Pengertian Bahan yang Digunakan .1 Bunga Kembang Sepatu Hibiscus rosa-sinensis L.
Sokletasi adalah ekstraksi kontinu menggunakan alat soklet, dimana pelarut akan terdestilasi dari labu menuju pendingin, kemudian jatuh membasahi dan merendam
sampel yang mengisi bagian tengah alat soklet, setelah pelarut mencapai tinggi tertentu maka akan turun ke labu destilasi, demikian berulang-ulang Depkes, 2000.
e. Infus Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air
pada suhu 90 C selama 15 menit Depkes, 2000.
f. Digesti Digesti meruapakn maserasi kinetik dengan pengadukan kontinyu yang
dilakukan pada suhu tinggi dari suhu ruangan, secara umum dilakukan pada suhu 40 C-
5 C Depkes, 2000.
2.3 Pengertian Bahan yang Digunakan 2.3.1 Bunga Kembang Sepatu Hibiscus rosa-sinensis L.
Tanaman kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis L. memiliki warna bunga yang cantik dan indah sehingga tanaman ini dijadikan sebagai tanaman hias yang
biasanya terdapat pada pekarangan atau halaman rumah Nurlela, 2011. Bunga kembang sepatu mempunyai kelopak bunga berwarna merah, merah muda, dan kuning.
Bunga ini termasuk bunga tunggal yang berbentuk terompet dan terletak di ketiak daun. Kelopak bunga berbentuk lonceng, terbagi lima dan berwarna hijau kekuningan.
Mahkota bunga terdiri dari 15-20 daun mahkota yang berwarna merah muda, mempunyai benang sari banyak dengan tangkai sari berwarna merah, kepala sari
berwarna kuning dan putik berbentuk tabung Nurlela, 2011. Bunga pada tanaman kembang sepatu bergantung pada panjang umur dan
pergantian bunga. Biasanya bunga kembang sepatu hanyadapat bertahan satu hari dan dikelompokkan sebagai tanaman yang bersifat sementar Trivellini, dkk., 2007.
Tanaman kembang sepatu banyak ditanam selain karena keindahan warna yang dihasilkan juga bermanfaat untuk kesehatan. Sudah sejak lama tanaman ini
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tanaman obat diantaranya obat demam pada anak-anak, obat batuk, dan obat sariawan Iqbal dan Sulistyorini, 2009.
Daun, bunga, dan akar tanaman kembang sepatu mengandung flavonoida. selain itu daunnya juga mengandung saponin dan polifenol, dan bunganya mengandung
polifenol, akarnya juga mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomisconin C Ukuweze, dkk., 2009.
2.3.2 Antosianin Antosianin merupakan pigmen larut air yang secara alami terdapat pada berbagai
jenis tumbuhan. Pigmen ini memberikan warna pada bunga, buah, dan daun tumbuhan
hijau yang biasanya dimanfaatkan oleh manusia sebagai pewarna alami pada berbagai produk pangan maupun non-pangan Hambali dkk., 2014. Secara kimiawi antosianin
bisa dikelompokan ke dalam flavonoid dan fenolik. Zat tersebut dapat ditemukan di berbagai tanaman yang ada di darat dan tidak dapat ditemukan di tanaman laut, hewan
atau mikroorganisme Samsudin dan Khoiruddin, 2011. Antosianin adalah glikosida dari antosianidin aglikon dan gula. Antosianin
merupakan zat warna yang bersifat polar dan akan larut dengan baik pada pelarut- pelarut polar Samsudin dan Khoiruddin, 2011. Antosianin lebih larut dalam air dan
karakteristik ini membantu proses ekstraksi dengan air, meskipun penggunaan alkohol yang lebih rendah juga diizinkan Mortensen, 2006.
Antosianin berpotensi sebagai pewarna makanan alami karena keaneragaman warna yang dimilikinya. Namun, mempunyai kelemahan dalam stabilitas warnanya.
Intensitas suatu stabilitas pigmen antosianin tergantung pada berbagai faktor termasuk struktur dan konsentrasi dari pigmen, pH, suhu, intensitas cahaya, kualitas, dan
kehadiran pigmen lain bersama-sama, ion logam, enzim, oksigen, asam askorbat, gula, belerang oksida dan lain sebagainya Tanaka dkk., 2008.
2.3.3 Etanol Etanol merupakan pelarut polar yang memiliki sifat fisika dengan dipengaruhi
oleh keberadaan gugus hidroksil dan pendeknya rantai karbon etanol. Gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair dan lebih sulit
menguap dari senyawa organik lannya dengan masa molekul yang sama. Etanol tidak menyebabkan pembembangkakan membran sel dan memperbaiki stabilitas bahan obat
terlarut. keuntungan lainnya ialah etanol mampu mengendapkan albumin dan menghambat kerja enzim Nurlela, 2011.
Umumnya yang digunakan sebagai cairan pengekstrasi adalah campuran bahan pelarut yang berlainan, khususnya campuran etanol-air. Etanol sangat efektif dalam
menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal, dimana bahan pengganggu hanya skala kecil yang turut ke dalam cairan pengekstrasi. Etanol dapat melarukan alkaloid basa,
minyak menguap, glikosida. kurkumin, kurmarin, antrakinon, flavonoid, steroid, damar dan klorofil Indraswati, 2008. Sedangkan lemak, malam, tanin, dan saponin hanya
dapat sedikit yang larut dalam etanol Indraswati, 2008.