yang ditetapkan atau dalam batas waktu perpanjangan penyampaian SPT Tahunan, dikenakan sanksi administrasi berupa
denda sebesar Rp100.000,00 seratus ribu rupiah.
10. Setiap orang yang karena kealpannya tidak menyampaikan
SPT Tahunan atau menyampaikan SPT Tahunan tetapi isinya tidak benar dan atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang
isinya tidak benar, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada Negara, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu
tahun dan atau denda paling tinggi 2 dua kali jumlah pajak terutang yang atau kurang bayar. Setiap orang yang dengan
sengaja tidak menyampaikan SPT Tahunan atau menyampaikan SPT Tahunan dan atau kekurangan yang isinya tidak benar atau tidak
lengkap sehingga menimbulkan kerugian pada Negara, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 enam tahun dan denda
paling tinggi 4 empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar.
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR.
Formulir SPT Tahunan terdiri dari 1 satu Induk SPT Tahunan, 6 enam lampiran SPT Tahunan, dan lampiran-lampiran khusus SPT Tahunan.
Formulir-formulir tersebut dirinci sebagai berikut:
INDUK SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN FORMULIR 1771 DAN FORMULIR 1771
Formulir Induk SPT diisi setelah semua lampiran SPT Tahunan diisi dan dihitung. Informasi awal Induk SPT adalah identitas perusahaan Wajib
Pajak, sedangkan bagian berikutnya terdiri dari 7 tujuh bagian.
Identitas Wajib Pajak berisi informasi mengenai;
Nama, Alamat, dan NPWP Wajib Pajak.
Jenis Usaha Wajib Pajak.
Penyajian Laporan Keuangan.
Akuntan Publik yang Digunakan oleh Wajib Pajak.
Konsultan Pajak yang digunakan oleh Wajib Pajak. Bagian-bagian dalam Induk SPT Tahunan adalah:
A. Penghasilan Kena Pajak, tediri dari:
1. Penghasilan Neto Fiskal dengan informasi mengenai penghasilan neto fiskal yang diambil dari formulir 1771-1
Lampiran I Nomor 6 kolom 3. 2. Kompensasi kerugian yang masih terdapat kerugian
perusahaan yang masih dapat dikompensasikan, informasi diambil dari lampiran khusus 2A.
3. Penghasilan Kena Pajak dihitung dari 1-2.
B. Pajak Penghasilan Terutang:
4. PPh terutang dihitung dengan menggunakan tarif PPh Pasal 17 UU PPh.
5. Pengembalianpengurangan kredit pajak Luar Negeri PPh Pasal 24 yang telah diperhitungkan tahun lalu.
6. Jumlah PPh terutang dihitung dai PPh terutang dikurangi PengembalianPengurangan Kredit Pajak Luar Negeri 4-5.
C. Kredit Pajak:
7. PPh Ditanggung Pemerintah diisi jika perusahaan memperoleh fasilitas PPh ditanggung pemerintah atas penghasilan dari
penghasilan jasa konstruksi, jasa konsultan, dan atau jasa pemasok dalam rangka proyek Pemerintah yang dananya
seluruhnya atau sebagian dibiayai dengan hibah dan atau pinjaman luar negeri diisi sejumlah PPh yang bersifat final.
Rumus yang digunakan: Dana Pinjaman Luar Negeri atau Hibah Total Biaya
Proyek X PPh Terutang.
8. Terdiri dari: A. Kredit Pajak Dalam Negeri diisi dari formulir 1771-III yaitu
jumlah PPh Pasal 22 dan 23 yang sudah dipotongdipungut. B. Kredit Pajak Luar Negeri diisi dari Lampiran Khusus 7A
perhitungan PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkanKPLN 9. Memberi tanda “X” pada kotak yang sesuai dengan kondisi
perhitungan diatasnya. 10.
Huruf a diisi dengan jumlah PPh Pasal 25 yang dibayar sendiri.
Huruf b diisi dengan Pokok Pajak pada STP PPh Pasal 25. Huruf c diisi sebesar jumlah fiskal Luar Negeri pegawai
perusahaan yang ditanggung oleh perusahaan dalam rangka perjalanan luar negeri untuk kepentingan perusahaan dan
sepanjang tidak dibebankan sebagai biaya perusahaan. Huruf d diisi sebesar jumlah PPh atas penghasilan dari
pengalihan tanah dan bangunan bagi perusahaan selain pengembangan
real estate dan yayasan atau organisasi sejenisnya, yang dilaporkan dalam Formulir 1771-I Angka 1
Huruf e.
D. PPh KurangLebih Bayar: