’. JUMLAH PENGHASILAN NETO KOMERSIAL Diisi dengan jumlah penghasilan neto komersial dalam negeri dan Luar Negeri.

2. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK, OENGHASILAN FINAL DAN TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK.