BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk menarik satu atau lebih zat dari bahan asal dengan menggunakan pelarut. Zat aktif yang terdapat dalam simplisia tersebut dapat
digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain Depkes, 2000. Tujuan utama ekstraksi ini adalah untuk mendapatkan atau memisahkan
sebanyak mungkin zat-zat yang memiliki khasiat. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil ekstraksi diantaranya ialah pengembangan atau pemelaran bahan
ekstraksi, difusi, pH, ukuran partikel, dan temperatur, pilihan pelarut ekstraksi dan kosentrasinya, serta alkaloid sebagai model zat aktif Pifferi dan Vaccari, 1996
2.2 Metode Ekstaksi
Metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan beberapa cara Depkes, 2000 diantaranya :
a. Maserasi Maserasi ialah penarikan maserat dari bahan tertentu dengan cara merendam
bahan tersebut kedalam cairan penyari atau suatu larutan tertentu dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur kamar, sedangkan remaserasi merupakan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya Depkes, 2000. Sedangkan maserat ialah hasil dari proses maserasi.
Keuntungan dari metode maserasi yaitu prosedur dan peralatannya sederhana sekaligus mudah Agoes, 2007.
b. Perkolasi Perkolasi adalah suatu cara penarikan memakai alat yang disebut perkolator
dimana simplisia terendam dalam cairan penyari, zat-zat akan terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan. Prosesnya terdiri dari tahapan pengembangan
bahan, tahap perendaman antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesan atau penampungan perkolat sampai diperoleh ekstrak Depkes, 2000.
Keuntungan dari metode perkolasi ini adalah proses penarikan zat berkhasiat dari tumbuhan lebih sempurna, sedangkan kerugiannya adalah membutuhkan waktu yang
lama dan peralatan yang digunakan mahal Agoes, 2007. c. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan pelarut akan terdestilasi menuju pendingin dan akan kembali ke labu
Depkes, 2000. d. Sokletasi
Sokletasi adalah ekstraksi kontinu menggunakan alat soklet, dimana pelarut akan terdestilasi dari labu menuju pendingin, kemudian jatuh membasahi dan merendam
sampel yang mengisi bagian tengah alat soklet, setelah pelarut mencapai tinggi tertentu maka akan turun ke labu destilasi, demikian berulang-ulang Depkes, 2000.
e. Infus Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air
pada suhu 90 C selama 15 menit Depkes, 2000.
f. Digesti Digesti meruapakn maserasi kinetik dengan pengadukan kontinyu yang
dilakukan pada suhu tinggi dari suhu ruangan, secara umum dilakukan pada suhu 40 C-
5 C Depkes, 2000.
2.3 Pengertian Bahan yang Digunakan 2.3.1 Bunga Kembang Sepatu Hibiscus rosa-sinensis L.