balok induk 400 x 650 mm dan balok anak 250 x 400 mm. Semua balok menggunakan mutu beton K-300 dengan nilai slump 15±2. Diameter
tulangan utama yang digunakan adalah baja tulangan ulir BJTD 40 D19 mm. Sedangkan untuk tulangan sengkang digunakan diameter
tulangan D10 mm. 5. Pelat
Pada Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam
Lampung pelat lantai slab yang digunakan adalah pelat lantai dua arah atau yang biasa disebut dengan two way slab. Tebal pelat lantai yang
direncanakan sebesar 12 cm, dengan tulangan yang digunakan BJTD 40 berdiameter D10. Pelat lantai menggunakan mutu beton yang sama yaitu
K-300 dengan f’c = 24,9 MPa.
D. Fasilitas Proyek
Proyek Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam
Lampung menyediakan beberapa fasilitas proyek sebagai berikut : 1.
Kantor Proyek direksi keet Kantor proyek direksi keet dibangun sebagai tempat bekerja bagi para
staf baik staf dari kontraktor, pengawas maupun pemilik proyek. Dikantor proyek dilengkapi dengan ruang kerja staf, ruang rapat, ruang
pimpinan, musholla, dan toilet. Besar kecilnya kantor proyek ini tergantung pada jenis proyek maupun jumlah staf yang bekerja. Kantor
konsultan dan kontraktor menggunakan keet standar dari PT. PP Persero, Tbk yang dapat bisa berupa container, keet rakitan dari baja,
maupun temporary office yang berada di dalam basement. Hal tersebut tergantung dari ketersediaan lahan.
Secara prinsip terdapat tiga kondisi yang umum dijumpai yaitu pada saat pekerjaan substucture, upperstructure dan finishinglandscape. Ketiga
kondisi tadi membuat kondisi lahan yang juga berbeda. Sehingga diperlukan perencanaan terhadap ketiga kondisi tersebut dengan tetap
memperhatikan aspek-aspek penting lainnya seperti efisien dan efektifitas. Pada Proyek
Pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung, lahan yang digunakan merupakan bangunan
rumah makan yang sudah tidak digunakan lagi sehingga digunakan keet temporary office di rumah makan tersebut. Saat pembangunan meluas
dan harus merobohkan bangunan rumah makan, maka kantor berpindah menjadi temporary office yang berada di dalam basement convention
hall. Semua disesuiakan dengan lahan yang ada.
Gambar 2. Lokasi kantor proyek direksi keet
2. Gudang Material dan Peralatan
Bahan-bahan yang harus terlindungi dari pengaruh cuaca seperti semen dan material finishing lainnya harus disimpan dalam tempat tertutup.
Untuk itu, diperlukan tempat penyimpanan yang disebut gudang. Sebagai tempat penyimpanan material, gudang harus memenuhi berbagai
persyaratan. Kondisinya harus dijaga agar tetap kering dan tidak lembab.
Gudang peralatan berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat ringan, seperti : vibrator, mesin genset portable, alat-alat pengukuran, alat-alat
pekerjaan finishing serta berbagai komponen peralatan lainnya. Konstruksi gudang penyimpanan material dan peralatan dirancang
dengan sistem rakitan sehingga dapat digunakan berulang kali. Gudang material dibuat dengan standar PT. PP Persero, Tbk terbuat
dari rangka baja yang mudah dipasang dan dibongkar dengan cover terbuat dari polywood dan material seng.
Gambar 3. Gudang Material dan Peralatan
3. Los Kerja
Fasilitas ini dibangun untuk pekerjaan besi dan kayu. Los kerja besi merupakan tempat pemotongan maupun pembengkokan besi tulangan
sesuai gambar kerja shop drawing yang ada. Los kerja kayu digunakan sebagai tempat pembuatan bekisting dan pekerjaan kayu lainnya.
Bangunan untuk fasilitas ini biasanya dibuat lepas tanpa dinding los dan diberi penutup atap, agar para pekerja dapat bekerja dengan nyaman.
Los kerja ini ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi stok material dan direncanakan dalam satu flow fabrikasi besi maupun kayu yang
dianggap paling efektif dan efisien dari aspek luas area yang dibutuhkan dan yang tersedia serta dari aspek efisiensi waktu fabrikasi dan
perpindahan material besi dan kayu. Los kerja untuk fabrikasi kayu adalah los kerja standar dari PT. PP
Persero, Tbk yang terbuat dari rangka baja yang mudah dipasang dan dibongkar dengan atap terbuat dari material seng.
Gambar 4. Los Kerja
4. Pos Keamanan
Untuk pengawasan area proyek terhadap aspek keamanan, diperlukan pos keamanan. Semua pekerja yang akan masuk dan keluar harus melewati
pos keamanan untuk diperiksa. Begitu juga dengan keluar masuk barang, harus melapor ke pos keamanan untuk dilakukan pencatatan. Pos
keamanan juga harus mendata setiap tamu yang akan masuk dan keluar proyek. Pos keamanan berada dengan elevasi lebih tinggi dari vincity
untuk pengamatan yang luas dan lebih baik.
