Manajemen Proyek Bab II (Laporan Kerja Praktik)

tanah yang diberi perkerasan. Area parkir diatur sedemikian rupa agar terlihat rapi dimana kendaraan tersusun dengan baik. Area parkir dengan kapasitas cukup dan dapat melindungi kendaraan dari hujan dan cuaca panas. Pada kondisi tertentu, area parkir tidak dilengkapi dengan pelindung namun tetap tersusun rapi. Area parkir sebisa mungkin dipisahkan antara parkir kendaraan roda dua dengan parkir kendaraan roda empat. Pada kondisi tertentu pula dimana lokasi proyek sangat sempit, area parkir ditempatkan di luar area proyek seperti di halaman dekat lokasi proyek, di jalan sebelah proyek dengan ijin pihak terkait atau yang lainnya. Gambar 13. Area Parkir Proyek

E. Manajemen Proyek

Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur, juga melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, teknik mesin, elektro dan sebagainya. Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Fungsi dasar manajemen proyek terdiri dari pengelolaan lingkup kerja, waktu biaya, dan mutu. Apabila fungsi-fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan baik maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud yaitu tepat waktu, terpenuhi kuantitas dan kualitas, serta biaya pelaksanaan sesuai dengan biaya rencana. Untuk memenuhi tujuan tersebut, dilakukan tahapan manajemen proyek yang akan dijelaskan berikut : 1. Studi Pengenalan Recognation Study Studi pengenalan merupakan tahapan awal suatu proyek. Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan serta penyusunan data-data pendahuluan dari proyek yang direncanakan, sesuai dengan tujuan dan kegunaan proyek. Pada pelaksanaan proyek pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung, studi pengenalan dilakukan oleh pemilik proyek PT. Puri Persada Lampung yang bekerja sama dengan PT. Pensil Desain Konsultan sebagai konsultan perencana struktur, Archadia Multi Graha sebagai konsultan arsitektur, dan PT. Farmel Cahaya Mandiri sebagai konsultan ME. 2. Studi Kelayakan Feasibility Study Tujuan diadakannya studi kelayakan adalah untuk meyakinkan pengguna jasa konstruksi bahwa proyek yang diusulkannya layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan, aspek ekonomi, dan aspek lingkungan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah: a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut. b. Memperkirakan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut dilaksanakan, baik manfaat langsung manfaat ekonomis maupun manfaat tidak langsung fungsi sosial. c. Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun finansial. d. Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek tersebut dilaksanakan. 3. Penjelasan Briefing Merupakan tahap penyusunan kerangka acuan kerja yang berisi penjelasan dan keinginan pemilik, fungsi bangunan, pendanaan, dan ketentuan-ketentuan lain yang akan dijadikan pedoman dalam perancangan. Tujuan tahap penjelasan ini adalah mendapatkan penjelasan dari pemilik proyek mengenai fungsi proyek dan biaya yang diizinkan sehingga konsultan perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat taksiran biaya yang diperlukan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap penjelasan, yaitu: a. Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli. b. Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi, taksiran biaya, dan persyaratan mutu. c. Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu dan rencana pelaksanaan. d. Mempersiapkan sketsa dengan skala, yang menggambarkan denah dan batas–batas proyek. 4. Perencanaan Planning Tahapan ini bertujuan untuk melengkapi penjelasan proyek dan menentukan program kerja, tata letak, metode konstruksi serta perhitungan tentang konstruksi tersebut dan taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang terlibat selain itu juga untuk mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan, termasuk gambar rencana dan spesifikasi untuk melengkapi semua dokumen tender. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi: a. Membuat rencana uraian pekerjaan serta metode pelaksanaannya. b. Menganalisa kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan solusi pemecahannya. c. Menganalisa jenis keahlian yang dibutuhkan dalam proyek ini. d. Merencanakan lay out proyek seperti letak dari fasilitas-fasilitas proyek dan jalan kerja. e. Membuat jadwal pelaksanaan, dan taksiran biaya terakhir. f. Mempersiapkan gambar kerja, spesifikasi, daftar kuantitas. 5. Pengadaan SaranaProcurement Pelelangan adalah suatu sistem pemilihan yang ditawarkan oleh pemilik proyek atau wakilnya kepada kontraktor untuk mengadakan penawaran biaya pekerjaan secara tertulis untuk menyelesaiakan proyek yang akan dilelangkan. Tujuan dari pelelangan adalah memilih kontraktor yang memenuhi syarat dalam pelaksanaan pembangunan suatu proyek yang dilelangkan, sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan yang ditentukan dengan harga paling ekonomis. 6. Pelaksanaan Konstruksi Tujuan dari pelaksanaan konstruksi adalah untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana, dengan biaya dan waktu yang telah disepakati, serta dengan mutu material dan peralatan serta pelaksanaan pekerjaan yang telah disyaratkan. Karena dalam tahap ini terdiri dari sejumlah kegiatan yang saling berkaitan, maka kegagalan satu kegiatan dapat merusak keseluruhan waktu pelaksanaan, untuk itu harus dibuat rencana pelaksanaan yang cermat. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah merencanakan, mengendalikan, dan mengkoordinasikan, baik dari jadwal waktu pelaksanaan, organisasi lapangan, sumber daya manusia, peralatan, dan material. 7. Persiapan Penggunaan Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah: a. Mempersiapkan catatan pelaksanaan, baik berupa data-data selama pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan. b. Meneliti konstruksi secara cermat dan memperbaiki kerusakan- kerusakan yang terjadi. c. Mempersiapkan petunjuk operasi serta pedoman pemeliharaannya. d. Melatih staf untuk melaksanakan pemeliharaan.

F. Sistem Pelelangan