tanah yang diberi perkerasan. Area parkir diatur sedemikian rupa agar terlihat rapi dimana kendaraan tersusun dengan baik.
Area parkir dengan kapasitas cukup dan dapat melindungi kendaraan dari hujan dan cuaca panas. Pada kondisi tertentu, area parkir tidak
dilengkapi dengan pelindung namun tetap tersusun rapi. Area parkir sebisa mungkin dipisahkan antara parkir kendaraan roda dua dengan
parkir kendaraan roda empat. Pada kondisi tertentu pula dimana lokasi proyek sangat sempit, area parkir ditempatkan di luar area proyek seperti
di halaman dekat lokasi proyek, di jalan sebelah proyek dengan ijin pihak terkait atau yang lainnya.
Gambar 13. Area Parkir Proyek
E. Manajemen Proyek
Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek
konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk
bangunan atau infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur,
juga melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, teknik mesin, elektro dan sebagainya.
Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek oleh para
anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Fungsi dasar manajemen proyek terdiri dari pengelolaan lingkup kerja, waktu biaya, dan mutu.
Apabila fungsi-fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan baik maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah
terwujud yaitu tepat waktu, terpenuhi kuantitas dan kualitas, serta biaya pelaksanaan sesuai dengan biaya rencana. Untuk memenuhi tujuan tersebut,
dilakukan tahapan manajemen proyek yang akan dijelaskan berikut : 1. Studi Pengenalan Recognation Study
Studi pengenalan merupakan tahapan awal suatu proyek. Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan serta penyusunan data-data pendahuluan
dari proyek yang direncanakan, sesuai dengan tujuan dan kegunaan proyek. Pada pelaksanaan proyek pembangunan Hotel dan Convention
Hall Grand Dafam Lampung, studi pengenalan dilakukan oleh pemilik proyek PT. Puri Persada Lampung yang bekerja sama dengan PT. Pensil
Desain Konsultan sebagai konsultan perencana struktur, Archadia Multi
Graha sebagai konsultan arsitektur, dan PT. Farmel Cahaya Mandiri sebagai konsultan ME.
2. Studi Kelayakan Feasibility Study Tujuan diadakannya studi kelayakan adalah untuk meyakinkan pengguna
jasa konstruksi bahwa proyek yang diusulkannya layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan, aspek ekonomi, dan aspek
lingkungan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah:
a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
b. Memperkirakan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut dilaksanakan, baik manfaat langsung manfaat ekonomis maupun
manfaat tidak langsung fungsi sosial. c. Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun
finansial. d. Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila
proyek tersebut dilaksanakan. 3. Penjelasan Briefing
Merupakan tahap penyusunan kerangka acuan kerja yang berisi penjelasan dan keinginan pemilik, fungsi bangunan, pendanaan, dan
ketentuan-ketentuan lain yang akan dijadikan pedoman dalam perancangan.
Tujuan tahap penjelasan ini adalah mendapatkan penjelasan dari pemilik proyek mengenai fungsi proyek dan biaya yang diizinkan sehingga
konsultan perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat taksiran biaya yang diperlukan.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap penjelasan, yaitu: a. Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga
ahli. b. Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi, taksiran
biaya, dan persyaratan mutu. c. Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu dan rencana
pelaksanaan. d. Mempersiapkan sketsa dengan skala, yang menggambarkan denah
dan batas–batas proyek. 4. Perencanaan Planning
Tahapan ini bertujuan untuk melengkapi penjelasan proyek dan menentukan program kerja, tata letak, metode konstruksi serta
perhitungan tentang konstruksi tersebut dan taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang
terlibat selain itu juga untuk mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan, termasuk gambar rencana dan spesifikasi untuk melengkapi
semua dokumen tender. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi:
a. Membuat rencana uraian pekerjaan serta metode pelaksanaannya. b. Menganalisa kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan
solusi pemecahannya. c. Menganalisa jenis keahlian yang dibutuhkan dalam proyek ini.
d. Merencanakan lay out proyek seperti letak dari fasilitas-fasilitas proyek dan jalan kerja.
e. Membuat jadwal pelaksanaan, dan taksiran biaya terakhir. f. Mempersiapkan gambar kerja, spesifikasi, daftar kuantitas.
5. Pengadaan SaranaProcurement Pelelangan adalah suatu sistem pemilihan yang ditawarkan oleh pemilik
proyek atau wakilnya kepada kontraktor untuk mengadakan penawaran biaya pekerjaan secara tertulis untuk menyelesaiakan proyek yang akan
dilelangkan. Tujuan dari pelelangan adalah memilih kontraktor yang memenuhi syarat dalam pelaksanaan pembangunan suatu proyek yang
dilelangkan, sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan yang ditentukan dengan harga paling ekonomis.
6. Pelaksanaan Konstruksi Tujuan dari pelaksanaan konstruksi adalah untuk mewujudkan bangunan
yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana, dengan biaya dan waktu yang telah disepakati, serta
dengan mutu material dan peralatan serta pelaksanaan pekerjaan yang telah disyaratkan. Karena dalam tahap ini terdiri dari sejumlah kegiatan
yang saling berkaitan, maka kegagalan satu kegiatan dapat merusak keseluruhan waktu pelaksanaan, untuk itu harus dibuat rencana
pelaksanaan yang cermat. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah merencanakan, mengendalikan, dan mengkoordinasikan, baik dari
jadwal waktu pelaksanaan, organisasi lapangan, sumber daya manusia, peralatan, dan material.
7. Persiapan Penggunaan Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah
selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah: a. Mempersiapkan catatan pelaksanaan, baik berupa data-data selama
pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan. b. Meneliti konstruksi secara cermat dan memperbaiki kerusakan-
kerusakan yang terjadi. c. Mempersiapkan petunjuk operasi serta pedoman pemeliharaannya.
d. Melatih staf untuk melaksanakan pemeliharaan.
F. Sistem Pelelangan