Gambar 5. Pos Keamanan
5. Base Camp Barak Pekerja
Base camp proyek sering digunakan apabila proyek berada di luar kota. Tempat ini untuk menampung tim proyek sebagai tempat tinggal. Barak
pekerja merupakan bangunan tempat tinggal para pekerja. Barak pekerja ini dirancang dapat menggunakan sistem rakitan atau dengan rangka
kayu, menyesuaikan kondisi yang ada. Lokasi barak pekerja dapat berada di dalam lokasi proyek maupun di luar, tergantung ketersediaan
lahan, aspek keamanan atau permintaan pihak tertentu. Apabila tidak
berada di lokasi proyek, maka barak pekerja harus berada sedekat mungkin dengan lokasi proyek untuk memudahkan pengawasan dan
kelancaran proyek.
Gambar 6. Base Camp Barak Pekerja
6. Instalasi Listrik dan Penerangan
Suatu proyek membutuhkan energi listrik dalam jumlah yang cukup besar. Kebutuhan tersebut terutama untuk menjalankan peralatan seperti
tower crane, passanger hoist, lampu penerangan, dan lain-lain. Agar proses tersebut berjalan lancar maka dibutuhkan instalasi listrik dan
penerangan yang memadai. Sumber listrik dapat menggunakan genset atau PLN dan didistribusikan
ke lokasi proyek dan kantor. Instalasi listrik didesain sedemikian rupa sehingga terlihat rapi, efisien, tidak membayakan, dan tidak menggangu
aktifitas kegiatan proyek.
Gambar 7. Instalasi Listrik dan Penerangan
7. Instalasi Air Bersih
Pada pelaksanaan proyek diperlukan air bersih untuk beberapa kebutuhan seperti air curing beton, perawatan beton sample test, pembersihan ban
mobil, pekerjaan finishing, dan lain-lain. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan instalasi air bersih.
Instalasi air bersih dapat berupa susunan tanki air, instalasi pipa dan pompa. Air bersih dapat berasal dari air tanah atau PDAM. Instalasi air
bersih dibuat sedemikian rupa sehingga rapi, efisien, dan tidak mengganggu aktifitas kegiatan proyek.
Gambar 8. Istalasi Air Bersih
8. Instalasi Air Kotor
Pada pelaksanaan proyek sering terdapat air kotor, air sisa atau air buangan seperti contoh air sisa curing, air sisa pekerjaan bored pile, air
dari toilet, dan lain-lain. Adanya air buangan atau air kotor tersebut membutuhkan suatu instalasi air kotor di dalam proyek yang nantinya
dialiri di saluran air kota dengan syarat mutu air buangan baku tertentu yang sesuai persyaratan pemerintah setempat.
Instalasi air kotor berupa pipa pembuangan, saluran pengendap atau penyaring dan saluran drainase yang menuju saluran kota. Drainase
dibuat dengan saluran temporary dengan kemiringan dan debit untuk mengalirkan aliran permukaan ke drainase kota. Desain instalasi air
kotor diusahakan tidak menggangu aktifitas proyek, terlihat rapi dan efisien.
9. Pagar Proyek dan Pintu Gerbang
Pembuatan pagar proyek dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi merupakan suatu keharusan. Hal tersebut, untuk menjamin keamanan
kerja dalam lingkungan proyek. Karena fungsinya sebagai pengaman, maka pagar dibuat kokoh dan tidak mudah roboh. Di samping itu, untuk
keserasian dengan lingkungan sekitarnya, maka pagar proyek harus dicat dan diberi dekorasi secukupnya, sehingga terlihat lebih asri.
Konstruksi pagar proyek dibuat dengan menggunakan dinding seng dan didukung oleh tiang-tiang besi atau kayu dan diikat dengan baut pengikat
pada jarak tertentu. Sehingga, konstruksinya kuat sebagai pengaman proyek yang sedang dikerjakan.
Pagar proyek ini ditempatkan pada sisi yang membutuhkan. Apabila dalam suatu proyek telah ada bangunan existing yang dianggap dapat
berfungsi sebagai pagar proyek dimana dinilai cukup kuat, maka pada area sisi tersebut tidak perlu dipasang pagar proyek. Pada kondisi
tertentu saat site survey, pihak pemilik sudah memasang pagar proyek. Pada kondisi ini maka pagar proyek oleh kontraktor sudah tidak perlu
dipasang lagi, kecuali apabila ditemukan beberapa bagian dari pagar existing yang dianggap rusak dan perlu diganti.
Pintu gerbang terbuat dari pintu dengan standar dari PT. PP Persero , Tbk. Gerbang terbuat dari rangka baja yang dengan mudah dipasang dan
dibongkar, dengan cover dari material logam dengan penampilan standar dari PT. PP Persero ,Tbk.
Gambar 9. Pintu Gerbang
10. Penempatan alat berat dan alat ringan
Pada proyek-proyek konstruksi gedung bertingkat tinggi atau gedung bertingkat rendah dengan denah yang luas, diperlukan alat-alat berat
untuk transportasi material, terutama untuk arah vertikal. Untuk sistem transportasi vertikal ini, tower crane dan lift barang marupakan alat
transportasi yang sering digunakan pada proyek pembangunan gedung bertingkat.
Tower crane diperlukan terutama sebagai pengangkut vertikal bahan- bahan untuk pekerjaan struktur, seperti besi beton, bekisting, beton cor,
dan material lainnya. Penempatan tower crane, harus direncanakan bisa menjangkau seluruh area proyek konstruksi bangunan yang akan
dikerjakan dengan manuver yang aman tanpa terhalang. Penggunaan tower crane tersebut, juga harus memperhitungkan beban maksimum
yang mampu diangkatnya. Pada kondisi tertentu saat penggunaan tower crane tidak dimungkinkan, maka digunakan mobile crane. Dapat pula
digunakan kombinasi keduanya apabila diperlukan.
Konstruksi tower crane yang perlu direncanakan dengan cermat adalah pondasi dan penempatan bracing sebagai pengaku pada saat bangunan
telah mencapai ketinggian tertentu free standing. Pondasi tower crane berupa pondasi beton plat setempat dengan bored pile atau tiang pancang.
Pondasi tower crane pada posisi tower crane di dalam gedung, memanfaatkan pondasi gedung yang akan dibangun. Sedangkan bracing
menggunakan material baja yang diangkurkan ke struktur bangunan yang sudah jadi pada elemen struktur kolom maupun balok dan plat lantai.
Sementara itu, lift barang atau passanger lift merupakan alat transportasi vertikal untuk pengangkutan material pekerjaan finishing maupun tenaga
kerja proyek. Konstruksi lift bahan dan penumpang ini, dibuat seperti pada tower crane yang meliputi pondasi struktur rangka untuk rail lift,
diperkuat dengan bracing yang diangkur pada struktur bangunan yang sudah jadi. Penggunaan alat-alat ringan seperti compressor, alat
pengukuran, scaffolding, pompa air dan lain-lain menyesuaikan kebutuhan proyek.
Gambar 10. Tampak atas jangkauan Tower Crane
Dari analisa pekerjaan di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan Tower Crane untuk pelaksanaan pekerjaan maksimum memerlukan 1 buah TC
dengan radius yang dibutuhkan untuk menjangkau seluruh area yaitu radius 60 m. Dengan pertimbangan efisiensi alat berat dan kemudahan
dalam pembongkaran.
Gambar 11. Tampak atas Lokasi Penempatan Passenger Hoist
Berdasarkan analisa pekerjaan passanger hoist dengan asumsi passenger hoist yang digunakan berkapasitas 2,4 ton jam kerja 10 jam maka jumlah
passanger hoist yang diperlukan adalah 2 passanger hoist kapasitas 2,4 ton untuk mengangkut tenaga kerja dan material arsitektur. Untuk
penempatannya diusahakan pada lokasi yang datar secara vertikal. Agar memudahkan Tower Crane dalam mengirim maupun mengambil
barang pada lantai yang tinggi, maka perlu disediakan adanya terminal barang. Pada proyek ini disediakan terminal barang yang ditempatkan
pada sisi bangunan, sehingga materialbarang yang diangkut Tower Crane dapat memenuhi seluruh area kerja.
Untuk keperlukan transportasi material arsitektur, jika dianggap kurang maka dapat digunakan Tower Crane yang akan dipertahankan hingga
pekerjaan selesai dikerjakan. 11.
Toilet Sebagai fasilitas sanitasi yang harus ada pada proyek diperlukan toilet.
Toilet dibedakan desain dan lokasinya berdasarkan peruntukannya. Toilet untuk karyawan dan konsultan dibuat berbeda dengan untuk
pekerja. Toilet untuk karyawan dan konsultan ini ditempatkan sedekat mungkin dengan kantor. Sedangkan toilet untuk pekerja diletakkan
berada di lokasi pekerjaan yang sedang berlangsung. Toilet dibuat dengan finishing keramik dan kloset dengan kualitas bagus. Tersedia
juga bak air.
Gambar 12. Toilet
12. Area Parkir
Untuk melindungi kendaraan karyawan dan tamu dari cuaca serta untuk kerapian dan kenyamanan, maka dibuat areal parkir pada lokasi proyek.
Area parkir sebisa mungkin ditempatkan pada area yang teduh dengan
tanah yang diberi perkerasan. Area parkir diatur sedemikian rupa agar terlihat rapi dimana kendaraan tersusun dengan baik.
Area parkir dengan kapasitas cukup dan dapat melindungi kendaraan dari hujan dan cuaca panas. Pada kondisi tertentu, area parkir tidak
dilengkapi dengan pelindung namun tetap tersusun rapi. Area parkir sebisa mungkin dipisahkan antara parkir kendaraan roda dua dengan
parkir kendaraan roda empat. Pada kondisi tertentu pula dimana lokasi proyek sangat sempit, area parkir ditempatkan di luar area proyek seperti
di halaman dekat lokasi proyek, di jalan sebelah proyek dengan ijin pihak terkait atau yang lainnya.
Gambar 13. Area Parkir Proyek
E. Manajemen Proyek